Anda di halaman 1dari 14

MATERI AJAR

A. Pengertian Gen
Gen pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan
Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang
dinamakan gen terdapat dalam lokus, di dalam kromosom. Menurut W. Johansen, gen
merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung substansi hereditas,
terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari protein dan asam nukleat (DNA dan RNA),
berukuran antara 4 – 8 m (mikron).

Sifat-Sifat Gen

Gen mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

a. Mengandung informasi genetik.


b. Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
c. Pada waktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat mengadakan duplikasi.
d. Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen.
e. Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom.

Fungsi Gen

Fungsi dari gen antara lain, yaitu:

a. Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya.


b. Sebagai penentu sifat yang diturunkan.
c. Mengatur perkembangan dan metabolisme.

Simbol-Simbol Gen
a. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya dinyatakan
dalam huruf besar, misalnya A.
b. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)

1|GENETIKA MENDEL
sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya.
c. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A)
dan sel telur (a).
d. Gen homozigot, dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari
sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA.
e. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan
dua sel kelamin. Misalnya aa. 2
f. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk
serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
g. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, seperti
tinggi, rendah, warna, dan bentuk.
h. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa, dan aa.
i. Intermedier, sifat diantara kedua tanaman induk.
j. Parental (P), induk (orang tua )
k. Alel, anggota dari sepasang gen, yang biasanya member pengaruh berlawanan.

Penurunan Sifat (Hereditas)

Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia, merupakan salah satu
peneliti populer yang berperan penting dalam masalah penurunan sifat atau hereditas. Pada tahun
1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan
biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan
dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan
II. Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan
mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk
membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses
pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan
hukum segregasi.

Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda,
misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti
berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan

2|GENETIKA MENDEL
gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama,
yaitu 9 : 3 : 3 : 1.

Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya


hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya.
Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 1 : 2 : 1
merupakan bukti berlakunya hukum Mendel I yang dikenal dengan nama Hukum Pemisahan
Gen yang Sealel (The Law of Segregation of Allelic Genes). Sedangkan persilangan dihibrid
yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti
berlakunya Hukum Mendel II yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The
Law Independent Assortment of Genes). Dengan mengikuti secara saksama hasil percobaan
Mendel, baik pada persilangan monohibrid maupun dihibrid maka secara sederhana dapat kita
simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui
gamet.

Persilangan monohibrida merupakan persilangan sederhana yang hanya memperhatikan


satu sifat atau tanda beda, Sedangkan persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu
dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu
bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan
menghasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. kenyataannya, seringkali
terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa
hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya.

B. Mendelisme

Mendelisme adalah persilangan antara dua individu, baik yang sejenis maupun yang
berlainan jenis. Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaannya, alasannya karena
tanaman ini memiliki beberapa pasang sifat yang sangat mencolok perbedaannya, misalnya
warna bunganya mudah sekali untuk dibedakan antara yang ungu dan yang putih. Selain itu
kacang ercis merupakan tanaman yang dapat melakukan penyerbukan sendiri, dan dengan
bantuan manusia, dapat juga menyerbuk silang. Hal ini disebabkan oleh adanya bunga sempurna,
yaitu bunga yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina. Pertimbangan lainnya adalah

3|GENETIKA MENDEL
bahwa kacang ercis memiliki daur hidup yang relatif pendek, serta mudah untuk ditumbuhkan
dan dipelihara. Mendel juga beruntung, karena secara kebetulan kacang ercis yang digunakannya
merupakan tanaman diploid (mempunyai dua perangkat kromosom). Seandainya Mendel
menggunakan organisme poliploid, maka ia tidak akan memperoleh hasil persilangan yang
sederhana dan mudah untuk dianalisis.

Pewarisan sifat dapat ditentukan oleh Kromosom dan Gen. Kromosom adalah struktur
benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat. keturunan (Hereditas). Sedangkan
gen adalah unit terkecil yang terletak pada bagian kromosom yang disebut Lokus. Fungsi Gen
adalah menyampaikan informasi genetik pada keturunannya dan mengendalikan perkembangan
dan metabolisme sel.

Terdapat beberapa teori yang membahas tentang Pewarisan sifat-sifat keturunan yaitu:

1. Teori Embrio
2. Teori Preformasi
3. Teori Epigenesis
4. Teori Pengenesis
5. Teori Plasma

Berdasarkan berbagai teori di atas, belum ada yang menjelaskan tentang hukum yang
mengatur penurunan sifat. Hingga muncullah seorang Biarawan dari Austria yang bernama
Gregor Mandel (1822-1844) dengan berbagai percobaannya tentang persilangan berbagai jenis
tumbuhan. Mendel melakukan penyilangan terhadap Kacang Ercis (Pisum Sativum) yang
mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Memiliki pasangan-pasangan sifat yang kontras


2. Dapat melakukan Autogami atau perkawinan sendiri
3. Mudah disilangkan
4. Mempunyai keturunan yang banyak
5. Mempunyai daur hidup yang pendek

Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan


sendiri antara dua variates Ercis berbunga ungu dengan Ercis berbunga putih sebagai induk-

4|GENETIKA MENDEL
induknya. Turunan hasil persilangan ini disebut Hibrid. Sedangkan proses perkawinan silang
sendiri disebut Hibridisasi.

Dalam percobaan awalnya, Mendel menyilangkan galur murni Kacang Ercis untuk satu
sifat beda yang berlawanan. Galur murni dari tanaman induk disebut sebagai generasi P
(Parental), sedangkan turunan pertama dari hasil penyilangan disebut generasi F1 (filial), dan
generasi kedua dari hasil penyerbukan sendiri disebut generasi F2.

Hasil persilangan satu sifat beda tersebut pada generasi pertamanya tidak menunjukkan
campuran dari sifat induk, tetapi menunjukkan sifat dari salah satu induknya. Sementara pada
generasi berikutnya sifat yang muncul pada generasi pertama akan muncul ¾ bagian, sedangkan
sifat induk yang tidak muncul pada generasi pertamanya akan muncul pada generasi kedua
sebesar ¼ bagian sehingga rasionya 3:1.

Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa HIpotesis, yaitu :

a. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan, satu dari
induk jantan dan satu dari induk betina.
b. Setiap pasang faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya. Misalnya
tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternatif ini
disebut alel.
c. Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominasi
akan menutup faktor resesif.
d. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah
secara bebas.
e. Individu murni memiliki alel sama, yaitu dominin saja atau resesif saja.

Dari hasil Hipotesis diatas. Mendel membuat hukum yang terkenal dengan Hukum
Mendel I (Hukum Segregasi), yaitu bahwa “Alel-alel akan berpisah secara bebas
dari diploid menjadi haploid pada saat pembentukan gamet”.

Dan Hukum Mandel II (Hukum kebebasan untuk memilih/pengelompokan secara bebas),


yaitu bahwa “Dalam suatu perkawinan/persilangan yang menyangkut dua atau lebih pasangan

5|GENETIKA MENDEL
sifat berbeda maka pewarisan dari masing-masing pasangan faktor sifat-sifat tersebut
adalah bebas sendiri”.

Alel dominan disimbolkan dengan huruf kapital, sedangkan alel resesif disimbolkan
dengan huruf kecil. Organisme yang memiliki pasangan alel identik disebut homozigot,
sedangkan jika organisme mempunyai alel yang berbeda disebut heterozigot. Alel homozigot
dapat berupa homozigot dominan ataupun resesif. Susunan genetik dari suatu sifat yang
dikandung oleh suatu organisme disebut genotip, sedangkan suatu sifat yang di ekspresikan oleh
suatu oragnisme (bentuk luar suatu organisme) disebut fenotip.

Hukum Pewarisan Mendel

Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2)
menurut Mendel. Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya “Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman”. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.

Hukum Mendel I

6|GENETIKA MENDEL
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: “Pada
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak”.
Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda). Secara
garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya.
Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar), dan alel dominan (nampak
dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina
c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu
terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak selalu
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

Hukum Asortasi Bebas (Hukum Mendel II)

7|GENETIKA MENDEL
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau
lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan
sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi.
Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g.

Tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi. Seperti
nampak pada Gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe
berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).
Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan
dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR).
Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada
keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan
tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet
ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3
dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR ,
(berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara
fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1. Kalau contoh pada Gambar
1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2
menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit.
Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari
indukinduk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.

Pada Gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan
panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan
genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk
betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan
membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1
ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya
nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat
F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika 6 genotipenya SS
atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya
BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb).

8|GENETIKA MENDEL
Perbandingan hasil warna coklat : putih adalah 12 : 4, sedang perbandingan hasil bentuk
buntut pendek : panjang adalah 12 : 4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB : SSBb :
SsBB : SsBb : SSbb : Ssbb : ssBB : ssBb : ssbb adalah 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1.

Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu dengan hanya fokus pada
sebuah sifat yang berbeda dari sebuah karakter pada tanaman sejenis. Persilangan ini sering
dikenal dengan persilangan satu sifat beda.

Konsep Kenampakan karakter sebuah individu dipengaruhi oleh susunan basa nitogen di
dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat segmen-segmen DNA yang berisi informasi ang
akan diwariskan kepada keturunannya, segmen DNA dalam kromosom ini disebut dengan gen.
Jadi gen adalah sesuatu yang mempengaruhi kenampakan sebuah karakter.

Kenampakan karakter sebuah individu dipengaruhi oleh susunan basa nitogen di dalam
kromosom. Di dalam kromosom terdapat segmen-segmen DNA yang berisi informasi yang akan
diwariskan kepada keturunannya, segmen DNA dalam kromosom ini disebut dengan gen. Jadi
gen adalah sesuatu yang mempengaruhi kenampakan sebuah karakter.

Konsep mengenai Kromosom selalu berpasangan, kromosom pasangannya disebut dengan


kromosom homolog. oleh karena itu keberadaan gen yang mempengaruhi karakter yang sama

9|GENETIKA MENDEL
dapat dijumpai pada di kromosom homolognya. Hanya saja pengaruhnya bisa sama ataupun
berbeda.

Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin),
kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet
menerima satu gen dari induknya.

Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi.
Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat
daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan
yang lemah/tertutup disebut sifat resesif.

Perhatikan contoh berikut ini :

Disilangkan antara mawar merah yang bersifat dominan dengan mawar putih yang bersifat

Persilangan monohibrid dengan kasus intermediet, Sifat intermediet adalah sifat yang
sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun resesif.

Dari percobaan yang lain terdapat penyimpangan dari hukum mendel yaitu kodominan
dan letal.

Kondominan

10 | G E N E T I K A M E N D E L
Merupakan aksi gen yang tidak dapat menutupi aksi gen resesif atau ekspresi gen yang
tidak dapat menutupi ekspresi gen resesif secara sempurna, sehingga individu heterozigot akan
memunculkan sifat antara. Contoh: anjing husky bermata biru (BB) dengan husky bermata coklat
(bb) akan menghasilkan keturunan yang berwarna mata ganda (Bb).

P BB x bb
gamet B b

F1 Bb = warna mata ganda


Bb x Bb
F2 BB, Bb, Bb, bb
BB = warna mata biru
Bb = warna mata ganda
Bb = warna mata ganda
bb = warna mata coklat
Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keturunannya akan menghasilkan 3 phenotip
dengan perbandingan 1:2:1.

Letal
Merupakan persilangan yang akan menyebabkan kematian terhadap individu homozigot
(embrio). Macam-macam gen letal yaitu: gen letal dominan dan gen letal resesif. contoh: sesame
ayam redep ( Cc ) dikawinkan : normal = CC, letal = cc

P Cc x Cc
|
CC, Cc, Cc, cc
CC = normal
Cc = redep
Cc = redep
cc = letal
Jadi, perbandingannya yaitu 1 : 2 : 1.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

11 | G E N E T I K A M E N D E L
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya.
Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan
(nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww) dan satu
dari tetua betina (misalnya RR).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel
dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel
resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang
dibentuk pada turunannya.

C. Persilangan Dihibrid
Dihibrid adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih yang
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada
percobaannya Mendel melakukan persilangan kacang ercis galur murni yang memiliki biji
bulat warna kuning dengan galur murni yang memiliki biji keriput warna hijau. Sifat bulat
dan kuning dominan terhadap sifat keriput dan hijau, sehingga menghasilkan seluruh F1
berupa kacang ercis berbiji bulat dengan warna biji kuning.

BAB III
PENUTUP

12 | G E N E T I K A M E N D E L
A KESIMPULAN
Gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung substansi
hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari protein dan asam nukleat (DNA dan
RNA), berukuran antara 4 – 8 m (mikron). Gen tersebutlah yang membawa sifat-sifat tertentu,
baik yang tampak secara fisik,maupun yang tidak tampak secara fisik. Fungsi Gen adalah
menyampaikan informasi genetic kepada keturunannya dan mengendalikan perkembangan dan
metabolisme sel.Mendelisme adalah persilangan antara dua individu, baik yang sejenis maupun
lain jenis.

Alel dominan disimbolkan dengan huruf kapital, sedangkan alel resesif disimbolkan
dengan huruf kecil. Organisme yang memiliki pasangan alel identik disebut homozigot,
sedangkan jika organisme mempunyai alel yang berbeda disebut heterozigot. Alel homozigot
dapat berupa homozigot dominan ataupun resesif. Susunan genetik dari suatu sifat yang
dikandung oleh suatu organisme disebut genotip, sedangkan suatu sifat yang di ekspresikan oleh
suatu oragnisme (bentuk luar suatu organisme) disebut fenotip.

Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu dengan hanya fokus pada
sebuah sifat yang berbeda dari sebuah karakter pada tanaman sejenis. Persilangan ini sering
dikenal dengan persilangan satu sifat beda,sedangkan dihibrid adalah persilangan dua individu
dengan dua sifat beda atau lebih yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan
genotip tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

13 | G E N E T I K A M E N D E L
Alberts, B at.al. 1998. Essential Cell Biology: An Introduction Molecular Biology of the Cell.

New York: Garland Publishing, Inc.

Emery. A.E.H. 1985. Dasar-Dasar Genetika Kedokteran.

Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Gardner, E.J dan D.P. Snistad. 1984. Principle of Genetics. 7th

ed. New York: John dan Sons Inc.

Suryo. 2004. Genetika Strata 1. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta

Anonymous.2009. Genetika.http.wikipedia.com. Diakses tanggal 12 maret 2009

Neil Campbell. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta

Suryo.1992.Genetika Strata 1. Universitas Gajah Mada: Jogjakarta

14 | G E N E T I K A M E N D E L

Anda mungkin juga menyukai