Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sebagai daerah tujuan wisata, Bali konsisten menempatkan sektor
pariwisata sebagai sektor andalan dan memberikan dampak besar terhadap
pertumbuhan perekonomian Bali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) Bali, jumlah wisatawan yang datang langsung ke Bali terus bertambah
dari berjumlah 2.085.084 pada tahun 2008, 2.385.122 pada tahun 2009,
2.576.142 pada tahun 2010, 2.826.709 pada tahun 2011 dan menjadi
2.949.332 pada tahun 2012.
Hal ini tentunya perlu diakomodasi dengan pertumbuhan keberadaan
angkutan pariwisata yang memadai. Tanpa jumlah angkutan pariwisata yang
memadai, maka wisatawan yang datang tidak akan dapat dilayani dengan
sebaik 2 baiknya sesuai dengan prinsip jasa pariwisata. Apabila wisatawan
yang datang ke Bali merasa tidak terlayani dengan baik kebutuhannya akan
angkutan pariwisata, maka niscaya wisatawan tersebut akan berpikir ulang
untuk datang berlibur ke Bali. Hal ini pada akhirnya akan menurunkan jumlah
wisatawan yang datang ke Bali.
Berdasarkan kondisi tersebut, salah satu aspek yang penting untuk dikaji
adalah kelayakan finansial dari usaha jasa angkutan pariwisata. Dalam kajian
kelayakan finansial tersebut, aspek biaya yang ditinjau adalah biaya
operasional kendaraan (BOK). Sedangkan aspek manfaat yang ditinjau adalah
pendapatan usaha. Kajian dilakukan pada PT. Gd Bali Transport yang berdiri
pada tahun 1997 dan PT. Amanda Legian Tours (berdiri pada tahun 1995).
Alasan kajian dilakukan 3 pada kedua perusahaan tersebut karena dari
pengamatan awal, kedua perusahaan tersebut bisa berkembang dengan cukup
baik.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari paparan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
1. Berapakah besarnya biaya operasi kendaraan (BOK) dari
pengoperasian angkutan pariwisata PT. Gd Bali Transport dan PT.
Amanda Legian Tours ?
2. Berapakah pendapatan usaha dari kedua perusahaan tersebut ?
3. Bagaimanakah kelayakan finansial dari pengoperasian angkutan
pariwisata pada kedua perusahaan tersebut ?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka ditetapkan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Menganalisis besarnya biaya operasi kendaraan (BOK) dari
pengoperasian angkutan pariwisata PT. Gd Bali Transport dan PT.
Amanda Legian Tours.
2. Menganalisis besarnya pendapatan dari kedua perusahaan tersebut.
3. Menganalisis kelayakan finansial dari pengoperasian angkutan
pariwisata pada kedua perusahaan tersebut.

1.4 MANFAAT
Manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi mahasiswa, dapat menjadikannya sebagai media pembelajaran awal
bagaimana cara menganalisis kelayakan secara finansial suatu investasi
pada umumnya dan investasi angkutan pariwisata pada khususnya.
2. Bagi pemilik usaha, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
perbandingan terhadap investasi yang telah dijalankan agar dapat
sekiranya memperbaiki kinerja usahanya tersebut.

2
3. Bagi masyarakat yang ingin berinvestasi, khususnya di bidang angkutan
pariwisata, dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan.

1.5 BATASAN MASALAH


Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan masalah, yaitu :
1. Analisis kelayakan finansial dilakukan berdasarkan data hasil wawancara
dengan PT. Gd Bali Transport dan PT. Amanda Legian Tours.
2. Perhitungan inflasi didasarkan pada data inflasi tahun 2010 dan 2011.
3. Kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk menganalisis kelayakan
finansial usaha angkutan pariwisata adalah metode Net Present Value
(NPV), Benefit
Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR) serta Payback Period
(PBP)

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Angkutan

Angkutan (transport) pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan


orang atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan tujuan
membantu orang atau sekelompok orang untuk menjangkau berbagai tempat
yang dikehendaki, atau mengirim barang dari tempat asalnya menuju tempat
tujuannya Lalu-lintas dan angkutan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan.
Keduanya akan muncul serentak, kehadiran yang satu adalah akibat kehadiran
yang lain. Apabila kita meyoroti perangkutan, lalu-lintas akan terkena imbas
panasnya, demikian pula sebaliknya (Warpani, 2002).

2.2 Fungsi dan Peranan Angkutan

Angkutan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam


mendukung, mendorong dan menunjang segala aspek kehidupan dan
penghidupan, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, politik maupun
pertahanan dan keamanan negara. Sistem perangkutan harus ditata dan terus
menerus disempurnakan untuk menjamin mobilitas orang maupun barang
dalam rangka menjamin kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, dalam
upaya menunjang pengembangan wilayah dan memeratakan hasil-hasil
pembangunan, perangkutan dapat berperan sebagai penunjang (pelayanan),
pemacu (pendorong) sekaligus pemicu (penggerak) perkembangan.

Masalah utama dalam pengelolaan angkutan adalah mempertemukan


sediaan pelayanan dengan volume permintaan. Ada beberapa pilihan yang
lazim ditempuh, yaitu :

1. Memperbesar kapasitas pelayanan dengan menambah armada


2. Menawarkan pilihan moda, yang bisa berarti pilihan lintasan
3. Mengatur pembagian waktu perjalanan

4
4. Mengurangi permintaan melalui kebijakan yang dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan

2.3 Jenis-Jenis Angkutan

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003,


angkutan umum penumpang dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis,
yaitu :

1. Angkutan Lintas Batas Negara, yaitu angkutan dari satu kota ke kota lain
yang melewati batas negara dengan menggunakan mobil bus umum yang
terikat dalam trayek.
2. Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), yaitu angkutan dari satu
kota ke kota lainnya yang melalui antar daerah Kabupaten/Kota yang
melalui lebih dari satu daerah Propinsi dengan mempergunakan mobil bus
umum yang terikat dalam trayek.
3. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), yaitu angkutan dari satu
kota ke kota lainnya yang melalui antar daerah Kabupaten/Kota dalam
satu daerah Propinsi dengan mempergunakan mobil bus umum yang
terikat dalam trayek.
4. Angkutan Kota, yaitu angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam
wilayah kota atau wilayah ibukota Kabupaten dengan mempergunakan
mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam
trayek.
5. Angkutan Pedesaan, yaitu angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam
satu daerah Kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang
berada pada wilayah ibukota Kabupaten dengan mempergunakan mobil
bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.

5
1.4 Tarif Jasa Angkutan
Struktur tarif dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu (LPM-ITB, 1997):

1. Tarif Seragam (Flat Fare)


Dalam sruktur tarif seragam, tarif dikenakan tanpa memperhatikan
jarak yang dilalui. Sruktur tarif ini menawarkan sejumlah keuntungan,
diantaranya kemudahan dalam pengumpulan ongkos, sehingga
memungkinkan transaksi yang cepat, terutama untuk kendaraan yang
berukuran besar dan dioperasikan oleh satu orang. Stuktur ini juga
mempunyai kerugian, yaitu tidak memperhitungkan kemungkinan untuk
menarik penumpang yang melakukan perjalanan jarak pendek dengan
membuat perbedaan tarif. Jadi sruktur tarif seragam ini merugikan
penumpang yang melakukan perjalanan jarak pendek dan sebaliknya
menguntungkan penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh.

2. Tarif Berdasarkan Jarak (Distance Based Fare)


Tarif berdasarkan jarak adalah tarif yang dikenakan berdasarkan jarak
perjalanan, semakin panjang jarak yang ditempuh semakin besar tarif yang
dikenakan. Dalam tarif berdasarkan jarak ini dibedakan secara mendasar
oleh jarak yang ditempuh. Perbedaan dibuat berdasarkan tarif kilometer,
tahapan dan zona.
a. Tarif Kilometer
Sruktur tariff ini sangat bergantung dengan jarak yang ditempuh, yaitu
penetapan besarnya tarif dilakukan pengalian ongkos tetap per
kilometer dengan panjang perjalanan yang ditempuh oleh setiap

6
penumpangnya. Jarak minimum (tarif minimum) diasumsikan nilainya.
Pada struktur tarif ini pengumpulan ongkosnya sulit dilakukan karena
sebagian besar penumpang melakukan perjalanan yang relatif pendek
dalam menggunakan angkutan lokal memakan waktu yang lama dalam
pengumpulannya.

b. Tarif Bertahap
Struktur tarif ini dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh oleh
penumpang. Tahapan adalah suatu penggal dari rute yang jaraknya
antara satu atau lebih tempat pemberhentian sebagai dasar perhitungan
tarif. Untuk itu perangkutan dibagi dalam penggal-penggal rute yang
secara kasar mempunyai panjang yang sama tergantung kebijaksanaan
tarif apabila sebagian besar penumpang melakukan perjalanan jarak
pendek dipusat kegiatan kota jarak antar tahapan lebih seragam
panjangnya daripada daerah pinggiran yang berpenduduk lebih jarang.
Jarak antara kedua titik tahapan pada umumnya berkisar 2 sampai 3
kilometer.

7
c. Tarif Zona
Struktur tarif ini merupakan bentuk penyederhanaan dari tarif bertahap
jika daerah pelayanan perangkutan dibagi dalam zona-zona. Pusat kota
biasanya sebagai zona terdalam dan dikelilingi oleh zona terluar yang
tersusun seperti sebuah sabuk.daerah pelayanan perangkutan juga
dibagi-bagi kedalam zonazona yang berdekatan. Jika terdapat jalan
melintang dan melingkar, panjang jalan ini harus dibatasi dengan
membagi zona-zona kedalam sektor-sektor.

8
2.5 Biaya Operasi Kendaraan (BOK)
Biaya operasi kendaraan adalah biaya yang secara ekonomi terjadi dengan
dioperasikannya suatu kendaraan pada kondisi normal untuk tujuan tertentu
(LPM-ITB, 1997). Biaya operasi kendaraan dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti: kondisi fisik jalan, geometrik, tipe perkerasan, kecepatan operasi, dan
berbagai jenis kendaraan.
Variabel penting yang mempengaruhi hasil perhitungan biaya operasi
kendaraan adalah biaya langsung, biaya tidak langsung, biaya overhead, biaya
tak terduga dan keuntungan pemilik kendaraan. Oleh karena itu untuk
mendapatkan biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan kendaraan
tersebut, dengan asumsi-asumsi tertentu yang dianggap harus ada

2.6 Analisis Biaya Operasi Kendaraan (BOK) per Tahun


Berdasarkan metode dari Departemen Perhubungan (2003), perhitungan biaya
operasi kendaraan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Biaya Tetap per Tahun
2. Analisis Biaya Tidak Tetap (Variabel) per Tahun
3. Analisis Biaya Operasi Kendaraan Total per Tahun
4. Analisis Biaya Operasi Kendaraan per Kilometer
5. Analisis Tarif Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan

2.7 Investasi
Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memproleh keuntungan di masa mendatang.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu : investasi pada aset-aset
finansial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (real asset ).
Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset-aset
produktif, pendirian perusahaan seperti usaha angkutan wisata, angkutan
umum dan lainnya (Salim, 1993). Pengkajian yang bersifat menyeluruh dan
mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek investasi dikenal sebagai
Studi Kelayakan Proyek.

9
2.8 Aspek Finansial/Keuangan
Menurut Soeharto (1997), aspek finansial merupakan aspek utama yang
menyangkut tentang perbandingan antara pengeluaran uang dengan
pemasukkan uang atau returns dalam suatu proyek. Sebagai bagian dari
pengkajian aspek finansial digunakan aliran kas (Cash Flow) sebagai model.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis aliran kas tersebut dengan memakai
metode dan kriteria yang telah dipakai secara luas untuk memilah-milah mana
yang dapat diterima dan mana yang ditolak

2.9 Aliran Kas (Cash Flow)


Cash flow adalah tata aliran uang masuk dan keluar per periode waktu
pada suatu perusahaan. Cash flow terdiri dari :
a. cash-in (uang masuk), umumnya berasal dari penjualan produk atau
manfaat terukur (benefit).
b. cash-out (uang keluar), merupakan kumulatif dari biaya-biaya (cost) yang
dikeluarkan.
Dalam suatu investasi secara umum, cash flow akan terdiri dari empat
komponen utama, yaitu :
1. investasi
2. operational cost
3. maintenance cost
4. benefit/manfaat

10
2.10 Biaya Proyek
Menurut Kodoatie (1995), semua biaya proyek itu dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
1. Biaya modal (Capital Cost)
Merupakan jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari
prastudi sampai proyek selesai dibangun. Semua pengeluaran yang
termasuk dalam biaya ini adalah biaya langsung (Direct Cost) yaitu
biaya yang diperlukan untuk pembangunan suatu proyek dan biaya tak
langsung (Indirect Cost) yang merupakan suatu angka prosentase dari
biaya langsung.
2. Biaya tahunan ( Annual Cost)
Pada prinsipnya biaya yang masih diperlukan sepanjang umur proyek
yang merupakan biaya tahunan.

2.11 Evaluasi Investasi


Suatu investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka
panjang, di mana selain investasi tersebut perlu pula disadari dari awal
bahwa investasi akan diikuti oleh sejumlah pengeluaran lain yang secara
periodik perlu disiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya
operasional (operation cost), biaya perawatan (maintenance cost), dan
biaya-biaya lainnya yang tidak dapat dihindarkan.
Terdapat berbagai metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi
dan yang umum dipakai, yaitu :
a. Metode Net Present Value (NPV)
b. Metode Annual Equivalent (AE)
c. Metode Internal Rate of Return (IRR)
d. Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
e. Metode Payback Period (PBP)

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian merupakan kerangka kegiatan yang mencakup semua
perincian yang berhubungan dengan rencana penelitian. Dalam rancangan
penelitian ini ditampilkan urutan kerja yang sistimatis dan menggambarkan
proses analisis yang dilakukan dari input data sampai keluar output sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Berikut skema rancangan penelitian :

12
3.2 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan agar dapat diidentifikasi masalah
yang akan diteliti. Pada penelitian ini, studi pendahuluan dilakukan dengan
datang langsung ke lokasi penelitian dan mengamati kondisi kerja perusahaan.
Kemudian dilakukan juga wawancara dengan pemilik usaha untuk
mengidentifikasi permasalahan pada usaha tersebut.

3.3 Lokasi Penelitian


Lokasi tempat usaha PT. Gd Bali Transport terletak di Jalan Terompong
Denpasar.

Sedangkan PT. Amanda Legian Tours terletak di Jalan Benesari No. 7 Legian Kuta.

13
3.4 Pengumpulan Data
Dalam studi ini data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data
primer. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data penyusutan kendaraan,
data inflasi dan pajak. Sedangkan data primer berupa hasil wawancara dengan
pemilik perusahaan yang meliputi data biaya operasional kendaraan dan data
pendapatan usaha.

3.5 Analisis Data


1. Penyusutan, Nilai Sisa dan Cash flow
Penyusutan dihitung berdasarkan Metode Declining Balance Depreciation
(DBD) dengan nilai sisa 20% setelah tujuh tahun operasional disesuaikan
dengan perhitungan dari Departemen Perhubungan. Cash flow dihitung
baik yang sebelum pajak maupun setelah pajak. Pembuatan cash flow
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan tabel dan grafis. Penyusunan cash
flow, dibuat dalam bentuk garis horizontal yang menunjukkan periode
investasi, aliran kas keluar disimbolkan dalam bentuk tanda panah ke
bawah dan aliran kas masuk disimbolkan dalam bentuk tanda panah ke
atas serta tingkat suku bunga (i) yang dipakai dalam mendiscounting atau
compounding aliran kas.
2. Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas
Dari hasil wawancara dengan pemilik usaha didapatkan data tentang
tingkat pertumbuhan usaha dari masing-masing perusahaan. Data tingkat
pertumbuhan tersebut kemudian digunakan dalam menganalisis kelayakan
finansial dari kedua perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah NPV, IRR, dan BCR serta PBP
yang dilakukan setelah cash flow dibuat.

14
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Biaya Operasional Kendaraan


Dari hasil wawancara dengan pemilik PT. Gd Bali Transport dan PT.
Amanda Legian Tours maka diperoleh biaya operasional kendaraan masing-
masing perusahaan tersebut.
4.1.1 Biaya Operasional Kendaraan PT. Gd Bali Transport
Biaya operasional kendaraan pada PT. Gd Bali Transport yang ditinjau
meliputi biaya dasar angkutan pariwisata jenis minibus.
Berikut ini diuraikan karakteristik kendaraan jenis minibus dan rincian
biaya operasional kendaraannya.
 KARAKTERISTIK KENDARAAN :
1 Type : Minibus
2 Jenis Pelayanan : Angkutan Pariwisata
3 Kapasitas/daya angkut
Penumpang : : 12 seat
 PRODUKSI PER BUS
1 Km-tempuh/rit = 500 km
2 Frekwensi/hari =1
3 Km-tempuh/hari ( 1x2 ) = 500 km/hr
4 Penumpang/rit = 12 pnp.
5 Penumpang/hari ( 2x4 ) = 12 pnp.
6 Hari Operasi/bulan = 10 hr
7 Km-tempuh/bulan ( 3x6 ) = 5.000 km
8 Penumpang/bulan ( 5x6 ) = 120 pnp.
9 Km-tempuh/tahun ( 7x12 bln ) = 60.000 km
10 Penumpang/tahun ( 8 x 12 bln ) = 1.440 pnp

15
 BIAYA PER BUS – KM
(1) Biaya Langsung :
 Biaya Penyusutan :
1 Harga Kendaraan = Rp. 140.000.000,00
2 Masa Penyusutan = 7 tahun
3 Nilai Residu = 20 % dari harga kend.
4 Penyusutan Per Bus-Km :
Harga Kendaraan - Nilai Residu = Rp. 266,67 / Bus-km
Prod.Bus-Km/th x masa penyusutan
 Bunga Modal :
- n = lama pinjaman = 4 tahun
- tingkat bunga = 12 % / th
1. Bunga Modal/th :
Tingkat bunga x harga kendaraan x 80% = Rp. 13.440.000,00 /
th
2. Bunga Modal Per Bus-Km :
Bunga Modal Per Tahun = Rp. 224,00 / Bus-km
Prod.Bus-Km/th
3. Angsuran /th:
Bunga modal + pokok hutang : lama pinjaman
= Rp 41.440.000,00 / th
 Gaji dan Tunjangan Awak Bus :
1 Susunan/jumlah awak Bus :
- Sopir = 1 orang
- Kondektur = 1 orang
Jumlah = 2 orang
2 Biaya Awak Bus Per Tahun :
- Gaji/Upah = Rp. 14.400.000,00 / th
Jumlah = Rp. 14.400.000,00 / th

16
3 Biaya Per Bus-Km
Biaya awak Bus/th = Rp. 240,00 / Bus-km
Prod.Bus-Km/th
 Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) :
1 Pemakaian BBM = 10,00 Km/lt
2 Km - tempuh/hari = 500,00 Km
3 Pemakaian BBM = 50,00 / hr
4 Harga BBM = Rp. 4.500,00 / lt
5 Biaya BBM/Bus/hari = Rp. 225.000,00
6 Biaya BBM/Bus-Km :
Biaya BBM /Bus/hr = Rp. 450,00 / Bus-km
Km -Tempuh/hr
 Ban:
1 Jumlah Pemakaian Ban = 4 bh
2 Daya Tahan Ban = 25.000 Km
3 Harga Ban/buah = Rp. 1.200.000,00
4 Biaya Ban/seat-Km :
Jumlah Pemakaina Ban x Harga Ban/bh = Rp. 102,00 / Bus-km
Km Daya Tahan Ban
 Servis Kecil :
1 Servis kecil dilakukan setiap : 3.000 Km
2 Biaya Bahan :
- Oli Mesin : 3,50 ltr x harga/ltr = Rp. 77.000,00
- Gemuk : 0,50 kg x harga/kg = Rp. 15.000,00
- Minyak Rem : 0.25 ltr x harga/ltr = Rp. 8.750,00
3 Upah servis bila dilakukan di luar = Rp. 25.000,00
Jumlah = Rp. 125.750,00
4 Biaya Servis Kecil/Bus-Km :
Biaya servis kecil/km = Rp. 41,92 / Bus-km

17
 Servis Besar :
1 Servis besar dilakukan setiap : 20.000 Km
2 Biaya Bahan :
- Oli Mesin : 3,50 ltr x harga/ltr = Rp. 77.000,00
- Oli Gardan : 2,00 ltr x harga/ltr = Rp. 60.000,00
- Oli Transmisi : 2,00 ltr x harga/ltr = Rp. 64.000,00
- Gemuk : 0,50 kg x harga/kg = Rp. 15.000,00
- Minyak Rem : 0.25 ltr x harga/ltr = Rp. 8.750,00
- Filter Oli/udara : 1 bh x harga/ltr = Rp. 125.000,00
- Solar.bensin : 4 ltr x harga/ltr = Rp. 18.000,00
- Platina : 1 bh x harga/ltr = Rp. 40.000,00
- Kondensor : 1 bh x harga/ltr = Rp. 25.000,00
- Busi : 8 bh x harga/ltr = Rp. 100.000,00
3 Upah servis bila dilakukan di luar = Rp. 200.000,00
Jumlah = Rp. 732.750,00 75
4 Biaya Servis Besar/Bus-Km :
Biaya servis besar/km = Rp. 36,64 / Bus-km
 Cuci Bus :
1 Biaya cuci bus/hari = Rp. 30.000,00
2 Hari Operasi/bulan = 10 Hr
3 Biaya Cuci bus/bulan = Rp. 300.000,00
4 Biaya Cuci Bus Per Bus-Km :
Biaya Cuci Bus/bln = Rp. 40,00 / Bus-km
Prod. Bus-km/bln
 STNK:
1 Biaya STNK Per Bus/th = Rp. 1.200.000,00 / th
2 Biaya STNK/Seat-Km :
Retribusi Terminal/th = Rp. 20,00 / Bus-km
Prod. Bus-km/th

18
 KIR:
1 Frekuensi KIR/tahun = 2 Kali
2 Biaya setiap kali KIR = Rp. 150.000,00
3 Biaya KIR/tahun = Rp. 300.000,00
4 Biaya KIR Per Seat-Km :
Biaya KIR/th = Rp. 5,00 / Bus-km
Prod. Bus-km/th

 Rekapitulasi Biaya Langsung


a. Penyusutan = Rp. 266,67 / Bus-km
b. Bunga Modal = Rp. 224,00 / Bus-km
c. Gaji & Tunjangan Awak Bus = Rp. 240,00 / Bus-km
d. B B M = Rp. 450,00 / Bus-km
e. B a n = Rp. 192,00 / Bus-km
f. Servis Kecil = Rp. 41,92 / Bus-km
g. Servis Besar = Rp. 36,64 / Bus-km
h. Cuci Bus = Rp. 60,00 / Bus-km
i. S T N K = Rp. 20,00 / Bus-km
j. K I R = Rp. 5,00 / Bus-km
Jumlah Biaya Langsung per bus/km = Rp. 1.536,22 / Bus-km

(2) Biaya Tidak Langsung :


Asumsi jumlah bus yang dioperasikan = 4 Bh

 Biaya Kantor :
1 Adm, gaji staf, pengelolaan kantor = Rp. 120.000.000,00 / th
 Biaya Perijinan :
2 Ijin trayek = Rp. 2.600.000,00 / th
3 Ijin usaha = Rp. 100.000,00 / th
Jumlah = Rp. 2.700.000,00 / th
 Total Biaya Tidak Langsung
(untuk seluruh segmen usaha) = Rp. 122.700.000,00 / th

19
 Biaya Tidak Langsung per Bus / th
Total Biaya Tidak Langsung = Rp. 30.675.000,00 / th
Jumlah bus
 Biaya Tidak Langsung per Bus-Km
Total Biaya Tidak Langsung = Rp. 511,25 / Bus-km
Prod. Bus-km/th 77
 Biaya Pokok per Bus-Km :
Biaya Langsung = Rp. 1.536,22 / Bus-km
Biaya Tidak Langsung = Rp. 511,25 / Bus-km
Jumlah = Rp. 2.047,47 / Bus-km
 Biaya Pokok per Bus / th :
Biaya pokok per bus-km x Prod.bus-km/th + Keuntungan ( 10
% x Harga bus ) = Rp. 136.848.250,00 / th

4.1.2 Biaya Operasional Kendaraan PT. Amanda Legian Tours Berikut ini
diuraikan karakteristik kendaraan jenis minibus dan rincian biaya
operasional kendaraannya.

 KARAKTERISTIK KENDARAAN :
1 Type : Minibus
2 Jenis Pelayanan : Angkutan Pariwisata
3 Kapasitas/daya angkut penumpang : 7 Seat
b. PRODUKSI PER BUS
1 Km-tempuh/rit = 80 Km
2 Frekwensi/hari =1
3 Km-tempuh/hari ( 1x2 ) = 80 km/hr 90
4 Penumpang/rit = 7 pnp.
5 Penumpang/hari ( 2x4 ) = 7 pnp.
6 Hari Operasi/bulan = 12 Hr
7 Km-tempuh/bulan ( 3x6 ) = 960 Km
8 Penumpang/bulan ( 5x6 ) = 84 pnp.

20
9 Km-tempuh/tahun ( 7x12 bln ) = 11.520 Km
10 Penumpang/tahun ( 8 x 12 bln ) = 1.008 pnp.
 BIAYA PER BUS – KM
(1) Biaya Langsung :
 Biaya Penyusutan :
1 Harga Kendaraan = Rp. 130.000.000,00
2 Masa Penyusutan = 7 Tahun
3 Nilai Residu = 20
4 Penyusutan Per Bus-Km :
Harga Kendaraan - Nilai Residu = Rp. 1.289,68 / Bus-km
Prod.Bus-Km/th x masa penyusutan
 Bunga Modal :
- n = lama pinjaman = 4 Tahun
- tingkat bunga = 12 % / th
1 Bunga Modal/th :
Tingkat bunga x harga kendaraan x
80% = Rp. 12.480.000,00 / th
2 Bunga Modal Per Bus-Km :
Bunga Modal Per Tahun = Rp. 1.083,33 / Bus-km
Prod.Bus-Km/th 91
3 Angsuran /th:
Bunga modal + pokok hutang : lama pinjaman
= Rp 38.480.000,00 / th
 Gaji dan Tunjangan Awak Bus :
1 Susunan/jumlah awak Bus :
- Sopir = 1 Orang
- Kondektur = 1 Orang
Jumlah = 1 Orang

21
2 Biaya Awak Bus Per Tahun :
- Gaji/Upah = Rp. 36.000.000,00 / th
- Uang dinas jasa/tunjangan = Rp. 12.000.000,00 / th
Jumlah = Rp. 48.000.000,00 / th
3 Biaya Per Bus-Km
Biaya awak Bus/th = Rp. 4.166,67 / Bus-km
Prod.Bus-Km/th
 Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) :
1 Pemakaian BBM = 12,00 Km/lt
2 Km - tempuh/hari = 80 Km
3 Pemakaian BBM = 6,67 / hr
4 Harga BBM = Rp. 4.500,00 / lt
5 Biaya BBM/Bus/hari = Rp. 30.000,00
6 Biaya BBM/Bus-Km :
Biaya BBM /Bus/hr = Rp. 375,00 / Bus-km
Km -Tempuh/hr
 Ban:
1 Jumlah Pemakaian Ban = 4 Bh
2 Daya Tahan Ban = 25.000 Km 92
3 Harga Ban/buah = Rp. 600.000,00
4 Biaya Ban/seat-Km :
Jumlah Pemakaina Ban x Harga Ban/bh = Rp. 96,00 / Bus-km
Km Daya Tahan Ban
 Servis Kecil :
1 Servis kecil dilakukan setiap : 3.000 Km
2 Biaya Bahan :
- Oli Mesin : 3,50 ltr x harga/ltr = Rp. 77.000,00
- Gemuk : 0,50 kg x harga/kg = Rp. 15.000,00
- Minyak Rem : 0.25 ltr x harga/ltr = Rp. 8.750,00
3 Upah servis bila dilakukan di luar = Rp. 25.000,00
Jumlah = Rp. 125.750,00

22
4 Biaya Servis Kecil/Bus-Km :
Biaya servis kecil/km = Rp. 41,92 / Bus-km
 Servis Besar :
1 Servis besar dilakukan setiap : 20.000 Km
2 Biaya Bahan :
- Oli Mesin : 3,50 ltr x harga/ltr = Rp. 77.000,00
- Oli Gardan : 2,00 ltr x harga/ltr = Rp. 60.000,00
- Oli Transmisi : 2,00 ltr x harga/ltr = Rp. 64.000,00
- Gemuk : 0,50 kg x harga/kg = Rp. 15.000,00
- Minyak Rem : 0.25 ltr x harga/ltr = Rp. 8.750,00
- Filter Oli/udara : 1 bh x harga/ltr = Rp. 125.000,00
- Solar.bensin : 4 ltr x harga/ltr = Rp. 18.000,00
- Platina : 1 bh x harga/ltr = Rp. 40.000,00 93
- Kondensor : 1 bh x harga/ltr = Rp. 25.000,00
- Busi : 8 bh x harga/ltr = Rp. 100.000,00
3 Upah servis bila dilakukan di luar = Rp. 200.000,00
Jumlah = Rp. 732.750,00
4 Biaya Servis Besar/Bus-Km :
Biaya servis besar/km = Rp. 36,64 / Bus-km
 Cuci Bus :
1 Biaya cuci bus/hari = Rp. 20.000,00
2 Hari Operasi/bulan = 12 Hr
3 Biaya Cuci bus/bulan = Rp. 240.000,00
4 Biaya Cuci Bus Per Bus-Km :
Biaya Cuci Bus/bln = Rp. 250,00 / Bus- km
Prod. Bus-km/bln
 STNK:
1 Biaya STNK Per Bus/th = Rp. 1.500.000,00 / th
2 Biaya STNK/Seat-Km :
Retribusi Terminal/th = Rp. 130,21 / Bus-km
Prod. Bus-km/th

23
 KIR:
1 Frekuensi KIR/tahun = 2 Kali
2 Biaya setiap kali KIR = Rp. 150.000,00
3 Biaya KIR/tahun = Rp. 300.000,00
4 Biaya KIR Per Seat-Km :
Biaya KIR/th = Rp. 26,04 / Bus-km
Prod. Bus-km/th 94
 Rekapitulasi Biaya Langsung
a. Penyusutan = Rp. 1.289,68 / Bus-km
b. Bunga Modal = Rp. 1.083,33 / Bus-km
c. Gaji & Tunjangan Awak Bus = Rp. 4.166,67 / Bus-km
d. B B M = Rp. 375,00 / Bus-km
e. B a n = Rp. 96,00 / Bus-km
f. Service Kecil = Rp. 41,92 / Bus-km
g. Service Besar = Rp. 36,64 / Bus-km
h. Cuci Bus = Rp. 250,00 / Bus-km
i. S T N K = Rp. 130,21 / Bus-km
j. K I R = Rp. 26,04 / Bus-km
Jumlah Biaya Langsung per bus/km = Rp. 7.495,49 / Bus-km

(2) Biaya Tidak Langsung :


Asumsi jumlah bus beroperasi = 7 Bh
 Biaya Kantor :
1 Adm, gaji staf kantor = Rp.39.600.000,00 / th
 Biaya Perijinan :
1 Ijin trayek = Rp. 2.600.000,00 / th
2 Ijin usaha = Rp. 100.000,00 / th
Jumlah = Rp. 2.700.000,00 / th
 Total Biaya Tidak Langsung
(untuk seluruh segmen usaha) = Rp. 42.300.000,00 / th

24
 Biaya Tidak Langsung per Bus / th
Total Biaya Tidak Langsung = Rp. 6.042.857,14 / th
Jumlah bus
 Biaya Tidak Langsung per Bus-Km
Total Biaya Tidak Langsung = Rp. 524,55 / Bus-km
Prod. Bus-km/th
 Biaya Pokok per Bus-Km :
Biaya Langsung = Rp. 7.495,49 / Bus-km
Biaya Tidak Langsung = Rp. 524,55 / Bus-km
Jumlah = Rp. 8.020,04 / Bus-km
 Biaya Pokok per Bus / th :
[ Biaya pokok per bus-km x Prod.bus-km/th + Keuntungan
( 10 % x Harga bus )]
= Rp. 105.390.864,00 / th

4.2 Hasil Penelitian PT. Gd Bali Transport
 Realisasi Pendapatan
Realisasi Pendapatan Dari hasil wawancara didapatkan bahwa
pendapatan PT. Gd Bali Transport berasal dari angkutan minibus
sejumlah Rp. 576.000.000
 Proyeksi Pendapatan (2012-2017)
Dari perhitungan pendapatan pada tahun 2011 kemudian dilakukan
proyeksi pendapatan dari tahun 2012 sampai tahun 2017. Dengan
pertumbuhan 96 jumlah paket yang dilayani 5% per tahun serta kenaikan
biaya per paket sebesar 5% per tahun maka diperoleh total pendapatan
usaha pada tahun 2017 sebesar Rp. 16.446.452.. Pendapatan pada
masing-masing tahun dapat dilihat pada tabel 4.2.

25
 Proyeksi Pengeluaran (2012-2017)
Dari perhitungan BOK di atas kemudian dibuat proyeksi pengeluaran dari
tahun 2012 sampai tahun 2017 dengan menggunakan asumsi-asumsi
sebagai berikut :
1. Kenaikan pengeluaran 5% terjadi karena biaya tidak tetap sesuai
pertumbuhan jumlah paket yang dilayani
2. Kenaikan gaji karyawan = 10%, mengikuti rata-rata kenaikan gaji
secara nasional 5-10% per tahun

26
3. Inflasi = 6,60%, dari data inflasi tahun 2010 (6,60%) dan tahun 2011
(6,59%) diasumsikan stabil selama Umur Rencana

4.3 Hasil Penelitian PT. Amanda Legian Tours


 Realisasi Pendapatan
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa pendapatan PT. Amanda Legian
Tours berasal dari angkutan minibus sejumlah Rp. 472.500.000, sesuai
dengan tabel 4.4.

27
 Proyeksi Pendapatan (2012-2017)
Dari perhitungan pendapatan pada tahun 2011 kemudian dilakukan
proyeksi pendapatan dari tahun 2012 sampai tahun 2017. Dengan
pertumbuhan jumlah paket yang dilayani 5% per tahun serta kenaikan harga
per paket sebesar Rp. 50.000 per tahun maka diperoleh total pendapatan
usaha pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.055.325.317. Pendapatan pada
masing-masing tahun dapat dilihat pada tabel 4.5.

 Proyeksi Pengeluaran (2012-2017)


Dari perhitungan BOK di atas kemudian dibuat proyeksi pengeluaran dari
tahun 2012 sampai tahun 2017 dengan menggunakan asumsi-asumsi
sebagai berikut :
1. Kenaikan pengeluaran 5% terjadi karena biaya tidak tetap sesuai
pertumbuhan jumlah paket yang dilayani
2. Kenaikan gaji karyawan = 10%, mengikuti rata-rata kenaikan gaji
secara nasional 5-10% per tahun
3. Inflasi = 6,60%, dari data inflasi tahun 2010 (6,60%) dan tahun 2011
(6,59%) diasumsikan stabil selama Umur Rencana

28
29
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian PT. Gd Bali Transport


5.1.1 Biaya Awal, Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap Dari hasil analisis BOK
pada PT. Gd Bali Transport kemudian dikelompokkan menjadi biaya awal
(investasi awal), biaya tetap dan biaya tidak tetap yang bertambah setiap tahun
tergantung dari kenaikan jumlah paket yang dilayani setiap tahun. Biaya awal
(investasi awal) pada PT. Gd Bali Transport adalah sebesar Rp. 2.497.000.000,
biaya tetap sebesar Rp. 3.577.660.000 dan biaya tidak tetap sebesar Rp.
6.215.880.680.

5.1.2 Analisis Cashflow

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi pendapatan, pengeluaran dan


penyusutan maka disusunlah analisa cashflow yang diproyeksikan akan

30
terjadi dari tahun 2012 sampai tahun 2017. Perhitungan pajak sebesar 12,5%
diperhitungkan dari pendapatan bersih dikurangi penyusutan, sehingga
didapatkanlah cashflow setelah pajak. Seperti dapat dilihat pada tabel
berikut, cashflow setelah pajak baru bernilai positif pada tahun ke-4.

5.1.3 Diagram Cashflow PT. Gd Bali Transport

Dari tabel cashflow di atas, maka dapat dibuat analisa cashflow dalam bentuk
diagram seperti diperlihatkan pada gambar 5.1.

31
5.1.4 Evaluasi Investasi Setelah diagram cashflow dibuat, maka kemudian
dihitung evaluasi investasi dengan memakai parameter NPV seperti diperlihatkan
pada tabel 5.4, IRR (tabel 5.5), BCR (tabel 5.6) dan PBP (tabel 5.7) untuk
menentukan kelayakan investasi tersebut.

Karena NPV Investasi setelah pajak pada suku bunga 15%/tahun dengan Umur
Rencana 7 tahun = Rp.969.980.000 > 0, maka investasi tersebut layak secara
finansial.

Dengan cara interpolasi untuk mendapatkan nilai NPV = 0 antara suku bunga 15% dan
35% didapatkan IRR setelah pajak = 20,46%. Karena IRR = 20,46% > MARR (Minimum
Attractive Rate of Return) yang ditetapkan 15%, maka investasi tersebut layak secara
finansial.

32
Karena BCR Investasi setelah pajak pada suku bunga 15%/tahun dengan Umur
Rencana 7 tahun = 1,02 > 1, maka investasi tersebut layak secara finansial.

Karena PBP Investasi setelah pajak dengan Umur Rencana 7 tahun adalah 6
tahun, maka investasi tersebut layak secara finansial.

5.1.5 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas suku bunga sebetulnya adalah nilai IRR dari investasi
tersebut, karena IRR sendiri adalah saat NPV investasi sama dengan nol.
Oleh 105 karena itu, prosedur mencari sensitivitas perubahan suku bunga
sama dengan prosedur mencari IRR investasi.

33
Dengan cara interpolasi untuk mendapatkan nilai NPV = 0 antara suku bunga 15%
dan 35% didapatkan tingkat suku bunga = 20,46% Sehingga investasi sensitif
terhadap suku bunga pada tingkat suku bunga 20,46%.

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian PT. Amanda Legian Tours


5.2.1 Biaya Awal, Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap

Dari hasil analisis BOK pada PT. Amanda Legian Tours kemudian
dikelompokkan menjadi biaya awal (investasi awal), biaya tetap dan biaya
tidak 106 tetap yang bertambah setiap tahun tergantung dari kenaikan
jumlah paket yang dilayani setiap tahun. Biaya awal (investasi awal) pada
PT. Amanda Legian Tours adalah sebesar Rp. 242.000.000, biaya tetap
sebesar Rp. 365.460.000 dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 112.476.048.

34
5.2.2 Analisis Cashflow

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi pendapatan, pengeluaran dan


penyusutan maka disusunlah analisa cashflow yang diproyeksikan akan
terjadi dari tahun 2012 sampai tahun 2017. Perhitungan pajak sebesar 12,5%
diperhitungkan dari pendapatan bersih dikurangi penyusutan, sehingga
didapatkanlah cashflow setelah pajak.

35
5.2.3 Diagram Cashflow PT. Amanda Legian Tours setelah pajak selama
umur rencana 7 tahun Dari tabel cashflow di atas, maka dapat dibuat analisa
cashflow

5.2.4 Evaluasi Investasi

Setelah diagram cashflow dibuat, maka kemudian dihitung evaluasi investasi


dengan memakai parameter NPV seperti diperlihatkan pada tabel 5.13, IRR
(tabel 5.14), BCR (tabel 5.15) dan PBP (tabel 5.16) untuk menentukan
kelayakan investasi tersebut.

36
Karena NPV Investasi setelah pajak pada suku bunga 15%/tahun dengan Umur
Rencana 7 tahun = Rp.336.700.000 > 0, maka investasi tersebut layak secara
finansial.

Dengan cara interpolasi untuk mendapatkan nilai NPV = 0 antara suku bunga 15%
dan 30% maka didapatkan IRR setelah pajak = 28,31%. 110 Karena IRR =
28,31% > MARR (Minimum Attractive Rate of Return) yang ditetapkan 15%,
maka investasi layak secara finansial.

37
Karena BCR Investasi setelah pajak pada suku bunga 15%/tahun dengan Umur
Rencana 7 tahun = 1,13 > 1, maka investasi tersebut layak secara finansial.

Karena PBP Investasi setelah pajak dengan Umur Rencana 7 tahun adalah 5
tahun, maka investasi tersebut layak secara finansial.

5.2.5 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas suku bunga sebetulnya adalah nilai IRR dari investasi
tersebut, karena IRR sendiri adalah saat NPV investasi sama dengan nol.
Oleh karena itu, prosedur mencari sensitivitas perubahan suku bunga sama
dengan prosedur mencari IRR investasi.

38
Dengan cara interpolasi untuk mendapatkan nilai NPV = 0 antara suku bunga 15%
dan 30% didapatkan tingkat suku bunga 28,31%. Sehingga investasi sensitif
terhadap suku bunga pada tingkat suku bunga 28,31%.

5.3. Perbandingan Hasil Evaluasi Investasi PT. Gd Bali Transport dan PT.
Amanda Legian Tours

Dari hasil perhitungan evaluasi investasi di atas maka dapat dibuat perbandingan
NPV, IRR, BCR dan PBP antara kedua perusahaan tersebut seperti diperlihatkan
pada tabel 5.19.

39
BAB VI

PENUTUP

6.1.Kesimpulan
1. Biaya operasional kendaraan :
Untuk PT. Gd Bali Transport : Biaya pokok per bus untuk minibus
= Rp. 136.848.250 per tahun.
Untuk PT. Amanda Legian Tours : Biaya pokok per bus untuk minibus
= Rp. 105.390.864,00 per tahun
2. Evaluasi Investasi :
 Untuk PT. Gd Bali Transport :
a. NPV = Rp. 969.980.000,- lebih besar dari 0
b. IRR = 20,46% lebih besar dari 15%
c. BCR = 1,02 lebih besar dari 1
d. PBP = 6 tahun lebih kecil dari umur investasi 7 tahun
Dari hasil evaluasi investasi dapat disimpulkan bahwa investasi
layak secara finansial.
 Untuk PT. Amanda Legian Tours :
a. NPV = Rp. 336.700.000,- lebih besar dari 0
b. IRR = 28,31% lebih besar dari 15%
c. BCR = 1,13 lebih besar dari 1
d. PBP = 5 tahun lebih kecil dari umur investasi 7 tahun
Dari hasil evaluasi investasi dapat disimpulkan bahwa investasi
layak secara finansial.
6.2. Saran
Dari hasil analisis kelayakan finansial didapatkan bahwa baik PT. Gd Bali
Transport maupun PT. Amanda Legian Tours layak secara finansial.
Namun demikian ada beberapa saran yang dapat diajukan, baik dari sisi
baspek manfaat maupun aspek biaya, agar operasional usaha kedua
perusahaan tersebut bisa menghasilkan keuntungan yang lebih baik.

40

Anda mungkin juga menyukai