KAJIAN PUSTAKA
dengan orang lain yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama
manusia serta kemampuan untuk mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain
anak di bagi menjadi dua, yaitu masa awal dan akhir anak. Periode awal anak
berlangsung dari usia dua tahun sampai dengan enam tahun maka disebutlah anak
usia dini, adapun masa anak akhir yaitu dari usia enam tahun sampai si anak
matang. Banyak sebutan untuk menyebut anak usia dini saat berkembang, ada
yang menyebut “masa sulit, masa tumbuh kembang, dan masa pencarian jati diri.”
Adapun sebutan sebutan tersebut dikarenakan anak yang masi rentan terhadap
penyakit dan mudah sakit, oleh karena itu sebagai orang tua yang harus lebih
waspada terhadap kesehatan anak. Selain itu, pada masa ini adalah masa dimana
anak lebih banyak dan menginginginkan kebebasan dalam melakukan hal apapun
namun sering kali gagal yang mengakibatkan anak nakal, bandel dan susah di
10
atur. Pada masa ini adalah dimana masa tahapan yang paling penting karena pada
tahapan inilah anak mulai bersikap kritis dan sedang mencari jati dirinya. Pada
masa ini juga anak mudah menerima stimulus yang diberikan oleh siapapun dan
kehidupanya.
Pada masa ini adalah peran penting keluarga yang sangat berpengaruh, terutama
ibu si anak, karena anak memiliki sifat bergantung pada ibunya untuk
santunya dari orang tua dan lingkungan. Pendidikan anak usia dini adalah
anak. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka adanya
penyelengaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap- tahap
Pendidikan pada anak usia dini padadasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan
yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan
dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak
secara berulang ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
11
Anak adalah pribadi yang unik dan melewati beberapa perkembangan kepribadian
secara terus menerus maka lingkungan yang diupayakan dan di inginkan oleh
pendidik dan orang tua yang dapat memberikan kesempatan lebih banyak pada
anak.
Menurut Berk, (dalam Sujiono, 2013:6) menjelaskan bahwa Anak usia dini adalah
sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat
bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun
pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek
sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia
Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuh dan pendidikan pada anak dengan menciptakan lingkungan dimana anak
diperolehnya dari lingkungan sekolah, keluarga dan teman sebaya, melalui cara
dan berlangsung secara berulang ulang dan melibatkan seluruh potensi dan
Oleh karena itu anak merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai tahap
orang tua yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengexplorasi
anak. Contoh : jika anak dibiasakan untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan
baik dirumah maupun di lingkungan sekolah dengan cara yang paling mudah
dimengerti anak, sedikit demi sedikit anak pasti anak terbiasa untuk berdoa
Prilaku sosial adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain. Kegiatan
yang berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan dalam bersosialisasi dalam
hal tingkah laku yang dapat diterima oleh orang lain, belajar memainkan peran
soaial yang dapat diterima oleh orang lain, serta mengembangkan sikap sosial
perilaku yang dilakukan secara suka rela (voluntary), yang dapat menguntungkan
atau menyenangkan orang lain tanpa antisipasi reward external. Perilaku sosial ini
di lakukan dengan tujuan yang baik, seperti menolong, membantu, berbagi, dan
13
menyumbang. Adapun menurut Stang dan Wrightsman dalam Raven dan Rubin
(1983) mengartikan perilaku sosial sebagai suatu perilaku yang secara sukarela di
perilaku sosial pada anak kedalam pola-pola perilaku sebagai berikut yaitu,
prilaku akrab. Adapun yang dimaksudkan dengan delapan pola prilaku tersebut
yaitu:
1. Meniru, anak usia dini suka sekali meniru pilaku oang lain atau oang tua,
sodara, guru, teman sebaya atau orang disekitarnya. Prilaku meniru anak bisa
dibilang alamiah karena kebanyakan anak usia dini suka menirukan prilaku
2. Persaingan, anak usia dini suka sekali bersaing pada saat dalam keluarga
akan mencari perhatian guru dengan cara menunjukan hasil karyanya atau
banyak tanya agar lebih terlihat menonjol dari teman yang lainya.
3. Kerjasama, mulai tahun ketiga akhir anak mulai bermain secara baik dan
bersama teman dengan membentuk suatu kelompok anak usia dini mudah
bekerjasama sesama teman karena anak usia dini suka berganti ganti teman
4. Simpati, anak mudah bersimpati terhadap orang lain karena ketika anak
berusia lebih dari tiga tahun semakin banyak kontak bermain dengan teman
5. Empati, sama saja dengan simpatik bisa merasakan keadaan emosional orang
7. Membagi, sama saja dengan berbagi, anak mulai mengetahui bahwa salah
satu cara mendapatkan persetujuan sosial yang baik dengan cara berbagi
miliknya kepada orang lain termasuk orang tua, sodara, guru, dan teman
sebaya.
8. Prilaku Akrab, anak usia dini sering kali berprilaku mengakrapkan diri
denngan oang yang baru dikenalnya, ketika mereka merasa nyaman dengan
guru atau temanya mereka tidak segan untuk memeluk, merangkul, mau
semakin akrab.
pada usia 5-6 tahun dengan usia sebelumnya, akan terlihat bahwa pada usia 5-6
tahun anak semakin matang dalam segala hal. Anak akan lebih percaya diri,
nyaman dan dipenuhi oleh semangat serta antusias yang sangat tinggi saat
melakukanya.
Pada usia dini, standar tingkat percapaian perkemangan anak usia dini adalah
mampu untuk berinteraksi dengan orang lain dan mulai dapat mematuhi
1. Dapat berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa lainya pada usia
5-6 tahun, hubungan yang dijalin dengan teman sebaya akan lebih dalam dan
anak yang tingkat usianya kurang lebih sama dengan si anak. Teman sebaya
tidak hanya menjadi teman main saja tetapi menjadi bahan perbandingan di
lakukan lebih baik atau kurang menurut mereka dibanding dengan teman
2. Dapat menunjukan rasa percaya diri sikap positif yang ditampilkan oleh
terhadap perkembangan rasa percaya diri anak usia 5-6 tahun. Pemberian
penghargaan, pujian, pola asuh demokratis, sikap ramah dan murah senyum
dari orang tua, orang dewasa di sekitar tempat tinggal atau pendidik PAUD
percaya diri anak. Anak usia 5-6 tahun yang memiliki rasa percaya diri dapat
a. Berani bertanya dan menjawab saat di tanya teman, guru, orang tuanya
d. Bermain pura pura atau bermain peran tentang suatu profesi yang biasaya
3. Dapat menunjukan sikap kemandirian pada usia 5-6 tahun, anak idealnya
pakaianya sendiri, cuci tangan, membersikan diri di kamar mandi dan bahkan
4. Dapat menunjukan emosi yang wajar seperti menangis, tertawa setiap anak
sekolah.
dengn pendidikan saat disekolah dan lingkungan teman sebaya. Karena sering
saat berkembang karena anak akan bergaul dengan anak-anak lain atau teman
Usia Dini
dijelaskan oleh Novan Ardy Wiyani (2014: 43). Anak usia dini sebagai individu
tertentu seperti individu lain. selain terdapat beberapa persamaan yang umum
perbedaan sendiri dalam perkembangan anak yang bisa terjadi setiap saat. Hal itu
yang melibatkan berberapa faktor yang paling berpengaruh satu sama lain.
18
Menurut Novan Ardy Wiyani (2014: 44-52). faktor yang dapat memberikan
pengaruh terhadap perkembangan sosial dan emosi anak usia dini sebagai berikut:
- Faktor lingkungan
Faktor lingkungan diartikan sebagai kekuatan yang kompleks dari dunia fisik
sebelum ada dan sesudah anak lahir. Faktor lingkungan ini meliputi semua
a. Keluarga
emosi anak usia dini dikemudian hari dan untuk kehidupan selanjutnya yang
akan mereka jalani, dan dilingkungan keluarga ini lah anak pertama kalinya
menerima pendidikan dari orang tuanya atau orang terdekatnya. Orang tua
mereka merupakan pendidik bagi mereka pola asuh orang tua, sikap, serta
situasi dan kondisi yang sedang melingkupi orang tua dapat memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sosial dan emosi anak.
Misalnya saja saat orang tua menerapkan pola asuh yang sangat keras dalam
mendidik anak. Pola asuh yang sangat keras tersebut cenderung memaksakan
kepada anak untuk selalu menuruti perintah yang diberikan oleh orang
tuanya. Kebiasaan tersebut pasti akan menjadikan anak merasa tertekan yang
19
pada akhirnya akan menjadi anak yang menutup diri dari pergaulan dengan
orang lain. Dan sebaliknya jika orang tua menerapkan pola asuh yang baik,
anak akan menjadi sosok yang berfikiran terbuka yang menjadikan anak akan
lebih mau untuk bergaul dan memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap orang
lain. Status ekonomi dan setatus sosial orang tua juga ikut dalam
dapat membuat anak memiliki masalah sosial dan emosi serta memiliki
potensi koknitif yang buruk. Keadaan ekonomi orang tua yang buruk juga
anak yang mana pemberian makanan yang bergizi tersebut akan sangat
orang lain. Ia pun akan menjadi sosok anak yang mudah minder dan sering
anak lain, misalnya tidak diajak main bersama karena teman-temanya takut
Kemudian, jika orang tua si anak duda atau janda baik karena percerai atau
emosional anak. Anak akan cenderung merasa kurang kasih sayang dan
percaya diri dan secara sosial ia akan mengalami kesulitan dalam bergaul
manja, dan kurang bisa bergaul dengan teman sebayanya, suka menarik
Sementara itu seorang anak yang memiliki banyak saudara orang tuanya akan
b. Sekolah
anak dengan pendidik PAUD dan anak dengan teman sebayanya dapat
diberikan oleh pendidik PAUD terhadap anak memiliki pengaruh yang tidak
PAUD merupakan wakil dari orang tua mereka saat berada disekolah. Pola
asuh dan prilaku yang ditrampilkan oleh pendidik PAUD dihadapan anak
kekerasan secara fisik terhadap anak, pada saat itu anak juga akan
melakukan kekerasan yang dilihat dari gurunya, pastinya hal itu dapat
Prilaku yang ditampilkan oleh teman sebaya juga memiliki andil yang tidak
sedikit dalam menentukan perkembangan sosial dan emosi seorang anak. Jika
seorang anak dan teman sebayanya dapat bermain sesuai dengan aturan, hal
c. Teman sebaya
Teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan
tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam
penting untuk anak bisa membedakan baik buruk prilaku dan mengasah
Umumnya anak usia dini memiliki satu atau dua teman dekat, tetapi teman dekat
anak usia dini ini mudah berganti-ganti. Mereka biasanya mudah menyesuaikan
22
diri untuk bersosialisasi dengan orang baru. Teman dekat yang dipilihnya
biasanya memiliki jenis kelamin yang sama, kemudian bertambah dengan teman
berjenis kelamin yang berbeda. Kelompok bermain anak usia dini cenderung kecil
dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok ini mudah berganti.
Panten dalam susanto (2011:150) mengamati tingkah laku sosial anak usia dini
kelompok usia 5-6 tahun TK Barunawati Pontianak Barat. Sumber data terdiri
dari 4 guru di kelompok anak usia 5-6 tahun, 4 orang tua subyek kasus, dan 4
anak sebagai subyek kasus. Hasil analisis data menunjukkan bahwa konsep
23
Latar belakang dari penelitian ini adalah kurang mampunya anak dalam
bersosial ini terlihat antara anak laki-laki dan anak perempuan tidak mau
untuk bermain, ada juga anak selalu ingin mendapatkan permainan yang
kekompakan ketika bermain yang melibatkan tim. Oleh karena itu perlu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor yang
yang mempengaruhinya.
wawancara pada anak. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 anak
24
yang terdiri dari 29 orang anak laki-laki dan 19 orang anak perempuan. Dari
sosial ekonomi dan keluarga juga berpengaruh, akan tetapi sudah bisa
dikategorikan baik.
F. Kerangka Fikir
Karakteristik anak usia dini adalah unik, tidak bisa ditebak, dan suka menirukan
apa yang ia lihat di sekitar lingkungan hidup dimanapun dia berada. Berdasarkan
peraturan pemerintah No.58 tahun 2009 terdapat Lima aspek perkembangan yaitu
nilai moral agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional lima
Sosial adalah upaya pengenalan atau sosialisasi seseorang terhadap orang lain
yang berada di luar dirinya atau lingkunganya, serta timbal balik dari segi-segi
kehidupan bersama yang mengadakan hubungan satu dengan lainya, baik dalam
segi perorangan atau kelompok. Proses sosial yang dimaksud berbagai segi
kehidupan bersama, misalnya mempengaruhi antara sosial dan politik, politik dan
ekonomi, ekonomi dan hukum. Tetapi proses sosial yang dimaksudkan ialah
termasuk hubungan sosial anak dengan sesamanya, baik teman sebaya atau orang
dewasa bagai mana cara anak bersosialisasi dengan orang lain, seperti dengan
25
mental atau tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyelesaikan diri
sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sesuai dengan keinginan
yang berasal dari diri anak itu sendiri. Prilaku sosial anak ditandai dengan adanya
aktifitas dengan teman sebaya dan menginginkan kuat untuk bisa diterima sebagai
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
Untuk itu terdapat beberapa alasan, mengapa anak harus mempelajari prilaku
sosial, setidaknya ada empat alasan bagaimana yang dikemukakan oleh Sujiono
Dari beberapa alasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosial sangat
G. Pertanyaan Peneliti
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka pertanyaan yang