Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2337-6686

ISSN-L 2338-3321

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PENGELOLAAN


BANDAR UDARA

Baiq Setiani
Universitas Suryadarma
E-mail: baiqsetiani@yahoo.com

Abstrak: Pengelolaan Bandar udara sangat penting dan berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena setiap waktu terjadi
pergerakan lalu-lintas pesawat yang datang dan pergi ke atau dari sebuah bandar udara baik dari dalam maupun luar negeri. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui (1) apa saja peran dari sebuah bandara, (2) bagaimana pengelolaan sebuah bandara, dan (3) perbedaan antara
bandara komersial dengan bandara yang dikelola oleh Angkatan Udara.Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan dan pendekatan
deskriptif eksploratif. Dapat disimpulkan bahwa: 1. Peran penting bandara, yaitu sebagai (a) simpul dalam jaringan transportasi udara, (b) pintu
gerbang kegiatan perekonomian, (c) tempat kegiatan alih moda transportasi, (d) pembuka isolasi daerah, (e) penanganan bencana, dan (f)
prasarana memperkokoh kedaulatan negara. 2. Pengelolaan bandara perlu perencanaan dan komunikasi yang intens kepada masyarakat, pekerja,
perusahaan-perusahaan industri penerbangan, dan kekuatan politik. Pihak swasta perlu dilibatkan dalam bentuk kerjasama operations and
management contract with major capital expenditure, yang paling banyak direalisasikan dalam kerja sama pemerintah dan swasta dalam
pengelolaan bandar udara. 3. Perbedaan antara bandar udara dengan pangkalan udara berada di (a) tujuan pembangunan, (b) tujuan bersama,
(c) fasilitas pelayanan, (d) restricted area, (e) kegiatan operasional, dan (f) bawah kendali.

Kata kunci: bandar udara, pengelolaan, penerbangan.

Abstract: The management of the airport is very important and plays a role in boosting economic growth, because every time the aircraft traffic
movement happening come and go to or from an airport both from within and outside the country. The purpose of this research is to know (1)
what are the roles of an airport, (2) how the management of an airport, and (3) the difference between the commercial airports with the airport,
managed by the air force. The methods used is study literature and descriptive approach and exploratory. It can be concluded that: 1. the important
role of the airport are: (a) as a node in a network of air transport, (b) a gateway economy activities, (c) the place of activity over the mode of
transportation, (d) the opening of regional isolation, (e) the handling of disasters, and (f) strengthen the infrastructure of State sovereignty. 2.
The management of the airport needs planning and intense communication to the public, workers, companies, the aviation industry and the
political power. Private parties need to be involved in this form of cooperation operations and management contract with major capital expenditure,
which was realized in most Government and private cooperation in the management of airports.3.The difference between airports with air bases
are on (a) the purpose of development, (b) common purpose, (c) on-site service, (d) restricted areas, operational activities (e), and (f) under
control.

Key words: airports, management, flight.

PENDAHULUAN Bandar udara berhubungan dengan pertumbuhan


Latar belakang penulisan makalah ini adalah tentang ekonomi karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-
pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur lintas pesawat yang datang dan pergi ke atau dari sebuah
bandar udara yang mutlak dan wajib dilakukan oleh bandar udara baik dari dalam maupun luar negeri. Berbagai
operator bandar udara agar kegiatan penyediaan fasilitas kegiatan yang meliputi data pesawat, data penumpang,
dan jasa pelayanan yang berlangsung dapat lancar. Hal data barang angkutan berupa cargo, pos dan bagasi
yang perlu dicermati adalah cara pengelolaan bandar penumpang yangi berarti terjadi aktivitas ekonomi.
udara tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip Bandar udara dewasa ini memiliki peran sebagai
manajemen yaitu efektifitas, efisien, dan andal. Sehingga, front input dari suatu rantai nilai transportasi udara,
kualitas bandar udara tersebut sesuai dengan standar dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang
internasional. maupun manusia yang aman, efektif, dan efisien sesuai
Bandar udara sebagai pintu gerbang dan salah satu standar yang berlaku secara internasional. Oleh karena
infrastruktur transportasi yang wajib ada pada setiap itu perlu adanya kebijakan umum yang sanggup menjamin
Negara, merupakan suatu simpul dari suatu sistem terwujudnya tata manajemen bandar udara yang efisien,
transportasi udara yang memiliki peran sangat penting. efektif dan andal.

Jurnal Ilmiah WIDYA 25 Volume 3 Nomor 1 Januari-Agustus 2015


Baiq Setiani, 25 - 32 Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan Bandar Udara

Istilah bandar udara dan pangkalan udara sebenarnya Pengertian Bandar Udara
merujuk pada area atau fasilitas yang sama. Perbedaannya Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau
terletak pada fungsinya apakah untuk kepentingan perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
penerbangan sipil atau penerbangan militer. Bandar udara sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
adalah istilah yang umumnya dipergunakan untuk kegiatan naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat
penerbangan sipil (civil aviation), sedangkan pangkalan perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang
udara adalah istilah yang umumnya dipergunakan untuk dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
kegiatan penerbangan militer (pertahanan negara). penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
Permasalahannya, terkadang menjadi rancu karena lainnya.
ada beberapa bandara dan lanud itu sebenarnya merupakan Menurut Annex 14 dari (International Civil Aviation
satu obyek atau area yang sama. Bedanya hanyalah pada Organization), Bandar udara adalah area tertentu di daratan
kepentingan untuk kepentingan penerbangan militer dan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan)
penerbangan sipil, yang secara fisik tampak pada lokasi yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian
parkir pesawat untuk menaikkan dan menurunkan untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut adalah lapangan
penumpang dan terminal penumpangnya berikut aksesnya
udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang
ke moda transportasi lainnya. Contohnya adalah Lanud
merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
Halim Perdanakusuma milik TNI AU yang juga
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.
dipergunakan sebagai bandar udara untuk penerbangan
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu
sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II (Persero).
lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg
mengetahui (1) Apa saja peran dari sebuah bandar udara,
berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas
(2) Bagaimana pengelolaan bandar udara itu, dan (3) Apa
bea dan cukai. Di Indonesia, bandar udara yang berstatus
saja perbedaan antara bandar udara komersial dan bandar
bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan),
udara yang dikelola oleh TNI AU. Metode yang digunakan
Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya),
dalam penulisan ini adalah studi pustaka dan pendekatan
Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih
kualitatatif dari sumber informasi lainnya.
banyak lagi. Bandar udara kebanyakan digunakan untuk
tujuan komersial namun ada beberapa bandar udara yang
PEMBAHASAN berfungsi sebagai landasan pesawat militer. Pedoman-
Asal Mula Bandar Udara pedoman perencanaan bandar udara secara detail ada
Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan FAA dan
sebuah tanah lapang berumput yang dapat didarati pesawat ICAO, di Indonesia sendiri aturan-aturan tersebut tercakup
dari arah mana saja tergantung arah. Di masa, bandar dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan dan Ketentuan
penggunaan dan mulai terlihat seperti sekarang. Setelah Menteri Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang
perang, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas untuk Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Bandar udara
melayani penumpang. Sekarang, bandar udara bukan memiliki dua area berbeda yaitu sisi darat dan sisi udara.
hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda pada dua bagian
perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti tersebut terkadang saling bertentangan antara satu kegiatan
toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik dengan kegiatan lainnya. Misalnya kegiatan keamanan
merek ternama apalagi di bandar udara-bandar udara baru. membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu) antara

Jurnal Ilmiah WIDYA 26 Volume 3 Nomor 1 Januari-Agustus 2015


Baiq Setiani, 25 - 32 Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan Bandar Udara

sisi darat (land side) dan sisi udara (air side), sedangkan udara untuk penanganan bencana alam pada wilayah
kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak mungkin pintu sekitarnya
terbuka dari sisi darat ke sisi udara agar pelayanan berjalan 8. Prasarana memperkokoh Wawasan Nusantara dan
lancar. Kegiatan-kegiatan itu saling tergantung satu sama kedaulatan negara, digambarkan dengan titik-titik lokasi
lainnya sehingga suatu kegiatan tunggal dapat membatasi bandar udara yang dihubungkan dengan jaringan dan rute
kapasitas dari keseluruhan kegiatan. penerbangan yang mempersatukan wilayah dan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peran Bandar Udara
Bandar udara memiliki peran penting sebagai: Pembangunan Bandar Udara
1. Simpul dalam jaringan transportasi udara yang Bandar udara sebagai bangunan gedung dengan
digambarkan sebagai titik lokasi bandar udara yang fungsi khusus, pembangunannya wajib memperhatikan
menjadi pertemuan beberapa jaringan dan rute penerbangan ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan, mutu
sesuai hierarki bandar udara pelayanan jasa kebandarudaraan, kelestarian lingkungan
2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya serta keterpaduan intermoda dan multimoda. Izin
pemerataan pembangunan, pertumbuhan dan stabilitas mendirikan bangunan Bandar udara ditetapkan oleh
ekonomi serta keselarasan pembangunan nasional dan pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah
pembangunan daerah yang digambarkan sebagai lokasi daerah. Izin diterbitkan setelah memenuhi persyaratan:
dan wilayah di sekitar bandar udara yang menjadi pintu (1) Bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan,
masuk dan keluar kegiatan perekonomian (2),Rekomedasi yang diberikan oleh instansi terkait
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi, dalam bentuk terhadap utilitas dan aksesibilitas dalam penyelenggaraan
interkoneksi antar moda pada simpul transportasi guna Bandar udara, (3) Bukti penetapan lokasi Bandar udara,
memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan yang (4) Rancangan teknik terinci fasilitas pokok Bandar udara,
terpadu dan berkesinambungan yang digambarkan sebagai (5) Kelestarian lingkungan.
tempat perpindahan moda transportasi udara ke moda
transportasi lain atau sebaliknya. Fasilitas Bandar Udara
4. Pendorong dan penunjang kegiatan industri, Sisi Udara (Air Side)
perdagangan dan/atau pariwisata dalam menggerakan 1. Landasan Pacu (Runway)
dinamika pembangunan nasional, serta keterpaduan dengan Runway adalah salah satu bangunan atau icon yang
sektor pembangunan lainnya, digambarkan sebagai lokasi sangat mencolok yang dimiliki di suatu bandar udara..
bandar udara yang memudahkan transportasi udara pada Pengertian runway tersendiri ialah wilayah berbentuk
wilayah di sekitamya persegi panjang di atas lapangan terbang yang digunakan
5. Pembuka isolasi daerah, digambarkan dengan lokasi untuk pendaratan dan lepas landas pesawat. Panjang dan
bandar udara yang dapat membuka daerah terisolir karena lebar runway di setiap bandara berbeda, sesuai dengan
kondisi geografis dan/atau karena sulitnya moda kebutuhan, keadaan obstacle sekitar bandar udara, dan
transportasi lain lain lain. Kekuatan runway juga berbeda-beda, dalam
6. Pengembangan daerah perbatasan, digambarkan dengan bahasa penerbangan kekuatan runway/bangunan lainnya
lokasi bandar udara yang memperhatikan tingkat prioritas di bandar udara lebih dikenal dengan sebutan PCN
pengembangan daerah perbatasan Negara Kesatuan (Pavement Classification Number). PCN juga ditentukan
Republik Indonesia di kepulauan dan/atau di daratan sesuai dengan berbagai kebutuhan suatu bandar udara,
7. Penanganan bencana, digambarkan dengan lokasi seperti jenis pesawat apa yang akan menggunakannya,
bandar udara yang memperhatikan kemudahan transportasi yang ada rumus perhitungannya. Seperti Panjang landas

Jurnal Ilmiah WIDYA 27 Volume 3 Nomor 1 Januari-Agustus 2015


Baiq Setiani, 25 - 32 Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan Bandar Udara

pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance,
dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani peralatan penolong dan pemadam kebakaran.
pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah 5. Fasilitas Bahan Bakar (Aircraft Fuel Facilities)
diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis 6. Alat Bantu Navigasi (Navigational Aids)
Sisi Darat (Land Side)
umumnya 1.200 meter dengan lebar 15 meter, misal
1.Terminal Bandar Udara atau concourse adalah pusat
melayani Twin Otter, Cessna, dan lain lain. Pesawat kecil
urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya
berbaling-baling dua, umumnya cukup 600-800 meter
terdapat counter check-in, (CIQ, Carantine - Inmigration
saja, sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai
- Custom) untuk bandar udara internasional, dan ruang
dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter
tunggu serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan
dan lebar 20 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis
penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk
turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, ke pesawat melalui aviobridge. Di bandar udara kecil,
Fokker-28, dan lain sebagainya. Pada bandar udara yang penumpang naik ke pesawat melalui tangga yang dapat
ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang dipindah-pindah.
3.600 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani 2. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari
adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
Hercules, dan sebagainya. Bandar udara international 3. Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan
terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya pengantar/penjemput, termasuk taksi
lalu lintas. 4. Penjualan tiket, tempat untuk menjual tiket yang
berada di terminal
2. Apron 5. Petugas imigrasi, untuk penerbangan internasional.
Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat 6. Tempat pertokoan, untuk penumpang yang ingin
dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway berbelanja oleh-oleh atau hanya sekedar jalan-jalan.
menghubungkan antara apron dengan runway. Konstruksi 7. Tempat parkir mobil umum yaitu untuk parkir para
apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban penumpang dan pengantar atau penjemput, termasuk
besar yang statis dari pesawat. taksi.

3. ATC (Air Traffic Control) Pengelolaan Infrastruktur dan Transportasi Bandar


Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat , berupa Udara
menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control Dalam melakukan pengelolaan bandar udara yang
baik tentunya harus didasarkan pada usaha yang efektif
dan radar. Fungsi dari ATC, adalah: (1) Mencegah tabrakan
dan efisien. Efektif dan Efisien adalah dua konsepsi utama
pesawat terbang, (2) Mencegah tabrakan pesawat terbang
untuk mengukur kinerja pengelolaan/manajemen.
dengan kendaraan/ halangan di daratan (3) Menjaga
1. Efektif adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang
keteraturan dan mempercepat arus lalu lintas udara (LLU).
tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan
Tinggi tower di suatu bandar udara berbeda-beda
yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat disamakan
tergantung kebutuhan bandar udara tersebut.
dengan memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau
4. Unit Penanggulangan Kecelakaan (Air Rescue cara/metoda yang tepat untuk mencapai tujuan.
Service) (Handoko,1998:7)
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka Efektifitas dalam pengelolaan bandar udara meliputi
disediakan unit penanggulangan kecelakaan berupa peleton hal hal sebagai berikut: (a) Kapasitas Mencukupi; artinya
penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam prasarana dan sarana cukup tersedia untuk memenuhi

Jurnal Ilmiah WIDYA 28 Volume 3 Nomor 1 Januari-Agustus 2015


Baiq Setiani, 25 - 32 Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan Bandar Udara

kebutuhan pengguna jasa. (b). Terpadu; rtinya antarmoda kenikmatan dalam perjalanan.
dan intramoda dalam jaringan pelayanan saling berkaitan
dan terpadu (c) Cepat dan Lancar; ;rtinya Perbedaan dan Persamaan Bandar Udara dengan
Pangkalan Udara
penyelenggaraan layanan angkutan dalam waktu singkat,
Menurut UU Penerbangan yang baru yaitu UU No.
dengan indikasi kecepatan arus per satuan waktu.
1 Tahun 2009, definisi dari bandar udara dan pangkalan
2. Efisien adalah kemampuan menyelesaikan pekerjaan
udara adalah sebagai berikut:
dengan benar, memperoleh keluaran (hasil, produktivitas,
1. Bandar Udara (Bandara); adalah kawasan di daratan
kinerja) yang lebih tinggi daripada masukan (tenaga kerja,
dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang
bahan, uang, mesin, dan waktu) yang digunakan
digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
meminimumkan biaya penggunaan sumber daya untuk
lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang,
mencapai keluaran yang telah ditentukan, atau
dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
terbatas. (Handoko,1998:17).
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas
Efisien ini dalam pengelolaan bandar udara meliputi
penunjang lainnya.
hal-hal sebagai berikut: (a) Biaya terjangkau; artinya
2. Pangkalan Udara (Lanud) ; adalah kawasan di daratan
penyediaan layanan angkutan sesuai dengan tingkat daya
beli masyarakat pada umumnya dengan tetap dan/atau di perairan dengan batas-batas tertentu dalam
memperhatikan kelangsungan hidup usaha layanan jasa wilayah Republik Indonesia yang digunakan untuk
angkutan. (b). Beban publik rendah; artinya pengorbanan kegiatan lepas landas dan pendaratan pesawat udara guna
yang harus ditanggung oleh masyarakat sebagai keperluan pertahanan negara oleh Tentara Nasional
konsekuensi dari pengoperasian sistem perangkutan harus Indonesia. Sebagai contoh: Lanud Adisutjipto Yogyakarta
minimum, misalnya: tingkat pencemaran lingkungan. (c). dan Lanud Adisumarmo Surakarta, keduanya merupakan
Memiliki kemanfaatan yang tinggi; artinya tingkat pangkalan udara untuk penerbangan militer TNI AU dan
penggunaan prasarana dan sarana optimum, misalnya, di dalamnya juga dipergunakan untuk melayani
tingkat muatan penumpang dan/atau barang maksimum. penerbangan sipil sehingga juga disebut Bandara
Selain itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi Adisutjipto dan Bandara Adisumarmo yang dioperasikan
juga untuk mengukur kinerja pengelolaan / manajemen oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Lanud Ahmad Yani
agar berkualitas baik yaitu ke-andalan bandar udara Semarang merupakan pangkalan militer untuk
tersebut. penerbangan TNI AD, dan di dalamnya juga dipergunakan
3. Andal adalah pelayanan yang dapat dipercaya, tangguh untuk melayani penerbangan sipil yang dioperasikan oleh
melakukan pelayanan sesuai dengan penawaran atau PT Angkasa Pura I (Persero). Demikian pula Lanud Juanda
“janji”-nya dan harapan/ tuntutan konsumen. Dalam Surabaya sejatinya merupakan pangkalan militer TNI
pengelolaan bandar udara Andal meliputi hal hal sebagai AL. Fasilitas terbangun di sebelah utara runway merupakan
berikut: (a). Tertib; artinya penyelenggaraan angkutan fasilitas atau bangunan untuk penerbangan sipil yang
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Bandara-
norma yang berlaku di masyarakat. (b). Tepat dan bandara yang berada di kawasan pangkalan udara tersebut
Teratur; artinya dapat diandalkan, tangguh, sesuai dengan sering disebut sebagai civil enclave airport (kurang lebih
jadwal dan ada kepastian. (c) Aman dan Nyaman; artinya berarti bandar udara sipil dalam kawasan militer).
selamat, terhindar dari kecelakaan, bebas dari gangguan Sebaliknya kegiatan penerbangan militer yang menumpang
baik eksternal maupun internal, terwujud ketenangan dan pada bandar udara sipil disebut military enclave airport.

Jurnal Ilmiah WIDYA 29 Volume 3 Nomor 1 Januari-Agustus 2015


Baiq Setiani, 25 - 32 Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan Bandar Udara

Contohnya adalah Bandara Sepinggan Balikpapan dan Perbedaan antara Bandara Komersil dengan
Bandara Juwata Tarakan. Di kedua bandara tersebut Pangkalan Udara
terdapat fasilitas militer untuk kepentingan penerbangan Bandara Komersil
1. Dibangun untuk menunjang kegiatan moda transportasi
militer.
udara.
Beberapa bandar udara di Indonesia juga dibuat dan
2. Keuntungan menjadi tujuan bersama.
dioperasikan secara murni sebagai bandar udara untuk
3. Memiliki fasilitas pelayanan penumpang dan cargo.
melayani penerbangan sipil. Contohnya adalah: Bandara
4. Semua orang dapat masuk ke dalam wilayah bandara
Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Sultan Hasanuddin
(syarat dan ketentuan berlaku).
Makassar (terminal baru dan airside area yang baru), dan
5. Kegiatan operasionalnya dibiayai oleh dirinya sendiri
beberapa bandar udara lainnya. Untuk penerbangan dinas
melalui penganggaran internal.
kepolisian termasuk penerbangan sipil. sesuai dengan
6. Berada di bawah pengawasan Kementerian
UU Penerbangan, selain kepentingan pertahanan negara
Perhubungan.
pada dasarnya mengacu dan tunduk pada otoritas
penerbangan sipil. Selain itu, dalam UU Kepolisian yang Pangkalan Udara
baru pun sebenarnya didefinisikan dengan jelas bahwa 1. Dibangun untuk menunjang pertahanan negara.
kepolisian merupakan institusi sipil dan status personil 2. Keamanan wilayah NKRI menjadi tujuan bersama.
kepolisian adalah termasuk sebagai pegawai negeri sipil. 3. Tidak memiliki fasilitas pelayanan penumpang dan
Istilah Lapangan Terbang (sering disingkat sebagai cargo.
lapter) memang tidak dikenal dalam UU Penerbangan di 4. Hanya orang yang berkepentingan yang dapat memasuki
Indonesia. Lapangan terbang nampaknya merupakan wilayahnya.
terjemahan dari kata airfield. Dalam beberapa referensi 5. Kegiatan operasionalnya mendapat bantuan dari negara.
terkait, istilah lapangan terbang ini merujuk pada suatu 6. Berada di bawah pengawasan Kementerian Pertahanan.
wilayah daratan dan perairan yang digunakan sebagai
tempat mendarat dan lepas landas pesawat udara, termasuk Persamaan antara Bandara Komersil dengan
Pangkalan Udara
naik turun penumpang dan bongkar-muat barang. Tetapi
Bandara Komersil
fasilitas yang terdapat di lapangan terbang pada umumnya
1. Memiliki Fasilitas pelayanan Pesawat udara.
hanya fasilitas-fasilitas pokok untuk menunjang
2. Memiliki fungsi dan infrastruktur sama sebagai
penerbangan dan tidak selengkap seperti di sebuah bandar
pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara.
udara. Pada beberapa bandar udara khusus yang
3. Memiliki organisasi pegawai bandara.
dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan tambang atau
4. Memiliki petugas pelaksana kegiatan operasional
kehutanan, sering dipergunakan istilah lapangan terbang
bandara (ATC, Marshalling, Ground, dll).
tersebut.
Istilah “pelabuhan udara” rupanya dalam era sejarah
terdahulu pernah menjadi istilah standar dari “bandar Pangkalan Udara
udara”. Pada era terdahulu memang ada Direktorat 1. Memiliki Fasilitas pelayanan Pesawat udara.
Pelabuhan Udara dan unit organisasi Pelabuhan Udara. 2. Memiliki fungsi dan infrastruktur sama sebagai
Pelabuhan udara nampaknya merupakan terjemahan dari pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara.
kata asing airport, sebagaimana Pelabuhan adalah 3. Memiliki organisasi pegawai bandara.
terjemahan dari kata asing port yang merujuk pada Memiliki petugas pelaksana kegiatan operasional bandara
Pelabuhan Laut. (ATC, Marshalling, Ground, dan lain lain).

Jurnal Ilmiah WIDYA 30 Volume 3 Nomor 1 Januari-Agustus 2015


Baiq Setiani, 25 - 32 Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan Bandar Udara

Penggunaan Bersama Bandar Udara dan Pangkalan peningkatan kegiatan ekonomi kelautan masyarakat
Udara setempat," katanya.
Dalam keadaaan tertentu, pangkalan udara dapat Dari total 60 bandara yang telah dikerjasamakan,
digunakan bersama sebagai bandar udara. Penggunaan 11 bandara di antaranya berstatus enklave sipil atau
bersama suatu bandar udara atau pangkalan udara operasional penerbangan sipil yang dilakukan di landasan
dilakukan dengan memperhatikan: (1) Kebutuhan udara milik TNI AU. Sementara 49 bandara sisanya
pelayanan jasa transportasi udara (2) Keselamatan, berstatus enklave militer, atau kegiatan penerbangan
keamanan dan kelancaran penerbangan (3) Keamanan militer yang memanfaatkan fasilitas bandar udara. Dari
dan pertahanan Negara (4) Peraturan perundang-undangan. total jumlah tersebut, Angkasa Pura II mengelola satu
Dalam keadaan damai, pangkalan udara yang bandara berstatus enklave sipil, yaitu Bandara Husein
digunakan bersama sebagai bandar udara berlaku ketentuan Sastranegara Bandung dan sembilan bandara berstatus
penerbangan sipil. Pengawasan dan pengendalian enklave militer yang meliputi Sultan Iskandar Muda
penggunaan kawasan keselamatan operasi penerbangan (Aceh), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Bandara Raja
pada pangkalan udara yang digunakan bersama, Haji Fisabililah (Tanjung Pinang), Sultan Syarif Kasim
dilaksanakan oleh otoritas bandar udara setelah mendapat II (Pekanbaru), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir
izin dari instansi terkait. Bandar udara dan pangkalan (Pangkal Pinang), dan Soepadio (Pontianak).
udara yang digunakan secara bersama ditetapkan dengan
keputusan Presiden. PENUTUP
Jakarta, Kompas.com – PT. Angkasa Pura II
(Persero) menandatangani kesepakatan bersama tentang Kesimpulan
penggunaan bersama bandar udara dan pangkalan udara 1. Peran penting bandara, yaitu sebagai (a) simpul dalam
dengan TNI Angkatan Udara, Senin (31/1/2011) di Bali. jaringan transportasi udara, (b) pintu gerbang kegiatan
Penandatanganan tersebut mengacu pada keputusan
bersama tiga menteri, yaitu Menteri Pertahanan perekonomian, (c) tempat kegiatan alih moda transportasi,
Keamanan/Panglima ABRI, Menteri Perhubungan, dan (d) pembuka isolasi daerah, (e) penanganan bencana, dan
Menteri Keuangan, pada 21 Agustus 1975 tentang Dasar-
(f) prasarana memperkokoh kedaulatan negara.
dasar Penggunaan Bersama Pangkalan / Pelabuhan Udara.
"Kesepakatan ini sedianya menjadi pedoman para 2. Pengelolaan bandara perlu perencanaan dan komunikasi
pihak dalam kerja sama ke depan. Salah satu tujuannya yang intens kepada masyarakat, pekerja, perusahaan-
adalah mencegah timbulnya permasalahan dalam kegiatan
operasional pangkalan udara ataupun bandar udara, baik perusahaan industri penerbangan, dan kekuatan politik.
untuk kegiatan penerbangan sipil maupun penerbangan Pihak swasta perlu dilibatkan dalam bentuk kerjasama
militer. Utamanya adalah untuk meningkatan kualitas operations and management contract with major capital
pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa,"
kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko. expenditure, yang paling banyak direalisasikan dalam
Tri menjelaskan, kesepakatan bersama yang telah kerja sama pemerintah dan swasta dalam pengelolaan
dibuat dengan melibatkan pula Direktorat Jenderal
bandar udara.
Perhubungan Udara dan PT Angkasa Pura I ini akan
ditindaklanjuti dengan membuat kesepakatan bersama 3. Perbedaan antara bandar udara dengan pangkalan udara
secara personal di masing-masing bandar udara atau berada di (a) tujuan pembangunan, (b) tujuan bersama,
pangkalan udara yang digunakan bersama antara Mabes
TNI AU dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (c) fasilitas pelayanan, (d) restricted area, (e) kegiatan
(Dirjen Hubud) mengenai batas lahan/tanah, operasional, dan (f) bawah kendali.
operasionalisasi, dan kompensasi dalam bentuk fasilitas
pangkalan udara.
Dirjen Hubud Herry Bakti mengatakan, kesepakatan Saran-saran
ini sedianya akan membawa keuntungan pula bagi 1. Modernisasi bandar udara perlu ditingkatkan.
maskapai untuk meningkatkan efisiensi operasional dan 2. Pengelolaan bandar udara harus dilakukan dengan
pengembangan bisnis bagi maskapai ataupun operator
pengelola bandara. "Selain 60 bandara yang sudah tujuan yang sama, yaitu untuk memajukan bandar udara
dikerjasamakan, dalam waktu dekat ini kita rencanakan tersebut dengan memberikan pelayanan yang maksimal
untuk membuka lagi enklave operasional penerbangan
sipil baru di Morotai dan Saumlaki, menggunakan pada pelanggannya, bukan hanya sekedar untuk memenuhi
pangkalan udara militer di sana. Tujuannya untuk memicu kebutuhan individu di dalamnya.

Jurnal Ilmiah WIDYA 31 Volume 3 Nomor 1 Januari-Agustus 2015


Baiq Setiani, 25 - 32 Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan Bandar Udara

3. Baik bandar udara maupun pangkalan udara sama- Sakti Adji Adisasmita, Tatanan Bandar Udara Nasional, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2014
sama bertujuan dalam menyelenggarakan transportasi Daftar Pangkalan Udara di Indonesia
udara yang menjamin keamanan dan keselamatan https://minmifthafull.wordpress.com/2012/10/09/perbedaan-antara-
bandar-udara-komersial-dengan-bandar-udara-yang-dikelola-
penumpang penerbangan. yang membedakan hanyalah oleh-tni-au-pangkalan-udara/
http://www.indoflyer.net/forum/printable.asp?m=100419
cara mengelolanya saja. Oleh itu pemerintah perlu ikut http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/peraturan-
serta dalam mengontrol pergerakan semua bandar udara penerbangan-mainmenu-81/19-peraturan-penerbangan/172--
undang-undang-nomor-1-tahun-tentang-penerbangan-dari-sisi-
yang ada di indonesia dengan cara memberikan arahan bandar-udara-?showall=1
pada semua otoritas pengelola bandar udara dan http://bandaraonline.com/airport/pengertian-bandar-udara-airport
http://tabloidaviasi.com/hukum-regulasi/penyelenggaraan-dan-
memberikan jaminan yang maksimal dalam pergerakan pengusahaan-bandar-udara/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara
ke depannya. http://id.wikisource.org/wiki/Peraturan_Pemerintah_Republik_Indo
nesia_Nomor_70_Tahun_2001
http://www.angkasapura1.co.id/index.php/home/spekBandara?band
DAFTAR PUSTAKA ara=13
Arista Atmadjati, Manajemen Bandar Udara, Yogyakarta: Leutikaprio, http://www.angkasapura2.co.id/?app=our_airports
2012 http://www.lanud-sulaiman.mil.id/profile/sejarah/

Jurnal Ilmiah WIDYA 32 Volume 3 Nomor 1 Januari-Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai