STEP 1
1. Mood : keadaan emosional dalam diri seseorang yang dialami secara subyektif.
2. Afektif : respon emosiaonal yang bisa dinilai melalui ekspresi wajah, pembicaraan,
3. Sindroma depresi : sindrom yang menunjukan penurunan afektif dan aktivitas sehari
hari.
mudah turun lelah, kurang konsentrasi, penurunan rasa percaya diri dan
STEP 2
Depresi itu sendiri bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
FAKTOR BIOLOGIS
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memiliki peranan yang penting
dalam mengendalikan emosi kita. Dalam otak terdapat substansi biokimiawi yaitu
neurotransmiter ini berlebih dapat menjadi penyebab gangguan manik. Selain itu
pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin yang rendah di
menunjukkan aktivitas dopamin yang menurun pada depresi dan meningkat pada
mania. Obat yang menurunkan kadar dopamin seperti reserpine dan pada penyakit
yang mengalami penurunan dopamin seperti parkinson disertai juga dengan gejala
mesolimbik dan hipoaktivitas reseptor dopamin tipe 1 (D1) terjadi pada depresi.2
memperparah mania. Agen lain yang dapat memperburuk mania termasuk L-dopa,
yang berpengaruh pada reuptake dopamin dan serotonin. Calsium channel blocker
abnormal neuron yang mengandung amine biogenik. Secara teoritis, disregulasi pada
sumbu neuroendokrin seperti sumbu tiroid dan adrenal terlibat dalam gangguan
Suppression Test, 50% dari pasien yang menderita depresi memiliki respon yang
mengambarkan adanya regulasi tiroid yang abnormal pada pasien dengan gangguan
mood. Sepertiga dari pasien dengan gangguan depresif berat memiliki pelepasan
tirotropin yang tumpul. Penelitian terakhir melaporkan kira-kira 10% pasien dengan
dapat dideteksi.2
hormon pertumbuhan antara pasien depresi dengan orang normal. Penelitian juga
telah menemukan bahwa pasien dengan depresi memiliki penumpulan respon
Gangguan tidur adalah gejala yang sering ditemukan pada pasien depresi.
Menurunnya kebutuhan tidur adalah gejala klasik dari mania. Penelitian telah
onset tidur, pemendekan latensi rapid eye movement (REM), peningkatan panjang
periode REM pertama dan tidur delta yang abnormal. Pada depresi terjadi regulasi
Penelitian melaporkan adanya kelainan imunologis pada pasien depresi dan pada
orang yang berdukacita karena kehilangan sanak saudara, pasangan atau teman
Pada pencitraan otak pasien dengan gangguan mood terdapat sekumpulan pasien
dengan gangguan bipolar I terutama pasien laki-laki memiliki ventrikel serebral yang
depresif berat. Pencitraan dengan MRI juga menyatakan bahwa pasien dengan
gangguan depresif berat memiliki nukleus kaudatus yang lebih kecil dan lobus
frontalis yang lebih kecil. Banyak literatur menjelaskan penurunan aliran darah pada
korteks serebral dan area korteks frontalis pada pasien depresi berat.2
ganglia basalis dan hipotalamus. Gangguan pada ganglia basalis dan sistem limbik
terutama pada hemisfer yang dominan dapat ditemukan bersamaan dengan gejala
depresif. Disfungsi pada hipotalamus dihubungkan dengan perubahan pola tidur,
nafsu makan dan perilaku seksual pada pasien dengan depresi. Postur yang
beberapa gejala depresi yang juga ditemukan pada penderita dengan gangguan
FAKTOR GENETIK
Seseorang yang memiliki keluarga dengan gangguan mood memiliki resiko lebih
besar menderita gangguan mood daripada masyarakat pada umumnya. Tidak semua
orang yang dalam keluarganya terdapat anggota keluarga yang menderita depresi
secara otomatis akan terkena depresi, namun diperlukan suatu kejadian atau
peristiwa yang dapat memicu terjadinya depresi. Pengaruh gen lebih besar pada
depresi berat dibandingkan depresi ringan dan lebih berpengaruh pada individu
muda dibanding individu yang lebih tua. Penelitian oleh Kendler (1992) dari
depresi sebesar 70% karena faktor genetik, 20% karena faktor lingkungan dan 10%
Pada penelitian keluarga ditemukan bahwa keluarga derajat pertama dari penderita
gangguan bipolar I dan 2 sampai 10 kali lebih besar untuk menderita gangguan
depresi berat dibanding kelompok kontrol. Keluarga derajat pertama pasien dengan
gangguan depresif berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar untuk
menderita gangguan bipolar I dan 2 sampai 3 kali lebih besar untuk menderita
keluarga melebar. Contohnya, keluarga derajat kedua seperti sepupu lebih kecil
menderita gangguan mood. Sekitar 50% pasien dengan gangguan bipolar I memiliki
orang tua dengan gangguan mood terutama depresi. Jika orang tua menderita
25%. Jika kedua orang tua menderita gangguan bipolar I maka kemungkinan anaknya
Pada penelitian adopsi, anak biologis dari orang tua dengan gangguan mood tetap
beresiko terkena gangguan mood walaupun mereka telah dibesarkan oleh keluarga
angkat yang tidak menderita gangguan mood. Orang tua biologis dari anak adopsi
dengan gangguan mood mempunyai prevalensi gangguan mood yang sama dengan
orang tua dari anak dengan gangguan mood yang tidak diadopsi. Prevalensi
gangguan mood pada orang tua angkat sama dengan prevalensi pada populasi
umumnya.2
Pada penelitian saudara kembar, angka kejadian gangguan bipolar I pada kedua
saudara kembar monozigot adalah 33-90% dan untuk gangguan depresif berat,
angka kejadian pada kedua saudara kembar monozigot adalah 50%. Pada kembar
dizigot angkanya berkisar 5-25% untuk menderita gangguan bipolar I dan 10-25%
genetik telah dilaporkan pada kromosom 5, 11 dan X. Gen reseptor D 1 terletak pada
kromosom 5 dan gen untuk tiroksin hidroksilase yaitu enzim yang membatasi
pada kromosom 18 dan sekitar 20% terkait lokus pada kromosom 21q22.3. Tidak ada
penyebab tunggal untuk gangguan bipolar namun gangguan ini biasanya merupakan
hasil dari kombinasi faktor keluarga, biologis, psikologis dan faktor sosial.7
FAKTOR PSIKOSOSIAL
Telah lama diamati bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress sering
Beberapa artikel menjelaskan hubungan antara fungsi keluarga dengan onset serta
perjalanan gangguan mood khususnya gangguan depresif berat. Ada bukti bahwa
individu yang kehilangan ibu saat masih muda memiliki resiko lebih besar terkena
depresi. Pada pola pengasuhan, orang tua yang menuntut dan kritis, menghargai
kesuksesan dan menolak semua kegagalan membuat anak mudah terserang depresi
di masa depan. Anak yang menderita penyiksaan fisik atau seksual membuat
tinggi rendahnya depresi yang dialami seseorang. Tipe kepribadian tertentu seperti
tinggi, mudah terpengaruh, pemalu, suka mengkritik diri sendiri, memiliki harga diri
yang rendah, hipersensitif, perfeksionis dan memusatkan perhatian pada diri sendiri
diarahkan secara internal karena identifikasi terhadap objek yang hilang. Menurut
Melanie Klein, siklus manik depresif merupakan pencerminan kegagalan pada masa
mereka memiliki objek cinta yang dihancurkan oleh mereka sendiri. Klein
orang lain, menyangkal adanya agresi atau destruktivitas terhadap orang lain dan
E Bibring memandang depresi sebagai suatu afek yang berasal dari ketegangan
dalam ego antara aspirasi seseorang dengan kenyataan yang ada. Pasien yang
terdepresi menyadari bahwa mereka tidak hidup dengan ideal sehingga mereka
merasa putus asa dan tidak berdaya. Menurut Heinz Kohut, orang yang terdepresi
merasakan suatu ketidaklengkapan dan putus asa kerena tidak menerima respon
yang diinginkan.2
Menurut teori kognitif, interpretasi yang keliru dalam menilai pengalaman hidup,
Teori neurobiologik
Teori biologik memfokuskan pada abnormalitas norepinefrin (NE) dan serotonin (5-
pasien depresi.
Jaringan otak terdiri atas berjuta-juta sel otak yang disebut neuron. Sel ini terdiri atas
badan sel, ujung axon dan dendrit. Antara ujung sel neuron satu dengan yang lain
terdapat celah yang disebut celah sinaptik atau sinapsis. Satu neuron menerima
yang disebut neurotransmiter. Terjadi potensial aksi dalam membran sel neuron
(prasinaptik) ke celah sinaptik lalu ditangkap reseptor di membran sel dendrit dari
Subsensitivitas reseptor adalah bila terjadi sebaliknya. Bila reseptor di blok oleh obat
dan histamin. Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin disintesis dari asam amino yang
(5-HT).
Selain kelompok amin biogenik, ada neurotransmiter lain dari asam amino.
Asam amino dikenal sebagai pembangun blok protein. Dua neurotransmiter utama
dari asam amino ini adalah gamma-aminobutyric acid (GABA) dan glutamate. GABA
adalah asam amino inhibitor (penghambat), sedang glutamate adalah asam amino
eksitator. Kadang cara sederhana untuk melihat kerja otak adalah dengan melihat
depresi. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya obat antidepresan trisiklik dan
Serotonin
psikiatrik. Ada sekitar 14 reseptor serotonin, 5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang
Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. Sistem
ritmik sirkadian (siklus tidur-bangun, temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA).
alat pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap 5-HT1A dan 5-
HT2A pada pasien dengan depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi
pengobatan. Kadar serotonin rendah pada penderita depresi yang agresif dan bunuh
diri.
pasien depresi. Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan mood pada
pasien depresi yang remisi dan individu yang mempunyai riwayat keluarga
menderita depresi. Memori, atensi, dan fungsi eksekutif juga dipengaruhi oleh
melalui serotonin. Ia dikaitkan dengan fungsi kognitif yang terjadi sekunder akibat
berkurangnya triptofan.
Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG tidur dan
HPA aksis. Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak
Noradrenergik
ceruleus(LC) batang otak dan berproyeksi ke korteks serebri, sistem limbik, basal
terlibat dalam sensitisasi perilaku terhadap stressor dan pemanjangan aktivasi locus
Locus ceruleus juga tempat neuron-neuron yang berproyeksi ke medula adrenal dan
Stresor akut dapat meningkatkan aktivitas LC. Selama terjadi aktivasi fungsi
LC, fungsi vegetatif seperti makan dan tidur menurun. Persepsi terhadap stressor
ditangkap oleh korteks yang sesuai dan melalui talamus diteruskan ke LC,
meningkat pada perilaku yang mencari rasa senang dan perilaku yang bertujuan.
Penurunan ini dapat menyebabkan anergia, anhedonia, dan penurunan libido pada
depresi.
Hasil metabolisme norepinefrin adalah 3-methoxy-4-hydroxyphenilglycol
mengalami defisiensi pada penderita depresi. Kadar MHPG yang keluar di urin
meningkat kadarnya pada penderita depresi yang di ECT (terapi kejang listrik).
Dopamin
motivasi, konsentrasi, memulai aktivitas yang bertujuan, terarah dan kompleks, serta
tugas-tugas fungsi eksekutif. Penurunan aktivitas dopamin pada sistem ini dikaitkan
simptom depresi.
Neurotransmiter lain
serebri dan mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem monoamin. Abnormal
kadar kolin (prekursor asetilkolin) terdapat di otak pasien depresi. Obat yang bersifat
agonis kolinergik dapat menyebabkan letargi, anergi, dan retardasi psikomotor pada
terdapat penurunan GABA. Stressor khronik dapat mengurangi kadar GABA dan
yang terdistribusi hampir di seluruh otak. Ada 5 reseptor glutamat, yaitu NMDA,
kainat, L-AP4, dan ACPD. Bila berlebihan, glutamat bisa menyebabkan neurotoksik.
tercatat dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang
mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh
tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan.
Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang
Stressor pada awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang
menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf
kehidupannya. Selain itu , setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan
terhadap stressor.
Keadaan ini menjadi dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa.
Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.
terhadap stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat
penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.
seseorang terhadap stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi
bila orang tersebut menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh
kortisol menekan sekresi CRH sehingga pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini
stressor.
kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini
pada gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan
keadaan depresi, terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi
inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui dengan test DST (dexamethasone
supression test).
untuk komunikasi berbagai beagian di otak dan sistem syaraf. Senyawa neurokimiawi
ini, dikenal sebagai neurotransmiter, sangat esensial bagi semua fungsi otak. Sebagai
pembawa pesan, mereka datang dari satu tempat dan pergi ke tempat lain untuk
Misalnya, GABA diketahui menurun kadarnya dalam darah dan cairan spinal
pada pasien mania. Norepinefrin meningkat kadarnya pada celah sinaptik, tapi
dengan serotonin normal. Dopamin juga meningkat kadarnya pada celah sinaptik,
yang menurunkan kadar dopamin bisa memperbaiki mania, seperti juga pada
skizofrenia.
Sumber :
858
tercatat dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang
mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh
tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan.
Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang
Stressor pada awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang
menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf
kehidupannya. Selain itu , setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan
terhadap stressor.
Keadaan ini menjadi dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa.
Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.
terhadap stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat
penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.
seseorang terhadap stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi
bila orang tersebut menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh
kortisol menekan sekresi CRH sehingga pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini
stressor.
kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini
pada gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan
keadaan depresi, terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi
inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui dengan test DST (dexamethasone
supression test).
sindroma depresi?
depresi yaitu
F32.Episode Depresi
afek depresif
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
Gejala Lainnya :
f. Tidur terganggu
Gejala Fisik
rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi
yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum
Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit)
depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal,
merokok terus menerus, sering menelpon yang tak perlu. Yang jelas,
orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya yang
menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau
ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat
Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah
dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak suka !
Gejala Psikis
Perhatikan baik-baik gejala psikis di bawah ini, apakah Anda atau rekan
lainnya.
sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang
tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang
sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka
menyendiri.
Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena
kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari
dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang
Gejala Sosial
Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada
interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak
hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan
minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak
dibagimenjadi:
F30.0Hipomania
sesuai dengan diagnosis hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat
ditegakkan.
energi dan aktivitas(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
dan
Psikotik
• Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
Psikotik
Gejala Psikotik
F32.Episode Depresi
afek depresif
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
Gejala Lainnya :
m. Tidur terganggu
1. KRITERIA DIAGNOSIS
- tidak boleh ada gejala yang berat dan keinginan untuk bunuh diri
minggu
- hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya
- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkibn tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian penilaian
dibenarkan.
minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,
pekerjaan atau urusan rumah tangga kecuali paada taraf yang sangat
terbatas.
Tanyakan kpn dy pny ide utk bunuh diri, bila dlm wktu 2 minggu
Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode
kehidupan yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak
Pedoman Diagnostik
Pedoman Diagnostik
Untuk Diagnostik pasti :
Psikotik
Pedoman Diagnostik
Psikotik
Pedoman Diagnostik
Untuk Diagnostik pasti :
Pedoman Diagnostik
F34.0 Siklotimia
untuk mana pun yang disebut dalam episodemanik (F30.-) atau episode
depresif (F32.-).
F34.1 Distimia
tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria
• Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung
• Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah
• Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir jika tak ada istilah lain
Sumber :
69.2.
PENATALAKSANAAN
ng
dipantau gangguan
· Dosis
setiap 3-6 kognitif,
direndahka
bulan, gangguan
n pada
sedangka saluran cerna,
pasien
n tes rambut
diatas 65
tahun dan fungsi rontok,
ginjal. setiap 12
bulan.
. dan sedasi
· Rawat
jalan: dosis
inisial 500
mg, titrasi
250-500
mg/hari.
· Dosis
maksimum
60
mg/kg/hari
inisial 25 hipersensitifit
pada 2 Steven
minggu Johnson,
pertama, toksik
lalu 50 mg epidermal
pada nekrolisis
minggu
kedua dan
ketiga.
· Dosis
diturunkan
setengahn
ya bila
pasien juga
mendapat
valproate.
Lamotrigine · Dosis inisial ? Rash kulit,
25 mg/hari hipersensitifitas,
50 mg pada epidermal
dan ketiga.
· Dosis
diturunkan
setengahnya
bila pasien
juga mendapat
valproate.
ANTIDEPRESAN
(SSRI), dan sekelompok antidepresan lain yang tidak termasuk tiga kelas
pertama (Tabel dibawah). Indikasi klinis utama untuk penggunaan
obat ini berguna untuk mengatasi gangguan defisit perhatian pada anak-
Antidepresan Trisiklik
dengan riwayat jantung yang dapat diterima dan gambaran EKG dalam
batas normal, terutama bagi individu di atas usia 40 tahun, ATS aman
Antidepresant
dahulu selama 3-4 minggu, termasuk juga untuk menetapkan suatu obat
akan dialami pengguna obat tertentu tapi hal yang sekaligus merupakan
bukti bahwa obat itu sedang sedang bekerja dalam tubuh, dan tak perlu
hilangnya.
keluarganya, untuk mewaspadai hal yang tak diingini. Jika tak ada
antidepressant.
Lithium
antidepressant lain.
ion lithium dengan ukuran yang amat kecil tersebar melalui membrana
membrana potensial itu. Masih belum jelas betul makna interaksi antara
terpusat pada efek konsentrasi ion nya yang rendah dalam metabolisme
alam perasaan.
Psikoterapi
sakit.
bunuh diri
gelisah.
o ANTIMANIA
1. Secara umum
2. Terapi kimiawi
- Senyawa phenothiazine
- Senyawa butyrophenone
3. Terapi elektrolit
Sumber :
35
STEP 3
1. Mengapa pasien merasa sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, kurang semangat
Fisiologis : karena kurang dari serotonin dihasilkan dari nukleus raphe, ada di celah
sinaps yang banyak serotonin karena pengambilan kembali terlalu cepat atau karena
monoamine oksidase???
serotonin : asam amino triptopan, 80% terdapat di usus, 20% di neuron otak
cara kerja:
N1 : saat mulai tetidur (5 menit) ada sensari terjatuh karena kontraksi otot tiba2
N3 dan N4 : aktivitas otak sgt lambat darah dialirkan ke otot untuk energi
Mata bergerak/berkedut tapi aktivitas otak naik sering terjadi fase mimpi. Otak
Serotonin
- siang dapat diubah menjadi melatonin malam hari di keluarkan bisa tidur.
Depresi : 6 bulan
6. Apakah ada hubungan dari umur dan jenis kelamin dengan sindroma depresi?
MOOD
- Euthymia : normal
AFEK
- Tension : tertekan
- Panik
- Parathymia
4. flat/datar : tidak ada ekspresi dari efk suara monoton wajah tidak bergerak
Gangguan mood : perubahan mood atau afek biasanya ke arah deprese (mood
Berdasarkan episode
- Tunggal
- Multipel
3. Hipomaniak
1. Depresi ringan
2. Depresi sedang