Anda di halaman 1dari 9

Berbagai Macam Perilaku Menyimpang

Jumlah dan macam perilaku menyimpang cukup banyak di masyarakat.


Dari penyimpangan kecil seperti, mengeluarkan kata-kata tidak sopan, hingga
penyimpangan besar dalam bentuk kejahatan.

a) Penyalahgunaan NAZA atau Narkoba


NAZA (Narkotik,Alkohol,dan Zat Adiktif) dan Narkoba (Narkoba dan
Obat-obatan Berbahaya) adalah dua istilah yang sama. Sesuai kepanjangannya,
NAZA terdiri atas narkotika,alkohol,dan zat adiktif. Zat adiktif meliputi drmua
obat-obatan yang dapat menimbulkan efek ketergantungan. Narkotika adalah
zat-zat kimia yang digunakan dalam kedokteran untuk membius pasien. Dokter
memanfaatkannya untuk menangani operasi. Penggunaan diluar ketentuan itu
adalah suatu penyalahgunaan. Jenis jenis narkotika anatara lain ganja, candu,
putaw, sabu-sabu, morfin dan heroin.
Penggunaan NAZA untuk tujuan semestinya tentu bukan masalah.
Akan tetapi, penggunaan di luar tujuan itu merupakan bentuk penyimpangna.
Misalnya, penggunaan ekstasi untuk pelarian diri dari beban hidup, atau
melupakan masalah yang dihadapi. Dalam jangja pendek, orang tersebut akan
merasakan bebas dari tekanan hidup (stres) yang ia derita. Akan tetapi, dalam
jangka panjang zat itu akan menimbulkan ketergantungan dan merusak sistem
syaraf manusia.
Penyalahgunaan narkotika sangat berbahaya. Norma hukum pun telah
memberi sanksi tegas kepada para pelakunya. Namun, peredaran dan
penyalahgunaan narkotika tetap banyak terjadi. Penyebab maraknya
penyimpangan itu antara lain sebagai berikut.
1. Ekspersi Kaberanian Diri Remaja
Anak remaja memiliki sifat ingin membuktikan diri dengan
mendapatkan pengakuan dan perhatian orang lain. Dorongan inilah yang
akhirnya membawa mereka berperilaku menantang bahaya dan melanggar
norma. Salah satu perilaku menyimpang yang menantang bahaya itu
adalah dalam bentuk menyalahgunakan narkotika. Banyak remaja yang
telah cukup memperoleh informasi mengenai dampak negatifnya. Akan

1
tetapi, karenainin tahu atau karena terpengaruh teman, mereka malah
terjerumus dalam perilaku menyimpang.
2. Tindakan Protes
Remaja adalah individu yang menginginkan kebebasab. Mereka
menganggap dirinya bukan anak-anak lagi yang perlu diatur dan dikontrol
orang tua. Sebagai bentuk protes terhadap kekangan orang tua mereka
menyalahgunakan narkotika.
3. Pelarian dari Beban Hidup
Remaja seringkali menghadapi berbagai beban hidup. Berbagai
masalah datang silih berganti. Mulai dari persoalan kerluarga, tugas-tugas
sekolah, hingga pergaulan dengan sesamanya. Sementara itu, mereka
merasa belum cukup mampu untuk menghadapi berbagai persoalan yang
ada. Mereka memilih kesenangan sesaat daripada menyelesaikan
permasalahan yang ada. Masalah itu sendiri memang sudah seharusnya
mereka hadapi sebagai bagian dari proses pendewasaan. Tipe remaja yang
suka menghindarkan dari realitas kehidupan seperti itu sering
menyalahgunakan narkotika.
4. Kesetiakawanan
Setiap remaja selalu ingin memiliki kawan dan bergaul dengan teman
sebaya. Mereka tidak nyaman bila dikatakan anak yang ‘kuper’ atau
kuranga pergaulan. Mereka juga takut dikatakan bukan ‘anak gaul’.
Keadaan demikian ini berpotensi baik dan sekaligus buruk. Apabila teman
pergaulannya baik, tentu mereka juga menjadi baik. Namun, apabila teman
yang dipilihnya adalah konsumen narkotika, maka dia akan terlibat dalam
penyalahgunaan narkotika sebagai bentuk rasa kesetiakawanan.
5. Coba-coba
Hal-hal baru selalu menarik bagi remaja karena rasa ingin tahunya
besar. Kadang-kadang tidak sekedar ingin tahu, tetapi mereka juga ingin
merasakan dan mengalaminya. Dalam kondisi seperti inilah, remaja dapat
terlibat dalam kecanduan mereka sulit melepaskan diri.
Anak remaja, khusunya peljar, adalah sasaran yang rawan terhadap
peredaran narkotika. Secara psikologis, mereka memiliki rsa inngin tahu
yang sangat besar. Apabila melihat atau mendengar ada sesuatu yang abru
baginya, biasanya timbul keinginan untuk mencoba. Pikiran remaja pun

