Anda di halaman 1dari 5

MENUJU KONSEP SMART CITY

Wijaya
Email: wijayastmm3@gmail.com
Universitas Mercubuana, Magister Teknik Elektro
Dosen : Dr. Ir. Iwan Krisnadi., MBA

ABSTRAK
Tujuan penyusunan adalah untuk menemukan gambaran secara deskriptif mengenai proses pembangunan
dan pengelolaan kota atau daerah menuju konsep Smart City, dimana penyusunan makalah diawali
dengan menyajikan defenisi dari beberapa literature, memahami kerangka konseptual dan elemen dari
Smart City serta mengkaji langkah keberhasilan kota yang telah menerapkan konsep Smart City.
Sehingga diharapkan dapat menjadi masukkan bagi pemimpin kota atau daerah serta masyarakat dalam
mendukung proses pengimplementasiannya
Kata kunci : Smart City, Konseptual Smart City

menuangkan dalam Rencana Pembangunan


BAB I Jangka Menengah Daerah (RPJMD) [3] maupun
PENDAHULUAN Rencana Strategis Dinas dalam Satuan Kerja
Pemerintah Daerah [4]. Namun, untuk dapat
1.1 Latar Belakang membangun Smart City yang diharapkan
Istilah “Smart City ” dalam kurun beberapa tentunya memerlukan pemahaman dimasing-
waktu ini sangat populer terdengar di masing lapisan kerja maupun masyarakat, selain
masyarakat, baik lewat media cetak maupun itu perlunya pula memahami langkah yang telah
media sosial. Salah satu informasi yang ditempuh oleh kota-kota atau daerah yang telah
membanggakan Indonesia terkait Smart City berhasil menerapkan konsep Smart City.
adalah keberhasilan Walikota Bandung, Ridwan Untuk mengatasi masalah tersebut,
Kamil dengan terpilihnya kota Bandung dalam makalah ini berisi mengenai beberapa literature
Smart City Expo World Congress sebagai terkait defenisi, kerangka konseptual, elemen
finalis World Smart City 2015[1]. Selain kota atau dimensi untuk membuat kota atau daerah
bandung, sebenarnya istilah Smart City telah menuju Smart City serta membahas langkah
dipopulerkan lebih dulu oleh kota Surabaya strategis dari beberapa kota di Indonesia yang
dalam penghargaan nasional yang diraihnya di telah berhasil menuju konsep Smart City.
ajang Smart City Award 2011. Penghargaan Diharapkan dengan penyajian makalah ini
tersebut diberikan oleh majalah Warta Ekonomi dapat menambah pemahaman pembaca dan
dan Warta eGov untuk kabupaten atau kota pemimpin daerah dalam mendukung
yang telah mengimplementasikan teknologi pembangunan kota atau daerah yang menuju
informasi dan komunikasi dalam tatanan konsep Smart City untuk peningkatan pelayanan
kehidupan, sehingga menciptakan kota yang kepada publik.
pintar. Berkat sentuhan manajemen kota yang
baik oleh Ibu Tri Rismaharini, maka kota BAB II
Surabaya berhasil dalam pembangunan dan KAJIAN LITERATUR
pengelolaan kota yang lebih cerdas
dibandingkan dengan kota-kota lain di Pada bab ini akan dijelaskan mengenai
Indonesia [2]. gambaran umum Definisi Smart City, Konsep
Dengan adanya penghargaan-penghargaan dan Elemen Smart City dan Langkah Strategis
dan mafaat yang baik dari keberhasilan konsep Keberhasilan Beberapa Kota Menuju Konsep
Smart City tersebut, diberbagai kota lainnya di Smart City.
Indonesia menjadi motivasi tersendiri terutama
bagi para pemimpin kota dan daerah untuk 2.1. Definisi Smart City
membangun “kota pintar”. Tentunya Terdapat banyak defenisi dari Smart City dalam
motivasinya adalah dalam rangka meningkatkan kajian beberapa literature, dimana penyajian
pelayanan dan kenyamanan publik. Dibeberapa definisi menyoroti aspek dari sudut yang
kota dan daerah di Indonesia telah ada yang berbeda-beda, diantaranya :

1
 Menurut Washburn, D., dkk, Smart City di City diawali dengan penggunaan teknologi
defenisikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang biasanya
komputasi cerdas untuk mengintegrasikan bersifat parsial, pada masalah-masalah prioritas.
komponen-komponen penting dari infrastruktur Sebagai contoh, Kota Amsterdam yang
dan layanan kota, seperti administrasi kota, mendasarkan penggunaan TIK untuk
pendidikan, kesehatan, keselamatan publik, real mengurangi polusi, atau Kota Tallim, sebagai
estate, transportasi dan keperluan kota lainnya, ibukota Estonia yang memulai pengelolaan kota
dimana penggunaan keseluruhannya harus yang cerdas dari segi pemerintahannya dengan
dilakukan secara cerdas, saling berhubungan e-government dan menggunakan smart ID card
dan efisien [5]. dalam pelayanan bagi penduduknya, maupun
 Menurut Giffinger, R., dkk, Smart City Kota Songdo di Korea Selatan yang
merupakan sebuah kota yang terdepan di dalam mendasarkan pengembangan kota berbasis TIK
perekonomian, sumber daya manusia, untuk mengembangkan Songdo sebagai pusat
pemerintahan, mobilitas, lingkungan, dan bisnis internasional[9].
kehidupan masyarakat, yang mana keseluruhan Adapun contoh di Indonesia beberapa
dibangun secara cerdas, independen dan kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya,
memiliki kesadaran dari masyarakatnya[6]. Yogyakarta dan Malang memiliki masalah
 Sedangkan menurut Hall, R. E., Smart City pertambahan penduduk yang signifikan,
adalah sebuah kota yang memonitor dan kemacetan, penumpukan sampah dan masalah
mengintegrasikan kondisi semua kependudukan lainnya yang memerlukan
infrastrukturnya, termasuk jalan, jembatan, pemecahan masalah yang tepat. Berkat sentuhan
terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, teknologi beberapa kota besar tersebut mulai
pelabuhan, komunikasi, air, listrik, bahkan mengarah kepada penerapan konsep Smart City,
seluruh bangunan pemerintahan sehingga dapat yakni dengan lahirnya e-government, e-
digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya, procurement,e-budgeting, e-delivery, e-
rencana kegiatan dan memantau keamanan controlling, dan e-monitoring[10].
sekaligus memaksimalkan pelayanan kepada Dapat diambil garis besar dari
warganya[7]. mengartikan Konsep Smart City sebagai konsep
 Adapun dalam definisi Nijkamp, dkk, Smart yang telah melalui penyempurnaan-
City didefinisikan sebagai kota yang mampu penyempurnaan dari konsep yang telah terlebih
menggunakan SDM, modal sosial, dan dahulu berkembang dengan menambal
infrastruktur telekomunikasi modern kekurangan-kekurangan yang ada dan
(Information and Communication Technology) mempertimbangkan aspek-aspek yang mungkin
untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi belum ada pada konsep-konsep berbasis
berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
tinggi, dengan manajemen sumber daya yang yang telah muncul sebelumnya. Konsep ini pada
bijaksana melalui pemerintahan berbasis akhirnya tidak hanya mendasarkan
partisipasi masyarakat[8]. pembangunan dan pengelolaan kota dalam
Dari beberapa literature dapat diartikan Smart dimensi teknologi, namun juga mencakup
City sebagai kota yang memanfaatkan teknologi dimensi manusia dan dimensi institusional[11].
informasi untuk mengintergrasikan seluruh Dibeberapa literarure penelitian
infrastruktur dan pelayanan dari pemerintah lainnya terkait dimensi dalam konsep Smart
kepada masyarakat, seperti administrasi, City juga merujuk pada ke tiga dimensi
pendidikan, kesehatan, transportasi, tersebut, yaitu :
perekonomian, sumber daya energy, 1. Dimensi teknologi, diperlukan
pemukiman dan keselamatan publik sehingga pembangunan kota yang digital dan terintegrasi
dengan bersynergy-nya seluruh aspek tersebut dengan dukungan infrastruktur fisik, teknologi
bersama masyarakat akan dapat meningkatkan pintar, perangkat mobilitas tinggi dan jaringan
pembangunan dan pengelolaan kota. komputer yang memadai.
2. Dimensi Sumber Daya Manusia,
2.2. Konsep dan Elemen Smart City diperlukan kreatifitas, pengetahuan, pendidikan
Berkembangnya konsep Smart City, dan pembelajaran sebagai pendorong utama
menimbulkan pemahaman terhadap konsep terbentuknya kota yang cerdas, dimana
Smart City yang beragam dan belum jelas atau permasalahan yang bersifat manual
konsisten. Kota-kota yang disebut Smart City ditransformasi dengan pengetahuan ke model
pada awalnya memiliki terobosan baru dalam system digital melalui kratifitas dan disajikan
penyelesaian-penyelesaian masalah di kotanya, dalam bentuk pembelajaran yang sepenuhnya
yang kemudian sukses meningkatkan performa perlu konsisten untuk dilaksanakan.
kotanya. Pembangunan kota-kota menuju Smart 3. Dimensi Institusional, diperlukan dukungan

2
dari pemerintah dan kebijakan untuk Government, Academician, Citizen/civil
pemerintahan sebagai dasar dari desain dan community, Developers, Media dan Private
implementasi kota yang cerdas. Kebijakan sectors.
tidak hanya mendukung tetapi juga berperan, Keseluruhan stakeholders tersebut
dimana terbentuk hubungan antara lembaga memiliki peranan masing-masing dalam
pemerintah dan pihak non-pemerintah, dan mengimplementasikan konsep Smart City.
sektor lainnya dalam membangun lingkungan Sebagai ilustrasi, pemerintah perlu membuat
administratif yang terintegrasi. kebijakan yang mendukung terciptanya
ekosistem kota pintar yang terintegrasi.
Akademisi memberikan sumbangan saran
kebijakan berdasarkan riset dan penelitian yang
mereka lakukan.
Developer membuat aplikasi yang
memanfaatkan teknologi. Media
mempromosikan dan mensosialisasikan semua
program. Pihak swasta mendukung dengan
modal, dan komunitas serta masyarakat turut
berpartisipasi dengan mengubah kebiasaan lama
yang buruk dan mempraktikkan yang baru. Jika
salah satu pihak tidak berkontribusi, maka
konsep ini tidak akan berjalan dengan baik[13].

Selain ketiga dimensi tersebut, terdapat juga 2.3. Langkah Strategis Keberhasilan
elemen utama dalam Smart City yakni Beberapa Kota Menuju Konsep Smart City
infrastruktur, modal, aset, perilaku, budaya, Keberhasilan penerapan menuju kota cerdas
ekonomi, sosial, teknologi, politik, lingkungan. seperti Surabaya dalam pembangunan dan
Dan level dari penerapan Smart City terbagi pengelolaan kota yang lebih cerdas
dalam 6 level, diantaranya [12]: dibandingkan dengan kota-kota lain di
1. Level 0, merupakan level awal dari Indonesia maupun Bandung yang dalam Smart
pengimplementasian konsep Smart City, level City Expo World Congress sebagai finalis
ini ditandai dengan masih kota biasa namun World Smart City 2015.
terdapat potensi menjadi Smart City. Tentunya keberhasilan tersebut memiliki
2. Level 1, merupakan level memulainya suatu indikator tolak ukur tersendiri, diantaranya :
kota atau daerah menjadi Smart City, smart living, environment (lingkungan), utility
ditandai dengan tersedia internet secara (ultilitas/prasarana), economy (ekonomi),
menyeluruh di wilayah kota. mobility (mobilitas), people (manusia,
3. Level 2, merupakan tahap kelanjutan dari masyarakat). Keenam konsep kota cerdas ini
level pertama, dimana ditandai dengan kota dapat dikembangkan berdasarkan kriteria dan
mulai terhubung dengan jaringan di kota karakteristik kebutuhan penduduk perkotaan,
lainnya atau telah menerapkan konsep yang tidak sama antara kota yang satu dengan
Metropolitan Area Network (MAN). yang lainnya.
4. Level 3, merupakan level open information,
dimana kota telah memiliki keterbukaan dengan
kota lain untuk berbagi data dan informasi BAB III
secara online.
5. Level 4, merupakan level yang telah memiliki METODOLOGI
proses mengolahan data dan informasi
menggunakan keamanan yang baik, sehingga Meninjau langkah strategis kota Bandung dalam
setiap data yang terakses tetap terjaga nilai membangun kotanya menuju konsep Smart
kepentingan yang ada di dalam data dan City, diawali dengan langkah :
informasinya. 1. Pemerintah Walikota Bandung dibawah
6. Level 5, merupakan integrasi yang baik di Bapak Ridwan Kamil berfokus pada
dalam maupun antar kota sebagai kombinasi menyiapkan pondasi dan infrastruktur, melatih
level 2,3 dan 4. aparatur lebih smart dan tech-oriented serta
mulai berinisiatif open government.
Untuk mendukung suatu kota dalam menuju 2. Pemerintah Kota melakukan kerjasama
level ke lima diatas, maka diperlukannya dengan pihak swasta dalam penyedian jalur
stakeholders yang perlu dilibatkan dalam fiber optic dan bandwidth internet hingga
pengembangan konsep Smart City, antara lain : seluruh kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah

3
(SKPD) serta kamera CCTV Pemerintah Kota membutuhkan dukungan dari para pemimpin
telah terhubung jaringan.
kota.
3. Pemerintah membangun Bandung Command
Center (BCC) yang bekerjasama dengan IBM 2. Bekerjasama dengan melibatkan semua
Indonesia dan PT. LAPI ITB untuk pihak untuk berhasil melaksanakan misi sebagai
menyediakan platform Smart City. Tujuan Kota pintar, Pemimpin Kabupaten/Kota harus
dibangunnya BCC adalah untuk memberikan dapat bekerjasama menyelaraskan kepentingan
layanan akses yang cepat dan efisien kepada dan tujuan dari berbagai sektor, lembaga
masyarakat terhadap bantuan permasalahan kota masyarakat, sektor swasta dan seluruh
24 jam dimana saja dalam wilayah pemerintah komponen masyarakat.
kota Bandung. Serta peran aparat dapat 3. Membangun dan menggunakan infrastruktur
mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. pintar. Pemimpin Kabupaten/Kota harus mulai
4. Pemerintah membangun Teknopolis yang menjajaki teknologi dan konsep infrastruktur
dirancang sebagai pusat industry teknologi yang modern, terintegrasi dan pintar. Dengan
informasi dan komunikasi. menghadiri Konferensi dan pameran teknologi
5. Dan langkah yang terus dilakukan oleh di seluruh dunia sehingga memiliki pengetahuan
pemerintah kota adalah menggandeng dan menimba pengalaman dari berbagai kota di
pengembang aplikasi local untuk membuat negara lain sehingga akan lebih mudah untuk
aplikasi mobile yang dapat digunakan oleh memulai inisiatif pembangunan kota pintar di
warganya untuk mengakses data dan informasi daerahnya.
Pemerintah Kota Bandung. 4. Mempersiapkan model pembiayaan yang
Semua langkah tersebut membawa mampu. Menjawab tantangan dan peluang ke
kota Bandung sebagai finalis World Smart City depanModel standar pembiayaan investasi
2015. Adapun langkah strategis Kota Surabaya infrastruktur konvensional biasanya tidak
Jakarta, Surabaya dan kota lainnya menunjukan memadai dalam membangun sebuah kota pintar,
tahap-tahap strategis yang hampir sama yakni sehingga diperlukan model dan pendekatan
memiliki langkah untuk menuju konsep Smart baru. Misalnya, menggunakan tabungan dari
City dengan menggunakan keberanian investasi, teknologi dengan model jatuh tempo seperti
open government dan inovasi. smart meter, bisa mendanai penelitian teknologi
lainnya dan pengembangan bersama berbagai
bagian dari infrastruktur pintar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V
Pada bab ini akan dilakukan analisis hasil
SIMPULAN
pengamatan yang telah dilaksanakan. Sesuai
dengan pengamatan tersebut maka ada beberapa Pemahaman Smart City sebagai kota yang
memanfaatkan teknologi informasi untuk
hal yang menjadi factor penting untuk mengintergrasikan seluruh infrastruktur dan
dipertimbangkan saat merencanakan sebuah pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat,
yang dilandasi dengan konsep dimensi utama
kota menjadi Smart City. yaitu teknologi, sumber daya manusia dan
kepemerintahan. Dengan meninjau keberhasilan
kota yang telah menerapkan konsep Smart City
1. Mendorong dan mengembangkan pola baru menjadi masukkan bagi pemerintah dan
struktur Kepemimpinan dan tata kelola Kota masyarakat yang ingin menjadikan kota atau
daerahnya menuju konsep Smart City.
dan para pelaku usaha harus dapat bekerjasama
dalam memperjuangkan konsep Smart City,
menyikapi tantangan dengan bijaksana untuk DAFTAR PUSTAKA
mendapatkan keberhasilan dalam melayani
1. http://lifestyle.liputan6.com/read/2368
masyarakat. Pemimpin Kabupaten/Kota perlu 367/ridwan-kamil-pamer-bandung-
kepercayaan dan dukungan dari mitra usaha; finalis-world-smart-city-2015 diakses
20 Januari 2016 pukul 15.30 WITA
demikian juga sebaliknya, para pelaku usaha 2. http://nasional.kompas.com/read/2011/
09/20/1259306/Kota.Surabaya.Raih.Ti

