Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Diet
Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang.

ABSTRAK

Carolina, Anitha. 2006. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Kadar


Glukosa Darah pada Diet Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Dr.
Saiful Anwar Malang. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang. Pembimbing : (1) Dr. Umi Kalsum, MKes. (2) Annasari
Mustafa, SKM, MSc.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai


terhadap kadar glukosa darah pada diet pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit
Dr. Saiful Anwar Malang. Pasien yang diberikan obat dan diet dibandingkan
dengan pasien yang mendapatkan obat dan diet serta pemberian susu kedelai
terhadap penurunan kadar glukosa darah. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan rancangan Quasy Experiment Design, metode yang
digunakan adalah The Non Randomized Control Group orang pasien diabetes
mellitus, dipilih dengan metode Non Probability Sampling yaitu dengan
Consecutive Sampling dan dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok
perlakuan yang mendapat terapi obat + diet yang sama + pemberian susu
kedelai (n = 5 orang) dan kelompok kontrol atau pembanding yang mendapat
terapi obat + diet yang sama (n = 5 orang). Variabel yang diukur pada penelitian
ini adalah kadar glukosa darah puasa dan 2 jam post pradial. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah sampel penelitian yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 3 orang dan yang berjenis kelamin laki – laki berjumlah 7
orang dengan usia antara 40 – 70 tahun dan sebagian besar sampel berstatus
gizi kurang dan normal. Seluruh sampel penelitian mendapatkan diet DM dengan
standart energi 1700 kalori. Rata – rata tingkat konsumsi kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan termasuk dalam kategori sedang dan baik khususnya
energi, protein, lemak, karbohidrat dan serat. Penurunan kadar glukosa darah
puasa pada kelompok perlakuan (16.40 ± 7.64) lebih besar daripada kelompok
kontrol (-6.00 ± 2.74) dan ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
(P = 0.02), untuk kadar glukosa darah 2 jam post pradial pada kelompok
perlakuan (-46.60 ± 27.31) lebih besar daripada kelompok kontrol (-10.20 ± 3.11)
dan ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok (P = 0.01). Saran
untuk pengembangan penelitian ini adalah perlu ada penelitian lain tentang
pengaruh pemberian produk fermentasi dari susu kedelai seperti soygurt
terhadap penurunan kadar glukosa darah, karena setelah difermentasi terjadi
peningkatan kandungan zat gizi. Dan perlu dilakukan penelitian lain dengan
menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dalam jangka waktu yang relatif
lebih lama untuk mengklarifikasi hasil penelitian ini.

Kata kunci : Pengaruh, Susu Kedelai, Diabetes Mellitus, Kadar Glukosa Darah
ABSTRACT

Carolina, Anitha.2006. The Affect of Soy Milk Extending in Nursery Room to The
Blood Glucose Level in The Patient of Diabetes Mellitus Diet in dr.Syaiful
Anwar Hospital Malang. Thesis. Medical Faculty Brawijaya University
Malang. Lecture: 1) Dr. Umi Kalsum, MKes. 2) Annasari Mustafa, SKM,
MSc

Aim of this research is to study about the affect of soy milk extending to
the blood glucose level to the patient of diabetes mellitus diet in dr.Syaiful Anwar
Hospital Malang. The patients whom have been hold in medicine treatment and
diet is compared with one who treats with medicine, diet and soymilk extending in
the decrease of glucose level in their blood. It is an experimental research by
using Quasy Experiment Design, and we use The Non Randomized Control
Group, the diabetes mellitus patient have choose by using Non Probability
Sampling Method that is by Consecutive Sampling then we divide it into two
group, that is group for medicine therapy + diet + extending soymilk treatment (n
= 5 person) and control group or consideration group who have medicine therapy
and diet treatment (n = 5 person). The variable that is note in this research is
glucose level in fasting period and in two-hour post pradial. In this research our
sample is woman, 3 person and men is seven, have age range from 40 – 70
years old and most of them is lack of nutrient and normal status. All of them are
treated with DM diet, and the energy standard is 1700 calorie. The average of
consumption in control group and treated group is in average and fine level
especially for the energy, protein, fat and carbohydrate, and fiber level. The
decrease of blood glucose in fasting period in treated group (16.40 ± 7.64) higher
than the control group (-6.00 ± 2.74) and there are some tangible differences in
the both group (P = 0.02), for the blood glucose in two hour post pradial for the
treated group (-46.60 ± 27.31) higher than control group (-10.20 ± 3.11) and there
are tangible difference in these group (P = 0.01). Suggestion for the next
research to extend this research is the need of study about the affect of
fermentation product extending from soymilk such as soygurt to the decrease
level of blood glucose, due to the increase of nutrition content in fermentation
product. And it also needs a study with many samples in wide range of time to
clarify this research result.