2
belum mampu menilai secara kritis terhadap dampak negatif segala
sesuatu yang mereka lakukan. Keadaan seperti inilah yang sering
dimanfaatkan para pengedar narkoba untuk memasarkan barang haram itu
kepada mereka.

b) Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian anatarpelajat disebut juga tawuran (bahasa jawa), yang
artinya pekelahian yang melibatkan banyak pelajar.perkembangan jiwa remaja
belim stabil, emosinya lebih menonjol daripada rasio. Di samping itu, remaja
belum mampu mempertimabangkan akibat negatif segala sesuatu yang mereka
lakukan. Pertimbangan mereka terkadang mengabaikan segala resiko. Hastar
untuk mendapatkan pengakuan menjebaknya dalam perkelahian antarpelajar,
padahal perbuatan itu menyipang dan merugika, baik dirinya sendiri maupun
orang lain yang terkena imbasnya.
Pemicu perkelahian terkadang hanya sepele. Misalnya, saling mengejek
di antara pelajar. Rasa solidaritas negatif kemudian membawa pelajar-pelajar
lain melibatkan diri, padahal mereka sebenarnya tidak terlibat langsung dalam
persoalan tersebut. Ada yang iktu karena takut dikatakan tidak punya
keberanian.
Di sinilah letak persoalan yang sebenarnya. Perkelahian melibatkan
banyak pelajar akibat ikut-ikutan. Hal ini tidak mudah diatasi dan akibatnya
cukup serius. Perkelahian massal selalu meminta banyak koban besar. Mulai
dari kerusak fasilitas umum hingga luka-luka berang dan ringan, dan bahkan
sampai ada ynag meninggal dunia. Tragisnya, sering terjadi anak yang tidak
terlibat langsung juga menjadi kirban, hanya karena berasal dari sekolah pihak
lawan.
Apabila sudah berkebang seperti itu, maka berbagai norma dan aturan
hidup bermasyarakat sudah dilanggar. Solidaritas yang sebenarnya positif
berubah menjadi mobilisasi massa yang merugikan dan melanggar ketertiban
umum. Dalam keadaan kacau seperti itu, tentu suasana belajar di sekolah
masing-masing menjadi terganggu, bahkan masyarakat luas menjadi resah.

c) Penyimpangan Perilaku Seksual

3
Ada dua macam penyimpangan seksual, yaitu perilaku seksual di luar
nikah dan homoseksual. Hubungan seks diluar nikah dapat berupa pelacuran,
perkosaan, dan kumpul kebo. Kumpul kebo adalah hidup bersama seperti suami
istri tanpa ikatan pernikahan yang sah. Hubungan seks anatar orang-orang yang
sama jenis kelaminnya disebut homoseksual. Homoseksual yang dilakukan
sesama pria disebut gay,sadangkan sesama wanita disebut lesbian. Semua
bentuk perilaku menyimpang berakibat buruk.
Hubungan seks diluar nikah dalah bentuk dari pelanggaran norma,
terutama norma agama. Bagi yang beragama Islam, hal itu adalah zina besar
yang berat pula hukumannya, begitu juga dalam agama Kristen dan Katholik
hubungan seks diluar nikah adalah perbuatan zina dan menimbulkan rasa
bersalah yang berlarut-larut masnyarakat pun kan memandang jijik kepada
mereka yang melakukannya, sedangkan dari sisi kesehatan, hubungan seks
bebas rawan terhadap penularan penyakit kelamin dan AIDS.
Secara kodrati manusia dikaruniai naluri untuk mengadakan hubungan
seks. Tuhan memberikan naluri itu sebagai cara untuk melestarikan atau
menghasilkan keturunan. Namun, pemenuhannya diatur oleh norma-norma
yang cukup ketat untuk menghindari dampak negatifnya. Baik agama, adat,
maupun hukum telah mengatur perihal hubungan seksual.
Seseorang diperbolehkan mengadakan hubungan seks apabila teah
menjadi suami istri. Diluar itu, berarti penyimpangan perilaku seksual. Perilaku
semacam ini dapat menimbulkan masalah. Misalnya, seorang wanita
melahirkan anak diketahui siapa ayahnya. Wanita yang hamil diluar nikah pasti
merasa was-was akan masa depannya. Apalagi kalau keluarganya mengetahui
itu, dia dicemooh karena tidak dapat menjaga kesucian diri. Dimata masyarakat
pun dia terhina, dianggap sebagai perempuan murahan.
Pengertina hubungan seks diluar nikah, termasuk apabila sepasang
kekasih melakukannya sebelum menikah, meskipun kemuadian mereka
menikah. Terbentuknya janin dari hubungan seks sebelum nukah dan
kemuadian lahir, statusnya kemudian anak tidak sah (anak haram), dalam
hukum agama. Apabila kelak anak mengetahui bahawa dia adalah hasil

4
hubungan gelap (anak haram) maka dia akan merasa malu. Apalagi status anak
haram dijadikan bahan ejekan teman-temannya.
Akibat lian adalh penyakit AIDS (rusaknya sistem kekebalan tubuh
akibat virus HIV) yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Penyakit
ini menular terutama lewat hubungan seks secara bebas dengan berganti-ganti
pasangan. Pada tahun-tahun pertama sejak terjangkitnya virus, gejala tidak
tampak dan sulit dideteksi, kecuali dengan tes khusus untuk mengetahui
adanya virus itu dalam darah. Setelah berkembang, sistem kekbalan tubuh
menjadi berangsur-angsur memburuk sehingga penyakit sekecil apa pun yang
menyerang tubuh sulit dan bahkan tidak dapat disembuhkan. Kalau sudah
seperti itu, mautlah taruhannya. Pemerkosaan adalah tindakan pemaksaan
dengan kekerasan pada orang lain untuk melakukan hubungan seksual.
Hubungan seks karena perselingkuhan, dapat mengakibatkan keretakan
rumah tangga. Apabila salah satu pihak tidak bisa menerima perelingkuhan
tersebut, maka dapat terjadi perceraian. Setiap perceraian akan membawa
dapak negatif kepada anak. Anak ynag seharusnya mendapat kasih sayang dan
perhatian dari kedua orang tua kandungnya menjadi terabaikan. Anak-anak
korban keretakan rumah tangga (broken home) seperti itu biasanya anak dan
berprilaku menyimpang.

d) Tidakan Kriminal
Semua bentuk pelanggaran norma hukum adalah tindakan kriminal
(kejahatan). Tindakan seperti ini merugikan orang lain, baik secara pidana
maupun perdata. Ada tindakan kriminal ynag bersifat terang-terangan seperti
pencopetan, penjambretan, pencuria, penodongan, dan perampokan. Kejahatan
jenis ini tergolong kelas teri (kecil-kecilan) dan pelakunya biasanya terdorong
karena kesulitan ekonomi. Contohnya, orang yang kehabisan bahan makanan
dan tidak mempunyai pekerjaan, kemudian mencuri agar bisa makan.
Kejahatan-kejahatan kecil dengan latar belakang hidup seprti itu disebut
kejahatan kerah biru (blue collar crime).
Ada pula kejahatan yang justru dilakukan oleh orang-orang yang
sebenarnya hidup berkecukupan, bahkan kaya raya. Kejahatan jenis ini pada
umumnya dilakukan oleh pejabat, pengusaha, atau kau profesional lain yang

5
berpendapatan lebih. Sifat kejahatan mereka halus namun lebih merugikan.
Bentuknya berupa korupsi manipulasi, nepotisme, kroniisme, dan subversi.
Tindakan kejahatan yang dilakukan orang-orang kaya secara ekonomi dan
sosial seperti itu disebut kejahatan kerah putih (white collar crime).
Kejahatan tanpa korban (crime without victim) adalah kejahatan yang
tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain.
Contohnya berjudi, mabuk-mabukan dan sebagainya.
Kejahatan terorganisir (organized crime) adalah kejahatan komplotan
yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan
uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Contohnya komplotan
korupsi, penyediaan jasa pelacur.
Kejahatan korporat (corporat crime) adalah jenis kejahatan yang
dilakukan atas nama organisasi denagn tujuan menaikkan keuntungan atau
menekan kerugian. Contohnya suatu perusahaan membuang limbah beracun ke
sungai yang mengkakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis
penyakit.
Semua bentuk kejahatan berawal dari tidak terjadinya penyesuaian
(komformitas) secara sempurna. Tidak adanya konformitas berbagai elemen
masyarkat menimbulkan kepincangan sosial, tekanan mental dan kebencian.
Perubahan masyarakat yang sangat cepat juag membuat warga masyarakat
tidak mampu menyesuaikan diri. Hal-hal semacam inilah yang menimbulkan
terjadinya kriminalitas.
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dilihat dari banyaknya orang yang
terlibat ialah sebagai berikut.
1) Penyimpangan individu (individual deviation) yaitu penyimpangan yang
dilakukan oleh seorang individu. Orang seperti ini dapat dikatakan sebagai
penderita kelainan mental dan tingkah laku. Dia tidak dapat
mengendalikan dririnya sehingga menolak dan menentang segala aturan
yang ada dalam masyarkat. Bentuk penyimpangan individual dapat berupa
membandel, membangkang, melanggar aturan, munafik, sampai dengan
perusuh atau penjahat.
a. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat
orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.

6
b. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan
irang-orang.
c. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma
umum yang berlaku.
d. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan
norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda
atau jiwa di lingkungannya.
e. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata
bohong, berkhianat, dan berlagak membela.
2) Penympangan kelompok (group deviation) yaitu sekelompok orang yang
secara bersama-sama menganut nilai dan norma tersendiri yang
menyimpang dari nilai dan norma umum. Misalnya, sekelompok anak
membentuk geng anak nakal. Para anggota ge mematuhi norma-norma
tertentu yang mereka ciptakan, padahal norma itu bertentengan dengan
norma umum yang ada dalam masyarakat.
3) Penyimapangan campuran, yaitu bergabunganya seorang individu yang
memiliki perilaku menyimpang dengan kelompok yang memiliki
kebiasaan menyimpang pula. Misalny, seorang siswa membolos sekoha
kemudian bergabung dengan sekelompok anak nakal di terminal.

e) Alkoholisme
Minuman alkoholmempunyai efek neganif terhadap saraf. Alkohol
dapat mengakibatkan mabuk dan tidak dapat berpikir secara normal. Akibatnya
seorang pemabuk mudah melakukan tindakan yang tidak terkendali baik secara
fisik, sosial, maupun psikologis sehingga merugikan dirinya maupun orang
lain.

f) Penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dari biasanya


Penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dari biasanya, misalnya
berikut ini

7
1. Sikap arogansi adalah kesombongan terhadap sesuatu yang dimiliki sepertik
kekayaan, kekuasaan dan kepandaian. Sikap arogansi bisa saja ditunjukan
oleh seseorang yang ingin menutupi kekurangan yang dimilikinya.
2. Sikap eksentrik adalah perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga
dianggap aneh, seperti anak laki-laki memakai anting-anting, perempuan
anting di lidahnya, gaya rambut modern (berdiri ke atas), dan seniman
berambut gondrong.

Daftar Pustaka

Suhardi. Sunarti, Sri. 2009. “Sosiologi 1: Untuk Kelas X Program IPS”. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

8
9

Anda mungkin juga menyukai