Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PENATALAKSANAN TERHADAP PENULISAN RESEP

DAN PEMESANAN YANG TIDAK JELAS

I. Pengertian
a. Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian
obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat
dicegah
b. Prescribing error atau kesalahan peresepan adalah kejadian medication error
yang terjadi pada tahap penulisan resep atau pemesanan obat

II. Ruang Lingkup


Panduan prosedur mengatur tindakan terkait penulisan resep dan pemesanan
yang tidak jelas ini berlaku bagi seluruh staf rumah sakit yang terkait dalam
peresepan dan pemesanan obat yaitu dokter, perawat, dan petugas farmasi.
Penulisan resep ataupun pemesanan obat adalah salah satu tahap kegiatan yang
dilakukan dalam upaya pemberian terapi obat pada pasien. Tahapan penulisan
resep dan pemesanan obat ini juga rawan mengalami kesalahan. Kesalahan
yang terjadi pada tahapan ini desebut sebagai kesalahan peresepan atau
prescribing error. Penulisan resep dan pemesanan yang tidak terbaca adalah
salah satu contoh kesalahan peresepan. Selain dari itu juga ada beberapa hal
yang termasuk dalam kesalahan peresepan ataupun pemesanan obat. Berangkat
dari kenyataan tersebut maka dirasakan perlu adanya suatu panduan bagi
petugas-petugas di rumah sakit untuk mengambil tindakan apabila ditemukan
suatu penulisan resep atau pemesanan yang tidak jelas di Instalasi Farmasi RS
Santa Maria sehingga dapat menjadi pedoman untuk mencegah terjadinya
kejadian yang tidak diharapkan berkaitan dengan penggunaan obat dan
mewujudkan keselamatan pasien.

Situasi yang Dipertimbangkan Sebagai Prescribing Error pada Konsensus di


U.K (Dean,B.,et al.,2000)
1. Kesalahan dalam membuat keputusan
1.1. Ketidaklayakan peresepan berkaitan dengan kondisi pasien
a. Persepan obat untuk pasien dengan kondisi klinis yang menyertai
di mana obat tersebut kontraindikasi

1
b. Peresepan obat untuk pasien dengan alergi yang signifikan secara
klinis dan telah terdokumentasi
c. Tidak memperhitungkan interaksi obat yang berpotensi signifikan
d. Persepan obat dengan dosis yang,menurut BNF atau rekomendasi
data sheet, tidak layak untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal
e. Peresepan obat dengan dosis lebih rendah daripada yang
direkomendasi untuk kondisi klinis pasien
f. Peresepan obat dengan indeks terapetik sempit dengan dosis
diprediksi dapat mencapai kadar serum secara signifikan di atas
atau di bawah rentang terapetik yang diinginkan
g. Tidak mengubah dosis mengikuti hasil pemeriksaan kadar serum
steady state yang secara signigikan di luar rentang terapetik
h. Meneruskan obat dalam keadaan terjadi adverse drug reaction
secara klinis signifikan
i. Peresepan 2 obat untuk indikasi yang sama ketika hanya 1 obat
yang diperlukan
j. Meresepkan obat yang tidak ada indikasinya pada pasien

1.2. Masalah farmasetika


a. Meresepkan obat untuk diberikan secara infus intracena dalam
pelarut yang inkompatibel dengan obat yang diresepkan
b. Meresepkan obat untuk diinfuskan melalui intravena perifer dalam
konsentrasi lebih besar daripada yang direkomendasikan untuk
pemberian perifer
2. Kesalahan dalam penulisan resep / pemesanan obat
2.1. Gagal dalam mengkomunikasikan informasi yang penting
a. Meresepkan obat,dosis,atau rute bukan yang sebenarnya
dimaksudkan
b. Menulis dengan tidak jelas/tidak terbaca
c. Menulis nama obat menggunakan singkatan atau nomenclature
yang tidak terstandarisasi
d. Menulis intruksi obat yang ambigu
e. Meresepkan suatu tablet yang tersedian lebih dari satu kekuatan
obat tersebut

2
f. Tidak menuliskan rute pemberian untuk obat yang dapat diberikan
dengan lebih dari satu rute
g. Meresepkan obat untuk diberikan melalui infus intravena
intermitten tanpa menspesifikasi durasi penginfusan
h. Tidak mencantumkan tandatangan penulis resep
2.2. Kesalahan dalam transkripsi/penyalinan
a. Saat datang ke rumah sakit, secara tidak sengaja meresepkan obat
yang digunakan pasien sebelum ke rumah sakit
b. Meneruskan kesalahan peresepan dari dokter praktik umum ketika
menulis obat pasien saat datang ke rumah sakit
c. Menyalin instruksi obat dengan tidak benar ketika menulis ulang di
daftar obat pasien
d. Menulis mg ketika mcg yang dimaksud
e. Menulis resep untuk dibawa pulang yang tanpa disengaja berbeda
dengan obat yang diresepkan di daftar obat pasien rawat inap

III. Tata Laksana


1. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, petugas
farmasi wajib menanyakan kepada dokter penulis resep.
2. Apabila aturan pakai obat meragukan atau membingungkan maka petugas
farmasi wajib menanyakan kepada dokter penulis resep
3. Konfirmasi kepada dokter penulis resep dilakukan melalui telepon atau
langsung mendatangi ruangan tempat dokter tersebut berada
4. Apabila konfirmasi dilakukan melalui telepon maka petugas farmasi harus
mengulangi instruksi dokter tersebut dan menuliskannya pada resep (write
back, read back, repeat back)
5. Apabila pemesanan obat tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap,
petugas farmasi wajib menanyakan kepada perawat yang melakukan
pemesanan
6. Apabila jumlah pemesanan obat dinilai oleh petugas farmasi terlalu
berlebihan maka petugas farmasi harus melakukan konfirmasi kepada
perawat yang melakukan pemesanan

3
IV. DOKUMENTASI
1. SPO Pelayanan Resep Rawat Jalan
2. SPO Pelayanan Resep Rawat Inap
3. SPO Penatalaksanaan Terhadap Penulisan Resep Atau Pemesanan Yang
Tidak Jelas

Anda mungkin juga menyukai