TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Teori Balita
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita)
dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia balita, anak masih tergantung
karena itu keadaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang
sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas
Masa Batita (dibawah usia tiga tahun atau Toddler) dan Balita (usia
khusunya tumbuh kembang jaringan otak, dimana terjadi proses pesat dan
memerlukan banyak energi untuk itu. Pada masa itu diperlukan nutrisi yang
adekuat dan stimulasi yang banyak sekali untuk dapat berkembang dengan
baik. Jaringan otak akan mencapai 50% otak dewasa pada usia 3 tahun, 80%
jasmani, sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
kesakitan dan angka kematian pada balita masih cukup tinggi (Kusumawati,
2010).
a. Definisi ISPA
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan
pada penyebabnya.
b. Klasifikasi ISPA
dan otitis.
napas cepat pada anak berusia dua bulan sampai < 1 tahun adalah 50
kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai < 5 tahun adalah 40 kali
per menit.
tarikan kuat pada dinding dada bagian bawah ke arah dalam (severe
chest indrawing).
c. Epidemiologi ISPA
batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun
serangan batuk pilek sebanyak 3-6 kali setahun. Angka kesakitan dikota
cenderung lebih besar daripada didesa. Hal ini mungkin disebabkan oleh
d. Etiologi ISPA
lain.
(Irianto, 2014).
e. Gambaran Klinis
2) Kejang
3) Kesadaran menurun
4) Stridor
5) Gizi buruk
Klasifikasi penyakit:
(Irianto, 2014)
sebagai berikut :
1) Faktor lingkungan
(1) Ventilasi
(2) Pencahayaan
2012).
(Munaya, 2013).
c) Kebersihan rumah
terkena ISPA, seperti yang kita tahu bahwa organ balita belum
optimal.
2) Faktor Intrinsik
terdiri dari :
a) Umur
dan anak-anak usia dini. Insiden ISPA tertinggi pada umur 6-12
b) Jenis kelamin
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500
badan lahir < 1.500 gram dan kedua, BBLR bila berat badan lahir
2013).
(1) Preterin Infant (bayi kurang bulan : masa gestasi kurang dari
(37-31 minggu)).
(3) Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau
(4) Kebiasaan
(5) Idiopatik
d) Status Gizi
masing zat gizi untuk kelompok balita dan anak harus sesuai
dan panas. Sulit makan merupakan ciri khas anak prasekolah dan
(Sulistyoningsih, 2011).
masai bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk
e) Imunisasi Balita
penyakit ISPA.
zat anti-infeksi, maka bayi atau balita yang minum ASI akan
2012).
mengandung antibodi dan lebih dari 100 jenis zat gizi, seperti
2010).
eksklusif yaitu :
(a) Kesehatan
(b) Kecerdasan
(c) Emosi
Pada saat disusui, bayi berada dalam dekapan ibu, hal ini
kepada bayi.
3) Faktor Ekstrinsik
terdiri dari tiga unsur yaitu biologi, fisik dan sosial ekonomi. Faktor
yaitu:
a) Pendidikan
b) Paritas
2008).
Menurut Siswosudarmo (2008), penggolongan paritas bagi
jumlahnya yaitu:
(1) Primigravida
(2) Multigravida
(3) Grandemultigravida
(4) Nullipara
(5) Primipara
(6) Multipara
lebih.
c) Status Ekonomi
2012 yaitu:
e) Perilaku
yaitu:
tersebut.
optimal.
penyakit.
g. Komplikasi
sembuh sendiri selama 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain.
Tetapi jika tidak diobati lebih lanjut penyakit ISPA dapat menimbulkan
h. Pencegahan penyakit
ASI sesuai dengan umur, pada bayi dan anak makanan harus
menghambat pertumbuhan.
patogen sulit untuk keluar karena tidak ada aliran udara yang
pernapasan.
4) Pengobatan segera
tersebarnya infeksi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian ISPA pada balita yaitu
sebagai berikut:
baru lahir. Rata-rata berat bayi normal adalah 3200 gram dengan usia gestasi
37 sampai dengan 41 minggu. Bayi berat lahir rendah (BLR) adalah bayi
yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, disebut prematur.
Bayi BLR dibedakan atas Berat Lahir Sangat Rendah (BLSR), yaitu bila
berat bayi lahir < 1.500 gram, dan Berat Lahir Amat Sangat Rendah
(BLASR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.000 gram. Masalah BBLR
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram,
pertama, BBL sangat rendah bila berat badan lahir < 1.500 gram dan kedua,
BBLR bila berat badan lahir antara 1.501-2.499 gram (Zaviera, 2008).
(Adrian, 2013). Bayi BBLR mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan
karena sistem pertahan tubuh yang belum matur sehingga daya tahan tubuh
bayi terhadap infeksi kurang karena antibodi relatif belum terbentuk dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik (Lestari,
2016). Balita yang lahir BBLR lebih besar risikonya terdiagnosa ISPA. Hal
2. Jenis kelamin
anak laki-laki. Anak laki-laki lebih rentan terkena ISPA karena aktivitasnya
yang lebih aktif, dimana anak laki-laki suka bermain di tempat yang kotor,
berdebu, dan banyak bermain di luar rumah, sehingga kontak dengan faktor
penyebab ISPA lebih besar dibandingkan anak perempuan. Selain itu, hal
Air Susu Ibu (ASI) adalah species specific dan merupakan makanan
terbaik bagi bayi. ASI merupakan sumber yang dapat mencukupi kebutuhan
energi dan protein dalam masa bayi 6 bulan, dan secara tidak langsung
ASI merupakan hal yang sangat penting untuk kelanjutan kehidupan, yaitu
2012).
maupun makanan tambahan lain sampai usia 6 bulan. ASI eksklusif hanya
berlaku bagi bayi yang lahir full term dan normal. Berhentinya pemberian
tubuh. Sehingga anak yang mendapatkan ASI secara eksklusif lebih tahan
ASI. ASI mengandung antibody atau imonoglobulin utama yaitu IgA, IgE
dan IgM yang digunakan untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus,
jamur dan parasit. Jumlah immunoglobulin terbanyak terdapat pada
kolostrum (air susu yang pertama kali keluar sampai hari kempat), dimana
persentase imonoglobulin ini akan menurun seiring dengan waktu. Ibu yang
sehingga total imonogobulin yang diterima bayi akan relative sama dengan
eksklusif selama 6 bulan atau lebih memberikan efek protektif yang lebih
Semakin besar dosis ASI yang diberikan, semakin besar pula efek protektif
dan antimikrobial. Beberapa efek imun yang bisa ditimbulkan dalam bentuk
nutrisi dan zat gizi yang mencukupi agar daya tahan tubuh dapat berperan
penyakit infeksi.
memenuhi kebutuhan zat gizi. Apabila gizinya kurang maka tubuh akan
5. Perilaku kesehatan
sifatnya dapat diamati, digambarkan dan di catat oleh orang lain ataupun
individu meliputi unsur-unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan sebagai
pabrik kimia, dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan
bronkhitis, dll. Bukan hanya si perokok aktif saja yang merasakan dampak
Rahmawati, 2012).
pada balita karena struktur tubuh belum sempurna atau matur dimana
struktur internal telinga dan tenggorokan terus memendek dan melurus, dan
sering terjadi otitis media, tonsillitis, dan infeksi saluran pernafasan (Wong,
2009).
saluran pernapasan lainnya. Asap rokok yang dihisap, baik oleh perokok
sebelum terbebas dari paparan asap rokok. Sehingga selama penderita ISPA
masih mendapatkan paparan asap rokok, proses pertahanan tubuh terhadap
infeksi tetap akan terganggu dan akan memperlama waktu yang dibutuhkan
yang buruk bagi balita. Obat nyamuk bakar mengadung bahan aktif
sifat-sifat yang dapat menghasilkan efek iritasi kuat pada pada saluran
pernapasan atas dan bawah. Keluarga yang memakai obat nyamuk bakar
maka balitanya memiliki risiko 2,5 kali lebih besar terkena ISPA
pada bayi dan balita lebih efektif dilakukan oleh keluarga baik yang
dilakukan oleh ibu atau keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga
atau percikan air ludah. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan upaya
pencegahan ISPA seperti menutup mulut pada waktu bersin dan memakai
masker untuk menghindari penyebaran kuman melalui udara, serta
terhadap penularan ISPA pada balita. Hal ini dikarenakan balita masih
mempunyai daya tahan tubuh yang rendah. Cara penularan ISPA melalui
udara yaitu jika penderita batuk atau bersin dan tidak ditutup menggunakan
tangan atau sapu tangan maka akan menyebabkan virus menyebar di dalam
BALITA
Pneumonia
Rentan terserang
penyakit
Pneumonia
Faktor penyebab ISPA Berat
Variabel Independen
Faktor Intrinsik :
1. Jenis kelamin
2. Berat badan lahir
Variabel Dependen
3. Pemberian ASI eksklusif
ISPA
Faktor Ekstrinsik :
1. Status ekonomi
2. Perilaku kesehatan