Gizi Kesehatan ASI
Gizi Kesehatan ASI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bayi baru lahir perlu mendapat perawatan yang optimal sejak dini,
termasuk pemberian makanan yang ideal. Tidak ada satupun makanan yang
ideal untuk bayi baru lahir selain Air Susu Ibu (ASI). Mendapatkan ASI
merupakan salah satu hak asasi bayi yang harus dipenuhi. Hak bayi mendapat
ASI diartikan mendapat ASI sesuai dengan Resolusi World Health Assembly
(WHA) 2001, yaitu bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6
bulan, selanjutnya diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan
pemberian ASI diteruskan sampai bayi berusia dua tahun atau lebih
Pemberian makanan yang optimal pada bayi dan anak merupakan
intervensi yang paling efektif untuk memperbaiki kesehatan anak. Air susu ibu
(ASI) merupakan makanan yang kaya akan gizi dan sangat penting untuk
pertumbuhan anak. Dengan memberikan ASI saja sejak lahir maka
terganggunya pertumbuhan anak yang diawali dengan kekurangan gizi dapat
diatasi. Menyusui memberikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang baik
bagi bayi maupun ibu, antara lain membantu melindungi anak dari beragam
kelainan akut dan kronik. Berbagai studi dari negara berkembang menunjukkan
bahwa bayi yang tidak diberi ASI memiliki kecenderungan 6 hingga 10 kali
lebih besar kemungkinannya meninggal pada bulan pertama kehidupan
dibandingkan bayi yang diberi ASI. Diare dan pneumonia lebih umum terjadi
dan lebih berat pada anak yang tidak diberi ASI, bahkan pada keadaan higien
yang adekuat. Infeksi akut lainnya, seperti otitis media, meningitis
Haemophilus influenzae, dan infeksi saluran kemih lebih jarang dan ringan
pada bayi yang diberi ASI.
Keputusan untuk memulai pemberian ASI atau untuk
memberhentikannya bergantung pada berbagai faktor. Hal ini termasuk
keinginan ibu untuk menyusui, konseling dan dorongan dari petugas kesehatan
dan sumber informasi, serta latar belakang sosio kultural dan ekonomi seiring
dengan apakah ibu bekerja di luar rumah. Identifikasi dari faktor-faktor berikut,
baik ibu maupun anak akan membantu kita dalam perhatian lebih bagi ibu
dengan risiko tinggi untuk tidak menyusui.
3.2. Saran
Kepada orang tua khususnya pada ibu-ibu yang baru melahirkan
dan cukup mampu untuk menyusui wajib memberikan ASI pada bayinya.
Karena ASI sangat memiliki nilai gizi yang sangat tinggi dan sangat sesuai
dengan kebutuhan tubuh pada bayi. Hindari pemberian susu formula yang
berlebihan kecuali si ibu tidak bisa menyusui atau sedang sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Hardinsyah, Hadi Riyadi dan Victor Napitupulu. 2012. Kecukupan Energi,
Protein, Lemak dan Karbohidrat. WNPG 2012. Jakarta.
Arifin Sirigar, Mhd. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Oleh Ibu Melahirkan. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Pediantri, Sari. 2001. Spesifitas Biologi Air Susu Ibu. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI-RSCM: Jakarta
Wenas, dkk. 2012. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui
dengan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Tompaso Kecamatan Tompaso. Bidang Minat Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.
Anonim. 2013. Dashyatnya Manfaat Air Susu Ibu (ASI).
http://bidanku.com/dashyatnya-manfaat-air-susu-ibu-asi. Diakses pada
tanggal 18 Mei 2014.
KANDUNGAN NUTRISI AIR SUSU IBU (ASI) DAN
PENTINGNYA BAGI KESEHATAN BAYI
by :
BIOLOGY DEPARTMENT
FACULTY OF MATHEMATIC AND NATURAL SCIENCE
GANESHA UNIVERSITY OF EDUCATION
SINGARAJA
2014