BAB I
PENDAHULUAN
Bayi Baru Lahir merupakan hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir
normal atau dengan cara pembedahan. Pada umumnya kelahiran bayi biasanya di ikuti oleh beberapa
perubahan yang terjadi setelah kelahiran seperti perubahan pernapasan, perubahan jantung dan
sirkulasi, perubahan system digestivus, perubahan system perkemihan dan berat badan.
Mengingat tingginya angka kematian melahirkan, tingginya angka kesakitan dan untuk meningkatkan
derajat kesehatan khususnya pada bayi baru lahir maka oleh Penulis sangat tertarik mengambil kasus
yang berjudul Asuhan Keperawatan Bayi baru lahir pada bayi Ny”L” di Rumah Sakit Tarakan di Ruang
Seruni.
Sehubungan dengan keterbatasan yang ada pada penulis yaitu waktu, pengalaman dan pengetahuan
serta keterbatasan sumber yang ada, maka dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi ruang
lingkup masalahnya pada Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny “L” yang dirawat di RS
TARAKAN diruang SERUNI pada tanggal 4 desember 2012.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawatan
bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
b. Agar mahasiwa/i mampu merumuskan diagnose keperawatan pada bayi baru lahir
c. Agar mahasiswa/i mampu menyusun rencana keperawatan pada bayi baru lahir
d. Agar mahasiswa/i mampu melakukan tindakan keperawatan pada bayi baru lahir
e. Agar mahasiswa/i mampu melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang sudah direncanakan.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif yaitu
metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan secara objektif selama mengamati pasien mulai
dari pengumpulan data sampai melakukan evaluasi yang disajikan dalam bentuk naratif.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam makalah ini penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung kepada orangtua klien sehingga mempermudah untuk
mengetahui permasalahan keperawatan klien
2. Observasi
Dimana penulis secara langsung mengamati klien mulai dari seluruh respon atau keadaan pasien
termasuk respon yang timbul selama diberikan asuhan keperwatan selama 2 hari
3. Pemeriksaan Fisik
Memeriksa langsung klien yang sedang dirawat secara sistematis mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki untuk mendapatkan tanda dan gejala serta kelainan yang ada pada klien.
4. Studi Kepustakaan
Untuk menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini penulis menggunakan berbagai buku untuk mendapatkan
teori pasti sesuai referensi
5. Studi Dokumentasi
Kelengkapan data diperoleh dari melihat dokumentasi rumah sakit,rekam medik, catatan penunjang juga
mendokumentasikan asuhan keperawatan yang sudah dilakukan.
E. Sistematika Penulisan
Laporan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari 5 BAB dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi Konsep Dasar medis terdiri dari definisi, anatomi fisiologi, patofisiologi, etiologi, manifestasi
klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksaan dan Konsep dasar Keperawatan terdiri dari
pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi, discharge planning dan patoflow
diagram.
BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu,lahir biasanya dengan cara gestasi 38-42 miggu (Ilyas
Jumani,1994).
Bayi Baru Lahir adalah seorang bayi yang dilahirkan setelah 37 minggu (menstrual)kehamilan lengkap
sampai 42 minggu kehamilan lengkap(260-294 hari)dianggap bayi cukup bulan oleh kebanyakan ahli
(Gary Cuningham, 1995).
Neonatus adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir normal atau
dengan cara pembedahan (Laksman,1998).
Neonatus adalah bayi baru lahir mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uteri ke kehidpan ekstra uteri (Marlyn dongoes,1999).
Neonatus adalah bayi baru lahir, bayi dalam 28 hari pertama kehidupannya (Broker,Cristine.2001).
2. Anatomi Fisiologi
1) Sistem Pernapasan
a) Taksemia
b) Hipertensi
c) Diabetes Berat
d) Infeksi
f) Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat menimbulkan rangsangan
untuk pematangan paru-paru.
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam tubu janin melalui
vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui duktus venosus arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat. Dengan demikian paru-
paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru dengan demikian
duktus botali tidak berfungsi lagi,foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali pusat sebagai berikut:
a) Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan jantung
menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
b) Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini menyebabkan tekanan
ventrikel kiri meningkat.
3) Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air ketuban dalam jumlah
yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran pencernaan,janin minum air
ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium.
4) Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang,dan
glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,vitamin A
dan B juga di simpan di dalam hepar.
5) Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada orang
dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.
6) Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan cara
NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran cadangan lemak (Lewat coklat)yang
memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa.
7) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan sepuluh minggu, ketika
tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan untuk mempertahankan grandula
suprarenalis janin. Pada neonates kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi pengaruhnya
dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu atau
kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
8) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada kehamilan 28 minggu
diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai berfungsi pada usia
kehamilan 3 bulan.
9) Susunan Syaraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat
mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap terjadi
pada kehamilan 6 bulan.
10) Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat
antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G)
Pada neonates hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig G Pada
janin berasal dari ibunya melalui plasenta.
3. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara
fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna
(dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan
eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru,
mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung
hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan
cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan
mengambil serta menggunakan glukosa.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang
merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan
yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan
besar :
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan
meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2
sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan
atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh
darah paru-paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium
kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale
secara fungsional akan menutup.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat, mengakibatkan ductus arteriosus
berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan
fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
1) Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan
darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress
dingin.
2) Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan
turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup
akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen
cukup yang disimpan dalam hati.
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir
bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu)
terbatas pada bayi.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh.
Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan
janin.
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi
diantaranya.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh organisme
asing.
4. Etiologi
5. Manifestasi klinik
6. Komplikasi
a. Sebore
b. Ruam
c. Moniliasis
d. Ikterus fisiologi
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari pertama setelah
lahir (menurun bila ada sepsis)
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar gula
menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan fenil ketonuria
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
f. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl,meningkat
60-70 mg/dl pada hari ke 3.
1. Pengkajian
a. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat tidur dalam meringis
atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm pada 12-24 jam
setelah kelahiran)
Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi, TD berentang dari
60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik)
Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2
jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.
c. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah kelahiran. Urin tidak
berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24 jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24
sampai 48 jam kelahiran.
Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung adalah normal palatum
keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
e. Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput suksedaneum dan
molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan
fenomena mata boneka sering ada.
Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun rendah
menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik)
Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan babinski, respon reflex di
bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus
brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.
f. Pernapasan
Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen(inspirasi
yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan distress pernapasan)pernapasan
dangkal atau cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi atau
ekspirasi dapat menandakan aspirasi)
g. Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area ekomotik dapat tampak di atas pipi atau di
rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran
h. Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat, rabas
mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi(lubang prepusium
sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).
2. Diagnosa Keperwatan
a. Resiko Tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali
pusat.
c. risti hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan dari intra ke exstra uteri.
3. Rencana Tindakan.
a. Resiko Tinggi infeksi b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali pusat.
Intervensi Keperawatan:
1) pantau tanda2 infeksi,balut tali pusat dgn kasa kering,pertahan kanpusat ttp krng,obs kulit
dan tali pusat setiap hari.cuci tgn sblm dan ssdh memegang bayi.
Hasil;ibu mengatakan sdh mgrti cara merawat bayi,ibu mampu mengetahui cara merawat bayi dan beri
asi,ibu jga mgtkan mengerti cara merawat tali pusat.
Intervensi keperawatan;
-ajarkan cara cara menyusui bayi yang bnr,ajarkan cara memandikn bayi,ajarkan pd ibu cara merawat tali
pusat bayi,
c.risti hipotermi b/d adaftasi lingkungan dari intra ke exstra uteri.
Intervensi keperawatan;ukur suhu neonatus,atur suhu ruangan,keringkan tubuh bayi dan pakaikan baju
dll,anjurkan ibu selalu dekap bayi supaya ttp hangat,kaji suhu tubuh bayi.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disini merupakan realisasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan
keperawatan. Pada klien dengan bayi baru lahir idealnya harus diletakkan didalam incubator untuk
mengurangi hipotermi pada bayi baru lahir dan merawat tali pusat dengan steril menggunakan betadine.
Bila tidak mendapatkan perawatan bayi baru lahir dapat menyebabkan terjadinya hipotermi dan infeksi
bahkan sampai sepsis.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan pada bayi Ny.L dengan bayi baru
lahir normal di Ruang Bersalin di Puskesmas cengkareng. Asuhan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan proses keperawatan yang dimulai dengan tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi. Kasus ini dimulai dari tanggal 04 Desember 2012
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
a. Identitas Bayi
Bayi bernama By. Ny. L lahir pada tanggal 04 desember 2012 jam 01.40 menit dengan jenis kelamin laki-
laki dengan berat 2500 gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 32 cm. Bayi
merupakan anak pertama dan bayi dirawat inap di kamar 04 Ruang Seruni Di Rumah Sakit Tarakan.
Ibu bayi bernama Ny.L berusia 27 tahun, pendidkan terakhir SMP, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga,
suku bangsa Indonesia. Ayah bayi bernama Tn.H berusia 30 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan
sebagai wiraswsata, suku bangsa Jawa. Kedua orang tua bayi beragama Islam dan beralamat Jalan
hadiah 3. No 22. Rt 01/02.
a. Prenatal
Masa kehamilan direncanakan, Ante Natal Care (ANC) dilakukan di Ruang seruni sebanyak 8 kali, masalah
kesehatan atau komplikasi selama kehamilan : mual muntah sampai kehamilan 3 bulan, imunisasi TT 2
kali, ke 1 : 5 bulan, ke 2 : 7 bulan.
b. Intranatal
Masa gestasi 39 minggu, jenis persalinan spontan, presentasi kepala, proses kehamilan dibantu oleh
bidan. Apgar skor menit pertama 9 dan menit kelima 10 dengan berat 2500 gram, panjang badan 46 cm,
lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 32 cm . Lama persalinan 4 jam 15 menit,kala 1 : 4.05 jam,kala II : 10
menit,pecah ketuban 4 jam/menit, keadaan air ketuban jernih. Tidak ada masalah kesehatan maupun
komplikasi dalam persalinan, obat yang didapat adalah Vitamin K 0,5 mg, tarivid tetes mata, dan anti
hepatitis B 0,5 mg.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum bayi compos mentis, baik, suhu tubuh 36,2°c, denyut nadi 156x/menit, pernafasan
42x/menit, berat badan sekarang 2500 gram, panjang badan 46cm cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar
dada 32 cm dan menangis kuat.
b. Sistem Integumen
Warna Kemerahan, tidak ada lesi, kuku lembut panjang, nevi ada, vernik caseosa ada, lanugo ada.
c. Kepala – Leher
Tidak terlihat molding (tulang kepala tidak ada saling tindih),cephalo hematoma tidak ada, sutura
sagitalis ada, fontanel posterior teraba, rambut hitam, ukuran lingkar kepala sub oksipito - bregmantika
32,5, oksipito frontalis 32 cm, biparietalis 19cm.
d. Mata
Mata kiri dan kanan simetris, reflek mata baik, tidak ada pengeluaran cairan dari mata, konjungtiva
kemerahan/putih dan sclera anikterik.
e. Telinga
Telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada pengeluaran cairan dari telinga kanan dan kiri, lubang telinga
ada.
f. Hidung
Tidak ada pengeluaran cairan dari hidung, pernafasan cuping hidung tidak ada.
g. Mulut
Posisi dan ukuran mulut simetris, bibir dan lidah berwarna merah muda, platum mole ada, palatum
durum ada, bibir lembab, tidak ada muntah.
h. Muka
i. Leher
j. Dada
Thoraks : kiri dan kanan simetris, gerekan sternum turun-naik, retraksi tidak ada, klavikula normal,
diameter kelenjar buah dada 3 cm, bentuk dan ukuran simetris.
Paru-paru : bunyi pernafasan normal tidak ada rhonci atau weezing, gerakan pernafasan teratur,
pernafasan 34x/menit.
k. Abdomen
Tidak ada distansi atau benjolan, bising usus 8x/menit, tali pusat belum puput.
Hipospadia dan epispadia tidak ada, labia mayora dan minora normal, tidak ada kelainan pengeluaran
dan pengeluaran dan buang air kecil pertama tanggal 04 Desember 2012 jam 01.40 WIB. Lubang anus
ada, buang air besar pertama kali tanggal 04 desember 2012 jam 01.50 WIB,warna hitam kehijauan.
m. Punggung
Fleksibelitas tulang punggung bisa bergerak kiri dan kanan, bentuk simetris.
n. Ekstremitas
Jari tangan dan jari kaki normal/lengkap, pergerakan aktif, tremor tidak ada, posisi kaki kiri dan kaki
kanan simetris.
o. Refleks
Reflek sucking ( reflek hisap ) baik, rooting ( reflek buka mulut dengan sentuhan ) baik, moro ( reflek
kejut ) baik, stepping (reflek berdiri/melangkah) baik, palmer graps bagus bila telapak tangan dirangsang,
plantar graps baik apabila telapak kaki bayi disentuh, tonik neck kurang ditandai dengan gerakan leher
bayi fleksibel, dan reflek crawling ada jika posisi ditengkurapkan bayi berusaha menghisap jarinya.
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Penatalaksanaan
Tanggal 04 Desember 2012, bayi mendapat suntikan vitamin K 0,5 mg, Tarivid tetes mata, dan hepatitis B
0,5 mg.
6. Resume
Bayi bernama By. Ny. L lahir pada tanggal 04 Desember 2012 jam 01.40 menit dengan jenis kelamin laki-
laki, lahir secara spontan dibantu oleh bidan. Berat badan 2500 gram, panjang badan 46 cm, lingkar
kepala 28 cm, lingkar dada 32cm. apgar skor menit pertama 9 dan menit kelima 10, menangis kuat,
terdapat pemotongan tali pusat, injeksi vitamin K 0,5 mg, Tarivid tetes mata, dan hepatitis B 0,5 mg.
pada saat pengakjian pada tanggal 04 desember 2012 didapatkan data yaitu Keadaan umum bayi baik,
suhu tubuh 36,2°c, denyut nadi 156x/menit, pernafasan 34x/menit, kulit bayi tampak kemerahan, Reflek
sucking ( reflek hisap ) baik, rooting ( reflek buka mulut dengan sentuhan ) baik, moro ( reflek kejut )
baik, stepping (reflek berdiri/melangkah) baik, palmer graps bagus bila telapak tangan diangsang, plantar
graps baik apabila telapak kaki bayi disentuh, tonik neck baik ditandai dengan gerekan leher bayi
fleksibel, dan reflek crawling ada jika posisi ditengkurapkan bayi berusaha menghisap jarinya.Ibubayi
mengatakan bayi aktif sehingga bedongnya sering terbuka, Ibu bayi mengatakan ASI keluar hanya sedikit,
ASI keluar sangat sedikit. Ibu mengatakan tali pusat belum lepas, tali pusat belum puput, tali pusat
dibungkus dengan kassa, bayi aktif sehingga bedong sering terbuka, Berat badan 2500 gram, panjang
badan 46 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 32 cm.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, maka penulis mendapatkan 3 masalah keperawatan, yaitu resiko
tinggi pola napas tidak efektif, resiko tinggi hipotermi, dan resiko infeksi.
7. Data Fokus
Data Subjektif :
Tidak Ada
Data Objektif :
By.ny L lahir 04 Desember 2012 apgar scor 9/10; denyut apical 134x/menit,RR 32x/menit; Suhu 36,2 C,
Berat badan 46 cm; tali pusat masih basah,warna putih segar; bayi tampak menggigil; bayi belum
dimandikan;kasaa tali pusat (penutup) basah;tangan dan kaki bayi W terlihat sedikit sianosis;lanugo + di
wajah, bahu dan punggung; reflek Morrow +, Rooting +, merangkak +; pergerakan bebas dan aktif;
verniks casiosa tampak pada kepala dan ubun – ubun; akral dingin; tampak adanya retraksi dada; tampak
ada pernafasan cuping hidung.
8. Analisa Data
No
Data
Masalah
Etiologi
Ds : --------
Do :
lalu.
- Nadi 156x/menit, RR
34x/menit, BB 2500
gram, PB 46 cm.
- Tampak adanya
Resiko tinggi
efektif.
Obstruksi jalan
nafas.
Ds : --------
Do :
- Akral dingin.
Resiko tinggi
hypotermi.
Usia ekstrem.
Ds : --------
Do :
dimandikan.
Resiko tinggi
infeksi.
pemotongan tali
pusat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
Tanggal teratasi :
Tanggal teratasi :
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali
pusat.
Tanggal teratasi :
C. Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan pola nafas bayi Ny. L kembali efektif.
kriteria hasil :
Intervensi :
6. Tempatkan bayi pada posisi Trenkelemburg yang dimodifikasi pada sudut 10 derajat.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan suhu tubuh bayiNy. L dapat
dipertahankan dalam batas normal dengan lingkungan termonetral.
Kriteria hasil :
Intervensi :
4. Keringkan kepala bayi dan tubuh kemudian pakaikan baju dan popok serta dibedong dengan
selimut hangat.
7. Berikan baby oil/minyak kayu putih kepada bayi (perut dan punggung) setelah bayi dimandikan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali
pusat.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda – tanda infeksi (tumor, dolor, kolor, rubor, fungsi lesea -).
Intervensi :
1. Pantau tanda – tanda infeksi pada tali pusat.
4. Observasi kulit dan tali pusat setiap hari untuk tanda – tanda kemerahan, adanya cairan.
6. Ajarkan tekhnik mencuci tangan yang tepat pada Ibu sebelum memegang/merawat bayi.
D. Implementasi Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
- Mengobservasi adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada dan pernafasan mendengkur.
Hasil :
Hasil :
Hasil :
Hasil :
- Mengeringkan tubuh bayi dan kepala, pakaian, kaos kaki, dan sarung tangan, baju dan popok
kemudian dibedong.
Hasil :
- Menempatkan bayi dalam lingkungan yang hangat (pada lengan atau dekapan orang tua).
- Memberikan atau mengoleskan baby oil (minyak kayu putih) pada bayi setelah dimandikan.
Hasil :
- Bayi Ny. L diolesi minyak kayu putih setelah dimandikan jam 05.35 pagi.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali
pusat.
- Mengajarkan tekhnik cuci tangan yang tepat pada Ibu sebelum memegang dan merawat bayi.
Hasil :
E. Evaluasi Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
S:
- Ny. L mengatakan bayi tidak sesak dan dapat menyusu dengan baik.
O:
A:
- Masalah teratasi sebagian.
P:
S : ------
O:
A:
- Masalah teratasi.
P:
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali
pusat.
S : ------
O:
A:
P:
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Tahap pengkajian pada proses keperawatan merupakan suatu langkah awal yang dilakukan kelompok
dalam menerapkan asuhan keperawatan. Data yang kelompok dapatkan adalah dengan melakukan
wawancara langsung dengan ibu bayi Ny. L, observasi keadaan bayi Ny. L dan informasi yang didapat dari
bidan ruangan.
Pada tahap pengkajian, kelompok tidak terlalu banyak menemukan hambatan karena orang tua bayi
cukup kooperatif dalam memberikan informasi yang dapat dijadikan data bagi kelompok, selain itu
adanya sarana dan prasarana yang memadai dalam mengumpulkan data yang kelompok perlukan.
Secara teoritis pengkajian dengan bayi baru lahir normal apgar skor antara 7 sampai 10, rentang suhu
36,5°c sampai 37,5°c, berat badan 2500 sampai 4000 gram, panjang badan 45 sampai 50 cm, vernik
kaseosa ada, menangis kuat, lingkar kepala 33 sampai 35,5 cm, adanya reflek rooting, adanya reflek
moro, adanya reflek sucking, adanya reflek plantar, adanya reflek genggam palmar dan adanya reflek
crawing, warna kulit kemerahan.
Sedangkan pada saat pengkajian pada tanggal 04 Desember 2012 didapatkan data pemeriksaan fisik
yaitu : Keadaan umum bayi compos mentis, suhu tubuh 36,2°c, denyut nadi 156x / menit, pernafasan
42x / menit, berat badan sekarang 2500 gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar lengan
10 cm, lingkar dada 32 cm dan menangis kuat, vernik caseosa ada, lanugo ada, Reflek sucking ( reflek
hisap ) baik, rooting ( reflek buka mulut dengan sentuhan ) baik, moro ( reflek kejut ) baik, stepping
(reflek berdiri / melangkah) baik, palmer graps bagus bila telapak tangan dirangsang, plantar graps baik
apabila telapak kaki bayi disentuh, tonik neck baik ditandai dengan gerekan leher bayi fleksibel, dan
reflek crawling ada jika posisi ditengkurapkan bayi berusaha menghisap jarinya. Faktor penghambat tidak
ada karena selama melakukan pengkajian bayi sangat kooperatif, selain itu kelompok juga mendapatkan
data dari ibu bayi, bidan ruangan dan catatan persalinan. Penatalaksanaan yang diberikan pada bayi Ny.L
yaitu bayi mendapat suntikan vitamin K 0,5 mg, Tarivid tetes mata, dan hepatitis B 0,5 mg.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada pembahasan diagnosa keperawatan kelompok ada menemukan perbedaan yaitu berdasarkan teori
ada lima diagnosa sedangkan pada kasus yang kelompok didapatkan hanya ada tiga diagnosa.
Pada diagnosa resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas didapatkan
data – data RR=42x / menit, adanya tarikan dada / retraksi dada, dan adanya pernafasan cuping hidung.
Diagnosa resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem didapat data suhu tubuh bayi 36,2
C, bayi tampak menggigil, dan akral dingin.
Diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali
pusat didapat data tali pusat masih basah, warna putih segar, kassa penutup tali pusat basah dan kotor.
C. Perencanaan Keperawatan
Prioritas masalah yang kelompok angkat dalam tinjauan kasus ini adalah :
Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas, kelompok tempatkan
pada posisi yang pertama karena apabila bayi tidak mendapat asupan nafas yang tidak baik maka akan
menyebabkan kematian pada bayi, maka harus diatasi paling pertama. Rencana tindakan keperawatan
yaitu bersihkan jalan nafas (hisap naso faring secara perlahan). Dengan kriteria hasil jalan nafas bayi
bersih dan bisa bernafas normal.
Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem, kelompok menempatkan pada posisi kedua
karena data yang menunjang hanya bayi aktif sehingga bedong sering terbuka, pada saat perawat
melakukan pemeriksaan fisik bayi. Rencana tindakan anjurkan kepada ibu untuk menempatkan bayi
ditempat yang hangat dan kering, bedong bayi, dengan kriteria hasil suhu tubuh dalam batas normal
( 36,5°c-36,7°c) dan tidak ada tanda hipotermi.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali pusat,
kelompok menempatkan pada posisi ketiga karena tali pusat masih belum puput dan terbungkus dengan
kasa. Rencana tindakan keperawatan yaitu anjurkan kepada keluarga untuk mempertahankan tehnik
septik dan aseptik sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. Dengan kriteria hasil bayi bebas dari
infeksi.
D. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini merupakan upaya untuk merealisasikan rencana keperawatan yang telah
diterapakn dengan membina hubugan saling percaya terlebih dahulu supaya dapat diterima oleh
keluarga klien sehingga memudahkan perawat dalam melakukan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Dari semua rencana tindakan keperawatan, perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai diagnosa
yang diangkat. Pelaksanaan keperawatan dilakukan selama satu hari dan semua masalah tidak terjadi.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu kerja sama yang baik dengan perawat
ruangan, ibu bayi sangat kooperatif dan literatur tentang bayi baru lahir normal tidak sulit dilakukan.
Faktor penghambat bagi kelompok adalah pada hari kedua bayi sudah dibawa pulang, sedangkan untuk
pelaksanaan keperawatan kelompok tidak menemukan hambatan.
E. Evalusi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap ini kelompok melakukan evaluasi
berdasarkan kriteria yang ada pada tahap-tahap yang ditentukan pada kasus yang berdasarkan pada
evaluasi keadaan bayi Ny. L, yang telah dilakukan asuhan keperawatan selama satu hari yaitu pada
tanggal 04 Desember 2012. Evaluasi pada semua diagnosa yang diangkat seluruhnya tidak terjadi
dengan kriteria hasil: tali pusat kering, tali pusat bersih dan tidak berbau, infeksi dapat dicegah, dan
hipotermi tidak terjadi.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini kelompok memberikan kesimpulan dan saran yang mungkin berguna dalam memberikan
asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal.
A. Kesimpulan
Dalam teori ada lima masalah keperawatan yang muncul, pada kenyataannya yang muncul dalam kasus
hanya ada tiga masalah keperawatan yaitu resiko tinggi pola nafas tidak efektif, resiko tinggi hipotermi,
dan resiko tinggi infeksi, hal ini terjadi karena keadaan umum bayi sudah baik.
Dalam tahap perencanaan tindakan keperawatan, penulis merencanakan tindakan keperawatan yang
sesuai dengan ketiga diagnosa yang muncul dimana rencana keperawatan telah diuraikan secara detail
pada bab sebelumnya. Dengan demikian kelompok menyusun rencana keperawatan yang terdiri dari
tujuan dan kriteria hasil serta perencanaan yang sesuai dengan diagnosa yang muncul.
Pada tahap ini, rencana tindakan keperawatan tidak semua dilakukan pada klien terkait keadaan klien.
Hanya saja tiga diagnosa yang muncul, semuanya dilakukan pelaksanaa keperawatan.
Evaluasi dari diagnosa pertama dengan masalah resiko tinggi pola nafas, teratasi sebagian karena bayi
tampak tenang, tidak sesak, RR=36x / menit, tidak ada tanda hypoksia; diagnosa kedua resiko tinggi
hypotermi, dapat teratasi karena suhu tubuh bayi 36,4 C, kulit hangat dan kemerahan, suhu ruangan
netral; dan diagnosa yang ketiga resiko tinggi infeksi, dapat teratasi karena tali pusat bersih dan sedikit
mengering.
Adapun faktor penghambat tidak kelompok temukan dalam melakukan pengkajian. Sedangkan faktor
pendukungnya yaitu Ny. L sangat kooperatif dan melaksanakan perawatan sesuai dengan yang
dianjurkan oleh perawat berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari bidan ruangan dan institusi
pendidikan.
B. Saran
Berdasarkan data di atas sekiranya penulis dapat mengajukan beberapa saran antara lain :
1. Perawat
2. Mahasiswa
Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami teori serta keterampilan yang dimiliki sesuai dengan pengkajian
khususnya kemampuan menilai apgar score pada menit pertama dan kelima yang menjadi acuan penting
untuk melakukan tindakan ataupun pertolongan pertama pada bayi baru lahir.
3. Orang tua
Diharapkan orang tua mampu memaksimalkan perawatan pada bayi baru lahir dirumah. Diharapkan
orang tua memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup sehingga mampu melakukan perawatan
mandiri terhadap bayi seperti ibu memiliki pengetahuan terhadap pentingnya ASI untuk memenuhi gizi
dan kekebalan tubuh bayi, disamping itu ibu mampu melakukan perawatan tali pusat dengan perinsip
septik dan aseptik serta mampu mencegah terjadinya hipotermi.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn, E. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2001
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :
EGC. 1998
Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi I, Jilid 4. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006.
irwan di 02.10
Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya
irwan