Anda di halaman 1dari 10

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No.

26/DIKTI/Kep/2005

Teori Komunikasi
dalam Perspektif Mazhab Frankfurt

Surahman

ABSTRACT

Frankfurt School of Thought, which rooted in Marxism and Critical paradigm, provided many
ways to interpret the meaning of communication. This school of thought is primarily
based on the main tenets of Critical Theory, i.e. totality, consciousness, anomie, and critic.
Some questions arise concerning the ontology, epistemology, and axiology dimensions of
Frankfurt School of Thought. Ontology discussion concerning the nature of communication
involved an intensive outlook of Giddens’s Structuration Theory. Epistemology involved
a discussion with Gramscian concepts of hegemony. Meanwhile, the problem of axiology
is best addressed in Habermas fashion of agent-structur-dialectics.

Kata kunci: Mazhab Frankfurt, teori komunikasi, ontologi, epistemologi, aksiologi

1. Pendahuluan sepakat bahwa tujuan teori itu untuk memperoleh


pemahaman (dari perspektif interpretive) atau
Para ahli post-positivist dan para ahli teori penjelasan (dari perspektif post-positivis) tentang
interpretatif memahami secara berbeda dasar- konteks komunikasi dan masyarakat. Tujuan teori
dasar ontologi dan epistemologi. Pendekatan teori tersebut dianggap merepresetasi realitas sosial,
demikian, sesungguhnya, berusaha melihat dunia meskipun penyajian dan pengembangannya dirasa
sosial dengan perspektif yang berbeda. Juga memiliki perbedaan cukup signifikan, terutama
sebagai upaya mendapatkan pengetahuan teori dalam hal ontologi dan epistemologi. Penyajian
tentang dunia sosial yang berbeda dengan yang dalam teori post-positivist dibangun atas dasar
ada, baik dalam asumsi dasar maupun masalah generalisasi dalam menjelaskan fenomena
metodologis. Para ahli teori post-positivist dan komunikasi. Sementara, teori interpretif bertumpu
interpretif dalam teori komunikasi hanya pada pemahaman lokal dan mengembangkan arti
mempunyai sedikit atau hampir tidak memiliki melalui interaksi dari para aktor sosial, dan
persamaan sedikitpun dengan para ilmuan teori penafsiran peneliti mengenai konteks fenomena
kritis, baik yang menyangkut teori dasar maupun interaksi tadi. Namun, kedua kelompok ilmuwan
berbagai gagasan ilmiah lainnya. yang berbeda tersebut berupaya mengembangkan
Teori interpretatif dan post-positivists melihat berbagai varian teori dan sifat-sifat alamiah
dunia sosial dalam perspektif yang berbeda, peristiwa komunikasi agar pendekatan tersebut
mereka mencari berbagai pengetahuan yang mampu mengungkap realitas dengan cara-cara
berbeda tentang dunia sosial. Namun mereka yang logis dan rasional.

Surahman. Teori Komunikasi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt 117


Banyak ilmuwan mempertanyakan dua makna filosofis teori marxisme mengatakan
pendekatan di atas, di antaranya adalah ahli dialektika merupakan pusat pikiran Marx. Sementara
postmodernisme (Rorty, 1979) yang mengatakan Karl Korsch memakai dialektika Hegel untuk
“siapa yang lihat teori sosial itu (positifistik dan menjelaskan bahwa teori Marxisme merupakan
interpretif) sebagai akhir dalam melihat dunia unsur dalam perjuangan kelas yang revolusioner.
(peristiwa) komunikasi adalah menyesatkan” Tokoh-tokoh seperti Gramscy, Ernst Block bertolak
Postmodern berpendapat, “perspektif postmodern dari pemikiran dialektika Hegel dalam memperkuat
melihat bahwa peneliti atau ilmuwan sosial tidak sekaligus merevisi pemikiran Marx.
boleh memisahkan diri dari realitas yang sedang Karl Marx, peletak awal teori strukturalis,
dikaji. Artinya, antara peneliti dengan yang diteliti kemudian menginspirasi munculnya teori-teori dari
harus menyatu, pendekatan tersebut bersifat Mazhab Kritis berdampak secara substansial pada
subyektif, sementara pendekatan tradisional, riset sosial, dan bidang komunikasi khususnya.
memahaminya berbeda. “ (Holstein & Gubrium, Kita akan membahas aspek dari teori kritis dalam
2000). Tetapi, pertanyaan tentang representatif atau perspektif teori komunikasi dan
tidaknya pendekatan tersebut sudah lama menghubungkannnya dengan bidang kajian riset
dipertanyakan. Tahun 1800, beberapa sarjana sosial. Juga akan menjelaskan teori tersebut dalam
mendukung teori sebagai suatu kegiatan yang perspektif, ontologi, epistemologi, dan aksiologi,
diminati masyarakat. Para ahli teori dalam tradisi tentu saja Jurgen Habermas dan Anthony Giddens.
teori kritis memahami bahwa ilmuwan tidak hanya Akhirnya, akan dibahas secara khusus teori
memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan komunikasi dalam perspektif kritis.
realitas dunia sosial, tetapi yang lebih penting
adalah bagaimana mereka bekerja sebagai agen
2. Akar Historis Teori Kritis
penyerta dari perubahan msyarakat. Immanuel Kant, membantah bahwa manusia
Dalam tradisi pemikiran Marx, Hegel selalu terlibat dalam proses interpretif yang terpusat
menjadi acuan sebagai upaya untuk menggali kepada pemahaman kita tentang dunia sosial.
makna Marxisme yang sebenarnya, Dalam jilid I Filosofi Kantian ini telah pula dikembangkan oleh
Das Kapital, Marx menjelaskan bahwa waktu aku Husserl, Dilthey, Weber, Mereka yang disebutkan
mengerjakan jilid I “kapital” para pewaris, muram, tadi bertindak sebagai peletak kerangka filosofis
sombong dan tak bermutu yang sekarang bersuara interpretif.
besar di kalangan cendekiawaan Jerman seenaknya Seorang Kantianisme, terkenal bernama Georg
memperlakukan Hegel. Wilhelm Hegel (1770-1831), mengembangkan
Penemuan kembali hakikat Marxisme dalam filosofi idealis ini pada arah lain. Hegel menekankan
abad ini justru terjadi seakan-akan sebagai gerak persamaan kedua hubungan secara dialektika
kembali kepada tradisi Hegel. Hegel pada dasarnya antara subjek pengetahuan individu dan dunia luar
memiliki kontribusi besar dalam dialektika dan tegangan yang tidak bisa dipisahkan karena
pembentukan pemikiran Marx. Hal tersebut saling berhubungan. Menurut Burrell dan Mor-
diakuinya sendiri, seperti dijelaskan di atas. Hanya gan (1979), “Hegel menggambarkan manusia
saja, Marx mencoba mengonstruk pemikiran sang tinggal di suatu karaketristik dunia yang saling
guru, dengan mengemukakan ide terkenalnya. Jika mempengaruhi antara konsekuensi individu dan
ia menilai filsafat Hegel berada di awang-awang objektivikasi dunia eksternal”. Bagi Hegel,
dan dianggap tidak berpijak di bumi karena tidak hubungan antara individu dan dunia eksternal
dapat dipraktekkan, ia memunculkan teori yang sepanjang sejarah diposisikan dan tergantung
dikenal dengan tradisi materialisme, atau dialektika pada jangka waktu di mana individu berada.
materialisme, sebagai jawaban terhadap Namun, Hegel dikritik oleh muridnya sendiri
“kelemahan” dialektika idealisme Hegel. bernama Karl Marx. Marx melihat bahwa apa yang
George Lukacs yang mengangkat kembali dilakukan gurunya, Hegel, adalah sesuatu yang

118 M EDIATOR, Vol. 6 No.1 Juni 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 26/DIKTI/Kep/2005

masih mengambang. Menurutnya, perubahan menekankan bahwa realitas harus ditafsirkan dalam
masyarakat terjadi bukan pada tataran ide, akan konteks materialis dalam dunia sosial. Pemikiran ini
tetapi pada wujud atau materi. Ia kemudian berupaya membedakan sub-struktur masyarakat
menawarkan pendekatan lain, yaitu dialektika dan superstruktur sosial. Sub-struktur terdiri ada
materialisme. Pendekatan baru dari Marx ini pada ekonomi dan produksi yang berbasiskan masyarakat
perkembangan selanjutnya lebih bersifat praksis dan mencakup cara produksi (yaitu, kondisi ekonomi
dan politis, sebagaimana ia katakan bahwa tugas yang mendasari proses produksi itu, seperti
ilmuwan bukan hanya berpikir, tetapi juga kapitalisme atau sosialisme) dan alat-alat produksi/
bagaimana ia mewujudkannnya. means of productions (yaitu, proses melalui produk
dibuat dan menyumbangkan jasa, mencakup
3. Pengaruh Marxisme teknologi dan tenaga kerja). Marx menempatkan
Pemikiran Karl Marx (1818-1883) telah hidup kondisi ekonomi dari masyarakat kapitalis telah
secara meluas dan telah mempengaruhi berbagai ditandai oleh perbedaan kelas antara borjuis (yaitu
kalangan politisi dan akademisi. Tulisannya mereka yang mengawasi gaya dan tingkat produksi)
mempunyai pengaruh kuat pada filsafat Teori Kritis. dan kaum proletar (yaitu mereka yang sibuk dengan
Pada Awalnya, Marx telah dipengaruhi oleh produksi untuk gaji). Basis ekonomi ini dan
gagasan Hegel tentang pertentangan antara perbedaan kelas adalah substruktur masyarakat.
pengetahuan subjek internal dengan dunia Tegasnya, super-struktur masyarakat telah dilihat
eksternal dan oleh sejarah alam yang menyangkut sebagai faktor non-ekomomi seperti agama, politik,
hal itu. Marx percaya bahwa dunia eksternal adalah seni, dan literatur.
sesuatu yang diciptakan manusia membuat objek Terdapat dua faktor dalam sub-struktur dan
tampak di luar subjektif individu. Proses super-struktur untuk menjadi pertimbangan.
objektifikasi ini, menurut Marx, kadang-kadang Pertama, pada tataran konseptual dari struktur
bertindak sebagai suatu sumber dasar sosial ini, Marx menggerakkan suatu posisi realitas
pengasingan. Sebab, menurut Burrell dan Morgan mengenai ontologi dan epistemolog. Marx melihat
(1979), “Marx, memulai pendapatnya tentang super-struktur dan substruktur masyarakat sebagai
alienasi manusia. Ia melihat masyarakat pada faktor terpenting yang dipertentangkan satu
zamannya didominasi oleh pengetahuan dengan lainnya dan bisa disebabkan oleh
kekuasaan manusia; ciptaan sosial objektif yang hubungan hubungan produksi. Kedua, Marx
mencerminkan orang berada di bawah kekuasaan percaya antara substruktur dan super-struktur
alienasi tadi. Kekuasaan alami “alienasi” terjadi merupakan hubungan yang sangat spesifik. Sub-
ketika “orde kelembagaan diasumsikan untuk struktur (yaitu cara produksi dan alat produksi)
diterima pada kehidupan tentang kepemilikan telah dilihat sebagai suatu kondisi tak wajar,
kebebasan dari niatan manusia dan kebutuhan; manusia mampu mencegahnya agar tidak menjadi
masyarakat merasa mengendalikan tingkah laku realitas yang mempengaruhi dirinya secara utuh.
manusia” Deetz dan Mumby mengatakan, “Dalam
Marx kemudian menetapkan lebih lanjut sifat pandangan Marx, Industrialisasi telah membawa
alami pengasingan dalam periode waktu sejarah pada dehumanisasi dan pengasingan dari
kehidupannya selama tumbuhnya kelaziman pekerjaan dan hasil dari pekerjaan. Pembagian kerja,
kapitalisme dan industrialisasi. Secara rinci, di mana perawatan tenaga kerja sebagai komoditas, dan
kemudian, Marx pindah dari suatu posisi idealis separasi individu dari produknya telah
yang menekankan peran manusia pada ciptaan dan menghasilkan suatu fragmentasi. Individu menjadi
reifikasi tentang dunia sosial mereka yang muncul terasing dari aktivitas produksinya”. Marx melihat
dari proses keterasingan ini. Sebagai gantinya, Marx industrialisasi dan teknologi yang telah menjadikan
kemudian menolak epistiemologi sebelumnya yang manusia terasing merupakan bagian dari sistem
melihat realitas dipengaruhi ide. Marx selanjutnya kapitalisme di mana surplus tenaga kerja bertindak

Surahman. Teori Komunikasi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt 119


sebagai laba untuk kaum borjuis. Surber (1998) berbagai hal dalam teori Marx, Sekolah Frankfurt
menjelaskan, “siapa yang bekerja untuk tiap jam jelas menampilkan Ideologi Marxis dalam
upahnya pada beberapa saja kemudian mekanis penekanannya. Bagaimanapun, Teori Kritis
akan menyadari tugasnya yang tidak hanya Sekolah Frankfurt periode itu berangkat dari
bagaimana aktifitas diri sendiri akan datang menjadi beberapa pemikiran kaum ortodox Marxisme. Pada
terasing, tetapi juga bagaimana dengan mudah dia perkembangan selanjutnya, sarjana Sekolah Frank-
bisa digantikan oleh orang lain yang berkeinginan furt tidak lagi memakai karakteristik teori materialis
untuk melakukan pekerjaan yang sama”. Marxis ortodoks sebagai satu-satunya paradigma
Dengan demikian, tugas utama perjalanan pendekatan. Dengan demikian, Sekolah Frankfurt
intelektual Marx telah mengembangkan tidak mengikuti sekolah Marxisme ilmiah, yang
pandangan tentang hubungan antara individu dan mencoba menggunakan metoda riset positivistik
masyarakat. Hubungan ini, munurut pemikiran awal untuk menentukan hukum substruktur ekonomi
Marx, dibangun dengan penuh pertentangan yang telah dihubungkan dengan super-struktur
dialektis. Sedangkan, kesimpulan akhirnya, psikologis dan budaya (Morrow, 1994). Sarjana
hubungan material pada kondisi ekonomi Sekolah Frankfurt juga tidak mendukung revolusi
substruktur dipengaruhi faktor super-struktur, dan politis sebagai alat utama menuju keberhasilan
kedua sub-struktur dan unsur-unsur super- pembebasan. “Marxisme telah menjadi suatu
strukturnya menyebabkan terjadinya alienasi, sistem yang final oleh para penganutnya,
karena bagaimanapun, ketidakseimbangan antara penyebaran teori ini kepada anggotanya dilakukan
individu dan dunia eksternal tidak dapat dengan cara melalui hafalan dan dogma”.
dipertahankan dan memerlukan kritik dalam rangka Sarjana Sekolah Frankfurt menjauhkan diri dari
mengungkap kebenaran pokok tentang kondisi kecenderungan dogmatis ini dan sebagai gantinya
manusia. kembali ke Marx Hegelian yang mendukung
“revolusi kesadaran” (Burrell 6k Morgan, 1979, p.
4. Sekolah Frankfurt 291). Sekolah Frankfurt berupaya mencari formula
Tahun 1923, Lembaga Riset Sosial yang teori politisnya sendiri sebagai suatu kekuatan
bertempat di Frankfurt, Jerman. Sejumlah sarjana, moral yang bekerja ke arah pembebasan manusia
seperti Max Horkheimer (direktur lembaga tersebut (Seidman, 1994). Sebagian dari konsep yang pusat
pada tahun 1930), Herbert Marcuse, Theodor W. yang memandu proyek kritis
Adorno, Erich Fromm, dan Walter Benjamin Sejarah mencatat proyek kritis dari Sekolah
seringkali dikaitkan dengan Sekolah Frankfurt. Frankfurt berada di bawah tekanan hegemoni Hitler
Ilmuwan itu kemudian dikenal sebagai aktivis dengan ambisi Jerman menguasai dunia dan
sekolah tersebut yang merintis lahirnya dominasi Stalinisme di Uni Soviet. Banyak aktivis
pendekatan baru dalam filsafat sosial, termasuk Sekolah Frankfurt, seperti Max Horkheimer,
dalam lapangan penelitian, yakni Pendekatan Kritis Adorno, dan Marcuse, meninggalkan Jerman
(Teori Kritis). Huspek (1997) mencatat, menuju Amerika Serikat. Selama periode ini, tugas
“Sekolahnya sendiri sebagai institusi terbaik dan utama para teoretisi kritis tersebut, meskipun
menghasilkan koleksi sarjana yang berpikiran ditandai oleh suatu sikap pesimis dari adanya
bebas, sering terjadi perselisihan paham satu tekanan tersebut namun, mereka berupaya
dengan lainnya, tetapi semua dilakukan untuk menyeleksi filsafat Marx yang bersentuhan dengan
kebutuhan analisis kritis tentang realitas nuansa praktis dan politis
masyarakat yang sebenarnya. Bagaimana Pada perkembangan terakhir pemikiran Teori
fenomena diungkap ke permukaan, kemudian Kritis memasuki dekade terpenting, terutama saat
dianalisis berdasarkan gejala umum dalam mereka berusaha membahas pemikiran Mazhab
masyarakat tersebut. Frankfurt dalam hubungannya dengan struktur
Meskipun melakukan refleksi kritis dari sosial masyarakat, yang kemudian akhirnya

120 M EDIATOR, Vol. 6 No.1 Juni 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 26/DIKTI/Kep/2005

bermuara pada perspektif komunikasi. Tokoh utama dikendalikan antara kesadaran manusia dan
dalam pemikiran ini adalah generasi selanjutnya objektivitas sosial, sehingga menciptakan
dari Sekolah Frankfurt, yaitu Habermas. kesadaran yang mendominasi kenyataan eksternal.
Habermas sekalipun dikenal sebagai seorang Dorongan ini disebut sebagai dorongan alienasi,
teoretisi sosial, khususnya pada pemikiran filsafat yang memisahkan manusia dari kebenaran dirinya
sosial, namun perhatiannnya pada masalah sendiri dan merintangi pemenuhan kemampuannya
komunikasi, terutama pada komunikasi politik telah sebagai manusia.
mengantarkan pemikir lain untuk menempatkannya Kritik. Kritik mereka tentang masyarakat
sebagai ilmuwan komunikasi. Di samping itu, sekarang, para ahli Teori Kritis memusatkan for-
Habermas juga dikenal sebagai teoretisi Sekolah mat kepemimpinan dan sumber alienasi, yang
Frankfur yang masih setia membela teori-teori mereka lihat sebagai penghambat berbagai
modernisme, dengan memberi penilaian bahwa kemungkinan bagi pemenuhan kebutuhan manusia
teori-teori modernisme masih belum selesai. secara benar. (Burrell & Morgan, 1979).
Pemikiran Sekolah Frankfurt kemudian
mengantarkan kita untuk selanjutnya memahami 6. Teori Kritis Kontemporer
teori-teori komunikasi dari tataran ontologi, Mendiskusikan posisi meta teori dari para ahli
epistimologi, dan aksiologi. Teori Kritis, tentunya kita berusaha membuat
Begitu pentingnya pengaruh Hegel pada persentuhan dengan dua teoretisi Sekolah Frank-
teoritisi kritis Mazhab Frankfurt seperti Max furt kontemporer, yaitu Jurgen Habermas dan An-
Hokheimar, Adorno, Marcuse, sehingga gaya thony Giddens. Habermas adalah pemikir yang
berpikir mereka sering disebut “Hegelian muda”. memiliki pengaruh kuat pada saat ini. Beberapa
Bahkan buku pertama Herbert Marcuse berbicara karya besarnya seperti Pengetahuan dan
tentang Hegel Reason and Revolutions (1941). Kepentingan Manusia (1971), Komunikasi dan
Marcuse dalam buku tersebut menunjukkan bahwa Evolusi Masyarakat (1979), dan Teori Tindakan
pakaian luar pikiran Hegel yang konservatif Komunikatif (1984). Giddens dan Teori
sedangkan dinamika mendalamnya adalah Strukturasinya telah muncul sejak pertengahan
revolusioner. Itulah sebabnya Aliran Kritis dan 1970-an, yang mencoba mengungkap teori-teori
Marxis menganggap diri mendasar pada Hegel dan sosialnya dengan berpusat pada kajian ontologi
tetap, meskipun secara kritis menjunjung tinggi yang berupaya mengantarkan kita pada
pikirannya. pemahaman teori dari berbagai perspektif,
khususnya pada Teori Kritis. Karya Giddens’s
5. Konsep Utama Teori Kritis
meliputi Pemahaman Baru tentang Metodologi
Totalitas. Dugaan bahwa semua pemahaman Sosial (1976), Permasalahan Kritis Teori Sosial
masyarakat merujuk pada keseluruhan objek dan (1979), Konstitusi Masyarakat (1984). Habermas
subjek, dan dunia ditandai oleh jangka waktu yang dan Giddens digunakan di sini untuik menjelaskan
terbatas; suatu pemahaman tentang keseluruhan secara umum kesanggupan metateori dari ahli teori
ini harus mendahului pemahaman tentang unsur- kritis kontemporer.
unsurnya, karena keseluruhannya mendominasi
bagian itu. 7. Problem Ontologi
Kesadaran. Kekuatan akhirnya menciptakan Isu ontologi mengacu pada pertanyaan
dan mendukung dunia sosial. yang ditandai oleh tentang kenyataan. Dalam konteks riset dan teori
kesadaran internal dan dihasilkan tetapi yang kajian penting ontologi juga mendiskusikan sifat
dipengaruhi oleh format yang diasumsikan melalui alami realitas sosial seperti kata Outhwaite dan
proses objektifikasi dan dialektis antara subjektif Bottomore (1993) “Kesatuan positif yang
dan dunia objektif. disyaratkan pada substansi bagian-bagian tertentu
Pengasingan. Dorongan kognitif yang dari teori ilmiah. Pandangan ontologi menyangkut

Surahman. Teori Komunikasi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt 121


realitas ke nominalis, dan post-pesitivist biasanya dominan tadi, atau meminjam istilah Hegel, sebagai
beranggapan bahwa realitas ada pada dirinya, yang Hegemoni.
oleh Hegel disebut sebagai das ding an sichm, Teori Strukturasi Giddens’s harus dipandang
dan interpretif, berpendirian bahwa hubungan- sebagai suatu sistem ontologi (Bank& Riley, 1993),
hubungan sosial berada pada konstruksi dan kita menyelidiki implikasi ontologi dari teori
kenyataan sosial. kompleksitas teori dari Giddens, pertama
Diskusi pemikiran dalam perspektif Marx dan membedakan antara status ontologi alami dunia
Sekolah Frankfurt menyarankan, Pembahasan dan dunia sosial, membantah hermeneutika ganda
Pendekatan Kritis, lebih pada aspek ontologis.. untuk kehidupan sosial. Konsep ini “mengacu
Sebagai contoh, para pemikir setelah Marx, dan pada cara struktur dunia sosial yang telah
pengikutnya lebih tertarik pada pemikiran ilmiah dibangun oleh manusia, sementara mereka bukan
Marrx dengan menitikberatkan pada pandangan alam “ (Morrow, 1994, p. 156). Dengan demikian,
objektif dari kenyataan sosial dunia. Tinjauan dari para ahli teori dan peneliti harus mengenal
terminologi material dengan membedakan antara perbedaan ontologi, antara alam dan masyarakat.
substruktur dan faktor super-struktur. Pandangan Teori Strukturasi, kemudian, menguraikan
ontologi demikian memahami realitas bahwa kompleksitas ontologi dari kehidupan sosial.
struktur masyarakat dipahami secara relatif dan Menurut Giddens, realitas sosial harus
dikaitkan dengan realitas ekonomi masyarakat mempertimbangkan struktur dan agen. Struktur
tersebut. Superstruktur yang terkondisikan oleh adalah aturan, norma-norma, dan kepercayaan
realitas politik dan kultur masyarakat ditentukan yang menandai dunia sosial. Agen adalah perilaku
oleh modal produksi dominan dalam masyarakat dan interaksi manusia di dalam realitas dunia
(formasi sosial). Cara ekonomi dan alat produksi tersebut. Teori strukturasi berpusat pada pemikiran
memiliki kemkuatan untuk memengaruhi super bahwa hubungan antara struktur dan agen harus
struktur, superstruktur yang dimaksud adalah digambarkan dalam kaitan dengan suatu dualitas
kondisi politik dan kultur masyarakat. struktur. Dengan demikian, teori ini membantah
Habermas mengingatkan kita untuk tidak struktur diproduksi oleh agen dalam hal ini
mengulangi kesalahan “masa lalu”. Ia kemudian manusia, tetapi struktur pada waktu yang sama
menawarkan bahwa untuk memahami merupakan medium di mana agen beroperasi.
perkembangan ilmu pengetahuan proses sejarah Menurut Giddens (1976), “Itu adalah aspek
tidak pernah bersifat tunggal, tetapi memiliki ruang pengaruh dari struktur rangkap ini, kedua,
dan waktu. Habermas menekankan penggalian kesimpulan dari pengamatan atas kegiatan
aspek-aspek imateril dari suatu teks untuk manusia, namun juga beroperasi sebagai medium
diinterpretasi sejauh mungkin. Teks tidak memiliki di mana mereka melakukannya, yang harus diserap
pengertian sentral ia terkait dengan berbagai melalui konsep strukturasi dan reproduksi”.
macam kepentingan seperti kekuasaan. Habermas Artinya, struktur dan aturan memiliki kesamaan
kemudian memosisikan komunikasi kritis sebagai substansi dalam mengatur dan memengaruhi
sesuatu yang esensial untuk mengantisipasi masyarakat. Sebagai suatu contoh, dalam sebuah
perubahan struktur masyarakat. Kompetensi perkuliahan, telah terjadi kesepakatan yang tidak
komunikasi dengan metodologi kritis dibutuhkan tertulis antara mahasiswa dengan profesornya
untuk mengarahkan pemikiran komunikasi pada (dosen). Peraturan tersebut menegaskan, jika dosen
areal kritis, yang tidak sekadar memotret struktur, berbicara maka mahasiswa diam dan
namun menawarkan alternatif Kontekstual. mendengarkan. Mahasiswa, saat minta berbicara
Realitas dalam perspektif ini tercipta dari berbagai biasanya mengacungkan tangan. Dalam hal ini,
proses interaksi komunikasi. Dari interaksi itu struktur dan aturan bertindak sebagai medium
muncul sebuah kekuatan dominan. Maka, semua ketika interaksi itu terjadi. Apa jadinya jika aturan
teks diterjemahkan berdasarkan kepentingan kelas itu tidak ada, maka yang terjadi adalah sesuatu

122 M EDIATOR, Vol. 6 No.1 Juni 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 26/DIKTI/Kep/2005

yang di bawah kendali. Masing-masing konsekwensi-konsekwensi yang tidak dikehendaki


menyibukkan diri dengan urusannya. Hal ini berarti dari perilaku-perilaku yang kita sengaja bahkan
proses interaksi antara dosen dan mahasiswa tidak desain.
berlangsung, struktur dan aturan yang bersifat Ontologi Giddens’s mengistimewakan agen
perkuliahan saat itu tidak berlaku, maka medium struktur. Huspek (1993) salah seorang pengagum
pun tidak terjadi. Giddens mengatakan, terdapat dua hal dalam
Dugaan interaksi kita ini telah membangun menganalisis teori strukturasi Giddens. Pertama,
struktur sosial saling berhubungan yang Giddens menekankan bahwa struktur tidak hanya
menyebabkan beberapa implikasi. Pertama, menghambat tindakan, tetapi juga memungkinkan
dualitas struktur menyatakan bahwa berbagai ke arah itu. Menurut Giddens (1979), “konsep
struktur dapat bereproduksi pada interaksi tentang struktur negara bukanlah aspek dominan
manusia. Kita bisa menciptakan perbedaan aturan dari analisis, tetapi cara produksi negara tersebut
untuk saling berinteraksi pada suatu ruang yang sangat substansial untuk menjadi alat analisis
interaksi Kedua, dualitas struktur menyatakan utama. Kedua, seperti dicatat lebih awal, Giddens
bahwa struktur dapat diubah oleh interaksi menekankan kemampuan agen dan pengetahuan
manusia. Profesor dan para mahasiswa dapat untuk terus menerus memengaruhi struktur di mana
menggunakan kelompok mereka, mungkin mereka saling berkomunikasi .
bermacam-macam tingkat kesadaran, untuk
menghasilkan struktur baru di ruang tempat
8. Problem Epistemologi
berlangsungnya interaksi. Sebagai contoh, Epistemologi mengacu pada sifat alami
seorang profesor bisa secara penuh mengubah pengetahuan dan bagaimana pengetahuan
aturan dengan memohon kepada para mahasiswa berkembang dalam dunia sosial. Jurgen Habermas
untuk tidak mengangkat tangan mereka. Para telah menyelidiki lebih rinci epistemologi Teori
mahasiswa bisa mengubah budaya kelas. Dengan Kritis dalam perkembangan basis pemikiran para
demikian, pemandu struktur interaksi kita dan ahli dari Mazhab Frankfurt. Habermas tertarik
sering direproduksi oleh interaksi itu, kita juga bisa untuk meneliti lebih jauh mata rantai antara kekuatan
menghasilkan struktur baru yang akan mempunyai dan pengetahuan dengan mempersiapkan “ poliitik
bermacam-macam tingkat pengaruhnya pada epistemologi” (lihat Mumby, 2000, hlm . 71).
interaksi. Habermas lebih menekankan posisi epistemologi
Posisi ontologi yang diuraikan oleh Teori ini dalam tiga garis besar yang disebutnya
Strukturasi Giddens adalah representasi dari posisi pengetahuan menurut yang diminati oleh
yang diambil oleh para ahli Teori Kritis, pada masyarakat: empirical-analytic, hermeneutic-his-
penekanan hubungan dialektika dan kompleks torical dan critical-emansipatori (Habermas,
antara struktur dan tindakan. Dalam beberapa hal, 1971). Dalam mendefinisikan pengetahuan,
mengingatkan kita awal dari Teori Kritis. Penafsiran Habermas menuntut kita agar “ berhati-hati untuk
Marx tentang Hegel mengenai “sejarah” individu melakukan klaim klaim pengetahuan yang
yang dikondisikan oleh zaman di mana dia hidup, didefinikan oleh individual” (Morrow, 1994, p. 146),
seringkali tidak mendapat tanggapan serius dari dia menekankan pengetahuan ilmiah bukanlah
para ilmuwan sosial. Tentu saja, Giddens (1984) satu-satunya pengetahuan yang dapat diterima.
menekankan ini pada komentarnya bahwa teori Ketertarikan pada teori Empirical-Analytic
strukturasi adalah “suatu cerminan kepemimpinan berakar pada teknis dengan menggunakan atas
secara keseluruhan dan keadilan ekonomi yang fisik dan dunia sosial. Ketertarikan sikap ini
diinginkan Marx.... ‘Orang membuat sejarah, tetapi dihubungkan dengan pendekatan post-positivist
atas pilihan mereka sendiri’”, akan tetapi, menurut dalam lapangan penelitian. Teori Kritis membantah
Giddens, sejarah peradaban dapat saja terjadi di bahwa pengetahuan bersifat deterministik dan
luar jangkaun kesadaran manusia. Hal itu sebagai peraturan umum alam dan masyarakat digunakan

Surahman. Teori Komunikasi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt 123


untuk menganalisis realitas setempat negara polis saat itu melakukan penaklukan
Akhirnya, ketertarikan teori Critical- terhadap kota-kota kecil (hegemoni). Konsep
Emansipatory mencoba melihat pengetahuan hegemoni Gramsci meskipun diilhami pemikiran
sebagai proses self-reflection dengan urgensi dan Marx, namun warna dari pendekatan idealisme
batasan sejarah yang bisa diungkapkan. Dalam Hegel, dalam arti kultur masyarakat memengaruhi
konteks negara, Mumby (2000) memahami bahwa konsep kepemimpinan dominasi tadi sangat
“kecenderungan manusia untuk self-reflection terlihat. Karenanya, Gramsci melihat bahwa realitas
yang mendorong ke arah otonomi dan masyarakat Italia, di mana ia bermukim, adalah
pemberdayaan”. Morrow (1994) membantah bahwa bentuk perwujudan dua teori Marxian dan
dalam pandangan epistemologi, Critical- Hegelian. Kepemimpinan dalam masyarakat di Italia
Emancipatory dihubungkan dengan hermeneutika tidak hanya diwarnai oleh sistem poliitik negara
-ketertarikan historis pada kedua pengetahuan sebagai sebuah superstruktur, kepemimpinan
tersebut, yaitu realitas sosial dan sejarahnya. tersebut menjadi langgeng sebagai akibat dari
Bagaimanapun, para ahli teori kritis adanya kultur masyarakat Italia yang
memperkenalkan dinamisasi politis ke dalam merepresentasi hal itu.
penyajian historical-hermeneutic ini melalui Dengan demikian, teoretisi kritis memandang
konsep ideologi dan kekuasaan. kritik emansipatoris sebagai subjek sejarah yang
Ideologi mengacu pada “asumsi taken-for- muncul akibat dari kekuatan ideologi dan
granted tentang kenyataan yang memengaruhi hegemoni. Dengan memperkenalkan konsep ini,
persepsi situasi dan peristiwa”. Definisi ini para ahli Teori Kritis mengubah bentuk peran
mempunyai beberapa segi penting. Pertama, pengetahuan ke dalam suatu mekanisme
ideologi mengacu lebih pada sikap dan perwujudan dan perubahan dari struktur hegemoni
kepercayaan. Bahkan, ideologi membentuk dan ideologis ini. Morrow (1994) mengatakan
pemahaman akan keberadaan kita, kebiasakan, dan bahwa perbedaan antara critical-emancipatory
kemungkinan (Therborn, 1980: 18). Kedua, ideologi dan hermeneutic-historical“, melibatkan sikap
melibatkan asumsi yang jarang ditanyakan atau yang berbeda ke maksud dan arah: Di banding
diteliti. Sebagai contoh, kita jarang dengan hanya menguraikan dan memahami
mempertanyakan struktur hierarkis hubungan mereka, objektif adalah untuk mengkritik dan
guru-pelajar. Ketiga, dengan pengaruh pandangan mengubah bentuk mereka”. Dengan demikian,
kita tentang dunia, ideologi juga bisa posisi epistemologi dari Teori Kritis, ketika
mempengaruhi perilaku kita. diterangkan oleh Habermas (1971), melihat
Para ahli Teori Kritis menilai, meskipun pengetahuan sebagai pelayan perubahan dan
ideologi bukan suatu konsep netral, tetapi sangat pembebasan: “Dalam self-reflection, pengetahuan
terkait dengan sistem kekuasaan dan dominasi demi pengetahuan datang bersamaan dengan
(Mumby, 1989). Konsep Kepemimpinan dalam ketertarikan dari otonomi dan tanggung jawab”.
kaitannya dengan istilah hegemoni, diperkenalkan
sejak awal oleh Gramsci, (1971). Pengertian 9. Problem Aksiologi
Hegemoni mengacu pada proses di mana dominasi Problem ideologi, Teori Kritis dengan jelas
pimpinan suatu kelompok mensubordinasi menjungkirbalikkan post-positivist dan para ahli
kelompok-kelompok lainnya dan itu diterima teori interpretive. Seperti dijelaskan sebelumnya,
sebagai norma (Hall, 1985), di mana individu dalam para sarjana menggunakan pendekatan ini untuk
komunitas masyarakat dengan sepenuh hati melihat teori sebagai pengambilan suatu peran,
mengadopsi dan menguatkan dominasi struktur meskipun yang disajikan oleh penganut post-
tadi (Habermas, 1971). positivist dan teori interpretif berbeda. Dalam
Konsep hegemoni, berasal dari bahasa Yunani penyajian oleh para penganutnya, menilai proses
Kuno, yang artinya ditundukkan. Athena sebagai riset teori harus dikendalikan atau excised (yaitu

124 M EDIATOR, Vol. 6 No.1 Juni 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 26/DIKTI/Kep/2005

post- posisi positivist) atau mengakui dan ahli Teori Kritis adalah mengungkapkan struktur
menyelidiki (yaitu posisi interpretif), tetapi tidak sosial dan proses menuju hegemoni ideologis.
pernah benar-benar dilaksanakan. Para ahli Teori Ketika orang-orang diasingkan bisa
Kritis menjungkirbalikan pemahaman aksiologi mempertimbangkan kondisi mereka yang kritis.
teor i positivi st: “Teor i Kri tis berusaha Di luar perumpamaan yang diungkap oleh
menawarkan metodologi pemikiran di antara para Habermas tentang psikoanalitik, bagaimanapun,
pemikir lain yang konservatif, dan Teori Kritis dalam mempertimbangkan bagaimana emansipasi
memiliki peran yang rumit untuk memainkan adalah mungkin dalam proyek kritis (lihat
proses itu. (Poster, 1989: 3). Dengan demikian, Habermas, 1979), untuk pengembangan pemikiran
para ahli Teori Kritis memandang bahwa nilai-nilai ini. Habermas mengusulkan konsep tentang
bukan untuk dipandu, melainkan perlu memandu pragmatis universal di mana emansipasi akan
para sarjana, dan ahli teori perlu bekerja sebagai menjadi tercapai ketika interaksi terjadi dalam
agen perubahan dalam mendukung nilai-nilai tadi. suatu situasi pembicaraan ideal. Habermas,
Sekali lagi, tugas utama Giddens dan mempercayakan sampai taraf tertentu pada teori
Habermas adalah memahami posisi aksiologi dari perluasan. Ia kemudian mengusulkan bahwa
para ahli Teori Kritis. Dalam diskusi ontologi di wewenang komunikasi interaktif akan membatasi
atas, kita mempertimbangkan dualitas struktur tingkatan suatu situasi pembicaraan ideal bahwa
Giddens dan perlakuan khusus yang diberikan kepentingan manusia dalam emansipasi bukanlah
dia kepada agen dalam dialektis ini (Huspek, 1993). semata-mata khayalan atau sifat aneh, melainkan
Dalam dialektika ini, agen dapat memengaruhi pada gambaran logika. Dalam kompetensi teori
kekuasaan untuk mengubah struktur sosial, komunikasi, Habermas membantah bahwa tiap-
transformasi nilai secara langsung menjadi sangat tia p tin dakan dari komun ikasi simbolis
penting pada aksiologi dari para ahli Teori Kritis. menggambarkan lebih dulu dan mensyaratkan
Kekuasaan dipahami sebagai “kemampuan aktor nilai-nilai kebenaran, kebebasan, dan keadilan.
untuk ikut andil dalam deretan peristiwa agar Dengan demikian, karena nilai-nilai ini tidaklah
mengubah perdebatan mereka; seperti halnya memiliki kemutlakan maka, mereka dapat bertindak
‘bisa” menengahi antara tujuan atau keinginan untuk melakukan kritik terus-menerus.
dan perwujudan yang nyata dari hasil pencarian” Huspek (1991) membantah, “Kompetensi
(Giddens, 1976: 111). Dengan demikian, ontologi ideal amat dilakukan dalam praktek, tetapi secara
dari Teori Kritis (yaitu dualitas struktur) bertindak tetap ada menyajikan antar semua para pembicara,
sebagai basis aksiologi dari Teori Kritis (yaitu dalam semua Pendekatan Kritis pada Komunitas
transformasi dan potensi emansipasi dari para Komunikasi.” Dengan demikian, dalam rangka
aktor sosial. merealisir nilai-nilai kritik, para pembicara harus
Habermas membandingkan proses mengomunikasikan jalan kompetensi yang
emansipasi kepada proses psikoterapi. Dalam mendukung nilai-nilai kebenaran, kebebasan, dan
analogi ini, para ahli Teori Kritis menganalisis keadilan. Kompetensi komunikatif terdiri dari
masyarakat sebagai sebuah peristiwa. Pekerjaan klaim mengenai bisa dipahami, kebenaran isi
seorang ahli psikoanalis adalah untuk membantu ucapan dapat dipertanggungjawabkan. Ketika
pasien agar mampu memecahkan resistensi dan klaim ini direalisir, itu adalah mungkin untuk
memperoleh kesadaran dari apa yang sedang dia mendekati suatu situasi pembicaraan ideal di
lakukan sendiri. Bernstein (1976) mencatat, mana emansipasi adalah mungkin.
“Suksesnya terapi tidak bergantung pada Bernstein (1976) meringkas komunikasi yang
pemahaman si pasien, tetapi pada tingkatan pasien ideal adalah bahwa format perdebatan di mana
mengekspresikan eksistensinya dan berupaya tidak ada paksaan lain kecuali paksaan kritis
memecahkan resistensi yang sedang dia alami. terhadap dirinya sendiri; di mana ada suatu simetri
Habermas, selanjutnya berpendapat, peran para asli antara peserta yang terlibat, membiarkan suatu

Surahman. Teori Komunikasi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt 125


hal yang dapat dipertukarkan dalam peran dialog samping dominasi teori sosial sebelumnya, seperti
universal; di mana tidak ada dominasi di dalamnya. positivistik, juga teori kominikasi perupakan ilmu
yang lebih mengarah pada hal-hal praktis, dan
10. Penutup kompleks dan disiplin komunikasi adalah suatu
usaha yang kompleks. Namun demikian, upaya
Para ahli Teori Kritis bekerja dari suatu kerangka
yang penuh dengan tantangan ini harus dilakukan
metateori yang bertentangan dengan teori
sebagai tugas utama teoritisi komunikasi untuk
positivistik, bahkan sangat dipertentangkan secara
memasukkan perspektif teroi kritis dalam ilmu
fundamental dengan post-positivistik dan para ahli
komunikasi.
teori interpretif. Meskipun secara ontology dapat
saja disintesiskan, para ahli teori kritis sekarang ini
berjanji untuk membangun ontologi sosial: Ontologi
Teori strukturasi dari Giddens dengan dualitas Daftar Pustaka
strukturnya adalah contoh penting dari proses ini.
Epistemologi, para ahli Teori Kritis memasukan teori A. Buku Utama
ketertarikan Critical-Emancipatory yang diuraikan Ketherine, Miller. 2001. Communication Theories,
Habermas. Penekanan epistemologi ini pada ARS New York
struktur pengetahuan ideologi yang dibentuk dan
dapat saja memasukkan proses hegemoni
B. Buku Pelengkap
kekuasaan, kendali, dan pengasingan. Akhirnya,
aksiologi, penekanan para ahli teori pada peran Burke, Peter 2001, Sejarah dan Teori Sosial.
mereka dalam membongkar kekuasaan struktur dan Jakarta: yayasan Obor Indonesia,
membebaskan individu dari kekuatan itu hegemoni
tadi Harle, Rom & Roger Lamb (ed) 1996 Ensiklopedi.
Pendekatan yang dirancang oleh dua teoretisi Jakarta: Psikologi Arcan
sosial, yaitu Anthony Giddens dan Jurgen Hikam, Muhammad AS. 1999. Demokrasi dan Civil
Habermas, bagi pemikiran ilmu-ilmu sosial Society. Jakarta: LP3ES.
merupakan terobosan terpenting, terutama dalam
menganalisis berbagai kelemahan yang diterapkan Kusumandaru, Ken Budha, 2003. Karl Marx,
dalam perspektif positifistik. Pemikiran teori Revolusi dan Sosilisme, Yogyakarta: Institut.
komunikasi sampai saat ini masih berkutat pada Sanggahan terhadap Frans Magnis-Suseno.
pemahaman positivistik, dominannya teori tersebut Mulyana, Deddy. 2001. Nuansa-Nuansa
sesungguhnya telah menjadi avand garde Komunikasi Meneropong Politik dan
pendekatan, seolah-olah perspektif tersebut telah Budaya Komunikasi masyarakat
memiliki kebenaran mutlak dalam menganalisis Kontemporer. Rosda Karya Bandung.
realitas komunikasi. Hal tersebut jelas “berbahaya
Rudianto, R. Bambang (ed). 1993. Diskursus
“sebab antara satu realitas dengan yang lainnya
Kemasyarakatan dan Kemanusiaan, Jakarta:
jelas memiliki perbedaan dan hal tersebut tidak boleh
Gramedia Pustaka Utama.
dengan serta merta langsung digeneralisasikan.
Proses penyertaan teori-teori sosial yang Surahman. 2003. Post-modernisme, adakah
berbasis pada perspektif kritis mengalami kesulisan relevansinyaterhadap Metodologi
saat ingin ditransfer ke teori komuniaksi. Alasannya, Penelitian Komunikasi, makalah Tanpa
seperti juga pada ilmu-ilmu sosial lainnya, di Publikasi.

126 M EDIATOR, Vol. 6 No.1 Juni 2005

Anda mungkin juga menyukai