Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

TUBERCULOSIS (TBC)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji hanya bagi Allah yang telah memberikan rahmat
serta petunjuknya-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal “Laporan
Kegiatan Promosi Kesehatan” ini. Proposal Laporan kegiatan ini disusun dengan
maksud untuk mempermudah masyarakat pada umumnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini.
Kami menyadari bahwa proses penyusunan proposal laporan kegiatan ini
tidaklah mudah sehingga memungkinkan adanya banyak kekurangan dan kesalahan
dalam teknik penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat
harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna penyempurnaan proposal
yang selanjutnya.
Semoga proposal laporan kegiatan promosi kesehatan ini dapat bermanfaat.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Samarinda, 25 maret 2019

Penyusun

Tim TB DOTS
LAPORAN KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN TUBERCULOSIS
(TBC)

Oleh :
TIM TB DOTS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ATMA HUSADA MAHAKAM
SAMARINDA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat menurut WHO merupakan suatu keadaan sempurna baik fisik, mental,
sosial dan spiritual serta tidak hanya bebas dari penyakit ataupun kelemahan. Kesehatan
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu
kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas kita sehari-hari. Bila keadaan
kita tidak baik (sakit) maka itu akan mempengaruhi produktifitas kita juga. Melihat
pentingnya hidup sehat tersebut, maka sudah semestinya kita menjaga perilaku kita dan
sadar akan pentingnya hidup sehat agar terhindar dari serangan penyakit. Akan tetapi,
pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya hidup
sehat tersebut, sehingga mereka kurang memperhatikan masalah kebersihan lingkungan
sekitar tempat tinggal mereka dan mengakibatkan rentannya terserang oleh suatu
penyakit, baik yang sifatnya tidak menular bahkan sampai penyakit menular seperti
TBC, dan lain-lain.
Di Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi masalah yang serius dan sulit
dihindarkan oleh karena kurangnya kesadaran diri dari penduduknya. Salah satu
masalah kesehatan yang saat ini marak dibicarakan di semua kalangan bahkan di
seluruh penjuru dunia adalah masalah penyakit menular yang merupakan ancaman bagi
kehidupan. Salah satunya adalah penyakit Tuberculosis (TBC). Penyakit Tuberculosis
(TBC) merupakan penyebab kematian terbanyak dibanding dengan penyakit infeksi
lain. Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian peringkat ketiga setelah
penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta menjadi peringkat pertama dari
golongan penyakit infeksi. Setiap tahunnya, WHO memperkirakan terjadi 583.000
kasus TBC baru di Indonesia dan kematian karena TBC sekitar 140.000 orang (Depkes,
2008). TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah penderita TBC BTA (Basil
Tahan Asam) positif pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke

1-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
udara dalam bentuk droplet. Orang dapat terinfeksi kalau droplet terhirup ke dalam
saluran pernafasan (Depkes, 2008).
Adanya fenomena insidensi dan prevalensi kasus TBC di seluruh dunia, yang
dikenal sebagai fenomena TBC global, telah mendorong Badan Kesehatan Dunia
(WHO) mendeklarasikan global health emergency pada bulan maret 1993, untuk
menyadarkan dunia bahwa kita sedang menghadapi ancaman serius penyakit TBC. Pada
bulan September 2000, diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang di ikuti oleh 189 negara anggota. Konferensi
itu menyepakati untuk mengadopsi tujuan Pembangunan Milenium atau Milenium
Development Goals (MDGs). MDGs memiliki 8 tujuan yang ingin dicapai sampai
dengan tahun 2015, salah satunya adalah memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
menular lain seperti TBC dan lain-lain.
Dengan adanya MDGs ini, diharapkan dapat membantu mengurangi masalah
yang ada khususnya mengenai insidensi dan prevalensi penyakit TBC, seperti yang
telah tercantum dalam tujuan dari pembangunan MDGs itu sendiri. Jelaslah bagi kita
bahwa penurunan insidensi dan prevalensi penyakit TBC menjadi salah satu tujuan
MDGs yang mesti kita perjuangkan bersama-sama, karena tercapainya satu tujuan akan
mendekatkan pada pencapaian tujuan yang lainnya. Sebagai tenaga kesehatan, tentunya
kita juga memiliki tanggung jawab sendiri untuk mencapai tujuan MDGs tersebut
khususnya dalam kasus pencegahan insidensi penyakit TBC. Oleh karena itu,
menyadarkan masyarakat akan pentingnya hidup sehat merupakan pokok utama yang
harus dilakukan sebagai upaya pencegahan dini terhadap penularan penyakit TBC ini.
Berdasarkan hal tersebut di atas, kami tim TB DOTS RSJD Atma Husada
Mahakam Samarinda berinisiatif untuk mengadakan Penyuluhan Kesehatan tentang
Penyakit TBC yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat
khususnya keluarga-keluarga pengidap TBC tentang cara penularan serta pencegahan
penyakit tersebut. Selain itu, setelah melakukan penyuluhan kesehatan ini, diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC dan pencegahannya
sehingga masyarakat sadar dan dapat mengubah paradigma tentang pentingnya pola
hidup sehat, khususnya dalam mencegah terjadinya penularan penyakit TBC secara luas

2-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
yang pada akhirnya dapat menurunkan insidensi dan prevalensi kasus TBC di
Kalimantan Timur khususnya dan dunia pada umumnya.

B. Tujuan
1. Jangka Panjang
Membantu menurunkan terjadinya penularan TBC, sehingga dapat menurunkan
insidensi dan prevalensi kasus TBC.
2. Jangka Pendek
Untuk memberikan pengetahuan tentang TB Paru dan pencegahan pada
keluarga-keluarga dengan TB Paru.

C. Manfaat
1. Manfaat Umum
Masyarakat memahami makna promosi kesehatan beserta beserta
perkembangannya.
2. Manfaat khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan
pencarian pengobatan TBC.
b. Meningkatkan aksi nyata berbagai komponen masyarakat dalam pengendalian TBC.
c. Meningkatkan penyebarluasan informasi tentang TB secara terkoor-dinasi dan
berkesinambungan

3-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
BAB II
METODE PELAKSANAAN

A. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan metode dua arah yaitu penyampaian teori dan
pembagian leaflet TBC yang diikuti kegiatan tanya jawab. Penyampaian materi akan
dilakukan oleh Tim DOTS TB RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda dan
didampingi oleh Tim Promkes RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda. Dengan
memberikan materi yang mudah di mengerti dan menggunakan bahasa yang mudah
dicerna oleh sasaran. Kami menggunakan motode pendekatan dengan sasaran agar lebih
dapat mengetahui masalah apa yang ada pada sasaran dan sasaran lebih nyaman pada
saat kami memberikan penyuluhan. Leaflet TBC yang kami buat dengan kata-kata yang
mudah dimengerti dan mudah dibaca oleh sasaran dan kamipun menyertai gambar agar
sasaran lebih dapaat memahami tentang TBC tersebut.

B. Rencana Waktu dan Tempat Pelaksanaaan


Hari/Tanggal : Senin, 25 Maret 2019
Waktu : Jam 09.00 wita
Tempat : Ruang Tunggu Poliklinik RSJD Atma Husada Mahakam
Peserta : Keluarga Pasien Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

4-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TBC

Bidang studi : Keperawatan Komunitas


Topik : TBC
Sub Topik : Penanganan TBC
Sasaran : Pasien TBC dan keluarga.
Hari/Tanggal : Senin, 25 Maret 2019
Jam : 09.00 wib
Waktu : 45 menit
Tempat : (Ruang Tunggu Poliklinik RSJD ATMA HUSADA
MAHAKAM)
A. Latar belakang masalah
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum
bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia
setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia
adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah
Cina dan India. Tuberculosis (TBC) ini merupakan penyakit yang dapat menular dan
sangat menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, tidak ada satu Negara pun yang bebas
dari penyakit ini. Angka kematian dan kesakitan akibat Mycobacterium Tuberculosis ini
sangat tinggi.
Hingga kini, prevalensi pengidap TBC di Indonesia saat ini diperkirakan sudah
mencapai 289 per 100.000 penduduk dan insidensi telah mencapai angka 189 per
100.000 penduduk sudah terancam meninggal dunia seperti yang telah diutarakan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesiayang menghimpun angka tersebut sejak tahun 2011 yang
lalu mengenai Tuberculosis (TBC) di Indonesia. Namun, pada tahun 2011 ini angka
penyembuhan penyakit TBC tersebut suda sesuai dengan harapan yaitu sebesar 90,3
persen pasien telah sembuh.
Mengingat masalah tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit TBC ini
merupakan penyumbang kematian terbesar di dunia khususnya di Indonesia. Oleh
karena itu, hal ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak khususnya pemerintah
5-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
kesehatan Republik Indonesia untuk mencegah penularan lebih lanjut yang dapat
mengakibatkan dampak yang lebih buruk lagi bagi masyarak, sehingga sangat perlu
dilakukan pencegahan dini terhadap penyakit TBC tersebut. Dalam rangka menurunkan
angka penularan penyakit TBC ini, kami berinisiatif untuk melakukan sebuah kegiatan
“Promosi Kesehatan tentan Penyakit TBC” yang diharapkan dapat mengubah
paradigma masyarakat dalam mencegah terjadinya TBC, sehingga dapat menurunkan
angka penderita penyakit TBC tersebut.

B. Tujuan Instruksional Umum (Tiu)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat
menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit TBC sehingga dapat menjaga
kesehatan dan lingkungan sekitar.

C. Tujuan Instruksional Khusus (Tik)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga pasien dapat
menjelaskan kembali :
1. Pengertian TBC
2. Proses penularan TBC
3. Gejala – gejala TBC
4. Pencegahan TBC
5. Pengobatan TBC

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa
1. Ceramah, dan
2. Tanya Jawab
3. evaluasi
F. Rencana Proses Pelaksanaan
6-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Pembukaan :
 Memberi Salam  Menjawab Salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
Pembelajaran Memperhatikan
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2 30 Menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi  Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan teratur
Materi :
1. Pengertian TBC  Menyimak dan
2. Gejala – gejala TBC memperhatikan
3. Proses penularan TBC
4. Pencegahan TBC
5. Pengobatan TBC
3 5 Menit Evaluasi :
 Meminta sasaran menjelaskan  Bertanya dan
atau menyebutkan kembali : menjawab pertanyaan
1. Pengertian TBC
2. Gejala – gejala TBC
3. Cara pencegahan TBC
 Memberikan pujian atas
keberhasilan sasaran menjawab
pertanyaan
4 5 Menit Penutup :
 Mengucapkan terimakasih dan  Menjawab salam
mengucapkan salam

G. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Leaflet
H. Metode Evaluasi
1. Metode Evaluasi : Tanya jawab
2. Jenis Evaluasi : Lisan dan Tulisan

I. Kriteria Evaluasi

7-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam
penyuluhan yaitu :
 Materi SAP
 Leaflet
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk Madding dan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap
mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.
c. Persiapan Peserta
Penyuluhan mengenai TBC diberikan kepada seluruh keluarga Tn. “A” yang telah
diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan.

2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan selama kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat mampu menjelaskan dan memahami pengertian TBC.
b. Masyarakat mahami dan mengetahui bagaimana gejala – gejala yang ditimbulkan dari
penyakit TBC
c. Masyarakat mengetahui dan memahami bagaimana proses penularan TBC.
d. Masyarakat mengetahui dan memahami cara pencegahan penyakit TBC
e. Masyarakat mengetahui pengobatan yang tepat dan benar terhadap penyakit TBC.

C. Materi

8-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
1. Pengertian TBC
2. Proses penularan TBC
3. Gejala – gejala TBC
4. Cara Pencegahan TBC
5. Pengobatan TBC

Samarinda, 25 maret 2019

TIM TB
DOTS

MATERI
TUBERKULOSIS (TBC)

A. Pengertian TBC/Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di
seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah
kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit
(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah
penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.

9-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan
bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan
pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO
Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita
Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-
kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan
menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit
muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali
satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan,
sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC .

B. Proses Penularan TBC


Sumber penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC.
TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan
dahaknya yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh
orang lain.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC
dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ
tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

C. Gejala – gejala TBC


10-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
1. Gejala sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
keluar cairan nanah.
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru

11-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.

D. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit TBC


1. Tahap Pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan
dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar
kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi :
1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah
dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai
proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan.
2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan
tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak.
3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan
diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.

b. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus
TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.
Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan
tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang
paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol
12-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat
mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi
lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan
ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan
menghindari tekanan psikis.

c. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis,
rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian
rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan
kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial
dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.

2. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap
lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita
harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan
sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan
kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir
pengobatan dan pada akhir pengobatan.

3. Mendiagnosa TBC
Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang dipastikan
menderita TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.
Dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu:
a. Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut
dahak Sewaktu pertama (S).
b. Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa
dan diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).
13-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com
c. Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut
dahak Sewaktu kedua (S).

4. Tempat pengobatan penderita TBC


Puskesmas, Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4), Rumah Sakit, klinik
dan dokter praktek swasta. Di Puskesmas, penderita bisa mendapatkan pengobatan TBC
secara cuma-cuma (GRATIS).
5. Mengetahui kemajuan pengobatan
Keluhan berkurang atau hilang, berat badan bertambah, nafsu makan meningkat.
Pemeriksaan dahak pada akhir tahap awal juga menunjukkan hasil negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI http://www.beritaiptek.com/

http://www.keepkidshealthy.com/welcome/infectionsguide/tuberculosis.html

http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update.tbcindonesia.or.id/index.php

www.tbcindonesia.or.id

14-14
Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035
Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id //email : rsjdahm@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai