Keterampilan serta kecermatan dalam menafsirkan suatu radiogram diperlukan apabila ingin
mendapatkan suatu diagnosis klinis yang benar. Apabila hal tersebut belum dipenuhi, sedangkan
pembuatan radiogram telah dilaksanakan, maka bisa menjadi tidak tepat diagnosis tersebut. . Radiografi
sering digunakan sebagai informasi diagnostik tambahan yang dikumpulkan melalui pemeriksaan jaringan
lunak. Radiografi yang pada umumnya digunakan pada praktek kedokteran gigi adalah bitewing radiografi
dan periapikal radiografi.2 Pemeriksaan klinis dan radiografi memegang peranan yang penting dalam
diagnosa penyakit periodontal, begitu pula dengan pilihan perawatan dan pemeriksaan lanjutan. Bitewing
radiography dan periapical radiography berguna untuk tujuan tersebut. Selain radiografi intra-oral, radiografi
panoramik juga digunakan sebagai pemeriksaan tambahan pada jaringan tulang marginal.
II.Tinjauan Pustaka
Radiografi dental merupakan prosedur penting dalam mendiagnosis dan mencatat penyakit
periodontal melalui penilaian level tulang alveolar.
Adanya faktor predisposisi yang berhubungan dengan permulaan penyakit periodontal dicapai
secara efektif melalui kegunaan radiografi dental. Deposit kalkulus supragingival dan subgingival
merupakan faktor predisposisi yang penting pada permulaan penyakit periodontal, ini dapat dilihat dengan
radiografi dental. Kalkulus pada permukaan akar yang melibatkan gigi pada kalsifikasi tahap lanjut dapat
dideteksi dengan bitewing vertikal sama seperti periapikal radiografi.
Fakor predisposisi lainnya pada penyakit periodontal seperti restorasi dengan kontak yang terbuka,
kontour yang jelek, overhanging dan tepi yang kurang bagus, serta karies rekuren yang juga tampak secara
radiografi pada bitewing posisi vertikal.
2.1.Bitewing Radiografi
Radiografi ini pertama kali diperkenalkan oleh Raper pada tahun 1925. Bitewing radiografi
digunakan untuk mendeteksi karies di permukaan proksimal gigi dan crest alveolar bone baik pada maksilla
maupun mandibula pada film yang sama, yang secara klinis tidak dapat dideteksi.1,2
Bitewing radiografi digunakan utnuk mengevaluasi puncak tulang interproksimal selama pemeriksaan
periodontal dan rencana perawatan.
Bitewing radiografi digunakan untuk melihat garis dari CEJ pada satu gigi ke CEJ gigi tetangganya,
sama halnya dengan jarak dari puncak ke tulang interproksimal yang ada.
Selain digunakan untuk mendeteksi karies interproksimal, bitewing radiografi juga memberikan informasi
status pasien periodontal. Ketinggian dari tepi interproksimal tulang alveolar sampai cemento-enamel
junction relatif dapat diamati. Deposit kalkulus subgingival juga dapat dideteksi. Walaupun demikian, hasil
dari bitewing radiografi pada diagnosis penyakit periodontal hanya terbatas pada bagian mahkota akar gigi
yang diamati, dan terbatas pada regio molar-premolar.
Pada orang yang masih muda, pengamatan yang cermat pada ketinggian tulang alveolar disekitar
molar pertama permanen dapat membantu mendeteksi individu yang beresiko menderita early-onset
periodontitis (juvenile periodontitis dan rapidly progressive periodontitis). Walaupun demikian, radiografi
seharusnya digunakan hanya sebagai tambahan pada pemeriksaan klinis dengan menggunakan probe
periodontal di sekitar daerah tersebut, karena di atas 30 persen kehilangan tulang terjadi sebelum
dibuktikan secara radiografi.
Periapikal radiografi tidak hanya sering digunakan untuk membantu perbedaan diagnosis dari
gejala pasien, tetapi juga melihat proses patologis yang tidak terdeteksi pada gigi dan sekeliling tulang
alveolar.2. Pada diagnosis penyakit periodontal, periapikal radiografi dapat memberikan informasi yang
berguna yang tidak dapat diperoleh hanya melalui pemeriksaan jaringan lunak, tetapi dapat diperoleh dari
beberapa informasi seperti:
a)Gigi
• Ratio klinis mahkota-akar: pada dasarnya, istilah ini dimaksudkan pada ratio antara gigi dengan panjang
akar yang dikelilingi oleh tulang.
• Bentuk dan ukuran mahkota dan akar: gigi dengan mahkota kecil dan akar yang panjang mempunyai
prognosis yang lebih baik dibanding mahkota yang besar dan akar yang pendek. Akar yang tapered
mempunyai daerah permukaan yang lebih kecil untuk perlekatan periodontal dibanding akar yang tumpul.
• Posisi akar pada gigi berakar jamak: pada gigi berakar jamak, akar yang berdekatan mempunyai
prognosis yang lebih buruk dibanding akar yang terpisah.
• Posisi gigi dengan gigi tetangganya: titik kontak terbuka ataupun yang berdekatan dengan gigi tetangga
dapat terlihat pada radiografi, dan termasuk daerah yang penting dimana masalah periodontal dapat terjadi.
• Kalkulus : deposit kalkulus subginggival maupun supragingival dapat terlihat pada radiografi periapikal.
• Kontur dan tepi restorasi: hubungan antara restorasi yang overhanging pada interproksimal dan atau
kontur restorasi yang jelek, dan hilangnya tulang periodontal dapat dilihat dengan pemeriksaan radiografi.
• Fraktur akar: gigi dengan fraktur akar horizontal ataupun vertikal dapat menyebabkan gejala periodontal.
• Benda asing dan ujung akar: hal ini menghasilkan lesi periodontal aggressive dan dapat dideteksi dengan
radiografi.
• Anatomi dan patologi pulpa: bentuk kamar pulpa dan saluran akar dapat terlihat, sama halnya dengan
kelainan pada pulpa
b) Tulang
Pola kehilangan tulang disekitar gigi hanya dapat ditentukan melalui pemeriksaan radiografi. Periapikal
radiografi, menggunakan teknik paralleling cone, memberi gambaran yang paling akurat dari ketinggian
tulang dalam hubungannya dengan CEJ, dan panjang sebenarnya dari gigi. Pemeriksaan gambaran tulang
pada periapikal radiografi sebagai bagian dari diagnosis periodontal, perhatian yang khusus tertuju pada:2
•Perluasan hilangnya tulang: apakah kehilangan tulang generalised menutupi gigi atau lokalised pada gigi
tertentu?
• Lamina dura: pentingnya lamina dura belum jelas sedangkan keberadaannya menunjukkan dukungan
tulang yang bagus,keberadaanya tidak selalu menandakan penyakit.
• Jarak ligamen periodontal: melebarnya jarak ligamen priodontal mengindikasikan bahwa gigi tersebut
mendapat tekanan oklusal atau mobile. Hal ini juga menjadi petunjuk awal dari inflamasi pulpa, oleh karena
iu pemeriksaan klinis yang cermat diperlukan untuk diagnosis
.
2.3 Radiografi Panoramik
Radiografi panoramik memberi gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk
mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum. Radiografi panoramik tidak sesuai untuk penilaian yang
akurat dari tingkat kehilangan tulang yang berhubungan dengan gigi individual karena terjadi distorsi yang
hebat dan outline tepi tulang sering tidak jelas disebabkan oleh superimposisi dari struktur yang
menghalangi. Gambaran panoramik memberikan sejumlah informasi yang dapat diterima untuk tujuan
diagnostik tetapi harus ditambah dengan gambaran intraoral bila diperlukan untuk kemajuan penyakit yang
termasuk tujuan utama radiografi pada pencatatan bagian periodontal.
Mencatat hasil pemeriksaan radiografi pada catatan perawatan pasien, dan menyusun serta menyimpan
radiografi sebagai referensi di masa mendatang termasuk hal yang penting. Pada catatan perawatan harus
menunjukkan:
- Radiografi yang pada umumnya digunakan pada praktek kedokteran gigi adalah bite wing radiografi dan
periapikal radiografi
.
- Radiografi dental merupakan prosedur penting dalam mendiagnosis dan mencatat penyakit periodontal
melalui penilaian level tulang alveolar.
- Bitewing radiografi digunakan utnuk mengevaluasi ketinggian tulang interproksimal selama pemeriksaan
periodontal dan rencana perawatan. Deposit kalkulus subgingival juga dapat dideteksi. Walaupun demikian,
hasil dari bitewing radiografi pada diagnosis penyakit periodontal hanya terbatas pada bagian mahkota akar
gigi yang diamati, dan terbatas pada regio molar-premolar.
- Periapikal radiografi sering digunakan tidak hanya untuk membantu perbedaan diagnosis dari gejala
pasien, tetapi juga menyaring proses patologis yang tidak terdeteksi pada gigi dan sekeliling tulang alveolar
.
- Radiografi panoramik memberi gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk mendeteksi pola
kehilangan tulang secara umum.
- Penting untuk mencatat hasil pemeriksaan radiografi pada catatan perawatan pasien, dan menyusun serta
menyimpan radiografi sebagai referensi di masa mendatang.
PANORAMIK RADIOGRAFI
Pengertian panoramic radiografi ( E. Langland , 1982) , panoramic berasal dari kata panorama yang artinya
pemandangan yang luas dan indah , sedangkan panoramic dalam arti radiografi adalah teknik pemeriksaan
untuk mendapatkan gambaran gigi geligi berikut mandibula dan maxilla. Istilah panoramic ini dimulai di
kenal tahun 1959 saat S.S White Company di Amerika Utara memperkenalkan pesawat
panorex/panoramic, yang mana sekarang di kenal dengan pesawat panoramic.
Sistem kerja dari pesawat panoramic menurut Olaf E Langland (1982) , prinsipnya
adalah sama dengan tomogram, yang mana tube dan film selama eksposi berputar
mengelilingi pasien, dengan tiga pusat sumbu rotasi, satu sumbu rotasi konsentris anterior
(tepatnya disebelah insisivus pada regiomolar). Dan satu sumbu eksentris untuk bagian
rahang samping (tepatnya dibelakang molar tiga). Untuk menghasilkan gambaran yang
baik sewaktu film dan tube berputar , posisi kepala harus dalam keadaan fixaxi, waktu
berputar tube dan film ini biasanya di set atau diatur oleh pabrik dan operator /
radiographer hanya menekan tombol timer yang ada, hingga perputaran film dan tube
selama expose dapat menggambarkan keseluruhan gigi-geligi dari geraham paling kiri
(molar tiga kiri) sampai gigi geraham paling kanan (molar tiga kanan).
Sistem kerja pesawat ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Sebelum dilakukan pemotretan gigi geligi dengan teknik panoramic, maka harus
diketahui mengenai pedoman pengaturan garis kepala yang nantinya berguna dalam
pengaturan posisi pasien dan posisi objek.
Gambar 2
Posisi kepala
Gambar 3
Posisi kepala
DAFTAR PUSTAKA
1. Margono G. Radiografi Intraoral. Teknik, Prosesing, Interpretasi Radiogram. Jakarta: EGC. 1998:
4. Pretty IA, Maupome G. A Closer Look at Diagnosis in Clinical Dental Practice: Part 3. Effectiveness of
Radiographic Diagnostic Procedures.J Can Dent Association 2004; 70(6):392. Available from:
http://www.thejcdp.htm. Accessed January 30, 2008
5. Stabulas JJ. Vertical Bitewings: The Other Option. The Journal of Practical Hygiene 2002.