4
ga.Kategori.\diakses 20 Januari 2016
pukul 15.40 WITA
3. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/
handle/123456789/15921/Bab%20I.do
cx?sequence=2.diakses 23 Januari
2016 pukul 06.00 WITA
4. http://bekasikota.go.id/read/11625/rpj
md-2013--2018 diakses 23 Januari
2016 pukul 06.10 WITA
5. Washburn, D., Sindhu, U., Balaouras,
S., Dines, R. A.,Hayes, N. M., &
Nelson, L. E. (2010). Helping CIOs
Understand “Smart City” Initiatives:
Defining the Smart City, Its Drivers,
and the Role of the CIO. Cambridge,
MA: Forrester Research, Inc. Available
at
http://public.dhe.ibm.com/partnerworld
/pub/smb/smarterplanet/forr_help_cios
_und_smart_city_initiatives.pdf.
6. Giffinger, R., Fertner, C., Kramar, H.,
Kalasek, R., Pichler-Milanovi�, N., &
Meijers, E. (2007). Smart Cities:
Ranking of European Medium-Sized
Cities. Vienna, Austria: Centre of
Regional Science (SRF), Vienna
University of Technology. Available at
http://www.smartcities.eu/download/s
mart_cities_final_report.pdf.
7. Hall, R. E. (2000). The vision of a
smart city. In Proceedings of the 2nd
International Life Extension
Technology Workshop (Paris, France,
Sep 28). Available at
http://www.osti.gov/bridge/servlets/pur
l/773961-
oyxp82/webviewable/773961.pdf.
8. Caragliu, A; Del Bo, C. & Nijkamp, P
(2011). “Smart cities in Europe”,
Journal of Urban
Technology,70.https://www.academia.
edu/7109813/Unplugging_Deconstruct
ing_the_Smart_Cities_Journal_of_Urb
an_Technology_2015_AOM_
9. etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/.
../S2-2013-343100-chapter1.pdf

Anda mungkin juga menyukai