Keyword: Affect, Soy Milk, Diabetes Mellitus, Blood Glucose Level


PENDAHULUAN mengatur kadar gula dalam darah.
Bila kadar gula dalam darah
Latar Belakang meningkat, maka terjadilah diabetes
mellitus (Wijayakusuma, 2003).
Meningkatnya prevalensi penyakit Penyakit diabetes mellitus harus
degeneratif di beberapa negara diperhatikan dan ditangani dengan
berkembang, akibat peningkatan baik karena dapat mengakibatkan
kemakmuran di negara timbulnya komplikasi pada berbagai
bersangkutan dan akhir-akhir ini organ tubuh (Noer.S, 1996). Untuk
banyak disoroti. Peningkatan itu perlu dilakukan pengendalian dan
perkapita income dan perubahan pencegahan serta pengaturan
gaya hidup terutama di kota-kota melalui terapi diet, olahraga dan
besar, menyebabkan peningkatan pengobatan bagi penderita diabetes
prevalensi penyakit degeneratif, mellitus sehingga dapat mencegah
seperti salah satunya adalah peningkatan kadar glukosa dalam
diabetes mellitus (Soegondo,2002). darahnya (Karyadi Elvina, 2002).
Diabetes mellitus merupakan Dari hasil survey pendahuluan di
sekumpulan gejala yang timbul pada Rumah Sakit Saiful Anwar Malang,
seseorang, ditandai dengan kadar penyakit diabetes mellitus termasuk
glukosa darah yang melebihi nilai dalam 10 penyakit terbesar. Dan
normal (hiperglikemia) akibat tubuh dari hasil orientasi diperoleh data
kekurangan insulin, baik secara jumlah pasien yang rawat inap
absolute maupun relatif. Penyakit ini diperkirakan rata-rata 20-25
bersifat menahun atau kronis. pasien setiap bulannya.
Penyakit diabetes mellitus yang Diet merupakan landasan
sering disingkat DM bisa timbul pengelolaan bagi penderita diabetes
secara mendadak pada anak-anak mellitus yang sangat penting
dan orang dewasa muda. Pada peranannya. Untuk penderita
orang yang telah berusia lanjut, diabetes mellitus tipe II dapat
penyakit ini sering muncul tanpa dicegah dan sembuh dengan
gejala dan sering diketahui bila yang pengaturan pola makan, terutama
bersangkutan melakukan makanan yang mengandung sedikit
pemeriksaan kesehatan rutin karbohidrat disertai latihan fisik dan
(Dalimartha, 2002). diikuti dengan penurunan berat
Pada tahun 1987 jumlah diabetes badan. Melalui diet, penderita
mellitus secara global adalah 37 diabetes mellitus dapat juga
juta, tahun 1992 100 juta, tahun mencegah peninggian kadar
2000 jumlahnya 150 juta dan glukosa dalam darahnya (Karyadi. E,
diperkirakan pada tahun 2010 akan 2002).
mencapai 200 juta. Di Indonesia Salah satu terapi diet untuk
pada beberapa penelitian yang telah menanggulangi dan mencegah
dilakukan, kejadian diabetes mellitus diabetes mellitus adalah dengan
di daerah pedesaan prevalensinya memanfaatkan berbagai macam
berkisar antara 1% - 2,5% namun di makanan fungsional salah satunya
kota-kota besar dapat mencapai 4 - adalah susu kedelai. Suplementasi
6% (Prosiding ASDI, 2005). susu kedelai memiliki banyak
Sejauh ini, penyebab penyakit manfaat bagi kesehatan. Susu
diabetes mellitus yaitu karena tubuh kedelai merupakan susu yang
kekurangan insulin dalam kuantitas terbuat dari ekstrak kedelai yang
yang besar sehingga tidak dapat mengandung protein tinggi (AAK,
2003). Dengan mengkonsumsi susu ruang rawat inap Rumah Sakit dr.
kedelai atau olahannya secara Saiful Anwar Malang.
intensif, pancreatic island dapat
membesar sehingga produk insulin Hipotesis Penelitian
pun akan bertambah
(Wijayakusuma, 2003). Pemberian susu kedelai
Pada susu kedelai juga pada diet pasien diabetes mellitus
mengandung senyawa yang disebut dapat menurunkan kadar glukosa
lesitin, yang mempunyai fungsi darah puasa dan 2 jam postprandial
sangat baik didalam tubuh, terutama daripada yang tidak mendapat
untuk keseimbangan metabolisme. pemberian susu kedelai selain terapi
Bahkan lesitin mempunyai peran obat dan terapi diet.
yang baik didalam pengendalian
kandungan glukosa darah dan
kolesterol darah (Suriawiria, 2002). METODOLOGI
Lesitin juga sebagai antioksidan
yang mampu menjaga sel-sel pada Penelitian ini termasuk
pankreas untuk tidak mengalami penelitian eksperimen dengan
kerusakan akibat oksidasi, serta Quasy Experiment Design.
mampu meregenerasi sel-sel yang Menggunakan Quasy Experiment
rusak dengan cepat sehingga ketika Design karena hanya memenuhi dua
pankreas diberi tambahan lesitin prinsip penelitian eksperimen, yaitu
maka sel-sel pankreas akan kontrol dan replikasi. Quasy
berfungsi dengan baik kembali serta Experimen Design yang digunakan,
dengan bantuan lesitin pula insulin yaitu The Non Randomized Control
mampu diproduksi kembali secara Group Pretest-Post test Design.
maksimal (http ://www. Iptek.net.id.) Populasi penelitian adalah pasien
online dan diakses tanggal 19 diabetes mellitus yang didiagnosa
Desember 2005. hiperglikemia. Sampel yang diambil
Selain itu susu kedelai juga adalah pasien hiperglikemia yang
mengandung asam amino arginin dirawat di Rumah Sakit Dr. Saiful
yang mampu menjaga Anwar Malang, dengan metode Non
keseimbangan hormon insulin. Dan Probability Sampling yaitu dengan
protein dalam susu kedelai lebih Consecutive Sampling karena
mudah diterima organ ginjal sampel yang diambil berdasarkan
dibandingkan dengan protein dalam pasien yang ada pada saat itu dan
hewani. Karena itu, susu kedelai yang memenuhi kriteria sampel yang
baik dikonsumsi oleh penderita telah ditetap Penelitian ini
diabetes mellitus. Susu kedelai dilaksanakan di Rumah Sakit Saiful
dapat dijadikan terapi pendukung Anwar Malang dan dilaksanakan
bersama obat antidiabetes pada bulan Mei-Juni 2006.
(Mudjajanto, 2005). Data disajikan dalam bentuk
grafik dan tabel. Untuk mengetahui
Tujuan Penelitian apakah ada beda rata-rata kadar
glukosa darah antara kelompok
Untuk mengetahui pengaruh kontrol dan perlakuan,
pemberian susu kedelai pada diet menggunakan metode statistik T-test
pasien diabetes mellitus terhadap (Paired Samples T-test dan
penurunan kadar glukosa darah Independen Samples T-test).
puasa dan 2 jam postprandial di Instrumen analisis data perubahan
kadar glukosa darah dianalisis Selama penelitian diperoleh
menggunakan program SPSS hasil tingkat konsumsi baik pada
(Statistical Pockage for Social kelompok kontrol sebanyak 3 orang
Science) dengan versi 10 for sampel (60%), tingkat konsumsi
Windows 2000. sedang sebanyak 1 orang
sampel (20%), dan tingkat konsumsi
HASIL PENELITIAN kurang sebanyak 1 orang sampel
(20%). Sedangkan pada kelompok
Pada penelitian ini sampel perlakuan tingkat konsumsi baik
yang digunakan adalah pasien yang sebanyak 2 orang sampel (40%)
menjalani rawat inap di Rumah Sakit dan tingkat konsumsi sedang
Dr. Saiful Anwar Malang yang telah sebanyak 3 orang sampel (60%).
memenuhi kriteria sampel yang telah Secara statistik tingkat konsumsi
ditetapkan yaitu pasien laki - laki energi, protein, lemak, dan
atau perempuan dengan usia 40 – karbohidrat antara dua kelompok
75 tahun, pasien mendapatkan obat tidak menunjukkan perbedaan yang
diabetes mellitus yang sama, bermakna (P > 0.05), kecuali untuk
mendapatkan diet yang sama dari tingkat konsumsi serat antara dua
Rumah Sakit dan bersedia mengikuti kelompok terdapat perbedaan yang
penelitian ini sampai selesai. Sampel bermakna (P < 0.05).
terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 5 Perubahan kadar glukosa
sampel pada kelompok kontrol dan 5 darah puasa dan 2 jam post pradial
sampel pada kelompok perlakuan. pada kelompok kontrol yaitu pasien
Selama 7 hari pengamatan untuk diabetes mellitus yang diberi diet
masing – masing sampel, kelompok dan obat yang sama dan pada
kontrol mendapatkan terapi obat dan kelompok perlakuan yaitu pasien
terapi diet. Sedangkan untuk diabetes mellitus yang mendapat
kelompok perlakuan selain pemberian susu kedelai, diet dan
mendapatkan terapi obat dan terapi obat yang sama. Pengukuran kadar
diet juga mendapatkan tambahan glukosa darah puasa dilakukan pada
pemberian susu kedelai sebagai awal dan akhir perlakuan untuk
makanan selingan atau snack. setiap sampelnya, pada kelompok
Terdapat 70% sampel kontrol terjadi penurunan kadar
berjenis kelamin laki – laki dan 30% glukosa darah puasa rata – rata 6.0
sampel berjenis kelamin perempuan. mg/dl sedangkan pada kelompok
Usia sampel antara 40 - 70 tahun perlakuan terjadi penurunan kadar
diperoleh 60% berusia dibawah 50 glukosa darah puasa sebesar 16.40
tahun dan 40% berusia ≥ 50 tahun. mg/dl. Sedangkan untuk kadar
Pekerjaan yang terbanyak adalah glukosa darah 2 jam post pradial
swasta (60 %). pada kelompok kontrol terjadi
Diperoleh sampel pada penurunan rata – rata 10.20 mg/dl
kelompok kontrol dengan status gizi dan pada kelompok perlakuan terjadi
kurang (underweight) sebanyak 40% penurunan kadar glukosa darah
dan status gizi normal (ideal) 60%. puasa sebesar 46.60 mg/dl.
Sedangkan pada kelompok
perlakuan status gizi kurang PEMBAHASAN
(underweight) 60% dan dengan
status gizi normal (ideal) sebanyak Pada penelitian ini terdapat
40%. 10 orang sampel yang terbagi
menjadi 2 kelompok, yaitu 5 orang
sampel pada kelompok kontrol dan sampel (60%), tingkat konsumsi
5 orang sampel pada kelompok sedang sebanyak 1 orang
perlakuan dan dilakukan sampel (20%), dan tingkat konsumsi
pengamatan selama 7 hari pada kurang sebanyak 1 orang sampel
masing - masing sampel. Diperoleh (20%). Sedangkan pada kelompok
70% sampel berjenis kelamin laki – perlakuan tingkat konsumsi baik
laki dan 30% sampel berjenis sebanyak 2 orang sampel (40%)
kelamin perempuan. Usia sampel dan tingkat konsumsi sedang
antara 40 - 70 tahun diperoleh 60% sebanyak 3 orang sampel (60%).
berusia dibawah 50 tahun dan 40% Secara statistik tingkat konsumsi
berusia ≥ 50 tahun. Pekerjaan yang energi, protein, lemak, dan
terbanyak adalah swasta (60 %). karbohidrat antara dua kelompok
Menurut Sidartawan Soegondo tidak menunjukkan perbedaan yang
(2002), resiko tinggi mengalami bermakna (P > 0.05), kecuali untuk
diabetes mellitus adalah orang tingkat konsumsi serat antara dua
dengan riwayat keluarga dengan kelompok terdapat perbedaan yang
diabetes, orang yang obese (IMT > bermakna (P < 0.05).
27 kg/m2), dan berumur diatas 40 Diet diabetes mellitus adalah
tahun dengan faktor tersebut diatas. jumlah kebutuhan makanan sesuai
Diperoleh sampel pada dengan kebutuhan energi dalam
kelompok kontrol dengan status gizi bentuk penukar makanan. Diet
kurang (underweight) sebanyak 40% disusun dengan komposisi energi
dan status gizi normal (ideal) 60%. yang berasal dari protein sebesar 10
Sedangkan pada kelompok – 15 %, Lemak 20 – 30 % dan dari
perlakuan status gizi kurang karbohidrat sebesar 60 – 70 %.
(underweight) 60% dan dengan Oleh sebab itu perlu diperhatikan
status gizi normal (ideal) sebanyak asupan makanan yang bergizi dan
40%. Berat badan penderita seimbang dengan perencanaan
diabetes mellitus memang dapat makan yang tepat untuk mencapai
menurun drastis. Hal ini disebabkan dan mempertahankan kadar glukosa
glukosa didalam darah tidak dapat darah tetap normal dan kebutuhan
masuk kedalam sel jaringan. Seperti akan energi dan zat gizi terpenuhi
diketahui glukosa sangat dibutuhkan dengan baik (Depkes, 1999).
tubuh karena merupakan sumber Kadar glukosa darah puasa
energi yang utama. Dan untuk dapat berdasarkan hasil pemeriksaan
masuk kedalam sel jaringan pada awal dan akhir perlakuan
diperlukan insulin. Jika tubuh untuk setiap sampelnya, pada
kekurangan insulin atau sama sekali kelompok kontrol terjadi penurunan
tidak mempunyai insulin makan kadar glukosa darah puasa rata –
tubuh akan membakar jaringan rata 6.0 mg/dl sedangkan pada
lemak supaya terbentuk energi yang kelompok perlakuan terjadi
dibutuhkan. Apabila keadaan ini penurunan kadar glukosa darah
berlangsung terus maka dalam puasa sebesar 16.40 mg/dl.
waktu relatif singkat berat badan Sedangkan pada kelompok kontrol
penderita akan menurun drastis dan terjadi penurunan kadar glukosa
mempengaruhi status gizi penderita darah 2 jam post pradial rata – rata
diabetes mellitus (Budiyanto, 2002). 10.20 mg/dl sedangkan pada
Selama penelitian diperoleh kelompok perlakuan terjadi
hasil tingkat konsumsi baik pada penurunan kadar glukosa darah
kelompok kontrol sebanyak 3 orang puasa sebesar 46.60 mg/dl.
Sejauh ini, penyebab perbandingan kadar glukosa darah
diabetes mellitus yaitu karena tubuh sampel penelitian lebih tinggi pada
kekurangan insulin dalam kuantitas kelompok kontrol dibandingkan
yang besar sehingga tidak dapat dengan kelompok perlakuan
mengatur kadar gula dalam darah. meskipun secara statistik kadar
Bila kadar gula dalam darah glukosa darah kedua kelompok
meningkat, terjadilah diabetes terdapat perbedaan yang bermakna
mellitus. Dengan mengkonsumsi (P < 0.05). Angka penurunan kadar
kacang kedelai dan olahannya glukosa darah puasa pada kelompok
secara intensif, pancreamic island perlakuan mencapai 16.4 sedangkan
dapat membesar sehingga produksi pada kelompok kontrol sebesar
insulin pun akan bertambah 6. Dan untuk kadar glukosa darah 2
(Hembing, 2003). jam post prandial pada kelompok
Pada susu kedelai juga perlakuan mencapai 46.6
mngandung lesitin. Lesitin sebagai sedangkan untuk kelompok kontrol
antioksidan yang mampu menjaga sebesar 10.2.
sel-sel pada pankreas untuk tidak Hal ini disebabkan oleh
mengalami kerusakan akibat perencanaan makanan yang tepat
oksidasi, serta mampu meregenerasi merupakan pengobatan diabetes
sel-sel yang rusak dengan cepat mellitus yang penting. Tujuan
sehingga ketika pankreas diberi perencanaan makanan adalah
tambahan lesitin maka sel-sel mempertahankan kadar glukosa
pankreas akan berfungsi dengan darah senormal mungkin serta
baik kembali serta dengan bantuan mengusahakan agar berat badan
lesitin pula insulin mampu diproduksi penderita mencapai batas – batas
kembali secara maksimal (http normal. Jadwal makan penderita
://www. Iptek.net.id.) diakses tanggal diabetes mellitus juga diusahakan
19 Desember 2005. tepat waktu dengan porsi makan
Selain itu susu kedelai yang tepat. Hal ini untuk mencegah
mengandung asam amino arginin naiknya kadar glukosa darah yang
yang mampu menjaga sekaligus tinggi, disamping
keseimbangan hormon insulin mencegah hipoglikemia bagi
(Mudjajanto, 2005). Arginin yang ada penderita yang memakai suntikan
dalam susu kedelai merupakan insulin. Apabila terjadi
substrat bagi produksi NO (Nitric keseimbangan antara makanan
Oxide) yang penting peranannya yang masuk dengan kebutuhan dan
dalam menjaga kelapangan kemampuan tubuh untuk
pembuluh darah (vasodilatasi) mengolahnya maka diharapkan
(http ://www. Pantirapih.or.id.) online glukosa darah terkontrol dalam
dan diakses tanggal 26 Juni 2006. batas – batas normal
Pada kedua kelompok (Budiyanto, 2002).
penelitian baik kontrol maupun
perlakuan sama – sama KESIMPULAN
mengalami penurunan, tetapi pada
kelompok perlakuan yang mendapat Pemberian susu kedelai
pemberian susu kedelai mengalami pada diet pasien diabetes mellitus
penurunan kadar glukosa darah berpengaruh terhadap penurunan
yang lebih tinggi dibandingkan pada kadar glukosa darah puasa dan 2
kelompok kontrol yang tidak jam postprandial di ruang rawat inap
diberikan susu kedelai. Dan
Rumah Sakit dr. Saiful Anwar 3. Penderita diabetes mellitus perlu
Malang. menjaga keseimbangan asupan
makanan, obat dan tingkat
SARAN aktivitas serta melakukan
olahraga untuk mempertahankan
1. Bagi orang dewasa dengan usia kadar glukosa darah tetap
> 40 tahun perlu melakukan normal.
pemeriksaan laboratorium dini 4. Perlu adanya penelitian lain
khususnya pemeriksaan glukosa tentang pemberian susu kedelai
darah, karena pada usia tersebut terhadap penyakit yang lain
beresiko tinggi mengalami seperti penyakit osteoporosis
penyakit degeneratif salah (melalui kandungan isoflavon
satunya diabetes mellitus. susu kedelai) dan kanker
2. Penderita diabetes mellitus perlu (melalui mineral selenium dan
mengkonsumsi susu kedelai antioksidan susu kedelai).
untuk meningkatkan kesehatan
secara keseluruhan agar
tercapai gizi yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

AAK (2003). Kedelai. Percetakan Kanisius : Yogyakarta.

Almatsier, Sunita (2005). Penuntun Diet. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama :


Jakarta.

Anderson, J. W. (1995). Meta Analysis of Effect Soy Protein Intake on Serum


Lipid. N. Eng J Med.

Anonymous. (2005). Susu Kedelai. http://www. Iptek. net. id. Jakarta. Diakses
tanggal 19 Desember 2005.

Anonymous. (2005). Peranan Kedelai bagi kesehatan. http://www. Pantirapih. or.


id. Jakarta. Diakses tanggal 26 Juni.

ASDI. (2003). Prosiding Dietetic Update 2003. Yogyakarta.

Champe P. C. and Harvey R. A. (1994). Lippicott’s Illustrated Review :


Biochemistry. 2nd Edition. J. B. Lippicott Company.

Corwin, J. Elizabeth (2000). Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC :


Jakarta.

Dalimartha, S. (2002). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus.


Penebar Swadaya : Jakarta.

Depkes RI, (1990). Pedoman Tenaga Gizi Puskesmas. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

Hartono, Andry. (2000). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta.

Hartini, S. KS Kariadi. (2005). Diabetes Mellitus Masa Kini dalam Prosiding,


ASDI. Pertemuan Ilmiah Nasional Dietetic II Tahun 2005 :
Bandung.

Karyadi, Elvina. (2002). Kiat Mengatasi Penyakit Diabetes, Hiperkolesterolemia,


Stroke. PT Intisari Mediatama : Jakarta.

Kendall D. M. and Harmel A. M. (2002). The Metabolic Syndrome, Type 2


Diabetes and Cardiovascular Disease : Understanding the
Role of Insulin Resistance : The Am J Managed Care.

Khomsan, Ali. (2003). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT Rajagrafindo


Persada : Jakarta.

Lanywati, Endang. (2001). Diabetes Mellitus : Penyakit Kencing Manis. Penerbit


Kanisius : Yogyakarta.
Murray, R. K. dkk. (2003). Biokimia Harper Edisi 25. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta.

Mudjajanto, Edi Setyo dan Fauzi R. Kusuma. (2005). Susu Kedelai : Susu Nabati
Yang Menyehatkan. Agromedia Pustaka : Jakarta.

Pranaji, K. Diah. Dkk. (2001). Perencanaan Mrnu Untuk Penderita Diabetes


Mellitus. Penebar Swadaya : Jakarta.

Rimbawan dan Albimer Siagian. (2004). Indeks Glikemik Pangan : Cara Mudah
Memilih Pangan Yang Menyehatkan. Penebar Swadaya;
Jakarta.

Radiyati, Tri (2006). Susu Kedelai. http://www. Ristek. Go. id. Jakarta. Diakses
tanggal 8 Juni 2006.

Sastroasmoro, S. dan Sofyan Ismail. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian


Klinik. Binarupa Aksara : Jakarta.

Sjaifoellah, N. dkk. (1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Ketiga. FKUI :
Jakarta.

Soegondo, Sidartawan. Dkk. (2002). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus


Terpadu. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.

Suriawiria, Unus. (2002). Ikan dan Kedelai Sebagai Obat Jantung dan Diabetes.
Rapas Sinar Sinanti : Jakarta.

Tjokroprawiro, A. (2001). Diabetes Mellitus : Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi.


PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Wijayakusuma, Hembing. (2003). Penyembuhan Dengan Kedelai. Milenia
Populer : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai