Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data menggunakan
metode Reliability Centered Maintenance (RCM), maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. Mesin decanter sering disebut juga mesin centrifuge adalah mesin yang
memiliki fungsi seperti stasiun klarifikasi yang digunakan untuk
memisahkan cairan atau suspensi berdasarkan berat jenisnya.

2. Berdasarkan hasil observasi lapangan jika Decanter tidak bekerja dengan


baik maka kemungkinan besar terjadi kerusakan pada komponen-
komponen yang ada didalamnya. Bagian yang paling sering terjadi pada
Super Decanter adalah pada Torque arm, V packing, Mechanical seal,
Gear box, Spindle, dan Bottom bearing bowl.

3. Terdapat 9 komponen pada mesin Super Decanter yang mengalami


kerusakan masing-masing komponen didalam tabel FMEA (Failure Mode
and Effect Analysis) didapatkan V Belt putus, Slip, Oil bocor, Vibrasi
tinggi, Bellow pecah, Pressure uap turun, Bearing rusak, Rear and haus,
Base metal haus.

4. Hasil penyusunan Logic Tree Analysis (LTA) menunjukan 9 komponen


tergolong kategori A (Safety problem) atau dikategorikan sebagai
komponen yang dapat mengakibatkan gangguan keselamatan pada
operator dan lingkungan,

5. Dari hasil perhitungan RPN = S x O x D yang mempunyai nilai Risk


Priority Number (RPN) terbesar dari setiap komponen adalah komponen V
belt putus dengan nilai RPN 512. Maka komponen V belt putus
diprioritaskan lebih utama untuk ditindak lanjuti.

58
59

6. Hasil pemilihan tindakan yang ditentukan dengan menggunakan


Reliability Centered Maintenance (RCM) yaitu:
a. Terdapat 3 komponen mesin yang direncanakan dengan perawatan CD
(Condition Directed) yaitu Pulley, V packing dan Bottom bearing bowl
b. Terdapat 4 komponen kritis yang direncanakan dengan perawatan TD
(Time Directed) yaitu V belt, Torque Arm, Mechanical seal dan Gear
Box
c. Terdapat 1 komponen mesin yang direncanakan dengan perawatan FF
(Find Failure) yaitu Spindle.

7. Berdasarkan diagram fishbone (sebab akibat) terdapat 5 kategori yang


dapat dianalisis dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sebagai
penyebab terjadinya rendahnya nilai Risk Priority Number (RPN) pada PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia yaitu manusia, material, lingkungan,mesin
dan inspeksi.

5.2 Saran
Pada penelitian yang dilakukan masih ada kekurangan yang dapat
disempurnakan oleh peneliti selanjutnya. Adapun saran untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Sistem perawatan yang terjadwal sangat penting untuk menghindari


kerusakan secara tiba-tiba
2. Perusahaan diharapkan dapat menerapkan metode Reliability Centered
Maintenance (RCM) sebagai metode perawatan yang baru menggantikan
perawatan yang sekarang/ corrective maintenance dalam merancang
kegiatan preventive maintenance untuk menurunkan tingkat downtime
mesin dan menyediakan rekomendasi tindakan standar perawatan.
3. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan nilai biaya, kehandalan
komponen dan penggunaan metode yang lebih kompleks dalam
melakukan tindakan pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai