Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI

NAMA : MAIDHA ARAFAH


NPM : 2014720064
TEMPAT PRAKTIK : PSTW
TANGGAL PRAKTIK : 18-19 DESEMBER 2017
MATA KULIAH : KEPERAWATAN GERONTIK
KELAS : 7-B
SEMESTER : VII/7

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


A. DEFINISI/PENGERTIAN

Hipertensi didefinisikan sebagai TD persisten diaman tekanan sistoliknya diatas 140


mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001 : 896).
Hiperetnsi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap di atas batas normal yang
disepakati yaitu : diastolic 90 mmHg / sistolik 140 mmHg (Kee & Hayes, 1996 : 479).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap di atas batas normal yang
disepakati yaitu : diastolic 90 mmHg / sistolik 140 mmHg (Price & Wilson, 1995 : 933).
Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
- Hipertensi pada tekanan sistolik sama / lebih besar dari 140 mmHg / tekanan diastolic
sama / lebih besar dari 140 mmHg
- Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg, dan
tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg Pada hipertensi sistolik ini masih
controversial. Mengenai target tekanan darah dianjurkan penurunan yang bertahap
sampai sekitar sistolik 140-160 mmHg. (R.P. Sidabular, 1974).
Klasifikasi hipertensi :
Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
Normal + < 130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi I
Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109
Stadium 3 (berat) 180-209 110-119
Stadium 4 (sangat berat) > 210 > 120

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Hemoglobin / hematokrit :Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap


volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
 BUN :Memberikan informasi tentang perfusi ginjal
 Glukosa :Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
 Kalium serum :Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (
penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
 Kalsium serum :Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
 Kolesterol dan trigliserid serum :Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
 Pemeriksaan tiroid :Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
 Kadar aldosteron urin/serum :Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
 Urinalisa :Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
 Asam urat :Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
 Steroid urin :Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
 IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal / ureter
 Foto dada :Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung
 CT scan :Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
 EKG :Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

C. PENATALAKSANAAN

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat


komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
b. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
c. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan
lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari
denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
d. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda
mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
- Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan
atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks.
e. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan
mencegah komplikasi lebih lanjut.
f. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan
standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL
COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD
PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita(2).
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi

D. KONSEP LAIN YANG TERKAIT DAN DIANGGAP PENTING


- PENYEBAB
Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

1. Hipertensi primer / esensial


Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor penunjang
antara lain :
 Herediter
 Lingkungan
 Hiperaktivitas
 Susunan syaraf simpatis
 Sistem rennin ongiotensin
 Defek dalam mensekresi Na
 Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : alcohol, merokok serta polistemia,
stress (Ignativicius, 1991 : 2197).

2. Hipertensi sekunder / hipertensi renal


Yaitu terhadap sekitar 5% kasus penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperal dias teronisme primer dan
sindrom cushing, feokromasitoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, penggunaan konstrasepsi oral, penyakit renal vaskuler dan renal parendrymal,
kelainan endokrin, tumor otak, encephalitis, peningkatan volume introvaskuler, luka bakar.

- MANIFESTASI KLINIS
Menurut Rokhaeni ( 2001 ) beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
 Mengeluh sakit kepala, pusing
 Tegang/sakit pada tengkuk leher belakang
 Lemas, kelelahan
 Sesak nafas
 Gelisah
 Mual
 Muntah
 Epistaksis
 Kesadaran menurun
- ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal,
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis,
Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin,
DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga
diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral, Kortikosteroid

E. PATOFLOW/WOC
F. PENGKAJIAN

Pemeriksaan Fisik
A. Head to Toe
Kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, thorak, abdomen, genetalia, ekstremitas,
integumen, status neurologi.
B. Kebutuhan Dasar Manusia
- Nutrisi
- Eleminasi
- Tidur dan istirahat
- Gerak dan aktivitas
- Rasa aman dan nyaman
- Personal hygiene

1. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Ø Kelemahan
Ø Letih
Ø Napas pendek
Ø Gaya hidup monoton
Tanda :
Ø Frekuensi jantung meningkat
Ø Perubahan irama jantung
Ø Takipnea
2. Sirkulasi
· Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup, penyakit
serebrovaskuler
· Tanda :
Ø Kenaikan TD
Ø Nadi : denyutan jelas
Ø Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Ø Bunyi jantung : murmur
Ø Distensi vena jugularis
3. Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler mungkin
lambat
4. Integritas Ego
· Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
· Tanda :
Ø Letupan suasana hati
Ø Gelisah
Ø Penyempitan kontinue perhatian
Ø Tangisan yang meledak
Ø otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Ø Peningkatan pola bicara
5. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )
6. Makanan / Cairan
· Gejala :
Ø Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol
Ø Mual
Ø Muntah
Ø Riwayat penggunaan diuretik
· Tanda :
Ø BB normal atau obesitas
Ø Edema
Ø Kongesti vena
Ø Peningkatan JVP
Ø Glikosuria
7. Neurosensori
· Gejala :
Ø Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Ø Episode kebas
Ø Kelemahan pada satu sisi tubuh
Ø Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Ø Episode epistaksis
· Tanda :
Ø Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )
Ø Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Ø Perubahan retinal optik
8. Nyeri/ketidaknyamanan
· Gejala :
Ø nyeri hilang timbul pada tungkai
Ø sakit kepala oksipital berat
Ø nyeri abdomen
9. Pernapasan
· Gejala :
Ø Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Ø Takipnea
Ø Ortopnea
Ø Dispnea nocturnal proksimal
Ø Batuk dengan atau tanpa sputum
Ø Riwayat merokok
· Tanda :
Ø Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Ø Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
Ø Sianosis
10. Keamanan
· Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
· Tanda : Episode parestesia unilateral transien
11. Pembelajaran / Penyuluhan
· Gejala :
Ø Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit
serebrovaskuler, ginjal
Ø Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
Ø Penggunaan obat / alkohol

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload,


vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
3. Nyeri (sakit kepala) b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan
H. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
Resiko terhadap Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tanda-tanda 1. Untuk
penurunan curah keperawatan,diharapkan vital mengetahui
jantung b/d curah jantung normal, 2. Amati warna kulit, keadaan umum
peningkatan afterload tidak meningkat, kelembaban, suhu klien
afterload, tidak terjadi dan masa pengisian 2. Adanya pucat,
vasokonstriksi, vasokonstriksi, tidak kapiler dingin, kulit
hipertrofi/rigiditas terjadi iskemia 3. Anjurkan tehnik lembab dan masa
ventrikuler, miokard,dengan kriteria relaksasi,panduan pengisian
iskemia miokard hasil : imajinasi ,aktivitas kapilerlambat
- TD dalam rentang pengalihan. mungkin
normal (120/80) 4. Kolaborasi untuk berkaitan dengan
- Irama dan pemberian obat- vasokonstriksi
frekuensi jantung obatan atau
stabil mencerminkan
dekompensasi /
penurunan curah
jantung
3. untuk
menurunkan
rangsangan yang
menimbulkan
stress,membuat
efek
tenang,sehingga
menurunkan TD.
4. Kerja khusus
obat bervariasi,
tetapi secara
umum
menurunkan TD

Intoleran aktivitas
b.d kelemahan Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan pasien 1. Teknik
umum keperawatan diharapkan untuk teknik menghemat
ketidakseimbangan klien mampu melakukan penghematan energi, energi
antara suplai dan aktifitas dengan misalnya ; mengurangi
kebutuhan oksigen normal,dengan kriteria menggunakan kursi penggunaan
hasil : saat mandi, duduk energi, juga
- Melaporkan saat menyisir rambut membantu
peningkatan dalam atau menyikat gigi keseimbangan
toleransi aktivitas dan melakukan antara suplai dan
yang dapat diukur aktivutas dengan kebutuhan
- Berpartisipasi perlahan. oksigen
dalam aktivitas 2. Kaji respons pasien
yang diinginkan / terhadap aktivitas, 2.Menyebutkan
diperlukan perhatikan frekuensi parameter
nadi lebih dari 20 x / membantu dalam
menit diatas frekuensi mengkaji respons
istirahat fisiologi terhadap
stres aktivitas
dan bila ada
merupakan
indikator dari
kelebihan kerja
yang berkaitan
dengan tingkat
aktivitas.

1. Untuk
Nyeri (sakit Setelah dilakukan asuhan 1. Mempertahankan tirah baring meminimalkan
kepala) b/d keperawatan diharapkan selama fase akut stimulasi dan
peningkatan nyeri meningkatkan
tekanan vaskuler berkurang/hilang,dengan 2. Berikan tindakan nonfarmakologi relaksasi
serebral kriteria hasil : untuk menghilangkan sakit kepala 2. Tindakan yang
- Klien melaporkan menurunkan
nyeri/ketidaknyam 3. Kolaborasi untuk pemberian obat tekanan vaskular
anan sesuai indikasi seperti analgesik dan serebral dan yang
hilang/terkontrol antiansietas memperlambat /
memblok
respons simpatis
efektif dalam
menghilangkan
sakit kepala dan
komplikasinya
3. Menurunkan /
mengontrol nyeri
dan menurunkan
rangsang sistem
saraf simpatis,
dapat
mengurangi
tegangan dan
ketidaknyamanan
yang diperberat
oleh stres.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar:Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta EGC
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 (Edisi 8).
Jakarta:EGC
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://bangsalsehat.blogspot.co.id/2017/10/asuhan-keperawatan-pada-lansia-dengan-
hipertensi.html

Anda mungkin juga menyukai