Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Manajemen Nyeri

Pokok bahasan : Cara menanggulangi nyeri pasca postnatal

Target sasaran : Ibu Postnatal (Ny.P)

Hari/tanggal : 28 Maret 2019

Waktu : 30 menit

Tempat : Desa Dempet RT 02/RW 4, Kec. Dempet, Kab. Demak

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penjelasan mengenai cara menanggulangi nyeri akibat luka
episiotomy pasca melahirkan diharapkan klien mampu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan juga nyeri yang dirasakan bias berkurang.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Diharapkan para pekerja mampu :
1. Menjelaskan bagaimana cara mengurangi rasa nyeri
2. Mampu melakukan penanggulangan nyeri dalam kehidupan sehari hari
3. Nyeri mampu berkurang setelah dilakukan penyuluhan dan asuhan keperawatan

III. Materi (Terlampir) :


1. Bahan cat semprot, bahaya dan cara mencegah dari bahaya tersebut
2. Penyakit yang ditimbulkan dari menghirup cat semprot
3. Tanda dan gejala
4. Cara pencegahan bahaya serbuk kayu dengan cara menggunakan masker, sarung
tangan, dan kacamata.
5. Bahaya serbuk kayu dan cara mencegah dari bahaya tersebut
6. Penyakit yang ditimbulkan dari berkontak langsung dengan serbuk kayu
7. Tanda dan gejala
IV. Proses Penyuluhan

No. Tahap / Kegiatan


Waktu Penyuluh Audience
1. Pembukaan 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam
5 menit salam pembuka 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan penjelasan
tujuan tentang tujuan
penyuluhan penyuluhan
3. Apersepsi
3. Menjawab
2. Kegiatan inti Melakukan ceramah Mendengarkan
atau tentang: penjelasan tentang :
penyuluhan 1. Menjelaskan bahaya 1. Menjelaskan bahaya
25 menit serbuk kayu dan cat serbuk kayu dan cat
semprot. semprot.
2. Mampu mengetahui 2. Mampu mengetahui
tanda dan gejala tanda dan gejala
terganggunya terganggunya
kesehatan akibat kesehatan akibat
serbuk kayu dan cat serbuk kayu dan cat
semprot. semprot.
3. Mampu melakukan 3. Mampu melakukan
pencegahan bahaya pencegahan bahaya
dengan cara dengan cara
menggunakan APD menggunakan APD
terutama masker dan terutama masker dan
sarung tangan. sarung tangan.
4. Menghindari atau 4. Menghindari atau
melakukan melakukan
pencegahan cidera pencegahan cidera
fisik dengan cara fisik dengan cara
menggunakan APD menggunakan APD
seperti sarung tangan seperti sarung tangan
dan kacamata. dan kacamata.
3. Penutup 1. Melakukan evalusi 1. Menjelaskan
10 menit setelah kembali materi
penyuluhan yang telah
dengan cara diberikan
menanyakan
kembali materi
penyuluhan yang
diberikan
2. Mengucapkan 2. Menjawab salam
salam penutup
V. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi

VI. Media :
1. Leaflet

VII. Evaluasi
a) Evaluasi Cara
1. Saat penyuluhan berlangsung tidak ada pekerja yang meninggalkan
tempat.
2. Pekerja mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari penyuluh
dengan benar.
b) Evaluasi Hasil
1. Klien mengerti bahaya apa saja yang ditimbulkan dari cat semprot dan
juga serbuk kayu.
2. Klien mampu mengetahui gejala apa saja yang timbul dari paparan cat
semprot dan serbuk kayu selama bertahun-tahun.
3. Klien mampu melakukan pencegahan dari adanya penyakit yang timbul
dari paparan cat semprot dan serbuk kayu.
4. Klien mampu melakukan proteksi diri untuk menghindari cidera fisik
dengan cara menggunakan APD.
5. Klien mampu menggunakan APD berupa masker respiratori, sarung
tangan dan kacamata dengan benar.
Lampiran:

A. Bahan Cat Semprot, Bahaya, dan Cara Mencegah dari Bahaya tersebut

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan
tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi bahan tersebut. Setelah dikenakan
pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat
pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak
cara : diusapkan, dilumurkan, dikuas, diseprotkan, dsb. (Fajar Anugerah, 2009).
Komponen atau bahan penyusun dari cat terdiri dari binder (resin), pigmen, solvent dan
isosianat.

a) Binder
Zat pengikat atau binder merupakan bahan yang mengikat antara partikel
pigmen cat, sehingga cat dapat membentuk lapisan tipis yang rapat ketika
digunakan.Binder bertugas merekatkan partikel-partikel pigmen kedalam lapisan film
cat dan membuat cat merekat pada permukaan.Tipe binder dalam suatu formula cat
menentukan banyak hal dari performa cat. Binder dibuat dari material bernama resin
yang biasa dari bahan alam juga sintetis. Cat dapat berbinder natural oil, alkyd, nitro
sellulosik, poliester, melamin, akrilik, epoksi, poliurethane, silikon, fluorokarbon, vinil,
sellulosik, dan lain-lain.

Binder yang dapat menyebabkan masalah kesehatan adalahresin (epoxy


sin dan urethane resin) menimbulkan iritasi hidung, mata, dan kulit.

1. Iritasi mata,
Iritasi mata, dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti alergi, asap rokok,
debu, dan juga cat semprot. Tanda dan gejala jika seseorang terkena iritasi
mata yaitu mata berair, merah, dan gatal. Dapat diatasi dengan cara
membersihkan cairan yang terus menerus keluar, kompres dingin, dan
memakai pengaman yaitu kacamata.
2. Iritasi hidung
Iritasi hidung (Rhinitis) dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti terpapar
bahan kimia ditempat kerja(cat), debu, kuman dan bakteri atau virus. Berbagai
macam tanda gejala yang muncul seperti bersin-bersin, hidung tersumbat,
kurangnya sensitivitas hidung dan juga munculnya iritasi di sekitar
hidung.Untuk mengatasi hal ini diperlukan alat pelindung yaitu Masker
respirator.

3. Iritasi Kulit
Iritasi kulit dapat menimbulkan gejala beragam mulai dari kulit gatal,
kemerahan, radang, hingga kulit terasa perih.Tidak hanya produk seperti
sabun cuci, bahan pakaian tertentu dan cat ternyata juga dapat menyebabkan
iritasi pada kulit.Untuk mengatasi hal ini diharapkan para pekerja selalu
menggunakan pelindung diri berupa baju panjang yang cukup tebal.
b) Pigmen

Pigmen berperan sebagai zat pemberi warna utama pada cat.Pigmen dapat dibagi
menjadi 2 yaitu organik dan non organik. Pigmen non organik dibuat dari beberapa 5
logam (oksida logam) sedangkan pigmen organik dibuat dari bahan minyak bumi
(carbon based). Pigmen lebih jauh lagidapat dibagi menjadi pigmen utama dan
pigmen extender.Pigmen utama memberikan cat dengan daya tutup dan
warna.Sedangkan pigmen extender membantu memperkuat pigmen utama.

Banyak jenis pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu: Lead chromate:


digunakan untuk memberi warna hijau, kuning dan merah; dapat menyebabkan
kerusakan sistem saraf pusat. Kromium: memberikan warna hijau, kuning dan oranye;
dapat menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit, hidung dan saluran napas atas.
Kadmium: memberi warna hijau, kuning, oranye dan merah; dapat menyebabkan
kanker paru. Penyakit yang ditimbulkan:

a) Kerusakan system saraf


Kerusakan pada system saraf dapat juga terjadi akibat menghirup cat secara
terus menerus tanpa menggunakan alat pelindung. Berbagai tanda gejala
seperti mengalami kebas atau mati rasa, kesemutan, sering sakit kepala,
kehilangan keseimbangan, dan susah buang air kecil.
b) Kanker Paru
Kanker paru juga dapat disebabkan Karena pajanan cat semprot yang terlalu
lama dihirup oleh manusia.Beberapa tanda gejala seperti batuk yang tak
kunjung reda, sakit kepala yang berkepanjangan.Untuk mengatasi hal ini perlu
alat pelindung diri yaitu masker respiratori.

c) Solvent
Solvent atau pelarut berfungsi untuk menjaga kekentalan cat agar tetap cair saat
digunakan, selain itu juga sebagai media pendispersi.Sebuah cat membutuhkan
bahan cair agar patikel pigmen, binder dan material padat lainnya dapat
mengalir.Cairan pada suatu cat disusun oleh solvent minyak dan atau
diluent.Keduanya adalah suatu cairan yang dapat melarutkan (dissolve) suatu
material.Keduanya juga disebut thinner karena keduanya mempunyai kemampuan
untuk mengencerkan cat ke kekentalan yang diinginkan.

Semua cat mengandung pelarut/solvent yang biasanya berupa tiner. Tiner akan
menguap segera setelah cat dioleskan, saat itu pekerja cat dapat mengisap bahan
berbahaya yang terkandung dalam solven. Pajanan terhadap solvent dapat
menyebabkan sakit kepala, pusing, iritasi mata, hidung dan tenggorokan, masalah
reproduksi dan kanker.
d) Isosianat
Cat semprot berupa partikel halus yang dapat terisap ke dalam saluran napas.Lokasi
deposisi partikel di saluran napas ditentukan oleh konsentrasi, kelarutan dan
ukurannya. Partikel berukuran 10 µm atau lebih akan mengendap di hidung dan
faring, yang berukuran kurang dari 5 µm dapat penetrasi sampai ke alveoli, dan
partikel berukuran sedang (5-10µm) akan mengendap di beberapa tempat di saluran
napas besar. Lokasi deposisi partikel akan memberikan respons atau penyakit yang
berbeda. Faktor manusia juga berperan penting dalam berkembangnya penyakit,
seperti kebiasaan merokok, kecepatan aliran udara, pernapasan, ukuran paru dan
faktor familial.

Isosianat merupakan bahan kimia reaktif yang dapat mengiritasi saluran napas dan
membran mukosa.Dahulu toluene diisocyanate (TDI) sering digunakan dalam
komponen cat semprot kendaraan bermotor.

Pajanan isosianat yang tinggi dapat menyebabkan iritasi mata, sensitisasi dan
inflamasi kulit serta edema paru. Pada pekerja yang telah tersensitisasi oleh
isosianat, pajanan dosis kecil (kurang dari 1 ppb = parts per billion) dapat
menyebabkan asma yang dapat tetap diderita bertahun-tahun setelah pajanan
dihentikan.

Tanda dan gejala yang sering yaitu batuk dengan atau tanpa produksi sputum, sesak
atau rasa berat di dada, mengi, mengigil, malaise, nyeri otot, dan gejala seperti
flu (flu like symptoms) pada saat bekerja.Demam disertai lekositosis dapat juga
dijumpai pada asma kerja (5%).Pada beberapa pasien dapat dijumpai gejala yang
tidak khas seperti batuk kronik atau bronkitis.Foto dada biasanya normal walaupun
dapat juga ditemukan infiltrat interstisial atau menyebar.Pada pemeriksaan arus
paksa ekspirasi serial (APE) didapatkan nilai APE yang lebih rendah saat berada di
lingkungan pekerjaan. Penyakit yang bisa ditimbulkan :
a) Asma
Merupakan salah satu penyakit tidak menular yang berbahaya.Hal ini terjadi
Karena penyempitan saluran pernapasan, dan juga ada timbunan sputum/lendir
di saluran pernapasan yang mebuat aliran oksigen ke paru-paru tidak adekuat.
Munculnya tanda dan gejala seperti batuk pada malam pagi hari, mengi(suara
seperti siulan yang muncul saat bernapas), dan sesak napas. Hal ini disebabkan
karena pajanan isosianat yang terdapat dalam cat terhirup secara terus menerus
oleh para pekerja.Cara mencegahnya dengan menggunakan masker respiratori.

B. Bahaya Serbuk Kayu Untuk Tubuh


Tidak hanya mengakibatkan dermatitis dan kanker paru, pajanan debu kayu
yang tinggi juga memainkan peranan penting dalam memicu terjadinya asma akibat
kerja (occupational asthma). Pemicu tertinggi occupational asthma disebabkan karena
debu, stres, bahan kimia, uap, dan pewangi ruangan. Debu, termasuk debu kayu
menjadi penyebab pertama terjadinya asma di tempat kerja. Mengapa debu kayu bisa
sangat berbahaya bagi pekerja?
Debu kayu atau wood dust dihasilkan dari pengolahan atau penanganan kayu,
seperti pemotongan, pengampelasan, atau penyerutan. Meski tidak semua dapat
membahayakan kesehatan (tergantung dari spesies kayu yang digunakan), debu kayu
ini tetap bisa menjadi ancaman bagi pekerja yang setiap harinya terpajan debu kayu
yang memiliki kandungan bahan toksik.

Klasifikasi debu kayu:

Debu kayu dibagi ke dalam dua jenis, yaitu softwood dan hardwood. Klasifikasi jenis
debu kayu tersebut dibuat berdasarkan:

a. apakah timber (kayu yang sudah dipotong) berwarna hijau atau berubah
warna akibat musim
b. apakah karakter kayu keras, lunak, atau campuran keduanya
c. seberapa kuat dan tajam mesin pemotong kayu yang digunakan

Risiko terbesar sebenarnya berasal dari debu kayu yang halus. Debu halus
yang terhirup bisa masuk dan merusak paru-paru Anda.
Asma akibat kerja atau occupational asthma terjadi karena pekerja
menghirup debu kayu di tempat kerja. Debu kayu ini disebut sebagai “respiratory
sensitisers” atau asthmagens, yakni agen biologi dan kimia penyebab penyakit
pernapasan pada manusia. Kebanyakan pekerja memang tidak menyadari bahwa
dirinya bisa terkena asma akibat paparan debu kayu terus-menerus. Namun, setelah
mereka mengalami gejalanya, justru inilah yang berbahaya karena bisa memicu
serangan pada pernapasan.
Gejala occupational asthma:
a. Batuk
b. Nyeri pada dada
c. Mengi, kadang terjadi pada malam hari
d. Sesak napas
e. Hidung sengau atau tersumbat
f. Ingusan
g. Iritasi mata dan berair

Gejala occupational asthma pada setiap pekerja akan berbeda-beda,


tergantung jenis paparan, lama terkena paparan, nilai paparan, kondisi tubuh
pekerja, dan banyak faktor lainnya. Risiko occupational asthma juga bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya riwayat asma, memiliki asma sejak
kecil, dan merokok.
Bila tidak segera dicegah, occupational asthma ini bisa berakibat serius bagi
pekerja. Terpaparnya para pekerja oleh debu kayu dalam jangka waktu yang lama
dan terus-menerus dapat memperburuk gejala asma, bahkan berpotensi
menyebabkan pekerja tersebut menderita asma seumur hidup. Maka dari itu, harus
sesegera mungkin melakukan perawatan medis apabila merasakan gejala asma,
sebelum keadaan semakin memburuk. Tanda-tanda bila serangan asma
membutuhkan perawatan darurat, yaitu napas pendek atau mengi yang terjadi
secara cepat, napas terputus-putus, dan kondisi tidak kembali membaik setelah
menggunakan bronchodilators.
DAFTAR PUSTAKA

Maurits. 1999. Manajemen Penerapan Hiperkes di Perusahaan dan Rumah Sakit, Naskah
Seminar Penerapan K3 dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Menyongsong
Akreditasi Rumah Sakit.
Rohery, B. 1985. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000. PT Pustaka Binaman
Pressindo: Jakarta.
Soegiarto. Diktat Kuliah Keselamatan Kerja dan Higiene Perusahaan,
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. PT Toko Gunung
Agung: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai