AUDIT ENERGI
Disusun Oleh
NPM : 26415649
KELAS : 4IC01
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2019
A. Latar Belakang
Negara Indonesia kaya akan sumber energi, tetapi pemanfaatannya selama ini belum
seimbang karena terlalu banyak tergantung pada sumber energi minyak bumi. Padahal
sumber energi minyak bumi dewasa ini merupakan sumber pendapatan yang terpenting dan
persediaannya terbatas. Ketergantungan pada satu sumber energi yaitu minyak bumi dan
produk turunannya ini tidak dapat dibiarkan secara terus menerus karena kebutuhan energi
akan terus meningkat baik disebabkan meningkatnya industri maupun pertambahan jumlah
penduduk serta adanya peningkatan kesejahteraan.
Pemerintah bisa ikut berperan untuk mendukung program penghematan energi ini
dengan memberikan insentif pada pelaksanaannya. Sesungguhnya program hemat energi ini
memberikan keuntungan pada semua pihak, konsumen bisa mengurangi pembayaran
rekening, perusahaan listrik tidak dikejar-kejar membuat pembangkit baru, pemerintah bisa
mengurangi jumlah rencana hutang. Program penghematan listrik adalah bukan sekedar
masalah teknis semata, melainkan merupakan pertimbangan dan keputusan manajemen,
terutama ditinjau dari segi keuangan.
Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi peluang
penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna sumber energi
dan pengguna energi dalam rangka konservasi energi. Audit energi dilaksanakan sekurang-
kurangnya pada proses dan pengguna energi utama secara berkala paling sedikit satu kali
dalam tiga tahun. Proses audit dapat dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal, namun
auditor-auditor tersebut wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Standar kompetensi auditor energi di bidang industri dan gedung sedang dalam proses
penetapan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM).
Rekomendasi audit energi yang bersifat no maupun low cost wajib diterapkan dalam
jangka waktu kurang dari tahun, selain itu rekomendasi yang memerlukan perubahan proses
atau yang memerlukan investasi dan memenuhi kriteria teknis dan ekonomis wajib diterapkan
dalam jangka menengah atau kurang dari 5 tahun. Tetapi, rekomendasi audit energi tidak
dapat dilaksanakan karena sesuatu hal, maka pengguna energi dan pengguna sumber energi
harus memberikan penjelasan baik secara teknis maupun ekonomis.
Audit energi (menurut website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) adalah
kegiatan penelitian pemanfaatan energi untuk mengetahui keseimbangan energi dan
mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi.
Meningkatkan efisiensi energi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
demi menjaga kelestarian lingkungan. Aksi ini adalah cara yang paling sederhana untuk
mengurangi efek gas rumah kaca serta berbagai macam polusi udara. Langkah awal untuk
mengeksekusi manajemen energi yang baik adalah dengan melakukan audit energi. Seperti
yang diketahui, tujuan dari audit energi adalah untuk mengidentifikasi pemakaian energi di
suatu bangunan. Hasil dari proses identifikasi tersebut diharapkan dapat memberikan
rekomendasi kepada pemilik bangunan mengenai cara dan dibagian sebelah mana mereka
dapat menghemat energi. Audit energi sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu walk-through
audit, standard audit, dan computer simulation. Biasanya konsumen bisa memutuskan untuk
menggunakan jenis audit tertentu saat melakukan sesi konsultasi dengan auditor energi
pilihan mereka.
1. Walk-through Audit
Audit energi jenis ini merupakan yang paling sedikit mengeluarkan biaya
dibandingkan jenis yang lainnya. Saat melakukan walk-through audit, auditor energi
akan menginspeksi seluruh bangunan beserta fasilitas penunjangnya. Peninjauan
rekam jejak penggunaan energi yang dahulu juga akan dilakukan untuk menganalisis
pola penggunaan energi dan membandingkannya dengan sektor industri lain yang
memiliki struktur yang sama. Hasil dari walk-through audit akan memberikan
perhitungan awal tentang seberapa besar energi yang dapat dihemat. Informasi
tersebut tentunya membutuhkan proses audit yang lebih komprehensif lagi supaya
manajemen energi yang akan dilakukan bisa lebih maksimal.
2. Standard Audit
Ini merupakan audit energi yang jauh lebih komprehensif dan lebih detail
dibandingkan walk-through audit. Setiap fasilitas, peralatan, dan sistem operasi suatu
gedung akan dinilai dengan sangat seksama. Perhitungan di lapangan dan tes-tes
tertentu juga akan dilakukan untuk mengetahui banyaknya jumlah penggunaan energi,
serta jumlah energi yang terbuang sia-sia. Selain itu, standard audit juga akan
menyertakan analisa dari segi ekonomi mengenai setiap rekomendasi penghematan
energi yang diajukan oleh auditor energi.
3. Computer Simulation
Audit energi jenis ini membutuhkan biaya yang paling besar bila dibandingkan jenis
audit yang lainnya. Hal ini dikarenakan computer simulation memiliki sistem yang
cukup kompleks. Sesuai dengan namanya, computer simulation menggunakan
software simulasi tertentu untuk memprediksi performa suatu gedung atau sistem
tertentu dan juga untuk memperhitungkan dampak yang terjadi pada penggunaan
energi akibat adanya faktor eksternal, seperti perubahan cuaca dan kondisi tertentu.
Hasil audit dari computer simulation ini jelas jauh lebih lengkap, mencakup mulai
dari perhitungan perkiraan HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) yang
disimulasikan setiap jam sampai estimasi biaya manajemen energi yang sangat detail.
Pada dasarnya, audit energi dapat dilakukan sendiri atau menggunakan jasa penyedia
BPO. Itu semua tergantung pada tingkat kesulitan audit yang ingin dilakukan, serta
ketersediaan tenaga pekerja dan pengetahuan untuk melakukan proses audit energi.
Walk-through audit sejatinya dapat dilakukan sendiri, namun bila ingin meminta
bantuan dari pihak ketiga, cari dan pilihlah auditor energi yang paling bisa diandalkan
dan terpercaya.
D. Langkah-Langkah Audit Energi.
Pelaksanaan audit energi harus dilaksanakan secara teliti dan menyeluruh mencakup
aspek-aspek yang berhubungan dengan konsumsi energi. Langkah-langkah audit energi
secara umum sebagai berikut:
1. Mengamati dimana penggunaan energi terbesar
Cara untuk mengetahui penggunaan energi terbesar adalah dengan melakukan
pengumpulan data berupa audit awal dan audit rinci. Pengumpulan data pada
pelaksanaan audit energi ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi
performa peralatan pengguna energi dan teknologi yang digunakan serta kondisi
operasi proses pada masing-masing peralatan pengguna energi.
Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan gedung
dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. Data tersebut meliputi :
a. Dokumentasi bangunan yang dibutuhkan adalah gambar teknik bangunan
sesuai pelaksanaan konstruksi (as built drawing), terdiri dari :
Tapak, denah dan potongan bangunan gedung seluruh lantai
Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
Diagram satu garis listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya
listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya
daya listrik cadangan dari Diesel Generating Set.
b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu tahun
terakhir dan rekening pembelian bahan bakar minyak (bbm), bahan bakar gas
(bbg), dan air.
c. Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung.
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik adalah pembagian antara konsumsi
energi listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas bangunan gedung.
Sektor-sektor yang dapat dihitung
a. Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m2).
b. Konsumsi Energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun).
c. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung per tahun
(kWh/m2.tahun).
d. Biaya energi bangunan gedung (Rp/kWh).
Pengamatan penggunaan energi secara rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil
penggunaan energi pada sebuah instansi, gedung, maupun industri sehingga dapat diketahui
peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian energinya cukup besar Audit Energi
Rinci. Audit energi rinci dilakukan bila nilai IKE lebih besar dari nilai target yang ditentukan.
Jika dari hasil perhitungan IKE ternyata sama atau lebih kecil dari pada IKE yang
ditargetkan, audit energi rinci masih dapat dilakukan untuk memperoleh IKE yang lebih
rendah lagi. Kegiatan yang dilakukan dalam audit energi rinci adalah :
1. Penelitian Konsumsi Energi
2. Pengukuran energi
3. Identifikasi Peluang Hemat Energi
4. Analisis Peluang Hemat Energi
Dari hasil studi, statistik dan pengukuran pada sejumlah gedung bertingkat diperoleh
fakta bahwa beban listrik untuk AC rata-rata mencapai sekitar 60% dari seluruh pemakaian
listrik. Menurut Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi dan Pengawasannya di Lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional nilai IKE dari suatu bangunan gedung digolongkan dalam
dua kriteria, yaitu untuk bangunan ber-AC dan bangunan tidak ber-AC.
Tabel IKE Bangunan Tidak Ber-AC.
1. Audit energi awal (AEA) dibagi menjadi dua bagian, yaitu Survei Manajemen
Energi dan Survey Energi (Teknis).
2. Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi peluang
penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna sumber
energi dan pengguna energi dalam rangka konservasi energi.
3. Tujuan audit energi adalah mengetahui penggunaan energi aktual gedung serta
mengetahui pilihan ECO yang paling tepat.
4. Hemat energi tidak berarti harus mengoperasikan sistem tanpa menggunakan energi
atau mengurangi energi yang diperlukan, tetapi menghemat energi adalah
merupakan pengurangan dan menghilangkan pemborosan energi diseluruh bagian
peralatan yang menggunakan energi listrik sehingga tingkat kenyamanan yang
sama dapat tetap dipertahankan bahkan peningkatan dengan menggunakan jumlah
energi yang sedikit atau dengan menggunakan jumlah energi yang sama untuk
menghasilkan kenyamanan yang lebih tinggi tanpa mengurangi hasil produksi.
5. Jenis-jeni audit energi ada 3, yaitu:
- Walk-through Audit
- Standard Audit
- Computer Simulation
6. Keuntungan dari audit energi:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang efisiensi energi.
2. Mengidentifikasi biaya energi yang digunakan.
3. Mengidentifikasikan dan meminimumkan hal yang terbuang.
4. Membuat perubahan prosedur, peralatan, dan sistem untuk menyimpan energi.
5. Menghematkan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
6. Menjaga lingkungan dengan mengurangi pembangkitan tenaga.
7. Mengurangi running cost
DAFTAR PUSTAKA
BSNI. (2000). SNI 03 - 6196 - 2000 tentang Prosedur Audit Energi pada
Bangunan Gedung. Jakarta.
Bureau of Energi Efficiency (BEE). (2004). General Aspect of Energi Management and
Audit Energi. New Delhi.
PT. EMI (Persero). (2008). Prosedur dan Instruksi kerja audit energi. Jakarta.
Thumann, Albert. and William J. Younger, 2008. handbook of energy audits / 7th Edition.
Lilburn, GA : Fairmont Press
http://konservasienergiindonesia.info/application/assets/files/3/LW_DAY_1_Energy_Saving
_Measures_-_Agus_Sumarto.pdf
http://www.batan.go.id/ppen/WEb2006/PSE/3_ENERGI_INDONESIA.pdf
http://gladiol84.wordpress.com/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/1993253-perlunya-audit-energi-
listrik/#ixzz28mN0Zix2