Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas setiap membuat perencanaan kegiatan mulai dari RUK (Rencana Usulan
Kegiatan) berjalan. Setelah RUK tahun yang akan datang selesai dibuat diakhir tahun
berjalan, kemudian mulai dilakukan persiapan RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan) yang
dibicarakan di lokakarya mini bulanan pertama bulan Januari tahun berjalan. Kegiatan yang
dilaksanakan puskesmas mencakup kegiatan pelayanan kesehatan dan kegiatan manajemen
puskesmas. Kegiatan yang ada di RPK dijadikan panduan pelaksanaan kegiatan untuk 1 tahun
berjalan.
Kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas Sei Pancur terdiri dari Upaya Kesehatan
Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan. Kegiatan manajemen puskesmas Sei Pancur
terdiri dari Manajemen alat dan obat, manajemen keuangan dan manajemen ketenagaan.
Kegiatan yang ada di puskesmas Sei Pancur dilakukan penilaian kinerja sekali
setahun pada akhir desember di tahun berjalan. Penilaian kinerja puskesmas menjadi dasar
untuk menilai puskesmas apakah kinerjanya baik atau tidak.
Penilaian kinerja puskesmas Sei Pancur dapat dijadikan acuan untuk membuat
perencanaan usulan kegiatan puskesmas di tahun yang akan datang.

B. Pengertian Penilaian Kinerja Puskesmas


Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan informasi untuk menentukan seberapa
efektif dan efisien pelayanan puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai
penialian hasil kerja/prestasi puskesmas.

C. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 1


1. Tujuan umum
Sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan puskesmas Sei Pancur selama 1
(satu) tahun
2. Tujuan khusus
a) Memberikan gambaran tingkat kinerja puskesmas Sei Pancur dari hasil cakupan
kegiatan, mutu kegiatan, dan manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan
b) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan puskesmas Sei
Pancur di masa yang akan datang
c) Dapat melakukan identifikasi dan analisa masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas Sei
Pancur berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
d) Mengetahui dan juga melengkapi dokumen sebagai persyaratan akreditasi
puskesmas
e) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada
tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya

D. Manfaat penilaian kinerja puskesmas


Dengan penilaian kinerja puskesmas maka puskesmas Sei Pancur dapat mengetahui
peran puskesmas dalam pembangunan kesehatan wialyah kerja puskesmas Sei Pancur

E. Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas


Ruang lingkup penilaian puskesmas Sei Pancur antara lain :
1. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan
2. Pelaksanaan manajemen puskesmas
3. Mutu pelayanan puskesmas

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 2


BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

A. Bahan dan pedoman


Dalam melakukan penilaian puskesmas diperlukan bahan antara lain :
- RPK tahunan dan RPK bulanan untuk melihat proses pelaksanaan kegiatan
apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Hal ini dapat mempengaruhi
proses dalam pencapaian kinerja puskesmas, dimana jadwal yang mundur dari
perencanaan berpotensi akan menurunkan kinerja puskesmas, sehingga RPK
bulanan diperlukan untuk panduan agar pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan yang sudah direncanakan terlaksana sesuai jadwal yang ada
- Indikator kinerja dari semua kegiatan pelayanan kesehatan yang dinilai sebagai
acuan dalam menilai tercapai tidaknya kinerja puskesmas

Untuk menilai kinerja puskesmas Sei Pancur diperlukan pedoman yang sudah baku
tertuang dalam permenkes nomor 4 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas

B. Teknis Pelaksanaan
1. Pengumpulan data
Dalam melakukan pengumpulan data untuk penilaian kinerja puskesmas diambil dari
rekapan capaian pelaksanaan kegiatan puskesmas Sei Pancur selama setahun dimana
rekapitulasi setiap bulan dari januari sampai desember tahun berjalan. Pengumpulan
data capaian kegiatan puskesmas baik itu kegiatan pelayanan kesehatan maupun
kegiatan manajemen puskesmas Sei Pancur

2. Pengolahan data
Data yang sudah dikumpulkan dari bulan januari sampai desember diolah diakhir
tahun dan dibuatkan grafik sarang laba-laba.

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 3


Data dari puskesmas Sei Pancur yang diolah terdiri dari :
a) Penilaian cakupan kegiatan pelayanan kesehatan
Cakupan kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas Sei Pancur antara lain
mencakup :
- UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, pelayanan
gizi serta pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
- UKM pengembangan puskesmas Sei Pancur antara lain pelayanan upaya
kesehatan kerja, UKS/UKGS, layanan rawat jalan narkoba, pelayanan
kesehatan peduli remaja (PKPR), pelayanan HIV/IMS, posbindu, pos lansia,
PHN, kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan haji, pelayanan kesehatan lansia
- UKP berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat, kunjungan rumah (home
care), one day care untuk pasien yang melahirkan di puskesmas Sei Pancur
Data cakupan pelayanan dihitung berdasarkan realisasi pelaksanaan dibagi dengan
sasaran yang sudah ditetapkan pada waktu membuat perencanaan kegiatan
puskesmas Sei Pancur dikali dengan 100%. Interpretasi dari data cakupan
kegiatan pelayanan kesehatan dikatakan baik jika nilai cakupan kinerjanya >91%.

b) Penilaian kegiatan manajemen puskesmas


1) Manajemen operasional puskesmas, terdiri dari :
- Membuat data cakupan kegiatan tahun lalu
- Menyusun RUK
- Menyusun RPK
- Melaksanakan lokakarya mini bulanan
- Melaksanakan lokakarya mini triwulan (lintas sektor)
- Membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan tepat waktu
- Membuat laporan 10 penyakit terbanyak
2) Manajemen alat dan obat, terdiri dari :
- Membuat kartu inventaris ruangan
- Melaksanakan updating daftar inventaris alat
- Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat di masing-masing unit

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 4


- Membuat kartu stok untuk setiap jenis obat dan bahan di gudang obat
secara rutin
- Menerapkan FIFO dan FEFO
3) Manajemen keuangan berupa realisasi keuangan dan fisik dari setiap kegiatan
yang sudah dianggarkan dan laporan keuangan ke dinkes setiap bulan.
Sumber pembiayaan puskesmas Sei Pancur antara lain APBD (Kegiatan
Administrasi Perkantoran dan Sarana Prasarana), dana kapitasi, dan DAK
(Dana Alokasi Khusus)
4) Manajemen ketenagaan dinilai dari jumlah dan jenis ketenagaan yang ada di
puskesmas Sei Pancur dibandingkan dengan tenaga minimal yang harus ada
di puskesmas

c) Penilaian mutu pelayanan, antara lain :


1) Drop out pelayanan ANC (K1-K4)
2) Persalinan oleh tenaga kesehatan
3) Penanganan komplikasi obstetric/risiko tinggi
4) Error rate pemeriksaan BTA
5) Error rate pemeriksaan darah malaria
6) Kepatuhan terhadap standar ANC
7) Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB paru
8) Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan

Penilaian kinerja puskesmas dari manajeman puskesmas dan mutu pelayanan


dikatakan baik bila nilai rata-rata dari elemen penilaian >8,5. Untuk manajemen keuangan
juga dilihat dari realisasi fisik dan keuangan dari kegiatan yang sudah direncanakan. Untuk
realisasi fisik dan keuangan dikatakan baik bila nilai realisasinya >80%. Untuk realisasi <80%
harus dibuat identifikasi masalah dan alternatif pemecahan masalah di masa yang akan
datang.

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 5


BAB III
HASIL KINERJA UPT PUSKESMAS SEI PANCUR

A. Hasil kinerja pelayanan kesehatan


1. UKM esensial
a. Promosi kesehatan 88 %, dengan rincian sebagai berikut :
1) Cakupan penyuluhan PHBS pada rumah tangga 66 %
2) Cakupan penyuluhan PHBS pada institusi pendidikan (sekolah) 66,7 %
3) Cakupan penyuluhan PHBS pada sarana kesehatan 80 %
4) Cakupan penyuluhan PHBS pada institusi TTU 80 %
5) Cakupan penyuluhan PHBS pada institusi tempat kerja 80 %
6) Cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif 77,3 %
7) Mendorong terbentuknya UKBM posyandu purnama 100 %
8) Mendorong terbentuknya UKBM posyandu mandiri 100 %
9) Cakupan penyuluhan NAPZA 100 %

b. KIA-KB 82 %, dengan rincian sebagai berikut :


1) Cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar 89,5 %
2) Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan 98,1 %
3) Cakupan pelayanan nifas lengkap dan neonatus lengkap 98,1 %
4) Cakupan pelayanan dan atau rujukan ibu hamil risiko tinggi 65,3 %
5) Cakupan pelayanan dan atau rujukan neonatus risiko tinggi 82,4 %
6) Cakupan BBLR ditangani 100 %
7) Cakupan SDIDTK balita 75,6 %
8) Cakupan pelayanan kesehatan anak sekolah dasar 100 %
9) Cakupan pelayanan kesehatan remaja (PKPR) 10,9 %
10) Cakupan akseptor KB aktif 95,6 %
11) Cakupan akseptor aktif MKET 77,2 %

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 6


c. Kesehatan lingkungan 86,7 %, dengan rincian sebagai berikut :
1) Cakupan inspeksi sanitasi air bersih 100 %
2) Cakupan pembinaan kelompok masyarakat/kelompok 0%
pemakai air
3) Cakupan inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan 100 %
4) Cakupan pembinaan tempat pengelolaan makanan 100 %
5) Cakupan inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah 100 %
dan limbah
6) Cakupan pemeriksaan penyehatan lingkungan perumahan 66 %
7) Cakupan inspeksi sanitasi tempat-tempat umum 100 %
8) Cakupan sanitasi tempat umum memenuhi syarat 50 %
9) Cakupan pengawasan tempat-tempat potensial perindukan 88,2 %
vektor di pemukiman
10) Cakupan desa/lokasi potensial yang mendapat intervensi 50 %
pemberantasan vektor penyakit menular

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat 88,1 %, dengan rincian sebagai berikut :


1) Cakupan pemberian vitamin A pada balita 82,8 %
2) Cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil 88,9 %
3) Cakupan pemberian PMT pemulihan pada balita gizi 100 %
buruk gakin
4) Cakupan balita yang naik berat badannya 87 %
5) Cakupan balita bawah garis merah yang mendapat PMT 81,8 %

e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit 75,5 %, dengan rincian sebagai berikut :


1) Cakupan pengobatan penderita TB paru BTA positif 25,9 %
2) Cakupan pengobatan penderita TB paru BTA negatif 100 %
rontgen (+)
3) Cakupan penemuan tersangka penderita kusta 100 %
4) Cakupan pengobatan penderita kusta 100 %
5) Cakupan imunisasi campak pada bayi 93,4 %
6) Cakupan imunisasi DT pada anak kelas 1 92,4 %

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 7


7) Cakupan imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3 90 %
8) Cakupan penemuan kasus diare di puskesmas dan kader 11,8 %
9) Cakupan penderita diare ditangani oleh puskesmas dengan 11,8 %
oral dehidrasi
10) Cakupan penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat 8,3 %
oleh puskesmas dan kader
11) Cakupan angka bebas jentik (ABJ) 22.6 %
12) Cakupan penderita HIV/AIDS yang diobati 100 %

Grafik 1
Cakupan Kegiatan UKM Esensial

UPAYA PROMOSI
KESEHATAN
90
88
86
84
82
80
78
UPAYA P2PM 76 UPAYA KIA KB
74
72
70
68

UPAYA PERBAIKAN GIZI UPAYA KESEHATAN


MASYARAKAT LINGKUNGAN

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 8


2. UKM pengembangan
a. Upaya kesehatan usia lanjut 69,9 %, dengan rincian sebagai berikut :
1) Cakupan pembinaan kelompok usia lanjut sesuai standar 69,9 %
2) Cakupan pemantauan usila yang dibina sesuai standar 69,9 %

b. UKS/UKGS 57,1 %, dengan rincian sebagai berikut :


1) Cakupan pembinaan kesehatan gigi di posyandu 0%
2) Cakupan pembinaan kesehatan gigi di TK 0%
3) Cakupan pembinaan dan sikat gigi massal di SD/MI 0%
4) Cakupan perawatan kesehatan gigi di SD/MI 100 %
5) Cakupan murid SD yang mendapat perawatan kesehatan gigi 100 %
6) Cakupan siswa dengan gigi tetap yang dicabut 100 %
7) Cakupan siswa dengan gigi tetap yang ditambal permanen 100 %
Tugas bu suri

c. Kesehatan kerja 100 %, dengan rincian sebagai berikut :


1) Cakupan pos UKK berfungsi baik 100 %
2) Cakupan pos UKK menuju SIMASKER 100 %
3) Cakupan pekerja pada pos UKK yang mendapat pelayanan 100 %
kesehatan

d. PKPR 66,7 %, dengan rincian sebagai berikut :


1) Cakupan SD yang mendapat pelayanan PKPR 0%
2) Cakupan SMP yang mendapat pelayanan PKPR 100 %
3) Cakupan SMA yang mendapat pelayanan PKPR 100 %

e. Pelayanan kesehatan haji 66,7 %, dengan rincian sebagai berikut :


1) Cakupan jumlah jemaah haji yang melakukan pemeriksaan 100 %
kesehatan
2) Cakupan jumlah jemaah haji yang mendapat pembinaan 100 %
kesehatan
3) Cakupan jumlah jemah haji yang mendapat penyuluhan kesehatan 100 %
4) Tes kebugaran jemaah haji 0%

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 9


5) Posbindu khusus jemaah haji 0%

f. Pelayanan kesehatan jiwa 50 %, dengan rincian sebagai berikut :


1) Cakupan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan jiwa 100 %
sesuai standar
2) Deteksi dan penanganan kasus jiwa 100 %

Grafik 2.
Cakupan Kegiatan UKM Pengembangan

CAKUPAN

USILA
100

80

60
JIWA UKS/UKGS
40

20
CAKUPAN
0

HAJI UKK

PKPR

3. Capaian kinerja kegiatan UKP


a. Pengobatan 100%, dengan rincian sebagai berikut :
1) Cakupan kunjungan rawat jalan umum 100 %
2) Cakupan kunjungan rawat jalan gigi 100 %

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 10


b. Pemeriksaan laboratorium 85,7 %, dengan rincian sebagai berikut :
1) Cakupan pemeriksaan Hb pada ibu hamil 14,2 %
2) Cakupan pemeriksaan darah trombosit pada tersangka DBD 100 %
3) Cakupan pemeriksaan darah pada tersangka malaria 100 %
4) Cakupan pemeriksaan tes kehamilan 100 %
5) Cakupan pemeriksaan sputum TB 100 %
6) Cakupan pemeriksaan protein urin pada ibu hamil 100 %

B. Hasil kinerja
1. Manajemen operasional puskesmas (nilai 1 – 10) 9,3
a. Membuat data cakupan kegiatan pokok tahun lalu 10
b. Menyusun RUK melalui analisa dan perumusan masalah 10
berdasarkan prioritas
c. Menyusun RPK secara terinci dan lengkap 10
d. Melaksanakan lokakarya mini bulanan 10
e. Melaksanakan lokakarya mini triwulan 7
f. Membuat laporan bulanan ke dinkes kota tepat waktu 10
g. Membuat data 10 penyakit terbanyak setiap bulan 10
2. Manajemen alat dan obat (nilai 1 – 10) 8,2
a. Membuat kartu inventaris dan menempatkan di masing-masing 7
ruangan
b. Melaksanakan updating daftar inventaris alat 7
c. Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat disetiap unit pelayanan 10
d. Membuat kartu stok untuk setiap jenis obat dan bahan di gudang 10
obat secara rutin
e. Menerapkan FIFO dan FEFO 7

3. Manajemen keuangan 10
a. Membuat catatan bulanan uang masuk – keluar dalam buku kas 10
b. Kepala puskesmas melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala 10

4. Manajemen ketenagaan 7,8

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 11


a. Membuat daftar/catatan kepegawaian petugas 10
b. Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas 7
c. Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan 7
wewenang dan tanggung jawab
d. Membuat penilaian SKP tepat waktu 7
C. Capaian kinerja mutu pelayanan kesehatan 8,9
1. Drop out pelayanan ANC (K1 – K4) 10
2. Persalinan oleh tenaga kesehatan 10
3. Penanganan komplikasi obstetri/risiko tinggi 10
4. Error rate pemeriksaan BTA 10
5. Error rate pemeriksaan darah malaria 10
6. Kepatuhan terhadap standar ANC 10
7. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB paru 4
8. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan 7
D. Hasil total kinerja kegiatan UPT Puskesmas Sei Pancur
Hasil kinerja puskesmas tahun 2016 dilihat dari semua lingkup penilaian, didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Kegiatan pelayanan kesehatan nilai rata-rata : 85,1 %
a. UKM esensial 82,2%
b. UKM pengembangan 80,1 %
c. UKP 92,9 %
2. Manajemen puskesmas
a. Manajemen operasional 9,6
b. Manajemen alat dan obat 8,2
c. Manajemen keuangan 10

3. Mutu pelayanan 8,9

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 12


BAB IV
ANALISA HASIL KERJA

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada bab sebelumnya, hasil penilaian puskesmas
Sei Pancur adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pelayanan kesehatan
Kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas Sei Pancur dikategorikan dengan nilai
cukup dengan cakupan 85,1 %. Ada pun rincian variabel dari variabel kegiatan pelayanan
kesehatan, kegiatan UKM esensial dengan nilai cukup (82,2 %), kegiatan UKM
pengembangan dengan nilai cukup (80,1 %), dan UKP dengan nilai baik (92,9 %).
a. Kegiatan UKM Esensial
Dari kegiatan UKM esensial, kegiatan yang memiliki cakupan tertinggi adalah
upaya perbaikan gizi masyarakat dengan cakupan 88,1 %, sedangkan kegiatan
yang memiliki cakupan terendah adalah upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular dengan cakupan 75,5 %. Angka capaian yang rendah
disebabkan adanya angka capaian yang rendah pada sub variabel antara lain
pada program TB dan program DBD. Pencapaian pada program TB untuk
kegiatan pengobatan penderita TB paru (DOTS) BTA hanya 25,9%. Sedangkan
pada program DBD, capaian angka bebas jentik (ABJ) hanya 22,6 %.
b. Kegiatan UKM pengembangan
Pada kegiatan UKM pengembangan, kegiatan yang diunggulkan adalah upaya
kesehatan kerja (UKK) dengan capaian kegiatan 100 %. Sedangkan upaya
pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi hanya mencapai 57,1 %. Untuk
kegiatan posbindu, capaian yang didapat 69,9 %.
c. UKP
Untuk upaya kesehatan perorangan (UKP), hasil yan didapat adalah 92,9 % yang
dikategorikan tingkat kinerja baik. Adapun capaian yang terendah dari UKP
adalah pada kegiatan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan hemoglobin
pada ibu hamil (14,2 %)
2. Manajemen puskesmas

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 13


Penilaian pada manajemen puskesmas, dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :
manajemen operasional puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen
keuangan, dan manajemen ketenagaan. Hasil penilaian manajamen puskesmas Sei
Pancur dikategorikan dengan nilai baik, yaitu dengan nilai 9,3. Ada pun sub
variabel manajamen operasional didapat nilai 9,6 (tingkat kinerja baik),
manajemen alat dan obat 8,2 (tingkat kinerja cukup), manajemen keuangan dengan
nilai 10 (tingkat kinerja baik), dan manajemen ketenagaan dengan nilai 7,8 (tingkat
kinerja cukup).

3. Mutu pelayanan
Penilaian mutu pelayanan puskesmas Sei Pancur adalah 8,9 (kategori tingkat
pelayanan baik.

B. Analisa Masalah
Dari hasil penilaian puskesmas Sei Pancur pada pelayanan kesehatan, ada beberapa
upaya kesehatan yang masih dibawah target pada tiap upaya kesehatan esensial, antara lain :
1. Promosi kesehatan
Pada upaya promosi kesehatan, cakupan kegiatan penyuluhan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) hanya mencapai 74,5 %. Rendahnya angka ini terkait
dengan tidak tercapainya kegiatan penyuluhan pada tingkat rumah tangga dan
tingkat sekolah, yang terlihat dari angka capaian hanya 66 % dan 66,7 %.
2. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan upaya kesehatan lingkungan yang tercapai hanya 66 % pada kegiatan
pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan.
3. Upaya KIA KB
Pada upaya KIA KB, capaian yang terendah terdapat pada kegiatan upaya
kesehatan anak usia sekolah dan remaja, yaitu 55,4 %. Kegiatan ini terutama
pada program PKPR, yang hanya dapat mencapai 10,9 %.

4. Upaya pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 14


Upaya pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular memiliki capaian
yang terendah, yaitu 75,5 %. Dari uraian sub variabel, kegiatan pengobatan
penderita TB paru (DOTS) BTA positif hanya mencapai 25,9 %. Dari sasaran
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Batam yang berjumlah 139 orang,
target kegiatan hanya bisa mencapai 36 orang.

Berikut ini adalah tabel analisis rendahnya capaian kegiatan yang telah diuraikan
diatas, yaitu :

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 15


Tabel 1.
Analisis faktor yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan PHBS
S (strength) W (weakness)
Kekuatan Kelemahan
- Adanya dana APBD untuk media promkes - Tidak adanya tenaga promkes di puskesmas
Internal - Dukungan kegiatan PHBS dari pusat hingga - Bahan penyuluhan untuk program tertentu seperti
tingkat kabupaten kesehatan lingkungan masih kurang
- Jumlah tenaga paramedis cukup banyak - Kemampuan manajerial dalam menggalang tenaga
Eksternal kurang maksimal
- Sarana seperti ruang konseling kurang
dimanfaatkan dengan maksimal
O (opportunity) - Dengan adanya media promkes yang tersedia - Dengan tidak adanya tenaga promkes, tidak
Peluang cukup banyak, dapat digunakan sebagai media menjadikan kesempatan penyuluhan PHBS kepada
- Masyarakat sudah mawas diri informasi. Didukung dengan kesadaran masyarakat menjadi terhambat. Tenaga promkes
tentang pentingnya ber PHBS masyarakat tentang pentingnya berPHBS, dapat merangkul tenaga paramedis sebagai
- Dengan adanya kecanggihan diharapkan kegiatan penyuluhan PHBS dapat penyuluh
teknologi, bahan penyuluhan dapat dilaksanakan - Pemanfaatan sarana ruang konseling dapat
diunduh via internet - Media promkes dapat di sebarkan melalui dimaksimalkan dengan mengatur jadwal sebaik
jaringan teknologi yang sudah maju sehingga mungkin dan dapat menggunakan media video
mempermudah masyarakat mendapatkan yang ditampilkan pada ruang tunggu pasien untuk
informasi menyebarkan informasi PHBS

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 16


T (threat) - Mengatur jadwal penyuluhan dengan pengaturan - Perlu evaluasi secara rutin melalui lokmin bulanan
Penghambat kekuatan jumlah petugas agar dapat dan lokmin lintas sektor untuk mengetahui capaian
- Wilayah kerja yang luas yang melaksanakan kegiatan penyuluhan secara dan hambatan yang dihadapi sesuai jadwal yang
mempengaruhi sasaran kerja merata telah ditentukan, apakah tenaga yang sudah
- Kawasan padat penduduk dengan - Bekerja sama dengan lintas sektor agar dapat disesuaikan dengan jadwal dapat dilaksanakan pada
berbagai latar belakang suku membantu menyampaikan pesan PHBS kepada wilayah kerja yang ditargetkan
- Mobilitas penduduk tinggi masyarakat
- Menyebarkan media informasi PHBS di kantor-
kantor wilayah setempat

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 17


Tabel 2.
Analisis faktor yang mempengaruhi Upaya Kesehatan Lingkungan
kegiatan penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga

S (strength) W (weakness)
Kekuatan Kelemahan
- Adanya kekuatan hukum pelayanan kesling di - Tenaga kesling dilibatkan dalam kegiatan
Internal masyarakat keuangan
- Tenaga kesling yang sesuai kualifikasi pendidikan - Media promkes untuk program kesling masih
- Kegiatan kesling yang termasuk target rencana minim
Eksternal strategis - Tidak tersedianya sarana seperti ruang konseling
kesling
O (opportunity) - Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak - Pimpinan sebaiknya melakukan analisa jabatan
Peluang tentang program kesling, kegiatan kesling harus untuk menyesuaikan fungsi ketenagaan agar
- Adanya keinginan masyarakat dapat dilaksanakan pelaksanaan kegiatan kesling menjadi prioritas
untu dibimbing terkait masalah - Pelaksanaan kegiatan dapat diwujudkan secara dibandingkan kegiatan tambahan
kesehatan lingkungan maksimal karena dilaksanakan oleh tenaga yang - Memanfaatkan teknologi untuk mencari media
- Dukungan lintas sektor sesuai kualifikasi pendidikan penyuluhan kesling dan menyampaikan informasi
- Teknologi yang maju mendukung - Adanya terget nasional menjadikan program kegiatan kesling
akses pencarian media penyuluhan kesling kegiatan yang wajib dilaksanakan dengan - Ruang konseling kesling bertujuan untuk
kesling rutin, terutama pada kegiatan pemeriksaan memberikan konseling dan membina pasien

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 18


penyehatan lingkungan pada perumahan. Kegiatan rujukan rawat jalan atau pun atas kemauan sendiri
ini dapat disinergikan dengan kegiatan
penyuluhan PHBS karena salah satu penilaian
PHBS rumah tangga terkait dengan kesling. Dan
juga, pembinaan kesehatan harus berawal dari
rumah tangga untuk menyadarkan masyarakat arti
penting menjaga kebersihan lingkungan yang
dimulai dari unit terkecil, yaitu rumah tangga
T (threat) - Mengatur jadwal kegitan pemeriksaan penyehatan - Perlu evaluasi secara rutin melalui lokmin bulanan
Penghambat lingkungan dengan pengaturan kekuatan jumlah dan lokmin lintas sektor untuk mengetahui
- Wilayah kerja yang luas yang petugas agar dapat dilaksanakan secara merata capaian dan hambatan yang dihadapi sesuai
mempengaruhi sasaran kerja - Menetapkan target pencapaian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, apakah tenaga yang
- Kawasan padat penduduk dengan kemampuan kerja petugas karena sudah disesuaikan dengan jadwal dapat
berbagai latar belakang suku mempertimbangkan letak geografis wilayah kerja dilaksanakan pada wilayah kerja yang ditargetkan
- Mobilitas penduduk tinggi dan mobilitas penduduk
- Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/RT/
- RW untuk selalu mengawasi kebersihan
lingkungan, misalnya dengan membentuk
kelompok peduli kesehatan lingkungan ada

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 19


Tabel 3.
Analisis faktor yang mempengaruhi Upaya Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
kegiatan upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja
S (strength) W (weakness)
Kekuatan Kelemahan
- Jumlah tenaga terlatih sudah cukup - Terkadang kurangnya tenaga yang melayani di
Internal - Sudah memiliki ruang konseling ruang konseling remaja
- Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja - Pelaksanaan kegiatan tidak terjadwal secara rutin
menjadi tolok ukur keberhasilan rencana
Eksternal strategis sehingga menjadi perhatian penting
O (opportunity) - Mengatur jadwal kegiatan pemeriksaan - Melakukan kegiatan pembinaan siswa yang
Peluang kesehatan anak remaja dengan pengaturan disinergikan dengan program lain seperti narkoba,
- Adanya kemungkinan untuk kekuatan jumlah petugas agar dapat pemberian tablet Fe rematri, PHBS sekolah, dsb
berkolaborasi dengan program lain dilaksanakan secara merata agar dapat mencakup kegiatan kesehatan
untuk menjalankan pembinaan - - Melakukan evaluasi rutin program PKPR untuk
pada siswa remaja memantau keberhasilan program dari segi
efektivitas dan efisiensi tenaga dan sinergitas
dengan program lainnya
- Tidak menjadikan program rutin yang selalu
dilakukan evaluasi
T (threat) - Melakukan pertemuan lintas sektoral untuk - Perlu evaluasi secara rutin melalui lokmin bulanan

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 20


Penghambat menggalang mawas diri dengan mengundang dan lokmin lintas sektor untuk mengetahui capaian
- Jumlah sasaran anak remaja yang pihak sekolah sehingga dipahami pentingnya dan hambatan yang dihadapi sesuai jadwal yang
tidak sebanding dengan jumlah upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja telah ditentukan, apakah tenaga yang sudah
petugas - Menampilkan permasalahan yang berefek disesuaikan dengan jadwal dapat dilaksanakan pada
- Ada beberapa sekolah yang kurang jangka panjang seperti seks bebas sehingga wilayah kerja yang ditargetkan
bekerja sama dalam menyediakan wajib dilakukan pembinaan pada remaja dengan
waktu bagi petugas untuk usia yang kritis untuk ingin tahu
melakukan kegiatan PKPR

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 21


Tabel 4.
Analisis faktor yang mempengaruhi Upaya pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular
kegiatan pengobatan penderita TB paru (DOTS) BTA positif

S (strength) W (weakness)
Kekuatan Kelemahan
- Jumlah tenaga terlatih sudah cukup - Kurangnya kerja sama dalam merangkul
Internal - Sudah memiliki ruang konseling kelompok masyarakat untuk mendapatkan pasien
- Menjadi program prioritas TB

Eksternal
O (opportunity) - Menjaring pasien TB paru dengan kerjasama - Bekerjasama dengan rumah sakit rujukan dalam
Peluang dokter spesialis pelayanan pasien
- Adanya kerjasama dengan dokter
spesialis paru
T (threat) - Dibentuknya tim puskesmas yang terdiri dari - Meningkatkan kerjasama lintas sektor seperti
Penghambat promkes, kesling, gizi, dan program terkait kawasan perindustrian agar dapat menjaring
- Kurangnya dukungan lintas sektor lainnya untuk menawarkan kerjasama di bidang pasien suspek TB
kesehatan, terutama pada perusahaan yang ada di
wilayah kerja puskesmas Sei Pancur

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 22


C. Alternatif pemecahan masalah
Berdasarkan uraian analisa masalah yang telah dipaparkan, semua masalah
diharapkan bisa diselesaikan pada waktu bersamaan. Untuk itu, perlu strategi dalam
mensinergikan semua program puskesmas agar dapat dilaksanakan.
Untuk itu, alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Menguatkan kerjasama lintas program lintas sektor dengan upaya antara lain:
a. Dibentuknya tim puskesmas yang terdiri dari promkes, kesling, gizi, dan
program terkait lainnya untuk menawarkan kerjasama di bidang kesehatan
b. Meningkatkan kerjasama lintas sektor seperti kawasan perindustrian agar
dapat menjaring pasien suspek TB
c. Melakukan pertemuan lintas sektoral untuk menggalang mawas diri dengan
mengundang pihak sekolah sehingga dipahami pentingnya upaya
kesehatananak usia sekolah dan remaja
2. Penguatan infrastruktur non fisik puskesmas, dengan upaya antara lain :
a. Merangkul tenaga paramedis sebagai penyuluh
b. Pemanfaatan sarana ruang konseling dapat dimaksimalkan dengan mengatur
jadwal sebaik mungkin dan dapat menggunakan media video yang
ditampilkan pada ruang tunggu pasien untuk menyebarkan informasi PHBS
c. Menyebarkan media informasi PHBS di kantor-kantor wilayah setempat
d. Perlu evaluasi secara rutin melalui lokmin bulanan dan lokmin lintas sektor
untuk mengetahui capaian dan hambatan yang dihadapi sesuai jadwal yang
telah ditentukan, apakah tenaga yang sudah disesuaikan dengan jadwal dapat
dilaksanakan pada wilayah kerja yang ditargetkan
e. melakukan analisa jabatan untuk menyesuaikan fungsi ketenagaan agar
pelaksanaan kegiatan kesling menjadi prioritas dibandingkan kegiatan
tambahan

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 23


Ada pun isu terbaru dari kementerian kesehatan adalah program Indonesia Sehat
yang merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu meningkatnya kualitas
hidup manusia Indonesia. Program Indonesia sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya kesehataan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Pendekatan
keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
dalam gedung, melainkan juga ke luar gedung dengan pendekatan keluarga dalam upaya
menyelesaikan permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya.
Untuk itu, direncanakan pada tahun mendatang, ada kegiatan pendataan keluarga
sehat karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang mengintegrasikan upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga sehingga tergambar permasalahan yang terjadi di wilayah kerja
Puskesmas Sei Pancur dan segera dipecahkan solusi masalah sesuai dengan masalah yang
ditemukan di lapangan. Untuk itu, program keluarga sehat perlu dimasukkan dalam RUK dan
RPK agar dapat segera dilaksanakan di tahun mendatang.

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 24


BAB V
KESIMPULAN

a. Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan informasi untuk menentukan seberapa
efektif dan efisien pelayanan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan, serta
sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas
b. Dari hasil penilaian, kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas Sei Pancur dikategorikan
cukup (85,7 %)
c. Ada beberapa kegiatan yang dianalisa untuk dilakukan tindak lanjut dikarenakan angka
capaian tidak sesuai target. Empat kegiatan tersebut adalah :
1. Promosi kesehatan
Pada upaya promosi kesehatan, cakupan kegiatan penyuluhan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) hanya mencapai 74,5 %. Rendahnya angka ini terkait dengan tidak
tercapainya kegiatan penyuluhan pada tingkat rumah tangga dan tingkat sekolah, yang
terlihat dari angka capaian hanya 66 % dan 66,7 %.
2. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan upaya kesehatan lingkungan yang tercapai hanya 66 % pada kegiatan
pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan.
3. Upaya KIA KB
Pada upaya KIA KB, capaian yang terendah terdapat pada kegiatan upaya kesehatan
anak usia sekolah dan remaja, yaitu 55,4 %. Kegiatan ini terutama pada program PKPR,
yang hanya dapat mencapai 10,9 %.
4. Upaya pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular
Upaya pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular memiliki capaian yang
terendah, yaitu 75,5 %. Dari uraian sub variabel, kegiatan pengobatan penderita TB paru
(DOTS) BTA positif hanya mencapai 25,9 %.
d. Persiapan kegiatan Keluarga Sehat untuk menjaring angka derajat kesehatan masyarakat

PenilaianKinerjaPuskesmastahun 2016 Page 25

Anda mungkin juga menyukai