Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Sistem
Manajemen Mutu dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan Tugas Mata Kuliah Sistem Manajemen Mutu ini, kami masih
banyak mendapat bantuan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. M. Agung Wibowo, MM, M.Sc, Ph.D selaku Dosen Mata Kuliah Sistem Manajemen
Mutu.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Tugas Mata Kuliah ini.
Kami menyadari bahwa Tugas Mata Kuliah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu demi
kesempurnaan Tugas Mata Kuliah ini, kami berharap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak.
Semoga Tugas Mata Kuliah ini dapat bermanfaat bagi kami pada umumnya dan bagi
pembaca pada khususnya, terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
5.2. Saran .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang timbul antara
lain :
1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pengendalian mutu pekerjaan beton pada
proyek pembangunan Jalan Tol (Pelebaran Gerbang Tol Banyumanik pada Jalan Tol
Semarang – Solo) ?
2. Bagaimana prosedur pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan beton dan kinerjanya pada
proyek pembangunan Jalan Tol (Pelebaran Gerbang Tol Banyumanik pada Jalan Tol
Semarang – Solo) ?
1.4. Manfaat
Diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan mengenai faktor – faktor
pengendalian mutu pekerjaa beton serta dapat memahami kinerja dan prosedur pengendalian
mutu pekerjaan beton pada proyek bagi pengguna jasa dan penyedia barang/jasa bagi
mahasiswa, dosen, dan penulis.
Disamping itu juga bermanfaat bagi pengguna jasa dan penyedia barang/jasa untuk
mengetahui hal – hal tentang pengendalian mutu suatu proyek. Dikarenakan pengendalian mutu
sangat penting dalam hal konstruksi.
2
2. Aspek yang ditinjau yaitu mengenai prosedur dan kinerja penerapan pengendalian mutu
pekerjaan beton proyek pembangunan Jalan Tol (Pelebaran Gerbang Tol Banyumanik pada
Jalan Tol Semarang – Solo).
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.2. Beton
Beton merupakan salah satu material bangunan yang terbuat dari campuran agregat, semen
dan air serta zat tambahan khusus lainnya. Dari segi aspek kegunaan beton berdasarkan mutu
meliputi :
1. Beton Struktural
Beton Struktural merupakan jenis beton yang mengandung penulangan besi di dalam
adukannya.
2. Beton Non Struktural
Beton Non Struktural merupakan jenis beton yang tidak mengandung besi sebagai bahan
penulangan cor beton.
3. Beton Prategang
Beton Prategang merupakan perpaduan antara beton dan baja yang menghasilkan beton
dengan kekuatan tinggi baik kuat tekan maupun kuat tariknya.
4
2.3. Perkerasan Kaku Jalan Tol
Pekerasan kaku merupakan perkerasan jalan menggunakan beton. Menurut SNI 2493 tahun
2011, beton adalah campuran yang terdiri dari semen, air, agregat kasar, dan agregat halus serta
bahan tambah apabila diperlukan dengan perbandingan tertentu yang bersifat plastis pada saat
pertama dibuat dan kemudian secara perlahan akan mengeras seperti batu.
Adapun Jenis-jenis adalah sebagai berikut :
5
Dari proses manajemen mutu di atas dapat diidentifikasi kriteria-kriteria yang akan
digunakan untuk menilai penerapan sistem manajemen mutu pada proyek-proyek
konstruksi.
Tabel 2. 1 Identifikasi Kriteria
6
2. Faktor Tenaga Kerja
Faktor utama yang mempengaruhi jumlah tenaga kerja adalah produktivitas tenaga kerja.
Besarnya produktivitas tenaga kerja tergantung dari lokasi, kondisi alam, kelompok kerja,
lama waktu, kepadatan tenaga kerja, dan lain-lain.
3. Faktor Material
Pengelolaan material membutuhkan beragam informasi tentang spesifikasi, harga, maupun
kualitas yang diinginkan agar beberapa penawaran dari pemasok dapat dipilih sesuai
dengan spesifikasi proyek dengan harga yang paling ekonomis. Selain itu dibutuhkan juga
perencanaan penggunaan material dan jadwal kedatangan material ke lokasi proyek.
4. Faktor Peralatan
Berbagai jenis dan ukuran dari peralatan yang hendak diguanakan harus tersedia tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Dari peralatan yang dapat disediakan oleh
pekerja konstruksi berupa cethok, cangkul, dan linggis sampai dengan peralatan berat
berupa excavator, bulldozer, dragline, dan lain sebagainya menjadi syarat agar suatu
kegiatan dapat terlaksana.
5. Faktor Biaya
Aliran kas masuk dan kas keluar harus terlapor benar dan teliti sehingga setiap laporan
berkalanya dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat diaudit dengan tingkat
keawajaran yang baik serta menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
berikutnya.
6. Faktor Waktu
Waktu proyek identik dengan penjadwalan. Penjadwalan atau scheduling adalah
pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam
rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
7. Faktor Lingkungan
Pembangunan harus didasarkan pada wawasan lingkungan dengan memperbesar dampak
positif dan memperkecil dampak negatif oleh karena itu perlu adanya analisis mengenai
dampak lingkungan (AMDAL).
8
2.8.2. Tahap Pencampuran Beton
Pencampuran bahan dasar beton harus menggunakan alat yang telah dikalibrasi. Penakaran
bahan dasar harus memenuhi SNI SNI 03-2458-1991, Metode pengambilan contoh untuk
campuran beton segar, SNI 03-2834-1992, Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
Tidak
Diperoleh Masalah
Ya
Pengumpulan Data :
Selesai
11
perencanaan, pelaksanaan dan perawatan. Tahapan perencanaan meliputi Job Mix Formula atau
Job Mix Design, sedangkan tahapan pelaksanaan pada pengecoran beton dan tahapan
perawatan meliputi curing beton. Apabila pada setap tahapan sudah sesuai dengan peraturan
dan spesifikasi maka akan tercapai mutu yang diinginkan.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
Lokasi Pelebaran Gerbang
Tol Banyumanik
14
Penyedia Jasa diwajibkan mengajukan sample material yang akan dipakai di lapangan
sesuai dengan spesifikasi teknis, dilampiri dengan surat persetujuan material dan apabila
diperlukan pengujian di laboratorium pada material tertentu.
Diperiksa / Disetujui
Konsultan Pengawas
Ya
15
3. Surat Izin Pengecoran
Disamping adanya surat izin pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa diwajibkan membuat
surat izin pengecoran pada saat akan melaksanakan pengecoran. Surat izin pengecoran
berisi form check list pengecoran dari penyedia jasa dan konsultan pegawas terkait
persiapan lokasi yang akan dicor.
Tidak
Diperiksa / Disetujui
Konsultan Pengawas
Ya
Diperbolehkan untuk
Pengecoran
Tidak
Diperiksa / Disetujui
Konsultan Pengawas
Ya
16
4.3. Pengendalian Mutu Pekerjaan Beton
Dalam pekerjaan Pelebaran Gerbang Tol Banyumanik Pada Jalan Tol Semarang – Solo ini
salah satu pekerjaan yang mendominasi yaitu pekerjaan beton. Pekerjaan beton yang dicor
ditempat maupun beton pracetak. Berikut ini pekerjaan beton pada Pelebaran Gerbang Tol
Banyumanik :
1. Beton Struktural
Beton Struktural pada proyek tersebut Beton Kelas B (K-350) untuk pekerjaan concrete
parapet dan pulau jalan. Kemudian Beton K-450 untuk pekerjaan rigid pavement.
2. Beton Non Struktural
Beton Non Struktural pada proyek tersebut antara lain pekerjaan lantai kerja
Beton Kelas E (K-125).
3. Beton Prategang
Beton Prategang merupakan beton pracetak yang terdiri dari beton dan baja yang
sebelumnya baja di stressing terlebih dahulu sebelum dicor. Salah satu contoh beton
prategang yaitu CCSP (Corrugated Concrete Sheet Pile).
Pekerjaan Beton di lapangan dimulai dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan dan
perawatan beton. Berikut ini tahapannya :
1. Perencanaan
Pengendalian mutu pekerjaan beton structural maupun non strukturak pada proyek tersebut
diawali dengan tahap perencanaan Job Mix Formula mutu beton yang akan dipakai di
lapangan. Job Mix Formula ini untuk mengetahui komposisi material yang dipakai dalam
beton untuk mencapai mutu tertentu. Berikut ini gambar pelaksanaan pembuatan sample
Job Mix Formula pada Batching Plant :
17
Gambar 4.8 Pembuatan Benda Uji Silinder Job Mix Formula
(Sumber : PT. CHIMARDER 777 , 2019)
2. Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan disini merupakan tahapan yang harus didampingi dengan
pengawasan baik pelaksana maupun konsultan pengawas. Dikarenakan pada tahapan
pelaksanaan ini diperlukan metode pelaksanaan yang tercapai mutu sesuai dengan
spesifikasi teknis. Sebelum beton dituang di lokasi pekerjaan diperlukan pengujian slump
untuk mengetahui workability dari beton segar tersebut dan hasil slump test sesuai dengan
ketentuan. Pengujian slump harus disaksikan oleh kosultan pengawas dan pelaksana.
18
Gambar 4.10 Pengecoran Pile Cap
(Sumber : PT. CHIMARDER 777 , 2019)
Sedangkan untuk pekerjaan rigid pavement sebelum dilaksanakan pengecoran lantai kerja,
lokasi harus dilapisi dengan plastic agar air semen dari beton tidak hilang yang dapat
berpengaruh pada mutu beton tersebut.
19
Gambar 4.12 Pengecoran Lantai Kerja
(Sumber : PT. CHIMARDER 777 , 2019)
20
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemancangan CCSP ini dilaksanakan dengan metode
dipukul dengan palu hammer sampai dengan tanah keras. Agar CCSP satu dengan yang
lain terikat dilakukan bracing dan pemantauan terhadap kelurusan CCSP yang sebelumnya
disiapkan terlebih dahulu titik-titik pancangnya.
3. Perawatan
Perawatan beton harus dilaksanakan secara rutin dan benar, dimana dapat berpengaruh
pada mutu beton. Pada pekerjaan pelebaran gerbnag tol perawatan beton dengan geotekstil
yang disiram dengan air secara rutin. Disamping perawatan benda uji silinder di
Laboratorium Batching Plant, beton yang ada di lokasi harus dirawat dengan benar.
21
Gambar 4.17 Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton
(Sumber : PT. CHIMARDER 777 , 2019)
22
4.3. Rencana Anggaran Biaya
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Beton
23
Tabel 4. 3 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Beton (Lanjutan)
C. STRUKTUR BETON
1 Sheetpile type W 400 - Klas B (Panjang 12 m) m' 4175,98 Rp 1.013.309,58 Rp 4.231.560.539,89
2 Beton Klas B-1-3 (concrete parapet) m³ 124,25 Rp 1.133.438,16 Rp 140.829.691,38
JUMLAH SUB TOTAL C. Rp 4.372.390.231,27
D. PLAZA TOL (PULAU GARDU TOL)
Beton Pulau Type A
1 Beton Kelas B m³ 16,74 Rp 1.133.438,16 Rp 18.973.754,80
2 Beton Kelas E m³ 2,67 Rp 941.548,90 Rp 2.513.935,56
Beton Pulau Type B
1 Beton Kelas B m³ 15,7 Rp 1.133.438,16 Rp 17.794.979,11
2 Beton Kelas E m³ 2,67 Rp 941.548,90 Rp 2.513.935,56
Beton Pulau Type C
1 Beton Kelas B m³ 18,5 Rp 1.133.438,16 Rp 20.968.605,96
2 Beton Kelas E m³ 2,85 Rp 941.548,90 Rp 2.683.414,37
Struktur Beton
1 Beton Kelas C (Footing) m³ 17,71 Rp 985.643,47 Rp 17.455.745,85
2 Beton Kelas E (Lantai Kerja) m³ 2,05 Rp 941.548,90 Rp 1.930.175,25
JUMLAH SUB TOTAL D. Rp 84.834.546,46
Dari RAB tersebut diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan beton salah satu pekerjaan yang mendominasi dalam proyek Pelebaran Gerbang Tol
Banyumanik dari total nilai kontrak sebelum PPN sebesar Rp. 14.492.339.959,31 (Empat belas milyar empat ratus sembilan puluh dua juta tiga
ratus tiga puluh sembilan ribu sembilan ratus lima puluh sembila koma tiga puluh satu rupiah).
24
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengendalian mutu pekerjaan beton harus dilaksanakan sejak tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan perawatan sehingga menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan
spesifikasi yang ada dalam dokumen kontrak.
2. Penerapan sistem manajemen mutu terhadap pengendalian mutu pekerjaan beton sangat
berpengaruh terhadap mutu beton yang dihasilkan.
3.
5.2. Saran
1. Diharapkan penyedia jasa untuk lebih memperhatikan metode pelaksanaan sesuai dengan
prosedur agar tidak mempengaruhi mutu yang dihasilkan.
2. Diharapkan konsultan pengawas untuk dapat berperan dalam pengendalian mutu terkait
dengan suatu yang dihasilkan nantinya.
3.
25
DAFTAR PUSTAKA
SNI 2993:2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda uji Beton di Laboratorium
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Sutanto. 2013. Pengendalian Mutu Beton Pada Pelaksanaan Jalan Dengan Perkerasan Kaku.
Jurnal Fakultan Teknik Undip