Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi, kehamilan


berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari pertama
haid terakhir, perubahan-perubahan dan organogenesisi terjadi pada berbagai periode.

Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting yaitu tingkat ovum
(telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak terbentuk dalam
pertumbuhan, embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan
bentuk alat-alat tubuh, janin (fetus) diatas usia 5 minggu dan sudah terbentuk.

Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sangat kompleks dipengaruhi


oleh kesehatan ibu, janin dan plasenta sebagai akar yang memberikan nutrisi. Juga
dipengaruhi berdasarakan jumlah sel telur yang berhasil dibuahi. Hasil konsepsi akan
membentuk embrio atau mudigah, sudah terdapat rancangan bentuk alat-alat tubuh dari
umur 3-5minggu. Pada saat membentuk menjadi embrio akan sangat rentan sehingga
harus menjaga pola makan dan pola hidup agar pertumbuhan janin dalam kandungan
berlangsung dengan baik. Kemudian janin mulai berbentuk manusia pada umur diatas 5
minggu. Dalam embrio, pembuluh darah sepalik akan mengadakan diferensiasi
membentuk jantung. Apabila terjadi komplikasi pada salah satu pengaruh pertumbuhan
dan perkembangan janin diatas maka akan menyebabkan janin tidak berkembang atau
kematian janin.

Penyebab janin tidak berkembang seperti kelainan pada kromosom, kualitas sperma
dan telur yang kurang bagus, kondisi penyakit pada ibu, kondisi penyakit pada janin,
kelainan bawaan pada janin, infeksi kandungan pada saat kehamilan, faktor
inkompabilitas genetic, kekurangan gizi saat hamil, trauma/cideraterjatuh/kecelakaan saat
hamil, status social ekonomi. Bahkan penyebab tersebut bisa menjadi salah satu faktor
kemtian janin.

Kematian janin dikenal dengan istilah IUFD (Intra Uterin Fetal Death), yaitu kematian
janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usian kehamilan 28 minggu
ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram.

Penatalaksanaan pada kasus IUFD harus dilakukan ditempat rujukan yaitu dengan
melakukan pemeriksaan USG dan rontgen foto abdomen berkolaborasi dengan dokter
spesialis kandungan. Setelah hasil pemeriksaan menunjukan bahwa diagnosis kematian
inutero dilakukan pengeluaran janin, secara pervaginam yaitu dengan cara induksi
espektatif atau manajemen aktif. Espektatif yaitu menunggu persalinan spontan hingga 2
minggu, tetapi yakinkan 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.
Sedangkan manajemen aktif yaitu induksi persalinan menggunakan oksitosin atau
misoprostol. Untuk secsio sesarea dilakukan apabila janinnya letak sungsang.

Menurut data yang didapatkan dari RSU Dr. Slamet ada 10 peringkat kasus pad
tahun 2012. Angka kematian PEB mendapati peringkat utama yaitu 712 kasus,
KPD/KPSW 643 kasus, Abortus Incomplit sebesar 588 kasus, IUFD 355 kasus, Letak
sungsang 274 kasus, PAP 215 kasus, Sisa plasenta 156 kasus, Partus lama 130 kasus,
yang disertai penyakit 115 kasus dan Preeklamsia 110 kasus.

Kematian bayi dalam kandungan (Intra Uterine Fetal death) dapat dikarenakan
berbagai hal seperti terkena lilitan tali pusat, pendarahan serta akibat tekanan darah tinggi
ibu yang mengandung. Kematian janin dalam kandungan dapat dicegah dengan cara
memeriksakan kandungan secara teratur ke dokter atau bidan, kalaupun terjadi kelainan
pada masa kehamilan, bisa ditanggulangi sedini mungkin. (WHO,2012)

Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan sebagian besar kasus bayi
meninggal dalam kandungan karena kesalahan aktifitas yang dilakukan seperti
berolahraga dengan gerakan yang cukup giat/berlebihan. Karena itu dianjurkan selama
masa kehamilan sebaiknya mengurangi aktifitas yang mebahayakan janin dalam
kandungan. Hal ini untuk mengantisipasi bayi yang dililit lehernya. Ibu hamil hendaknya
selalu berhati-hati jika beraktifitas dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur. (Teori
George,2012)

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim. Di
Negara maju dengan system kesehatan yang telah mapan, kematian akibat kelaianan
congenital merupakan kasus yang menonjol, sedangkan di Negara yang sedang
berkembang ada banyak faktor penyebab yang menonjol seperti infeksi, asuhan ntenatal
yang tidak prima, status ekonomi rendah, dan masih banyak lagi yang lainnya. (Kliman,
2000)

Berdasarkan latar belakang diatas makan penulis merasa tertarik untuk


mengangkat judul “ Asuhan Kebidanan Pada Ny.A 30 tahuun G3P2A0 Gravida 23
minggu dengan IUFD di RSU.Dr Slamet Kabupaten Garut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
“ Bagaimana Asuhan Pada Ny.A 30 tahun G3P2A0 Gravida 23 minggu dengan IUFD di RSU.
Dr Slamet Kabupaten Garut?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny.A 30 tahun G3P2A0 Gravida 23


minggu dengan IUFD di RSU. Dr Slamet Kabupaten Garut Tahun 2016 melalui
pendekatan manajemen kebidanan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada Ny.A 30 tahun G3P2A0 Gravida 23


minggu dengan IUFD di RSU.Dr Slamet Kabupaten Garut.
2. Melaksanakan pengkajian data objektif pada Ny.A 30 tahun G3P2A0 Gravida 23
minggu dengan IUFD di RSU.Dr Slamet Kabupaten Garut
3. Menegakkan analisa pada Ny.A 30 tahun G3P2A0 Gravida 23 minggu dengan
IUFD di RSU.Dr Slamet Kabupaten Garut
4. Melaksanakan penatalaksanaan dan evaluasi pada Ny.A 30 tahun G3P2A0 Gravida
23 minggu dengan IUFD di RSU.Dr Slamet Kabupaten Garut
5. Melaksanakan pendokumentasian asuhan pada Ny.A 30 tahun G3P2A0 Gravida 23
minggu dengan IUFD di RSU.Dr Slamet Kabupaten Garut dengan metode SOAP.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penulis


a) Memberikan pengalaman bagi penulis untuk dapat melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu dengan IUFD sebagai penerapan dari teori yang didapatkan selama
pendidikan khususnya asuhan kebidanan pada ibu dengan IUFD
b) Menumbuhkan sikap positif dan percaya diri atas profesionalismenya untuk dapan
memacu lebih baik lagi khususnya pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
dengan IUFD

1.4.2 Bagi Institusi


Memeberikan pendidikan, pengalaman dan kesempatan bagi mahasiswanya dalam
melakukan asuhan kebidanan sehingga dapat menumbuhkan dan menciptakan bidan yang
terampil dan professional khususnya pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
dengan IUFD.

1.4.3 Bagi BPS/RS


Sebagai salah satu gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam hal memberikan
asuhan kebidanan dan sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian asuhan kebidanan
selanjutnya yang lebih baik di masa yang akan datang khususnya pada pelaksanaan
asuhan kebidanan pada ibu dengan IUFD.

1.4.4 Bagi Klien


Dengan dilakukannya asuhan kebidanan diharapkan klien mendapatkan asuhan yang di
butuhkan dan dapat menjalani persalinan dengan baik, dan sebagai deteksi dini agar
mendapatkan penanganan segera khususnya pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
dengan IUFD.

1.4.5 Keterbatasan penelitian


Teknik mengumpulkan data dengan menggunakan format pengkajian SOAP. Dalam teori
mengatakan bahwa dalam asuhan kebidanan kita bisa menggunakan pendokumentasian
secara SOAP. Pendokumentaisan secara SOAP ini banyak sekali dilakukan tenaga
kesehatan selain bidan, keuntungan dari pendokumentasian secara SOAP adalah lebih
sistematis dalam penulisan, penulisan lebih ringkas dan tidak membutukan waktu lama,
mengorganisis pemikiran, lebih banyak digunakan oleh berbagai profesi dan
memudahkan komunikasi dan kerja sama.
Penulis memiliki keterbatasan proses pengumpulan data yaitu keterbatsaan waktu dan
tempat. Sehingga penulis mengatur waktu dan tempat ketika ibu sedang dilakukan control
ke dua atau jam pemberian obat ke dua kepada pasien oleh perawat/ bidan di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai