Anda di halaman 1dari 11

Nama : Adesefina Alauria

NIM : DBD 115 020

Tugas PPTBT

A. Metode Open Stope


1. Glory Hole
Adalah merupakan system gabungan antara sub open stope dengan supported
metode. Pada sisrtem ini harus ditinggalkan pilar-pilar untuk mencegah penurunan
permukaan (Surpace subsidence) System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Yang mempunyai ore body / batuan samping yang kuat.
b. Cocok untuk endaapan bijih yang sempit atau agak lebar tetapi berbentuk bulat/elips.
c. Untuk batas endapan yang cukup jelas.
d. Mempunyai kemiringan / dip 700
Contohnya : endapan bijih emas yang berbentuk vein.

Keuntungan :
a. Ongkos penambangan murah, karena tak perlu modal besar.
b. Cara kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan yang
terampil.
c. Relatif Aman.
Kerugian :
a. Produksi kecil, yaitu 50-100 ton per hari, karena banyak pekerjaan yang ditangani
secara manual, sehingga pendapatan yang diperoleh kecil.
b. Sulit mempertahankan jenjang-jenjangnya karena kesulitan dalam menurunkan
batuan hasil peledakan.

Cara penambangan :
Penambangan Glory Hole mengaplikasikan suatu penggalian terbuka dimana bijih
dipindahkan dari lombong ke jalan pengangkutan dengan efek gravitasi. Glory Hole
sering diartikan sebagai suatu operasi penambangan dimana bijih dihancurkan oleh
peledakan kemudian jatuh ke jalan bijih oleh efek gravitasi. Open Pits moderen yang
mengaplikasikan suatu sistem pengangkutan bijih melalui shaft yang dibangun pada
bagian luar pit limit, mencirikan suatu kesamaan proses pengangkutan dengan glory hole.
Metode penambangan Glory Hole dapat diterapkan untuk berbagai tipe jebakan,
walaupun bentuk material galian tidak mempunyai kecendrungan untuk bisa
dikumpulkan pada Draw Point.

2. Gophering
Yaitu suatu cara penambangan terhadap endapan bijih yang kecil/tebal dan
lebarnya kurang dari 3 meter kemiringan/dip bukan menjadi suatu masalah bentuk
endapan bisa reguler (tidak teratur) dapat dipai untuk endapan yang bernilai tinggi tidak
dibenarkan untuk menambang “ore shoot” karena akan menggangu endapan bijih
keseluruhaan. System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut
a. Kekuatan bijih relatif kuat.
b. Kekuatan batuan cukup kuat.
c. Bentuk endapan tidak teratur.
d. Kemiringan endapan spotty deposits, sukar ditambang dengan sistematik.
e. Ukuran endapan kecil atau lebarnya lebih kecil 3 meter, terpisah-pisah, letaknya
terpencil.
f. Kadar bijih tinggi, bagian-bagian yang miskin ditinggalkan sebagai pillar.
Contohnya : endapan bijih emas yang tidak teratur tapi kadarnya tinggi.

Keuntungan :
a. Ongkos penambangan murah.
b. Memberi tempat kerja dan memperoleh pendapatan tambahan bagi penduduk di
sekitar endapan.
Kerugian :
a. Produksinya rendah.
b. Mencemari lingkungan hidup.

Cara penambangan :
Cara penambangan Gophering hanya mengikuti arah vein. Kalau cara ini
diterapkan pada Vein yang sangat kaya, metode ini sering memberikan keuntungan
sementara. Hal ini karena biaya pembuatan lubang bukaan dengan ukuran yang sangan
bervariasi sangant mahal.

3. Underhand Stoping.
Penerapan metode ini berupa stope level bagian atas dan bawah dihubungkan
dengan raise. System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Bijih ketebalan 3-4 meter.
b. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi.
c. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk ekstraksi bijih
yang terpisah
b. dari bijih utama atau bagian badan bijih utama yang memberikan kondisi yang cocok.
a. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar.
b. O/Z boleh inkompeten karena bijih menjadi tempat berpijak pekerja.
Keuntungan:
a. Unjuk kerja pemboran baik.
b. Kebutuhan penyanggaan sedikit.
c. Memanfaatkan gravitasi untuk transportasi broken ore.
d. Pemboran dilakukan kearah bawah.
e. Kehilangan bijih halus kadar tinggi lebih sedikit.
Kerugian:
a. Sortasi sukar dilakukan dalam stope.
b. Kondisi kerja berbahaya khususnya dibawah backs dan walls, interval level harus
kecil.
c. Fasilitas menempatkan waste dlm stope sangat terbatas.
d. Broken ore dikeluarkan pada “satu titik”, produksi kecil.

Cara penambangan :
Pelaksanaan penambangan dimulai dari level atas menuju level bawah (underhand
stoping), sehingga terbentuk jenjang untuk berdiri pekerja · Broken ore dijatuhkan secara
gravitasi menuju haulage drive sehingga meminumkan transportasi mekanikal.

4. Overhand Stoping
Penerapan metode ini merupakan penempatan level bagian atas dan bawah
dihubungkan dengan raise. System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Ketebalan bijih 3-4 meter dan Badan bijih kompeten.
b. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi.
c. Kemiringan diatas 500, diperlukan platform pekerja.
d. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk ekstraksi bijih
yang terpisah dari bijih utama atau bagian badan bijih utama yang memberikan
kondisi yang cocok
e. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar.

Keuntungan:
a. Posisi backs tidak memberikan bahaya, interval level dapat lebih kecil.
b. Sorting dilakukan secara sistimstis.
c. Waste hasil sorting dapat ditumpuk pada mine out area.
d. Kondisi kerja lebih aman dan aplikasi lebih elastis.
e. Pada kemiringan yang kecil broken ore jatuh pada haulage drive secara gravitasi.
Kerugian :
a. Unjuk kerja pemboran menurun.
b. Kemiringan bijih diatas 450 diperlukan platform pekerja.
c. Lebih banyak memerlukan material penyangga.
d. Lebih besar kehilangan bijih ukuran halus kadar tinggi.

Cara penambangan :
Penambangan dimulai dari level bawah menuju level atas (overhand stoping).
Untuk bijih yang curam diperlukan platforms (3-4 meter vertikal, 1-2 meter horizontal)
untuk perpijak pekerja lalu broken ore dijatuhkan secara gravitasi menuju haulage drive
sehingga meminumkan transportasi mekanikal.

5. Breast Stoping
Endapan yang lebih tebal dari 3 meter, maka dilakukan berjenjang, dengan tebal
maksimum 13 meter. Penyanggaan atap dilakukan secara pemanen atau semi permanen
(pillar) dari bijih itu sendiri yang kadang-kadang diperkuat dengan semen disekelilingnya
(spray cement, pouring cement). System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Cebakan tidak bernilai tinggi, sejumlah bijih ditinggal sebagai pillar.
b. Cebakan mendatar sampai kemiringan 20'-50' (moderately steep).
c. Batuan atap dan lantai kompeten, untuk meminimalkan pemakaian pillar.
d. Bijih kompeten untuk mengurangi lebar pillar.
e. Kedalaman tidak terlalu besar untuk menggurangi beban yang harus disangga pillar.

Keuntungan :
a. Biaya penambangan rendah.
b. Memungkinkan sortasi dalam stope, dan waste ditinggal pada ruang kosong yang ada.
Kerugian :
a. Losses sebagai pillar mencapai 40%, dengan pillar robbing yang efektip menjadi
20%.
b. Ketebalan tidak lebih dari 7 meter.
c. Ketebalan diatas 7 meter akan mengakibatkan mining recovery semakin kecil dan
bahaya runtuhan atap.

Cara penambangan :
Pembongkaran dilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih horisontal kurang 3
meter, dimana kondisi tersebut tidak memungkinkan penambangan underhand maupun
overhand.

6. Stope & Pillar


Metode dapat dimasukkan dalam stope and pillar (bukan room and pillar). System
ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Kadar rendah atau waste sebagai pillar
b. Bukan untuk memperoleh bentuk atau perencanaan tambang yang sistematis, tetapi
sekedar menyangga atap.
c. Penyusun pillar adalah batuan, maka relatif kuat dan berdimensi kecil.
d. Ketebalan cebakan lebih besar 6 meter.
 Tebal tetapi aman secara teknik, maka dilakukan tidak berjenjang.
 Tebal dan tidak aman secara teknik, maka dilakukan berjenjang.
e. Komoditas yang ditambang adalah mineral, bukan batubara
 Batubara dapat ditambang secara room and pillar.
 Tidak ada cebakan batubara ditambang secara stope and pillar.
 Rule of tumb: room and pillar untuk coal, dan stope and pillar untuk non-coal.

Keuntungan :
a. Biaya penambangan rendah.
b. Memungkinkan mekanisasi dari drilling.
Kerugian :
a. Bahaya runtuhan dari hangging wall, khususnya bila mempunyai joint dan cracks
yang sejajar.
b. Daerah yang harus diatur ventilasinya sangat luas.
c. Pillar tidak teratur dan terletak acak.

Cara penambangan :
a. Horizontal mining: stope and pillar untuk bijih mendatar atau hamper
mendatar.Iinclined mining: stope and pillar untuk kemiringan 20'-30', penambangan
searah dip, tidak memungkinkan memakai mobile equipment.
b. Step mining: stope and pillar untuk kemiringan 30'-50', dibentuk daerah kerja
sedemikian rupa sehingga memungkinkan penggunaan mobile equipment.

B. Metode Suported Stope


1. Cut and Fill
Material pengisi disini berfungsi sebagai berikut :
a. Tempat berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya.
b. Sebagai penyanggah batuan sekelilingnya.
c. Untuk mencegah terjadinya penurunaan permukaan.
System ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
a. Untuk endapan yang berbentuk Paint dengan dip 450
b. Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.
c. Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak.
d. orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining recovery yang tinggi guna
menutupi ongkos.
e. Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang teratur dan banyak
terdapat Barrent rock (batuan sekelilingnya masuk kedalam bijih). Diantara endapan
bijih yang sedang ditambang.

Keuntungan :
a. Cukup pleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan dapat
mengadakan selektif mining.
b. dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih
selanjutnya.
c. Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi.
d. Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan kebakaran jarang
terjadi.
e. Bisa mendapatkan mining Recovery yang tinggi.
f. Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga
produksinya besar.
g. Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan
Kerugiaan:
a. Selain menambang juga harus mencari material pengisi
b. harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan material
pengisi agar tidak terjadi pengotoran
c. Ongkos penambangan relatif tinggi

Cara penambangan :
Metode penambangan dengan jalan ini mengambil bagian demi bagian (slice by)
dimana bagian yang sudah ditambang dikeluarkan orenya lalu dimasukan material
pengisi sebelum penambangan.

2. Stull stoping
Adalah suatu metode penambangan yang menggunakan penyanggaan kayu
(timber), dan penyangga dipasang langssung dari hanging wall ke foot wall. Penyangga
ini disebut stull. Penyanggaan ini bias sistimatis,tetapi bias juga hanya dipasang setempat
bila bila keadaan batuan memungkinkan.
Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
a. Kekuatan bijih agak tebal, sehingga tidak perlu disangga
b. kekuatan batuan samping mudah pecah
c. Kemiringan endapan tidak terlalu berpenggaruh
d. Ukuran endapan antara 1-3 meter, yaitu ketebalan masih bias dicapai oleh penyangga
kayu tanpa sambungan (timber)
e. Kadar bijih tinggi, karena ongkos penambangan juga tinggi.

Keuntungan :
a. Cara penambangan sangat sederhana karena cara penyanggan ini tidak sulit sehingga
tidak memerlukan banyak karyawan yang terampil
b. Bisa meninggalkan pillar yang terbuat dari barent rock.
c. Karena luwes dapat dilakukan selective mining, maka perolehan tambangnya bias
tinggi.
d. Memiliki jaminan keamanan yang cukup baik dibandingkan square setting atau cut
and fill, karena ukuran endapan bijihnya tipis.
Kerugian :
a. Karena memakai penyangga kayu dapat menyebabkan pembusukan serta kebakaran.
b. Pada umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran.
c. Dapat menyebabkan amblesan kecuali diikuti dengan pengisian bekas-bekas
lombong.

Cara penambangan
a. Penerapannya dibatasi oleh panjang stull.
b. Untuk menghindari amblesan (Surface Subsidence) maka harus diisi degan material
pengisi sehingga dapat berubah manjadi cut and fill
c. Kalau penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lombong dapat dibiarkan
kosong dan runtuh sendiri maka biasanya yang dipakai top slicing.

3. Square Set Stoping


Square set stoping merupakan sistem panambangan dengan penyanggaan secara
sitematis yang saling tegak lurus kesegala arah (tiga dimensi). Penyangga ini memilki
kerangka berupa kubus maupun empat persegi panjang.
Cara ini cocok untuk endapan yang bersifat :
a. Kekuatan bijih lemah serta mudah runtuh.
b. Kekuatan batuan samping lemah serta mudah runtuh
c. Bentuk endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat, misalnya
mempunyai off shoot, pocket, dll.
d. Kemiringan endapan > 450 yg berbentuk urat bijih.
e. Ukuran endapan minimum 3,5 m.
f. Memiliki kadar bijih yang sangat tinggi.

Keuntungan :
a. Dapat digunakan untuk menambang segala macam ukuran dan bentuk endapan bijih,
asal kemiringan >450,luwes dalam arti dapat menambang segala macam bentuk
endapan.
b. Dapat dipakai untuk endapan dan batuan samping yang keadaannya sangat lunak dan
mudah runtuh.
c. Memungkinkan dilakukannya penambangan dengan mining recovery yg tinggi > 90%
(high mining extraction)
d. Ventilasi lebih mudah diatur dan dapat memberi keamanan kerja yang tinggi.

Kerugian :
a. Memakai banyak penyangga kayu sehingga menyebabkan ongkos penambangan
manjadi mahal, kemungkinan bahaya kebakaran lebih besar, dan dapat terjadi
pembusukan sehingga akan terbentuk gas-gas beracun.
b. Waktu untuk penyiapan dan penyediaan kayu penyangga lebih kurang dari 30%,
sedangkan volume kayu yang dibutuhkan sekitar 6-15%.
c. Sukar diubah kesistem penambangan yang lain.

Cara Penambangan :
Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak, oleh karena
itu cara penambangan ini sulit untuk diubah kecara penambangan yang lain. Akan tetapi
kalau sangat terpaksa, misalnya karena keadaan batuan agak keras dan surface subsidence
tidak boleh terjadi, maka dapat diubah ke cara cut and fill atau stull stoping bila urat
bijihnya tipis.
Cara penambangan ini dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu cara
penambangan lain bila bentuk bijihnya tidak baik, misalnya ditemukan off shoot, atau
penyangga under cat pada blokcaving. Kecuali square setting sering dipergunakan untuk
mengambil pillar yang terletak diantara lombong-lombong yang sudah diisi dengan
filling material.

4. Shirinkage Stoping
Adalah suatu cara penambangan yang termasuk over hand stoping dimana setiap
bagian dibor dan diledakan dari bawah keatas.tumpikan hasil ledaka akan dibiarkan
dilantai yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemboran berikutnya dan untuk
menyanggah country rock.
System ini cocok untuk :
a. Untuk endapan bijih dan batuan sampingnya keras.
b. Kemiringan dari pada stope wall (dinding stope) harus curam kira-kira sudutnya >
600.
c. Bentuk urat/vain dengan ketebalan antara 1-3 meter.
d. Bentuk ore body harus teratur sehingga tidak banyak bijih yang hilang (loose ore).
e. Harus mempunyai batas yang jelas antara ore body dengan country rock
f. Orenya bersifat tidak akan mengeras kembali bila bercampur dengan air.
g. Sebaiknya bukan endapan sulfida.
Contohnya adalah endapan bijih emas yang berbentuk vein tetapi kedalamannya dangkal.

Keuntungan :
a. Ongkos deplopment lebih rendah karena jarak antara level dengan level dan raise dan
raise bias berjauhan.
b. Biaya hanling daripada ore lebih rendah karena ore dapat turun dengan sendirinya
secara gravitasi melalui chate.
c. Kayu-kayu untuk tempat berdirinya pekerja tidak perlukan.
d. Ventilasinya lebih baik karena dapat mengikuti bukaan.
e. Dapat melakukan pembersihaan/cleaning mining karena recovery agak tinggi.
f. Produksi dapat cepat terlaksana karena tinggal didalam stope.
g. Tidak terjadi penurunan permukaan surface subsidence karena bekas-bekas dari stope
di isi material.
Kerugian :
a. Menyulitkan perusahaan yang bermodal kecil karena sebagian endapan masih
tertinggal di dalam stope tersebut.
b. Bila endapan (Broken Ore) telalu lama tertinggal didalam stope dan endapan tersebut
mengandung oksida yang mudah teroksidasi oleh udara dan lama kelamaan akan
menjadi kompak hal ini akan menyulitka dalam proses metalurgi.

Cara penambangan :
Teknik penambangan Shringkage Stoping meliputi kemajuan penambangan
lombong pada arah vertikal dan horisontal. Broken Ore digunakan sebagai tempat pijak
dan penyangga sementara.
Operasi Shringkage Stoping meliputi siklus pemboran dan peledakan, ekstraksi
bijih, scalling dan penyangga. Bijih dihancurkan dalam lombong melalui penggalian atap
oleh petambang yang bekerja tepat pada bagian bawah crown.
Broken Ore yang ditinggalkan dalam lombong dapat berfungsi sebagai :
a. Tempat berpijak yang stabil bagi pembor yang dapat menampung banyak pembor,
sehingga dapat mempercepat penambangan.
b. Sebagai penyangga country rock.
C. Metode Ambrukan (Caving Metodes)
1. Top Slicing
Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan
penutup (overburden) yang lemah atau mudah runtuh.
Upaya untuk meningkatkan efesiensi sistem penambangan ini adalah:
a. Untuk memperbesar produksi, daerah penggalian diperbesar di beberapa permukaan
kerja (front).
b. Mengurangi jumlah “raise” berarti jarak antar raise dapat diperbesar.
c. Mengurangi pekerjaan, persiapan harus diimbangi dengan pengangkutaan yang lebih
efisien.
d. Untuk menghindari bahaya dan mengurangi keselamatan kerja, proses ambrukan
sebaiknya dibuat secara pelan-pelan agar tidak runtuh.

Keuntungan Top Slicing :


a. Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi.
b. Dapat mengadakan pengambilan contoh batuan (sampling) di dalam lombong secara
teratur untuk mengetahui batas endapan yang pasti.
c. Dapat menghasilkan produksi yang besar.
d. Jika endapan bijih teratur dan jelas batas - batasnya, maka perolehan tambangnya
sangat tinggi (90 – 95).
Kerugian Top Slicing :
a. Penirisan menjadi sibuk karena pada saat hujan, air hujan masuk dari retakan –
retakan.
b. Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata lingkungan
c. Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus.
d. Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak.
e. Banyak mengunakan penyanggah kayu sehingga dapat menyebabkan kebakaran dan
penimbunan gas–gas beracun dari proses pembusukan kayu penyanggah.
Cara Penambangan :
Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada lombong
yang disanggah. Kalau lombong sudah selesai digali, maka penyanggah di atasnya
dibiarkan runtuh sedikit demi sedikit atau secara bertahap. Metode ini akan
memungkinkan perolehan tambang yang tinggi walaupun sering terjadi “dillution”.
2. Sub Level Caving
Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang
bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaanyang
terjadi yaitu tertimpa oleh penyanggah sendiri.
Metode ini cocok untuk endapan – endapan bijih yang memiliki sifat seperti berikut :
a. Bentuk endapan tidak homogen
b. Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan –bongkahan
dan akan menjadi penyanggah batuan terhadap timber di bawahnya.
c. Kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan
penyanggahaan biasa tetapi endapan ini akan runtuh bila penyanggaan ini diambil.
Keuntungan :
a. Cara penambambangannya agak murah.
b. Tidak ada pillar yang di tinggalkan
c. Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan penyanggah kayu
sedikit, kecuali pada endapan – endapan sulfida.
d. Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing.
e. Bisa mengadakan pencapuran dengan memilih penambangan dari berbagai lombong
yang berbeda kadarnya.
f. Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih, sehingga sekaligus
dapat berproduksi.
Kerugian sub level caving:
a. Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selective mining), karena tak dapat
ditambang bagian demi bagian.
b. Perolehan tambang tidak terlalu tinggi.
c. Dillution sering terjadi sampai 10 % . Bila dillution harus rendah maka mining
recoverynya juga menurun.
d. Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu banyak syarat yang
harus dipenuhi dan tidak mudah diubah ke metode lain.
Cara penambangan :
Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top slicing
tetapi penambangan dari sub level artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap
penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih.
Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara meruntuhkan atau
mengambrukkan. Suatu tumpukan bekas penyanggah (timber mat) akan terbentuk di
bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih yang pecah dari
lapisan penutup di atasnya.
3. Blok Caving
Block Caving merupakan suatu cara penambangan yang membuat suatu
“undercat” terhadap suatu blok endapan bijih. Metode ini cocok untuk endapan bijih yang
memilki sifat seperti berikut:
a. Bentuk endapan homogen karena tidak mungkin dilakukan tambang pilih.
b. Kekuatan bijih lemah sehingga mudah pecah atau runtuh dan dapat dipisahkan dari
block di sebelahnya.
c. Kekuatan batuan samping lemah, sehingga mudah pecah menjadi bongkah – bongkah
yang lebih besar dari pada bongkah bijih, dimana tekanannya akan membantu
memecah endapan bijih di bawahnya.
d. Kemiringan endapan tidak menjadi soal, tetapi jika berbentuk urat bijih sebaiknya
memiliki kemiringan > 65°.
e. Kadar bijih tidak perlu bernilai tinggi.
f. Pada umumnya cara ini cocok untuk endapan-endapan pada bijih yang berukuran
besar, dan akan sangat mudah dalam penambangannya jika batas antara endapan bijih
dan lapisan penutupnya teratur, tidak banyak kantung bijih (pockets) “ore shoot”, “off
shoot”, dll.
Keuntungan :
a. Pekerjaan persiapan penambangan hanya terjadi pada permulaan saja, setelah
ambrukan berjalan, maka pekerjaan persiapan umumnya sudah berakhir.
b. Keamanan karyawan lebih terjamin, kecuali perawatan pada “draw point”.
c. Dapat berproduksi besar, dan hanya memerlukan sedikit pemboran, peledakan serta
penyanggah, jadi dapat menekan ongkos penambangan.
d. Ventilasi lebih baik, apalagi bila rekahan–rekahan di antara bijihnya yang pecah itu
tidak tertutup oleh partikel–partikel halus, jadi biasa terjadi ventilasi alam.
e. Produksi terpusat pada “draw point” dan draw point terkumpul pada “grizzly level”,
sehingga produksi mudah terkontrol.
Kerugian :
a. Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama pada tahap pertama persiapan
penambangan.
b. Perawatan “draw point” dan saluran–saluran yang dilalui bijih (ore passes) umumnya
sulit dan mahal.
c. Penggotoran sering terjadi terutama menjelang akhir penambangan, sehingga
perolehan tambang rendah.
d. Cara penambangan ini sukar diubah ke sistem penambangan yang lain dan produksi
tidak dapat dihentikan terlalu lama, karena dapat menyebabkan macetnya proses
penurunan.
e. Ukuran “broken ore” tidak dapat dikontrol.

Cara penambangan :
Dimulai dengan membuat suatu “undercat” terhadap suatu blok endapan bijih.
Sebelum undercat diruntuhkan, harus disanggah dulu memakai pillar kemudian pillar ini
di buang, maka blok akan runtuh secara perlahan– lahan. corongan bijih ore chute harus
banyak, agar pengambilan bijih yang pecah (broken ore) dapat merata dan batas antara
bijih dan lapisan penutup teratur, sehingga kemungkinan terjadinya pengotoran (dillution)
karena bercampurnya bijih dengan lapisan penutup dapat dibatasi atau dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai