Anda di halaman 1dari 7

P a g e | 20

Knowledge Management dalam Mewujudkan


Universitas Berbasis Riset

Rengga Vernanda
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIPOL UNTIDAR
Jl. Kapten S. Parman No. 39 Magelang 56116 INDONESIA
rengga.vernanda@yahoo.com

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article history:
Received Berkembangnya bidang teknologi dan komunikasi menuntut
Received in revisied from organisasi untuk selalu berbenah menghadapi tantangan dan
Accepted mempertahankan ke-eksistensian oragnisasi. Salah satu aset yang
terkadang dilupakan oleh organisasi adalah pengetahuan yang dimiliki
Keywords oleh anggota organisasi. Pengetahuan ini dapat menjadi senjata ampuh
Knowledge dalam menghadapi tantangan organisasi apabila organisasi mampu
Tujuan organisasi
mengelolanya. Pengetahuan dari anggota organisasi umumnya
Manajemen
bersifat tacit knowledge sehingga butuh proses untuk mengubahnya
menjadi organizational knowledge sehingga dapat dipahami sebagai
explicit knowledge. Proses tersebut adalah Knowledge Management.
Penerapan Knowledge Management dalam Universitas Tidar akan
sangat membantu dalam pencapaian salah satu tujuan organisasi
yakni sebagai Universitas berbasis Riset.

1. PENDAHULUAN organisasi bisa menjadi senjata ampuh dalam


mengembangkan organisasi dan membuat
Berkembangnya teknologi dan organisasi menjadi inovatif. Informasi dari
informasi dewasa ini membuat organisasi dalam organsasi tersebut bisa diperoleh
selalu berbenah untuk menyesuaikan diri melalui pengetahuan yang dimiliki oleh
dengan lingkungannya. Hal ini berguna untuk anggota dari organisasi.
menjaga eksistensi dari organisasi. Salah satu Pengetahuan memiliki peranan
cara untuk dapat mempertahankan eksistensi penting didalam organisasi yakni Knowledge
dari sebuah organisasi yakni dengan is considered a valuable asset to
berinovasi. Organisasi dapat menjadi inovatif organizations [1]. Pendapat lain juga
apabila mampu untuk memproses informasi menyebutkan mengenai pentingnya
yang ada di lingkungan organisasi, baik di pengetahuan yakni knowledge is the
lingkungan internal maupun lingkungan dominant, and probably the only, source of a
eksternal dari organisasi. company’s competitive advantage [2]. Kedua
Organisasi akan cenderung pengertian ini mengisyaratkan bahwa
memproses informasi yang berasal dari luar organisasi yang pandai dalam mengelola
organisasi dan cenderung mengabaikan pengetahuan baik yang diperoleh dari internal
informasi yang berada di dalam organisasi maupun eksternal organisasi akan memiliki
padahal informasi yang berada di dalam keuntungan atau senjata yang ampuh dalam
Journal of Public Administration and Local Governance, Vol. 1, No. 1, September 2017
Integrasi Riset dan Pembelajaran dalam Studi Administrasi Negara
ISSN: xxxx-xxxx
P a g e | 21

menghadapi tantangan – tantangan yang keputusan yang baik dalam rangka


dihadapi oleh organisasi. mengembangkan kreativitas organisasi.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu
Delphi Group [3] menunjukkan bahwa tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit
pengetahuan atau knowledge dalam organisasi Knowledge didefinisikan sebagai the type of
tersimpan dalam struktur antara lain 42 % knowledge exists within a person’s mind and
dipikiran atau otak anggota organisasi, 26 % can be seen in his actions, but may be difficult
pada dokumen kertas, 20 % pada dokumen to codify [6]. Sedangkan explicit knowledge
elektronik dan 12 % pada knowledge base didefinisikan sebagai the type of knowledge
elektronik. Data ini menggambarkan bahwa that can be turned into explicit information by
sebesar 42% pengetahuan masih berada di codifying it by way of procedures, policies,
otak masing – masing anggota organisasi. rules, etc. [7] . Berdasarkan dua pengertian
Melihat data ini, organisasi seharusnya bisa mengenai dua tipe pengetahuan ini maka
memberikan ruang dan fasilitas bagi dapat disimpulkan bahwa tacit knowledge
pengetahuan yang masih berada di dalam otak merupakan informasi yang masih ada didalam
anggota organisasi untuk dapat di proses dan otak individu dan sangat sulit untuk diartikan
menjadi senjata ampuh dalam oleh orang lain atau bahkan orang yang
mengembangkan organisasi dan membuat memiliki tacit knowledge teresbut sulit untuk
organisasi menjadi inovatif. Salah satu mengutarakannya sedangkan explicit
metode yang bisa digunakan untuk mengelola knowledge merupakan pengetahuan yang
informasi yang berasal dari dalam organisasi sudah di artikan atau sudah dikemas menjadi
adalah Knowledge Management. informasi yang mudah di pahami oleh orang
lain.
2. KONSEP KNOWLEDGE MANAGEMENT Sebagai salah satu aset berharga
organisasi, pengetahuan harus dapat dikelola
Banyak sekali definisi dari dan dimanfaatkan organisasi agar dapat
pengetahuan sehingga tidak ada definisi meningkatkan kinerja organisasi dan sebagai
tunggal dari istilah pengetahuan. Pengetahuan modal organisasi menyelesaikan tantangan –
didefinisikan sebagai justified personal belief tantangannya. Akan tetapi, pengetahuan yang
[4]. Secara lebih luas, pengetahuan ada di dalam organisasi sebagain besar berupa
(knowledge) didefinisikan sebagai actionable tacit knowledge sehingga perlu adanya upaya
information that allows us to make better untuk mengubahnya menjadi organizational
decisions and provide an effective input to knowledge dan explicit knowledge sehingga
dialogue and creativity in organization. This dapat dijadikan kreasi (knowledge creation)
occurs by providing information at the right dalam upaya menciptakan inovasi.
place, at the right time and in the right
appropriate format [5]. Berdasarkan
pengertian ini dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan sebuah informasi
yang terstruktur yang disusun berdasarkan
pengalaman – pengalaman individu dan
memberikan kemudahan dalam mengambil

Journal of Public Administration and Local Governance, Vol. 1, No. 1, September 2017
Integrasi Riset dan Pembelajaran dalam Studi Administrasi Negara
ISSN: xxxx-xxxx
P a g e | 22

telah disampaikan diatas maka dapat


disimpulkan bawah knowledge management
adalah sebuah proses mengelola dan
menyampaikan pengetahuan yang ada
didalam organisasi dan menggunakannya
untuk pencapaian tujuan organisasi.
Sebagai sebuah proses, knowledge
management memiliki alur dalam mengelola
pengetahuan yang susah diterjemahkan (tacit
knowledge) menjadi organizational
Gambar 1. Alur informasi dalam Knowledge knowledge hingga mudah di interpretasikan
Management [6] (explicit knowledge) dan di gunakan sebagai
kreatifitas atau inovasi bagi organisasi.
Organizational knowledge sendiri
didefinisikan sebagai the collection of
knowledge which exists in the organization
that has been derived from current and past
employees [6]. Proses untuk merubah tacit
knowledge menjadi organizational knowledge
sehingga dapat di pahami oleh semua anggota
organisasi (explicit knowledge) dan menjadi
ide kreatif bagi organisasi (knowledge
creation) yakni dengan menggunakan metode
knowledge management.
Knowledge management didefinisikan
sebagai the planning, organizing, motivating,
and controlling of people, processes and Gambar 2. Knowledge Management Proses [4]
systems in the organization to ensure that its
knowledge-related assets are improved and Rintangan utama dalam proses
effectively employed [4]. Knowledge knowledge management ini adalah
management juga didefinisikan sebagai a memproses tacit knowledge menjadi
systematic and integrative process of organitational knowledge. Seperti yang
coordinating the organisation-wide activities tertuang dalam referensi [10] bahwa tacit
to retrieve, use, share, create and store knowledge exists in a person’s mind, but may
knowledge, actionable information and be difficult to articulate. Sehingga dalam
expertise of individuals and groups in pursuit merubah tacit knowledge menjadi
of organisational goals [8]. Definisi organizational knowledge dan explicit
knowledge management selanjutnya adalah a knowledge tidak hanya dibutuhkan peran
set of processes, principles and techniques seorang manajer melainkan peran aktif
leading to the creation, organization, anggota organisasi untuk mengripretasikan
distribution, use and exploitation of the tacit knowledge nya menjadi pengentahuan
enterprise’s knowledge [9]. Berdasarkan yang mudah dipahami dan menjadi aset dari
definisi dari knowledge management yang organisasi. Berjalannya proses knowledge

Journal of Public Administration and Local Governance, Vol. 1, No. 1, September 2017
Integrasi Riset dan Pembelajaran dalam Studi Administrasi Negara
ISSN: xxxx-xxxx
P a g e | 23

management ini diharapkan dapat dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi
memunculkan pengetahuan dan inovasi baru pengetahuan [12].
bagi organisasi sehingga organisasi dapat Penerapan pembelajaran berbasis riset
mempertahankan eksistensinya menghadapi di Untidar tentu saja akan memperkaya
lingkungan yang semakin kompleks. pengetahuan anggota organisasi khususnya
dosen dan mahasiswa. Namun pengetahuan
3. KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM itu akan tetap menjadi tacit knowledge
MEWUJUDKAN UNIVERSITAS manakala tidak ada upaya dari organisasi
BERBASIS RISET untuk mengelola pengetahuan tersebut
menjadi organizational knowledge sehingga
Sebagai universitas yang sedang menjadi aset bagi pengembangan organisasi.
berkembang, Universitas Tidar (Untidar) Seperti yang sudah di bahas sebelumnya
langsung mematok target tinggi untuk dapat bahwa rintangan organisasi dalam
mempertahankan eksistensi dan menerapkan knowledge management adalah
mengembangkan organisasinya. Target sulitnya merubah tacit knowledge menjadi
tersebut tertuang di dalam visi dan misi organizational knowledge. Harus ada upaya
Untidar yakni menjadi Universitas berbasis aktif dan partisipatif baik dari organisasi
riset. Dalam upaya pencapaian tujuannya maupun anggota organisasi.
tersebut Untidar menerapkan pembelajaran Berkaitan dengan hal tersebut
berbasis riset (research-based learning). dirumuskan model implementasi knowledge
Pembelajaran berbasis riset seperti management dalam merubah tacit knowledge
yang di utarakan pada referensi [11] menjadi organizational knowledge dengan
merupakan a multi-faceted concept referring memasukan faktor – faktor penentu
to a variety of learning and teaching keberhasilan dari knowledge management.
strategies that link research and teaching. Faktor – faktor tersebut berasal dari
Good practice in research-based learning karakteristik organisasi (organizational
may include: characteristics) dan inisiatif karakteristik
a. Research outcomes informing (initiative characteristics) [6].
the curriculum
b. Research-process based
methods of teaching and
learning
c. Learning to use the tools of
research
d. Developing an inclusive
research context
Sedangkan tujuan dari Pembelajaran
Berbasis Riset adalah untuk menciptakan
proses pembelajaran yang mengarah pada Gambar 3. Model Implementasi Knowledge
aktifitas analisis, sintesis, dan evaluasi serta Management dari Tacit Knowledge menjadi
Organizational Knowledge [6]
meningkatkan kemampuan peserta didik dan

Journal of Public Administration and Local Governance, Vol. 1, No. 1, September 2017
Integrasi Riset dan Pembelajaran dalam Studi Administrasi Negara
ISSN: xxxx-xxxx
P a g e | 24

Dalam mendukung proses anggotanya. Referensi [13] menjelaskan


pembelajaran berbasis riset guna mewujudkan bahwa the whole premise of moving from tacit
visi Untidar menjadi universitas berbasis riset knowledge to organizational knowledge is the
maka akan semakin banyak juga pengetahuan sharing of knowledge. If an organization has
yang ada di dalam anggota organisasi. not set that as the culture, it will have
Bertambah banyaknya pengetahuan ini difficulty in implementing this move.
dikarenakan hasil riset dari anggota organisasi Communication can create, maintain and
khususnya dosen dan mahasiswa. change culture. Berdasarkan pendapat ini
Pengetahuan ini bisa menjadi tacit knowledge maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses
saja apabila budaya organisasi tidak transfer pengetahuan dari tacit knowledge ke
mendukung adanya inovasi. Oleh karena itu, organizational knowledge membutuhkan
untuk memanfaatkan tacit knowledge menjadi peran dari anggota organisasi. Organisasi
organizational knowledge yang nantinya akan harus dapat mengutarakan apa nilai dan
menjadi aset penting organisasi maka pengetahuan yang dibutuhkan sehingga
organisasi harus menjadikan budaya mendorong anggota organisasi untuk dapat
organisasinya berbasis inovasi. Organisasi berpartisipasi dalam transfer pengetahuan.
yang mempunyai budaya berbasis inovasi Dukungan dari Top Management
akan lebih mudah menerima pengetahuan dalam hal ini rektor, akan memudahkan
yang telah di interpretasikan dari tacit jalannya transfer pengetahuan. Selain itu,
knowledge menjadi organizational Pimpinan juga harus mendapat kepercayaan
knowledge sehingga pengetahuan tersebut dari anggota organisasi demi kelancaran
akan menjadi inovasi bagi organisasi. proses transfer pengetahuan. Referensi [14]
Referensi [6] menjelaskan this can memperkuat pendapat ini dengan memberikan
increase an employee’s willingness to help the pendapatnya bahwa the manager needs to be
organization gain access to his tacit one that is trusted and respected by the
knowledge. If the employees have the mind set employees. If not, it may create or enhance the
that by sharing their knowledge they can help cynicism in the organization. Apabila
others, the move from tacit knowledge to pimpinan tidak mendapatkan kepercayaan
organizational knowledge will be much dari anggota organisasi, maka anggota
smoother. In addition, employees may be organisasi tidak akan memberikan tacit
more willing to continue helping the knowledge mereka untuk di transfer menjadi
organization in correcting possible errors and organizational knowledge. Mereka akan
false truths after the knowledge has been mengira bahwa pimpinan hanya butuh
obtained and codified. Lebih lanjut dijelaskan pengetahuannya saja tetapi tetap tidak
bahwa budaya inovasi juga akan membutuhkan anggota organisasi.
memudahkan anggota organisasi untuk Dalam proses transfer tacit knowledge
mengerti dan menyetujui nilai – nilai dari tacit menjadi organizational knowledge dalam
knowledge yang mereka miliki untuk di proses knowledge management maka
transfer ke organisasi [6]. dibutuhkan staf khusus ddidalamnya. Staf
Selain membuat budaya organisasi khusus ini dibutuhkan untuk menemukan dan
berbasis inovasi, organisasi juga perlu mendeskripsikan nilai – nilai atau knowledge
mengembangkan budaya kolaborasi dengan explicit yang akan di dapat dalam proses

Journal of Public Administration and Local Governance, Vol. 1, No. 1, September 2017
Integrasi Riset dan Pembelajaran dalam Studi Administrasi Negara
ISSN: xxxx-xxxx
P a g e | 25

knowledge management sebelum proses riset. Penerapan knowledge management ini


transfer implementasi terjadi [15]. Hal ini juga diharapkan dapat memacu semangat
akan memudahkan bagi pimpinan untuk anggota organisasi dalam hal ini dosen dan
mendukung nilai – nilai yang diperoleh mahasiswa untuk terus mengembangkan ilmu
sebelum proses implementasi terjadi. pengetahuan melalui proses pembelajaran
Pemberian insentif sangat penting bagi berbasis riset. Hal ini sesuai dengan semangat
anggota organisasi yang berpartisipasi dalam yang digadang-gadang oleh Universitas Tidar
knowledge management. Pemberian insentif yakni era berkarya cipta.
ini juga akan menjadi motivasi anggota
organisasi dalam mnegembangkan 4. DAFTAR PUSTAKA
pengetahuannya dan mentransferkan
pengetahuan yang dimilikinya kedalam [1] Plessis, M.D. 2005. Drivers of knowledge
organisasi. Namun tidak harus semua management in the corporate environment.
pengetahuan dapat dimasukan kedalam International Journal of Information
organisasi. Perlu adanya sertifikasi yang Management 25: 193–202.
[2] Srivastava, R.K. 2001. The resource-based
dilakukan oleh pimpinan organisasi untuk view and marketing: The role of market-
memilah dan memilih mana pengetahuan based assets in gaining competitive
yang memang dibutuhkan oleh organisasi dan advantage. Journal of Management 27:
mana pengetahuan “palsu”. 777–802.
[3] Setiarso, Bambang,dkk. 2009. Penerapan
Komunikasi mempunya peran penting Knowledge Management pada Organisasi.
dalam keberhasilan proses transfer tacit Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 8
knowledge menjadi organizational [4] King, William R. 2009. Knowledge
knowledge. Komunikasi dapat mengurangi Management and Organizational Learning.
New York : Springer
ketidakpastian yang terjadi selama proses [5] Tiwana dalam Jashapara, Ashok. 2011.
transfer pengetahuan. Anggota organisasi Knowledge Management an Integrated
perlu memahami mengenai peran mereka Approach (2nd edition). England: Pearson
setelah proses transfer pengetahuan terjadi. Education
[6] Jones dan Leonard dalam King, William R.
Keberhasilan transfer pengetahuan dari tacit 2009. Knowledge Management and
knowledge menjadi organizational knowledge Organizational Learning. New York :
tergantung dari partisipasi anggota organisasi. Springer
Para anggota organisasi mungkin akan kurang [7] Stenmark, D. 2001. Leveraging tacit
organizational knowledge. Journal of
berpartisipasi apabila mereka merasa setelah Management Information Systems 17: 9.
pengetahuan mereka di transfer, mereka tidak [8] Rastogi, P. N. 2000. Knowledge
lagi diperlukan bagi organisasi. Dengan management and intellectual capital—The
new virtuous reality of competitiveness.
demikian komunikasi mempunya peranan
Human Systems Management, 19(1), 39–
penting dalam mengurangi ketidakpastian ini. 48
Impelementasi knowledge [9] Lopez-Nicolas C., Merono-Cerdan a.l.,
management dalam organisasi ini diharapkan “Strategic knowledge management,
innovation and performance”, International
dapat membantu organisasi khususnya
Journal of Information Management, vol.
Untidar untuk dapat mengembangkan diri dan 31, pp. 502–509, 2011.
mencapai tujuan dari organisasi yang salah [10] Polanyi, M. 1966. The Tacit Dimension .
satunya yakni menjadi organisasi berbasis Garden City, NY: Doubleday.

Journal of Public Administration and Local Governance, Vol. 1, No. 1, September 2017
Integrasi Riset dan Pembelajaran dalam Studi Administrasi Negara
ISSN: xxxx-xxxx
P a g e | 26

[11] Blackmore, P. and Fraser, M. (2007).


Researching and teaching. UK: McGraw
Hill International.
[12] Universitas Gajah Mada. 2010. Pedoman
Umum Pembelajara Berbasis Riset
(PUPBR). Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
[13] Johnson, D.J. 1993. Organizational
Communication Structure. Norwood, NJ:
Ablex Publishing Corporation.
[14] Reichers, A.E., J.P. Wanous, and J.T.
Austin. 1997. Understanding and
managing cynicism about organizational
change. Academy of Management
Executive 11: 48.
[15] Wong, K.Y. 2005. Critical success factors
for implementing knowledge management
in small and medium enterprises. Industrial
Management & Data Systems 105: 261–
279.

Journal of Public Administration and Local Governance, Vol. 1, No. 1, September 2017
Integrasi Riset dan Pembelajaran dalam Studi Administrasi Negara
ISSN: xxxx-xxxx

Anda mungkin juga menyukai