Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

STERILISASI DAN PENANAMAN


EKSPLAN PADA MEDIA
Dosen Pengampuh : Ir Yenisbar, M.Si

OLEH
Nama : Giovani Chintara Diva
NPM : 153112500150023

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
OKTOBER 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi
juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara
merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus
steril. Peralatan yang kami gunakan yaitu petridish yang berfungsi untuk media
pemotongan hasilnya steril karena dalam mensterilisasi sesuai petunjuk. Alat yang kedua
yaitu botol kultur yang berfungsi untuk menaruh penanaman eksplan hasilnya juga steril
karena sangat hati-hati dalam melakukan sterilisasi. Peralatan yang ketiga yaitu Erlenmeyer
yang berfungsi untuk pencucian,hasilnya juga steril karena dalam melakukan pensterilan
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menjaga kondisi lingkungan tetap steril. Peralatan
yang keempat yaitu scalpel yang berfungsi untuk memotong eksplan,hasil alat tersebut juga
steril karena praktikan dalam melakukan sterilisasi selalu dalam keadaan steril dan berhati-
hati. Peralatan yang ke lima yaitu pinset yang berfungsi untuk mengambil eksplan,hasil
alatnya juga steril karena dalam melakukan pensterilan dilakukan sesuai petunjuk dan
keadaan lingkungan serta praktikan steril sehingga tidak ada bakteri yang masuk. Peralatan
yang ke enam yaitu aluminium foil yang berfungsi untuk membungkus botol
kultur,hasilnya alat tersebut juga steril karena praktikan menggunakan dengan hati-hati dan
cermat.
Dalam sterilisasi bahan tanaman, hal yang penting yang harus mendapat perhatian
adalah; bahwa sel tanaman dan kontaminan adalah sama-sama benda hidup. Kontaminan
harus dihilangkan tanpa mematikan sel tanaman. Teknik penanaman kultur jaringan sangat
sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara
aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam
keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan
mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan
kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap
dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu
jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang
besar (Anonim,2009). Eksplan yang telah ditanam, agar dapat tumbuh menjadi kalus dan
kemudian menjadi planlet, membutuhkan pemeliharaan yang rutin dan tepat.
Artinya, eksplan atau kalus yang sudah waktunya untuk dipindahkan ke dalam media tanam
yang baru harus segera dilaksanakan, tidak boleh sampai terlambat. Pemindahan yang
terlambat dapat menyebabkan pertumbuahn eksplan atau kalus dapat terhenti atau dapat
mengalami brownig atau terkontaminasi oleh jamur atau bakteri. Botol-botol eksplan yang
sudah berisi medium setelah ditutup dengan alumunium foil, kemudian disterilisasi.
Sterilisasi medium lebih sedikit waktunya dibandingkan dengan sterilisasi alat-alat, yakni
15 menit, tetapi suhu dan tekannya sama (Hendra,2007).
Menabur eksplan dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet dengan kondisi
aseptik. Sebelum kita bekerja di dalam laminar air flow cabinet, semua perhiasan tangan
harus dilepas, dan tangan dibasuh terlebih dahulu dengan alkohol 70%. Eksplan yang siap
ditaman dipotng dengan menggunakan scalpel di dlam cawan petri.
Potongan eksplan dimasukan kedalam erlenmeyer yang berisi media tumbuh, hingga
permukaan yang teriris bersentuhan dengan medium. Setelah semua pekerjaan menabur
selesai, kemudian alat-alat yang sudah dipakai dibersihkan (Wetherel,2008).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara pensterilan bahan tanam
2. Mengetahui bahan kimia yang digunakan dalam pensterilan bahan tanam
3. Mengetahui cara pengambilan eksplan dari jenis tanaman yang berbeda
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu Pelaksanaan


Praktikum dilaksanakan pada Jum’at 6 oktober 2017 pukul 08:00-selesai .Di
Laboratorium Kultur jaringan Fakultas Pertanian Universitas Nasional Bambu
kuning ,Pasar minggu,Jakarta .

2.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Beaker glass
2. Gelas ukur
3. Pisau
4. Petridish
5. pinset
6. Erlenmeyer
B. Bahan
1. Pepaya muda
2. Aquadest steril
3. Alcohol
4. Klorox
5. Fungisida
6. Media prekondisi yang telah dibuat

2.3 Cara Kerja


1. Diambil biji pepaya muda varietas Burung Biji diambil dari buah pepaya
muda
2. Direndam biji dalam larutan fungisida (benlate 0,5 mg/l), diaduk selama 1
jam
3. Didalam laminar air flow, biji direndam dalam larutan clorox 30% dan 20%
masing-masing selama 10 menit dan dilanjutkan dengan alkohol 70%
selama 10 menit
4. Dibilas biji 4-5 kali dengan akuades steril masing-masing 10 menit dan
ditiriskan di kertas saring
5. Dimasukkan 2 buah biji pada botol kultur berisi media prekondisi ,sehingga
menghasilkan 25 botol 30% perendaman clorox dan 25 botol 20%
perendaman Clorox
6. Ditutup boto dengan alumunium foil,plastik dan ikat dengan menggunakan
karet kemudian diberi label
7. Disimpan botol-botol kultur yang telah berisi eksplan ke rak-rak botol kultur
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Jurnal Terlampir
Tabel 1. Data eksplan yang terkontaminasi
Pengamatan Kontaminasi NOTED!!! 20 oktober 2017
25
Dilakukan pengulangan
(botol) Penanaman eksplan Pada
10 oktober 3 Media MS ,Karena banyak
Pepaya yg terkontaminasi dan
13 oktober 21
gagal.
16 Oktober 7
19 Oktober 3
Total 34 botol
kontaminasi

Perhitungan 1. Presentase Eksplan


Jumlah kontam
x 100
Total eksplan
34
x 100 = 68% (Presentase Eksplan)
50
Gambar.1 Proses sterilisasi eksplan dan penanaman eksplan pada laminar
Gambar 2. Media yang terkontaminasi
3.2 Pembahasan

Pada praktikum yang dilakukan dari total 50 botol kultur banyak terjadi kegagalan
atau kontaminasi sebanyak ±34 baik pada eksplan yang di tanam maupun media yang telah
di buat. Pada dasarnya semua jenis eksplan dapat disterilisasi dengan menggunakan bahan
kimia. Hanya saja perlu diperhatikan konsentrasi larutan bahan kimia yang digunakan serta
lamanya perendaman. Keras lunaknya eksplan berpengaruh terhadap penggunaan
konsentrasi larutan dan lamanya perendaman. Eksplan yang lunak sebaiknya menggunakan
konsentrasi bahan kimia yang rendah dan waktu yang tidak terlalu lama. Sebaiknya pada
eksplan yang keras, dapat digunakan konsentrasi yang lebih tinggi dan waktu perendaman
yang lama. Tanda bahwa kalus yang diregenerasikan dapat membentuk tunas antara lain
terjadinya perubahan warna dari kecoklatan atau kuning menjadi putih kekuningan
selanjutnya menjadi kehijauan. Perubahan warna tersebut merupakan tanda adanya
morfogenesis (George 1993). Menurut George dan Sherrington (1984), menyatakan bahwa
beberapa macam tanaman khususnya tanaman tropika mempunyai kandungan senyawa
fenol yang tinggi yang teroksidasi ketika sel dilukai atau terjadi senesens. Akibatnya
jaringan yang diisolasi menjadi coklat atau kehitaman dan gagal tumbuh. Menurut
Lerch(1981), pencoklatan jaringan terjadi karena aktivitas enzim oksidase yang
mengandung tembaga seperti polifenol oksidase dan tirosinase yang dilepaskan atau
disintesis dan tersedia pada kondisi oksidatif ketika jaringan dilukai. Pencoklatan dalam
kultur jaringandisebabkan karena meningkatnya produksi senyawa fenolat yang diikuti
oksidasioleh aktivitas enzim oksidase (PPO) dan polimerasinya. Fenilalanin amonia
liase(PAL) adalah salah satu enzim dalam fenilpropanoid yang sangat berpengaruhterhadap
terjadinya pencoklatan.
Berdasarkan hasil praktikum kultur biji papaya yang telah dilaksanakan
menunjukkan adanya kontaminasi jamur dan bakteri yang terjadi pada Biji papaya maupun
media. Kemungkinan kontaminasi dapat terjadi karena proses sterilisasi alat dan media
yang kurang baik, kondisi ruangan yang kurang
aseptik, para pekerja yang kebersihan badannya kurang terjaga, kondisi ruang inkubasi
yang tidak memadai, seperti kotor dan banyak dilalui orang lain,plastik
penutup botol kultur yang terbuka sehingga mikroba dapat masuk ke dalam botol kultur dan
faktor-faktor pendukung lainnya. Salah satu faktor pembatas dalam keberhasilan kultur
jaringan adalah kontaminasi yang dapat terjadi pada setiap kegiatan kultur eksplan.
Menurut Unram (2009), menyatakan bahwa kontaminasidapat berasal dari beberapa hal,
diantaranya: (1) eksplan, baik eksternal maupun internal; (2) organisme kecil yang masuk
ke dalam media, seperti semut; (3) botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril; (4)
lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor (spora di udara); dan (5) kecerobohan dalam
pelaksanaan.
BAB IV
KESIMPULAN

Pada praktikum yang dilakukan dari total 50 botol kultur banyak terjadi kegagalan
atau kontaminasi sejumlah 34 botol sehingga menghasilkan presentase 68% baik pada
eksplan yang di tanam maupun media yang telah di buat. Kegagalan pertumbuhan eksplan
yang terjadi dapat disebabkan karena beberapa faktor antara lain salahnya perlakuan yang
diberikan sehingga eksplan tidak dapat tumbuh. Keras lunaknya eksplan berpengaruh
terhadap penggunaan konsentrasi larutan dan lamanya perendaman. Eksplan yang lunak
sebaiknya menggunakan konsentrasi bahan kimia yang rendah dan waktu yang tidak terlalu
lama untuk mengurangi efek browning (pencoklatan) pada eksplan. Selain peralatan yang
digunakan yang perlu disterilisasi maka ruangan yang digunkan juga harus dalam keadaan
aseptik. Keberadaan kontaminan yang berasal dari spora maupun mikroba lainnya sangat
sulit dihindari termasuk juga di dalam ruang kultur. Untuk itu sterilisasi ruangan juga perlu
dilakukan tentunya dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang aseptic dan
menghilangkan mikroba maupun spora penyebab kontaminan.
DAFTAR PUSTAKA

A,Sutanto dan M,Aziz. 2006. Induksi dan Regenerasi Embriogenesis Somatik Pepaya.
http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/download/973/84
2. J. Hort. 16(2):89-95, 2006
Abdurrachman,Lukman. 2013. Penanaman Eksplan Dan Sub Kultur.
https://www.academia.edu/8497675/Penanaman_Eksplan_dan_Sub_Kultur.
Diakses pada 15 oktober 2017
Anonim. 2013. Teknik sterilisasi. http://tasumolangyance.blogspot.co.id/2013/06/teknik-
sterilisasi.html. Diakses pada 15 oktober 2017
Damayanti,diyani, et all. 2007. Regenerasi Pepaya melalui Kultur In Vitro.
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ja/article/download/3779/3128 .
Jurnal AgroBiogen 3(2):49-54
Kholil. 2012. Sterilisasi Eksplan. http://kholilagro.blogspot.co.id/2012/12/sterilisasi-
eksplan.html. Diakses pada 15 oktober 2017
Madi. 2012. Penanaman Eksplan. http://madi-cmos.blogspot.co.id/2012/04/laporan-
penanaman-eksplan.html . Diakses pada 15 oktober 2017
Siregar. 2012. Kultur jaringan penanaman. http://hm-
siregar.blogspot.co.id/2012/02/laporan-kultur-jaringan-penanaman_9291.html.
Diakses pada 15 oktober 2017
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai