DISASTER MANAGEMENT
1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatNya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Keperawatan
Komprehensif dengan materi Disaster Management” tepat pada waktunya.
Penulis
2
Daftar Isi
Halaman
Cover.............................................................................................................................1
Kata Pengantar...............................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
1.4 Metode.................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
BAB III........................................................................................................................20
3.1 Simpulan............................................................................................................20
3.2 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
bencana alam, seperti gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan masih banyak lagi
peristiwa alam lainnya. Hal ini terjadi karena Indonesia terdiri dari beberapa pulau
yang tersebar mulai Sabang sampai Merauke. Dalam kaitannya dengan fenomena
mencatat ada 119 kejadian bencana yang terjadi di indonesia. BNBP juga mencatat
akibatnya ada sekitar 126 orang meninggal akibat kejadian tersebut. Kejadian
menyebabkan 126 orang meninggal, 113.747 orang menderita dan mengungsi, 940
rumah rusak berat, 2.717 rumah rusak sedang, 10.945 rumah rusak ringan. Untuk
kesiapsiagaan maupun penanganan tanggap darurat. Untuk siaga darurat dan tanggap
darurat banjir dan longsor sejak akhir desember 2012 hingga sekarang, BNBP telah
4
Peran tersebut adalah melalui pembentukkan Community-based disaster di
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar disaster, musibah massal, dan
bencana?
dan bencana?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan makalah ini
adalah :
5
1. Untuk mengetahui konsep dasar disaster, musibah massal, dan bencana.
1.4 Metode
Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu metode
melalui media internet maupun materi kuliah yang diberikan oleh dosen
pembimbing/pengajar.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kategori yaitu bencana alam (Natural Disaster) dan bencana akibat ulah
7
mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana
sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi. Dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atauserangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan teror.
8
manusia sekuat tenaga mencoba ntuk bertahan hidup. Waktunya bisa
terjadi beberapa detik sampai beberapa minggu atau bahkan bulan. Tahap
serangan dimulai saat bencana menyerang sampai serang berhenti.
c. Tahap emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana yang
pertama.tahap emergensi bisa terjadi beberapa minggu sampai beberapa
bulan. Pada tahap emergensi, hari-hari minggu pertama yang menolong
korban bencana adalah masyarakat awam atau awam khusus yaitu
masyarakat dari lokasi dan sekitar tempat bencana. Karakteristik korban
pada tahap emergensi minggu pertama adalah : korban dengan masalah
airway dan breathing (jalan nafas dan pernafasan), yang sudah ditolong
dan berlanjut ke masalah lain, korban dengan luka sayat, tusuk, terhantam
benda tumpul, patah tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma
kepala, luka bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan pabrik
kimia atau nuklir atau gas. Pada minggu ke dua dan selanjutnya,
karakteristik korban mulai berbeda karena terkait dengan kekurangan
makan, sanitasi lingkungan dan air bersih, atau personal higiene.
Masalah kesehatan dapat berupa sakit lambung (maag), diare, kulit,
malaria atau penyakit akibat gigitan serangga.
d. Tahap rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti
sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada
tahap rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi
yang lebih utama yang perlu kita bangun kembali adalah budaya. Kita
perlu melakukan rekonstruksi budaya, melakukan re-orientasi nilai-nilai
dan norma-norma hidup yang lebih baik yang lebih beradab. Dengan
melakukan rekonstruksi budaya kepada masyarakat korban bencana, kita
berharap kehidupan mereka lebih baik bila dibanding sebelum terjadi
bencana. Situasi ini seharusnya bisa dijadikan momentum oleh
9
pemerintah untuk membangun kembali indonesia yang lebih baik, lebih
beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih memiliki daya saing di
dunia internasional.
2.2 Persiapan Dan Pelaksanaan Penanganan Musibah Massal Dan Bencana
2.2.1 Prinsip Penatalaksanaan Musibah Massal dan Bencana
2.2.2 Pencegahan
terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat
sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin
terjadi.
10
2. Transpotasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana
persiapan UGD.
terbatas.
11
g) Memperhitungkan penderita yang sudah di rawat untuk kemudian di
daya.
sakit.
alat proteksi yang sudah benar dan sudah mendapat ijin masuk dari komandan
di area ini.
12
Di luar area 1, hanya boleh di masuki petugas khusus, seperti tim kesehatan,
dekotanminasi, petugas atau pun pasien. Pos komando utama dan sektor
Di luar area 2, tamu, wartawan, masyarakat umum dapat berada di zone ini
karena jaraknya sudah aman. Pengambilan keputusan untuk pembagian area itu
Pada setiap bencana atau musibah masal harus ada komandan. Pada umumnya
di pos komando) .
3. Kesehatan
4. Sukarelawan
5. Masyarakat umum
Bila bencana pada tingkat kabupaten, dan masih dapat menanggulangi sendiri,
maka pimpinan akan diambil ahli oleh bupati melalui satlak PBP (Satuan
dan skalanya bencana lebih besar, maka pimpinan akan diambiil ahli oleh
13
Bencana Dan Pengungsi). Bila bencana sangat besar dan mencapai tingkatan
nasional, maka pimpinan diambil oleh pimpinan negagra dan dilaksanakan oleh
1. Sturktur komando
2. Operasional
3. Logistic
4. Perancanaan
5. Keuangan
besarnya musibah masal atau bencana, dan kondisi setempat yang jelas, saat
kita tiba didaerah masal, dan belum ada petugas lain, maka untuk sementara
kota adalah pimpinan tim kesehatan. Pada saat awal, maka yang harus
dilakuakan adalah:
a) Penilaian cepat
b) Triase penderita
14
c) Penanganan penderita
Apabila kita pertama tiba didaerah bencana atau musibah masal, maka yang
b) Jumlah penderita
(2012), secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam tiga kegiatan
utama, yaitu:
kesiapsiagaan, serta peringatan dini. Kegiatan pada tahap pra bencana ini sangat
penting karena apa yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam
apa yang perlu dilakukan di dalam menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil
dampak bencana.
15
Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk
daruirat dan pengungsian. Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan segera pada
berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian, akan
masyarakatnya. Pada saat terjadimya bencana biasanay banyak pihak yang menaruh
yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna,
rekonstruksi. Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikian kondisi
sarana pada keadaan semula. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa
kebencanaan serta tidak hanya melakukan rehabilitasi fisik saja, tetapi perlu juga
diperhatikan rehabilitasi psikis yang tejadi seperti ketakutan, trauma atau depresi.
16
1. Tingkat Pusat
17
terjadinya. Dalam pelaksanaannya dapat melibatkan instansi terkait baik Pemerintah
maupun non Pemerintah, LSM, Lembaga Internasional, organisasi profesi maupun
organisasi kemasyarakatan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Selain
itu Departemen Kesehatan secara aktif membantu mengoordinasikan bantuan
kesehatan yang diperlukan oleh daerah yang mengalami situasi krisis dan masalah
kesehatan lain.
18
Berikut ini struktur organisasi BNBP
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
dampak psikologis.
Bencana dibagi menjadi dua yakni bencana alam dan bencana ulah manusia.
Tahapan bencana dibagi menjadi 4 tahap yaitu tahap pra-disaster, tahap serangan atau
terjadinya bencana (impact phase), tahap emergensi, dan tahap rekonstruksi. Ada 8
prinsip penatalaksanaan bencana, yaitu: mencegah berulangnya kejadian,
meminimalkan jumlah korban, mencegah korban selanjutnya, menyelamatkan korban
yang cedera, memberikan pertolongan pertama, mengevakuasi korban yang cedera,
memberikan perawatan definitive, dan memperlancar rekonstruksi atau pemulihan.
Tugas penyelenggaraan penanggulangan bencana ditangani oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) ditingkat Pusat dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Daerah.
3.2 Saran
Kebencananan serta manajemen bencana adalah salah satu hal yang harus
dipahami oleh tenaga kesehatan. Oleh sebab itu, para tenaga kesehatan, dimanapun
berada, harus memahami konsep kegawatdaruratan ini. Karena, apabila kita telah
mengerti mengenai konsep bencana dan manajemen bencana, maka kita tidak akan
bingung dan paham apa yang lebih dahulu dikerjakan dengan kondisi yang tidak
kondusif.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
22