Anda di halaman 1dari 26

Penguatan Integritas:

Untuk OJK yang Terpercaya

Ari Lajiji
Kepala Grup Penanganan Anti Fraud
Bidang Audit Internal, Manajemen Risiko dan Pengendalian Kualitas
Otoritas Jasa Keuangan

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi

Jakarta, 9 April 2019


Kewenangan OJK
OJK memiliki kewenangan yang sangat luas di Industri Jasa Keuangan yang membuat
posisi OJK sangat rentan akan terjadinya penyalahgunaan wewenang, beberapa
kewenangan besar OJK diantaranya:

Melakukan Fit and Proper Test kepada


Calon Pimpinan Industri Jasa
Keuangan

Melakukan Pengaturan, Memberikan/ Mencabut Ijin


Pengawasan, Pemeriksaan, kepada Lembaga maupun
Penyidikan, Perlindungan Perorangan di Sektor Jasa
Konsumen, dan Tindakan Lain di Keuangan
Industri Jasa Keuangan

Menetapkan Pengenaan Sanksi


Kepada Lembaga maupun Memberikan perintah tertulis
Perorangan di Sektor Jasa kepada IJK, menunjuk
Keuangan pengelola statuter, dsb.

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 2


Struktur Organisasi AIMRPK
Anggota Dewan
Komisioner
(Ketua Dewan Audit)

Deputi Komisioner
Bidang Audit Internal,
Manajemen Risiko, dan
Pengendalian Kualitas

Departemen
Departemen Audit Grup Penanganan Anti
Manajemen Risiko dan
Internal Fraud
Pengendalian Kualitas

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi4


Fraud

“Fraud terus berkembang pesat, 2 faktor utama terjadinya karena


Tidak Efektifnya Sistem Governance
&
Lemahnya Pengendalian Internal”

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 4


Typical Profile of Fraudster
Criminal Background /
Level of Authority Gender Age Education Level
Employement Histroy
Higher level, higher
Male, usually Older, (30+ years) Above average First time offenders
median loss
education

69% male 15% under 30 89% never charged or


19% by
34% 31-40 24% highschool grad. convicted
owners/executive, 31% female
or less 85% never punished or
34% by manager, 33% 41-50
61% university or terminated
44% by employee 18% above 50
postgraduate degree

Dominasi pekerjaan,
Gaya hidup melebihi tidak membagi tugas &
6 tanda perilaku yang kemampuan tanggung jawab
mencirikan pelaku fraud Kesulitan /Tekanan Cerai/Keluarga
Individu yang melakukan fraud seringkali telah
menunjukkan perilaku/tanda-tanda yang dapat
keuangan bermasalah
dikaitkan dengan perbuatan fraud mereka
Kedekatan yang tidak
wajar dengan Wheeler-Dealer
Vendor/Pelanggan attitude
*Source: ACFE Report to the Nations 2018

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 5


Corruption Perception Index
“Kemajuan teknologi dan
evolusi yang terus-menerus
dari lingkungan bisnis global
memberikan kemajuan
mekanisme sekaligus
tantangan dalam perbuatan
dan penyembunyian serta
pencegahan, deteksi dan
investigasi Fraud.”

CPI 2015 CPI 2016 CPI 2017 CPI 2018 Rank 2018 Country
91 90 88 88 1 Denmark
91 90 89 87 2 New Zealand
85 84 84 85 3 Singapore
“The banking and financial services,
50 49 47 47 61 Malaysia manufacturing, government and
36 37 37
38 89 Indonesia
public administration, were the
(Rank 88) (Rank 90) (Rank 96) most represented sectors in the
38 35 37 36 99 Thailand fraud cases we examined.”
35 35 34 36 99 Philippines
31 33 35 33 117 Vietnam ACFE Report To The Nation 2018

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 6


Governance vs Fraud
Mencegah terjadinya fraud & korupsi
adalah dengan menerapkan prinsip-
• Internal control lemah prinsip Governance.
• Tidak ada pengawasan
• Kewenangan besar
OJK percaya bahwa transparansi proses
bisnis, akuntabilitas, independensi
pengambilan keputusan, serta keadilan
dalam setiap keputusan mampu
mengurangi dan bahkan mencegah
terjadinya fraud & korupsi khususnya di
OJK.
Faktor
Manusia

FRAUD TRIANGLE
• Sesekali tidak masalah
• Tekanan keluarga
• Yang lain juga melakukan
• Tekanan Finansial
• Itu memang hak saya
• Gaya Hidup
• Penghasilan tidak sebanding
• Ingin cepat kaya
dengan yg saya lakukan

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 7


Program Strategis Bidang Governance OJK

Process People Technology


1. Manajemen Risiko & IC Framework: 1. Membangun Control Environtment : • Optimalisasi Whistleblowing
• Profil Risiko OJK dan Control Self • Kode Etik dan Pedoman Tatib Disiplin System dan Program
Assessment (CSA) OJK Pengendalian Gratifikasi
• Penerapan Fraud Risk Management • Membangun budaya organisasi • Otomasi pelaporan Gratifikasi
(FRM) (values) • Penyederhanaan dan
• Combined Assurance (GRC) • Merit System otomasi proses bisnis
2. Survei Penilaian Integritas OJK 2. Mengembangkan organisasi dan • Otomasi proses pengawasan
3. Survey Kepuasan Stakeholder leadership dan perijinan
4. Transparansi kebijakan • Unit Anti-Fraud OJK
5. Program Pengendalian Gratifikasi • Leadership capacity (expert, role
6. Kewajiban Pelaporan LHKPN untuk seluruh model, change leader)
Pegawai OJK level staf ke atas • Budaya Continuous Improvement

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 8


Implementasi Panduan Anti Korupsi
Implementasi Panduan
Anti Korupsi
1. Struktur Organisasi
2. Kompetensi dan Peran Tim
3. Fraud Awareness: Training dan
Komunikasi
Anti Fraud
4. Kode Etik & Tata tertib disiplin
Policy
5. Komitmen Anti Fraud/Pakta Integritas
6. Mekanisme sistem WBS
7. Panduan Fraud Risk Assessment
8. Panduan penanganan insiden fraud
9. Audit Investigasi
10. Perbaikan berkelanjutan

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 9


OJK Whistle Blowing System

OJK WBS merupakan sarana untuk


melaporkan dugaan pelanggaran
yang dilakukan jajaran OJK

Pelanggaran meliputi korupsi, kolusi, dan nepotisme, kecurangan (fraud)


termasuk penipuan, penggelapan aset, pembocoran informasi, pencurian,
pembiaran melakukan pelanggaran, benturan kepentingan, serta perbuatan
melanggar hukum dan peraturan internal OJK

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 10


OJK Whistleblowing System (WBS)
Jenis Pelanggaran yang Dapat Dilaporkan adalah:

! Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN);


! Kecurangan (fraud), termasuk penipuan, penggelapan aset, dan pembocoran informasi;
! Pencurian dan/atau pembiaran melakukan pelanggaran;
! Benturan kepentingan; dan/atau
! Perbuatan melanggar hukum, ketentuan perundang-undangan, dan peraturan internal
OJK.
Cara Pelaporan

www.ojk.go.id/wbs ojk.wbs@rsm.id PO BOX: ETIK OJK JKT 10000

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 11


Tampilan OJK WBS

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 12


Data Statistik WBS

Per 31 Desember 2018, laporan WBS yang diterima 351 laporan


1. Laporan sedang
dalam proses 2. Laporan tidak
verifikasi & analisa dapat
oleh Konsultan ditindaklanjuti
Pengelola 55 92

5. Laporan Selesai 29 1103. Laporan


terkait
tidak

ditindaklanjuti pelanggaran
Insan OJK
65
4. Laporan Sedang
ditindaklanjuti

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 13


Gratifikasi
GRATIFIKASI
Akar Korupsi
GRATIFIKASI:
• Pemberian dalam arti luas, yakni
meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.
• Gratifikasi tersebut baik yang diterima di ANCAMAN PIDANA:
dalam negeri maupun di luar negeri dan Penerimaan Gratifikasi oleh Pegawai Negeri/Penyelenggara
yang dilakukan dengan menggunakan Negara yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya (Gratifikasi dianggap Suap)
sarana elektronik atau tanpa sarana dikenakan sanksi pidana berupa penjara seumur hidup atau
elektronik. pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
(Penjelasan Pasal 12B Undang-Undang paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling
sedikit Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling
Nomor 20 Tahun 2001 ) banyak Rp1.000.000.000 (satu milyar rupiah).

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 14


Rambu Pengendalian Gratifikasi di OJK
Kategori Penerimaan Gratifikasi pada PDK No. 2/PDK.06/2015

Penerimaan
Gratifikasi
(PDK OJK No. 2/PDK.06/2015) Tidak Boleh Diterima
Wajib Dilaporkan
Lapor
Dianggap Suap Penerimaan*/ Penolakannya
Pasal 5
Wajib Dilaporkan untuk fasilitas
akomodasi/transportasi/uang saku/honorarium,
Tidak Dianggap Suap serta cinderamata seremonial,
Lapor
Terkait Kedinasan kecuali seminar kit/plakat/hidangan berlaku
Pasal 6 ayat (1) huruf c dan d umum dan poin penghargaan berlaku umum tidak
Boleh Diterima perlu dilaporkan

Tidak Dianggap Suap Tidak Wajib Dilaporkan,


Tidak Terkait Kedinasan kecuali hadiah antar sesama Pegawai OJK
LAPOR dan hadiah kegiatan perkawinan, khitanan
Pasal 6 ayat (2) huruf c dan d
anak, kegiatan keagamaan, atau adat/tradisi
Rambu Boleh Diterima yang melebihi batas maksimum kewajaran

Gratifikasi

* Apabila gratifikasi yang dianggap suap tidak dapat ditolak

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 15


Perbaikan Berkelanjutan:
Survei Penilaian Integritas (SPI) OJK
Best Practices Terkait
ISO 9001:2015 Quality Management System: “Clause
9.1.2 The Organizations shall monitor customers’
perceptions .....”
COSO Fraud Risk Management:
“Principle 3: Fraud Control Activities -> ex: Conduct
Annual Employee Survey”
START
SEBI 13/28/DPNP Anti Fraud Perbankan dan SEOJK
46/SEOJK.05/2017 Anti Fraud Asuransi:
“Pilar Pencegahan (1 dari 4 Pilar Anti Fraud),
diantaranya mencakup Employee Awareness dan
Customer Awareness -> menumbuhkan kesadaran
mengenai pentingnya pencegahan Fraud oleh seluruh
pihak terkait”

Tujuan SPI OJK:


1 Memetakan kondisi 2 Membandingkan kondisi 3 Memberikan penilaian
integritas dan capaian integritas dan capaian terhadap integritas layanan
upaya pencegahan KKN upaya pencegahan KKN di yang diberikan oleh OJK
di OJK OJK setiap tahun kepada pihak eksternal

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 16


Struktur Kerangka
Survei Penilaian Integritas OJK 2018

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 17


Strategi Nasional Pencegahan Korupsi

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) adalah arah kebijakan nasional yang memuat fokus
dan sasaran pencegahan korupsi yang digunakan sebagai acuan Pemerintah dalam melaksanakan aksi
pencegahan korupsi di Indonesia yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2018
pada tanggal 20 Juli 2018.dan tindak lanjut dari Perma No. 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan
Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi:

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 18


Aksi Penerapan Manajemen Anti Suap
di Pemerintah dan Sektor Swasta

Pada aksi ini, OJK menjadi penanggung jawab bersama dengan Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Badan Nasional Sertifikasi Profesi,
dan Kementerian BUMN dimana OJK diharapkan dapat berperan dalam penerapan
sistem manajemen anti suap di industri jasa keuangan.
1. Peningkatan manajemen anti
Kriteria suap bagi perusahaan swasta
Keberhasilan
2. Peningkatan profesi anti suap di
sektor swasta

Ukuran Keberhasilan:
Penerapan sistem manajemen anti suap (standar yang mirip dengan ISO 37001
maupun panduan anti suap sektor swasta) secara meluas

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 19


Peran OJK dalam Pencegahan dan
Membangun Budaya Anti Fraud dan Anti Korupsi di
Industri Jasa Keuangan (IJK)
“OJK diharapkan menjadi role model bagi Industri Jasa Keuangan dan mendorong Industri
untuk konsisten menerapkan Good Corporate Governance (GCG)”

Fungsi pengaturan OJK untuk mendorong integritas IJK :


 Kewajiban penerapan strategi anti fraud di perbankan,
perasuransian dan perusahaan pembiayaan.
 Ketentuan pelaksanaan GCG di perbankan, perasuransian,
perusahaan terbuka dan perusahaan pembiayaan
 Roadmap GCG untuk perusahaan terbuka.
 OJK berperan aktif dalam penyusunan ”The New G20/OECD
Principles Of Corporate Governance (CG)” pada tahun 2016.

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 20


Ketentuan OJK dalam Pencegahan dan
Membangun Budaya Anti Fraud dan Anti Korupsi di
Industri Jasa Keuangan (IJK) (1)

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 21


Ketentuan OJK dalam Pencegahan dan
Membangun Budaya Anti Fraud dan Anti Korupsi di
Industri Jasa Keuangan (IJK) (2)

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 22


Ketentuan OJK dalam Pencegahan dan
Membangun Budaya Anti Fraud dan Anti Korupsi di
Industri Jasa Keuangan (IJK) (3)
Sektor IKNB,
Untuk Perusahaan Pembiayaan melalui Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Pembiayaan, dengan pokok-pokok pengaturan sebagai berikut:

a. Perusahaan Pembiayaan wajib melaksanakan pengendalian fraud, yang meliputi pengawasan aktif
manajemen, struktur organisasi dan pertanggungjawaban, pengendalian dan pemantauan, dan edukasi dan
pelatihan.
b. Dalam penerapan aspek struktur organisasi dan pertanggungjawaban dalam pengendalian fraud, Perusahaan
Pembiayaan wajib membentuk unit atau fungsi yang bertugas menangani pengendalian fraud dalam
organisasi Perusahaan Pembiayaan yang disesuaikan dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha
Perusahaan Pembiayaan.
c. Perusahaan Pembiayaan wajib menerapkan strategi anti fraud berupa pencegahan, deteksi, investigasi,
pelaporan, dan sanksi, serta pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut dimana strategi anti fraud tersebut
diterapkan terhadap pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha pembiayaan yang paling sedikit meliputi: debitur,
internal Perusahaan Pembiayaan, dan pihak lain yang bekerja sama dengan Perusahaan Pembiayaan.

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 23


Ketentuan OJK dalam Pencegahan dan
Membangun Budaya Anti Fraud dan Anti Korupsi di
Industri Jasa Keuangan (IJK) (4)

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 24


Milestone Pencegahan Korupsi di OJK

• Penghargaan Sistem
Pengendalian Gratifikasi Terbaik
dari KPK pada Tahun 2016, 2017
& 2018

Penghargaan Lembaga dengan


implementasi e-LHKPN Terbaik
Tahun 2017 dan 2018

OJK Whistleblowing System dan Program


Pengendalian Gratifikasi OJK tersertifikasi
ISO 9001:2015

Sosialisasi Panduan Pencegahan Korupsi 25


OJK WHISTLEBLOWING SYSTEM

www.ojk.go.id/wbs
ojk.wbs@rsm.id
PO BOX: ETIK OJK JKT 10000

Bidang Audit Internal, Manajemen Risiko, dan


Pengendalian Kualitas (AIMRPK)
Otoritas Jasa Keuangan
Gedung Soemitro Djojohadikusumo Lantai 14
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta - 10710
Telp. 021-3858001

Anda mungkin juga menyukai