Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung dari kegiatan bimbingan 1. Pengertian Pengertian bimbingan : a. Suatu proses berkesinambungan b. Suatu proses membantu individu c. Bantuan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarakan dan mengembangkan dirinya secara optimal d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan 2. Pengertian Konseling Istilah konseling ( Conseling ) diartikan sebagai penyuluhan. Menurut James P. Adam konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana seorang ( Konselor ) membantu yang lain ( Konseli ) supaya dia dapat lebih memahami dirinya. B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah Bimbingan dan Konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajatan, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah. C. Tujuan Bimbingan di Sekolah Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi yang lebih tinggi. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan dan jasmani. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi. D. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bisa terwujud, sering mengalamii berbagai macam kesulitan dalam belajar. Pertanda siswa mengalami kesulitan saat belajar sebagai berikut: a. Hasil belajarnya rendah, di bawah rata-rata kelas. b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya c. Menunjukkan sikap kurang wajar: suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugasnya, dan sebagainya d. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu dan sebagainya. Dalam kondisi yang dikemukan di atas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan seperti:
a. Bimbingan belajar b. Bimbingan sosial c. Bimbingan dalam mengatasi maslah-masalah pribadi
E. Landasan Bimbingan dan Konseling
Pemberian layanan bimbingan dan konseling hakikatnya selalu didasarkan atas landasan-landasan utama atau prinsip-prinsip dasar. a. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang b. Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu c. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antar pembimbing dan yang dibimbing d. Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak asasi manusia ( HAM ) F. Prinsip-prinsip operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah landasan teoritis yang mendasari pelaksanaan bimbingan dan konseling. 1. Prinsip-prinsip Umum 2. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan individu yang di bimbing 3. Prinsip-prinsip khusu yang berhubungan dengan individu yang memberikan bimbingan 4. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan G. Asas-asas Bimbingan dan Konseling 1. Asas Kerahasiaan 2. Asas Keterbukaan 3. Asas Kesukarelaan 4. Asas Kekinian 5. Asas Kegiatan 6. Asas Kedinamisan 7. Asas Keterpaduan 8. Asas Kehormatifan 9. Asas Keahlian 10. Asas Alih Tangan H. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan berorientasi pada perkembangan individu. Prayitno ( 1982 ) menyatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling harus berorientasi pada masalah- masalah yang dihadapi oleh klien saat ia berkonsultasi. 1. Orientasi Individual Pada hakikatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan itu dapat bersumber dari latar belakang pengalaman, pendidikan, sifat- sifat kepribadian yang dimliki, dan sebagainya 2. Orientasi Perkembangan Dalam setiap tahap usia perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas perkembangannya itu. Setiap tahap atau perkembangan mempunyai tugas-tugas perkembangan sendiri-sendiri yang sudah harus dicapai pada akhir tahap masa perkembangan itu. 3. Orientasi Masalah Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan klien. Bilamana klien menyampaikan informasi atau berbicara tentang masalah yang tidak ada kaitannya dengan kesulitan yang sedang dikonsultasikan, maka konselor harus membawanya kembali pada masalah yang sedang dihadapi I. Kode Etik dan Bimbingan Konseling Beberapa butir rumusan kode etik bimbingan dan konseling sebagai berikut 1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling 2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya 3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung berkaitan dengan kehiudpan pribadi seseorang sperti telah dikemukakan maka pembimbing harus: a. Dapat memegan atatu meyimpan rahasia klien b. Menunjukkan sikap hormat pada klien c. Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien. d. Pembimbing tidak diperkenankan: Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau terlatih Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien tersebut. e. Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau diluar keahliannya f. Pembimbing haru selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian penuh RANGKUMAN
Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah-masalah yang
diahadpi seringkali siswa memerlukan bantuan professional. Sekolah harus dapat menyediakan layanan professional yang dimaksud berupa layanan Bimbingan dan Konseling, karena sekolah merupakan lingkungan akan yang terpenting sesudah keluarga.