Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK TIPE AMAN

Disusun Oleh :
Faisal Muhammad 1102013104

Pembimbing :
Kol (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp. THT-KL
Letkol CKM dr. M. Andi Fathurakhman, Sp. THT-KL

Kepanitraan Klinik Ilmu Pemyakit THT-KL


RS TK.II MOH. RIDWAN MEURAKSA
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S

Umur : 55 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bungur IV

Suku bangsa : Jawa

No RM : 092422

Tanggal Pemeriksaan : 28 mei 2019

II. ANAMNESIS
Anamnesa secara autoanamnesa pada pasien di Poli THT RS. TK II
Ridwan Meuraksa pada hari selasa tanggal 28 mei 2019

A. Keluhan Utama
Penurunan pendengaran pada telinga kiri sejak 3 minggu
sebelum datang ke rumah sakit.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Poli THT RS. Moh Ridwan Meuraksa
dengan keluhan penurunan pendengaran pada telinga kiri sejak 3
minggu yang lalu. Penurunan pendengaran dirasakan terus
menerus, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan
semakin bertambah berat ketika telinga pasien kemasukan air saat
mandi. Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala, telinga

2
tertampar, terpajan bising, dan penggunaan obat-obatan yang
ototoksik.

Pasien juga mengeluhkan adanya riwayat keluar cairan dari


telinga sebelah kiri sejak 2 bulan yang lalu. Sekret yang keluar
dirasakan oleh pasien hilang timbul, tidak berbau, dan tidak diikuti
rasa nyeri. Keluhan tambahan telinga kiri terasa berdenging, tanpa
disertai pusing berputar. Keluhan lain seperti demam, batuk, dan
pilek disangkal oleh pasien. Sebelumnya pasien sudah pernah
berobat ke dokter mengenai keluhannya tersebut dan diberikan
Tarivid, CTM, dan Amoxicilin.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat keluar cairan dari telinga kiri berwarna kuning dan
lengket serta berbau 3 tahun yang lalu, riwayat DM (+), alergi(-),
asma (-), pilek berulang (-), bersin di pagi hari (-), batuk (-),
hipertensi (-), alergi obat (-).

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga lain yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien. Riw DM (+), hipertensi (-), penyakit jantung (-),
asma (-)

E. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan mengorek-ngorek telingannya dengan
cotton bud jika gatal.

F. Riwayat Pengobatan
Tarivid
CTM
Amoxicilin

3
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
b. Keadaan umum : Baik
c. Kesadaran : Composmentis
d. Frekuensi nadi : 92 ×/menit
e. Frekuensi nafas : 20 ×/menit
f. Suhu : 36,8o C
g. Kepala : Normocephale

h. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

i. Paru : Simetris kanan kiri, suara nafas dasar

vesikuler (+/+), suara tambahan rhonki (-/-


), wheezing (-/-)

j. Jantung : Bunyi jantung S1 = S2 reguler, Murmur (-),

Gallop(-)

k. Abdomen : Inspeksi : tidak dilakukan

Auskultasi : BU (+) di empat kuadran

Perkusi : tidak dilakukan

Palpasi : tidak dilakukan

l. Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)

4
STATUS LOKALIS THT

TELINGA
BAGIAN KELAINAN KANAN KIRI
Kongenital Fistula (-), Fistula (-),
auricula asesoris (-) auricula asesoris (-)
Pre- Radang (-) (-)
aurikula Tumor (-) (-)
Trauma (-) (-)
Nyeri tekan tragus (-) (-)
Kongenital Mikro/makrotia (-) Mikro/makrotia (-)
Radang (-) (-)
Aurikula Tumor Ateroma (-), keloid (-), Ateroma (-), keloid (-),
kista (-) kista (-)
Trauma Hematoma (-) Hematoma (-)
Edema (-) (-)
Nyeri tekan (-) (-)
Retro- Hiperemis (-) (-)
aurikula Sikatriks (-) (-)
Fistula (-) (-)
Fluktuasi (-) (-)
Kongenital Atresia (-) Atresia (-)
Kulit Warna merah muda Warna merah muda
Sekret (-) (-)
CAE Cerumen (+) (+)
Edema (-) (-)
Jar. Granulasi (-) (-)
Massa (-) (-)

5
BAGIAN KELAINAN KANAN KIRI
Membran Intak (+) (-)
Timpani Warna Putih keabuan seperti Tidak dapat dinilai
mutiara
Reflek Cahaya (+) (-)
Gambar :

Dalam batas normal. Perforasi sentral,


Cone of light terlihat di kolesteatom (-)
arah pukul 5

Cavum Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai


timpani

TES PENDENGARAN
Tidak dilakukan.

HIDUNG
PEMERIKSAAN KANAN KIRI
Keadaan luar Bentuk & ukuran Bentuk biasa, asimetri (-), Bentuk biasa, asimetri (-),
deviasi (-), deformitas (-) deviasi (-), deformitas (-)
Edema (-) (-)
Hematom (-) (-)
Nyeri tekan (-) (-)
Krepitasi (-) (-)
Kel. Kongenital (-) (-)
Radang (-) (-)
Trauma (-) (-)

6
Tumor (-) (-)
Rhinoskopi anterior Cavum nasi Lapang, sekret (-) Lapang, sekret (-)
Konka inferior Eutrofi, warna merah Eutrofi, warna merah
muda, permukaan licin muda, permukaan licin
Konka media Eutrofi, warna merah Eutrofi, warna merah
muda, permukaan licin muda, permukaan licin
Meatus nasi Sekret (-) Sekret (-)
Septum Lurus Lurus
Kelainan lain Tumor (-), korpus Tumor (-), korpus alienum
alienum (-), adhesi konka (-), adhesi konka dengan
dengan septum (-) septum (-)

Pasase udara Positif Positif

Rhinoskopi Mukosa
posterior Sekret
Koana
Torus tubarius
Fossa Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rossenmuler
Tumor
Ost.tuba
eustachius

CAVUM ORIS & OROFARING


BAGIAN KETERANGAN
Mukosa Tenang
Lidah Normal, ulkus (-) deviasi (-)
Gigi geligi Berlubang (-), tambal (-)
Uvula Simetris
Pilar Simetris, hiperemis, pergerakan palatum (+)

7
Halitosis (-)
Tonsil :
- Mukosa Tenang
- Besar T1 – T1

(-/-)
- Kripta
(-/-)
- Detritus
(-/-)
- Perlengketan
Faring :
- Mukosa Berwana merah muda
- Granula (-)
- Post nasal (-)
drip
Laring : Tidak dilakukan pemeriksaan
1. Epiglotis
2. Kartilago
arytenoid
3. Plika
aryeiglotika
4. Plika
vestibularis
5. Plika vokalis
6. Rima glotis
7. Trakea

8
LEHER
BAGIAN KETERANGAN
Leher :
- Bentuk Normal, deformitas (-), tanda radang (-), edema (-), pembesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran KGB submandibular (-)
- Massa (-)

Gambar :

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Audiometri

9
V. RESUME
Pasien datang ke Poli THT RS. Moh Ridwan Meuraksa dengan keluhan
penurunan pendengaran pada telinga kiri sejak 3 minggu yang lalu.
Penurunan pendengaran dirasakan terus menerus, sampai mengganggu
aktivitas sehari-hari. Keluhan semakin bertambah berat ketika telinga pasien
kemasukan air saat mandi. Pasien juga mengeluhkan adanya riwayat keluar
cairan dari telinga sebelah kiri sejak 2 bulan yang lalu. Sekret yang keluar
dirasakan oleh pasien hilang timbul. Keluhan tambahan telinga kiri terasa
berdenging. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke dokter mengenai
keluhannya tersebut dan diberikan Tarivid, CTM, dan Amoxicilin.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani auricula
sinistra tampak tidak intak, earna sulit dinilai, dan terdapat perforasi di bagian
sentral. Dari hasil pemeriksaan audiometri didapatkan pasien mengalami tuli
konduktif.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Otitis media supuratif kronik tipe aman auricularis sinistra

VII. DIAGNOSIS BANDING


Otitis Media Supuratif Akut
Otitis Media Supuratif Kronik tipe Bahaya

VIII. PERENCANAAN AWAL


Initial Planning Diagnostic
 Kultur resistensi bakteri
 Foto rontgen mastoid, CT-Scan mastoid, MRI

Initial Planning Therapy


 Non-Pembedahan
Cuci liang telinga dengan NaCl 0,9%, asam asetat 2%, peroksida 3%
Hindari air masuk ke dalam liang telinga

10
 Medikamentosa :
 Tarivid 2 X gtt 2 as
 Amoxicilin 3 X 500 mg
 Ctm 3 x 1 tab

 Tindakan operatif :
Rencana Timpanoplasti

Indikasi Timpanoplasti
1. Penderita dengan tuli konduksi dengan perforasi membran timpani
2. Otitis media kronik atau rekuren sekunder terhadap kontaminasi
3. Tuli konduksi progresif karena patologi telinga tengah
4. Perforasi atau tuli persisten lebih dari 3 bulan karena trauma, infeksi, atau
pembedahan
5. Ketidakmampuan untuk mandi atau berpartisipasi dalam olahraga air
dengan aman.

IX. KOMPLIKASI
Komplikasi Otitis Media (Souza dkk, 1999) dibagi menjadi:
 Komplikasi intratemporal: telinga tengah, rongga mastoid, telinga dalam
(mastoiditis, facial palsy, labrynthitis, labrynthine fistula petrositis,
postauricular fistula subperiosteal abscess)
 Komplikasi ekstratemporal:
1. Komplikasi intrakranial: abses ekstradura, abses subdura, abses otak,
meningitis, tromboflebitis sinus lateralis, hidrosefalus otikus
2. Komplikasi ekstrakranial: abses retroaurikular, abses Bezold’s, abses
Luc’s, abses Citelli, abses Zigomatikus

11
X. MONITORING
a. Subjektif
 Menanyakan apakah ada perbaikan pada keluhan saat pasien datang
kembali
 Menanyakan apakah gejala-gejala efek samping obat yang diberikan 
 Menilai apakah terapi yang diberikan sudah adekuat dan berhasil
Menilai apakah pemberian obat sudah benar dan teratur
 Menilai apakah ada efek samping dari pemberian obat dan ada reaksi
alergi dari obat yang diberikan

b. Objektif
 Monitoring hasil pemeriksaan fisik telinga menggunakan otoskop:
perforasi pada membran timpani auricula sinistra
 Monitoring hasil pemeriksaan audiometri pada pasien

XI. EDUKASI
 Edukasi mengenai penyakit dan cara pengobatan
 Pasien dianjurkan untuk tidak mengorek-ngorek liang telinga.
 Sebaiknya kedua telinga tidak terkena air dulu. Bila mandi, kedua telinga
ditutup menggunakan kapas dan untuk sementara waktu menghindari
aktivitas berenang
 Jika keluhan tidak berkurang, diberitahu agar kontrol kembali.

XII.PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

12

Anda mungkin juga menyukai