PENDAHULUAN
Usaha pertambangan merupakan salah suatu jenis kegiatan yang sangat kompleks
dalam rangkaian pengelolaan mulai dari hulu sampai ke sektor hilir. Tentunya untuk
mendapatkan barang yang siap jual dengan nilai jual yang tinggi, hasil bumi yang
dikeruk harus diolah terlebih dahulu untuk memisahkan pengotor dari konsentratnya
(bijih). Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan, yaitu mulai dari mereduksi
bahan galian sampai ke proses pemisahan antara konsentrat dengan gangue-nya
(konsentrasi). Namun tahapan ini belumlah sampai pada akhir pengolahan bahan galian
(logam), karena bijih harus dilakukan pengolahan lagi yang bersifat kimia-fisika untuk
mendapatkan Unsur atau senyawa yang diinginkan. Ini tidak lain dikarenakan adanya
kriteria-kriteria yang diinginkan oleh para konsumen.
Metallurgy merupakan salah ilmu yang terkait dengan rangkaian kegiatan pengelolaan
usaha pertambangan. Metalurgi mempelajari sifat-sifat kimia dari suatu logam dan cara
pemerosesanya mulai dari mineral sampai menjadi produk jadi. Dengan metalurgi, bijih
yang diambil akan diolah dengan berbagai proses. Mulai dengan suhu rendah sampai ke
suhu tinggi untuk mendapatkan produk yang inginkan. Seiring dengan ketetapan
pemerintah yang mengacu pada kegiatan pertambangan, maka pertambangan mineral di
Indonesia diwajibkan untuk menjual barang jadi dengan pemurnian terlebih dahulu
agar dapat meninkatkan nilai jual. Dengan kata lain, metalurgi menjadi salah satu point
utama yang ditekankan dalam usaha pertambangan.
Pada masa modern ini, istilah metalurgi mulai meluas pengertian dan kajianya menjadi
ilmu yang mempelajari tentang logam, mulai dari proses pengambilanya dari mineral,
pengolahan bijih logam, manufaktur, karakterisasi material, hingga rekayasa material.
Oleh karena itu metalurgi menjadi barang tentu yang harus dipelajari dalam menunjang
peningkatan nilai jual pada sector pertambangan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu PT. Krakatau Steel?
1.2.2 Bagaimana proses produksi pembuatan baja?
1.2.3 Terbagi berapa jenis baja?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui PT. Krakatau Steel secara umum
1.3.2 Mengetahui proses produksi pembuatan baja
1.3.3 Mengetahui pembagian jenis baja
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saat ini, Krakatau Steel telah melakukan pengembangan dan perluasan wilayah
usahanya dengan menggandeng perusahaan produsen baja besar dan ternama dunia
seperti Pohang Iron & Steel Corporation dari Korea Selatan, Nippon
Steel dari Jepang untuk meningkatkan kuantitas produksi dan kualitas produk baja
3
Krakatau Steelyang terus mendorong percepatan diversifikasi produk, supaya
perusahaan bisa menjangkau kebutuhan pasar lebih spesifik dengan harga yang
kompetitif. Kerjasama tersebut menjadi peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan
kapasitas produksi baja Indonesia yang mulai berkembang, seiring dengan berlakunya
UU no 9 Tahun 2009 tentang kewajiban untuk mengolah bahan tambang menjadi
produk hilir tambang sekaligus memanfaatkan tren hilirisasi industri pertambangan.
2.1.1 Lokasi
PT. Krakatau Steel berada di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat pelabuhan
Merak, sebelah barat terdapat pelabuhan Cigading, sebelah timur dan selatan terdapat
Kabupaten Serang, yang semuanya masuk dalam Provinsi Banten. Adapun beberapa
hal yang ,enjadi dasar pertimbangan pabrik disini ialah sebagai berikut :
a. Dekat dengan laut, sehingga dapat memudahkan pengangkutan bahan baku dan
produk menggunakan kapal.
b. Dekat dengan daerah pemasaran (Ibukota)
c. Tanah yang tesedia untuk pabrik cukup luas
d. Sumber air cukup memadai
e. Adanya jaringan rel kereta api dan jalan raya yang memadai untuk pengangkutan.
PT. Krakatau Steel
4
a. Memudahkan jalur transportasi dalam pabrik untuk menunjang proses
produksi dan pengangkutan bahan baku serta produk baik jalur air maupun
darat.
b. Memudahkan pengendalian proses produksi, karena adanya pengelompokkan
peralatan dan bangunan selektif berdasarkan proses masing-masing.
c. Adanya bengkel didalam pabrik sehingga memudahkan perbaikan perawatan
dan pembersihan alat.
d. Jalan yang cukup luas sehingga memudahkan pekerja bergerak dan menjamin
keselamatan kerja karyawan.
5
Konstruksi Umum & Las
Pipa & Tabung
Komponen & Rangka Otomotif
Jalur Pipa untuk Minyak & Gas
Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak
Tabung Gas
Baja Tahan Korosi Cuaca
Rerolling
Konstruksi Kapal
Boiler & Pressurized Container
6
Aplikasi baja lembaran dingin yang diproduksi Krakatau Steel antara lain dalam
bidang-bidang sebagai berikut:
Penggunaan Umum
Otomotif
Galvanized Sheet
Pipa & Tabung
Porcelain Enamelware
Tin Mill Black Plate
7
2.3 Proses Produksi
PT. Krakatau Steel dalam proses produksinya secara global terbagi menjadi
beberapa urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).
2. Proses produksi baja billet (Billet Steel).
3. Proses produksi baja slab (Slab Steel).
4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)
5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)
6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)
Direct Reduction Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan 2,3
juta ton besi spons per tahun. Pabrik spons mereduksi langsung bahan baku biji
besi (pellet) menjadi besi spons(sponge iron) yang nantinya akan menjadi bahan baku
bagi pabrik lainnya, yaitu slab steeldan billet plant. Direct Reduction Iron (DRI) atau
besi spons adalah material hasil olahan dari pellet (bijih besi) yang direduksi dengan
H2 dan CO.
Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber
lain terutama disebabkan karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu
tingginya kandungan karbon menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF)
menjadi lebih efisien dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal
tersebut menjamin konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.
8
Alat dan bahan yang digunanakan dalam proses produksi ini adalah Tanur, dan
bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah
dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya
berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas CO yang
berfungsi sebagai reduktor.
9
Proses produksi baja billet (Billet Steel)
10
Proses Produksi Pabrik Baja Slab
1. Dua buah dapur pemanas dengan kapasitas 300 ton/jam dengan bahan bakar gas
alam, yang berfungsi untuk memanaskan slab.
3. Sebuah roughfing yang dilengkapi flange edgerroll dan water descaler dengan
tekanan air 180 bar
5. Enam buah finishing stand yang dilengkapi dengan alat ukur pengontrol lebar,
panjang, tebal, dan temperatur strip secara otomatis
11
Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)
12
Pabrik ini menggunakan bahan setengah jadi dari pabrik baja billet sebagai bahan
baku utama untuk diolah menjadi batang baja kawat. Kapasitas produksi saat ini
sebesar 600 ribu ton/tahun batang kawat baja. Dengan variasi produk :
1. Batang kawat karbon rendah
2. Batang kawat untuk elektroda las
3. Batang kawat untuk cold heading diameter 5,5mm, 8mm, 10mm, dan 12mm.
Aliran proses produksinya adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku (billet baja) dipanaskan dalam furnace dengan temperature
mencapai 13000 C selama 2-3 jam.
b. Direduksi pada roughing dan intermediate roughing tram terdiri dari 10 stand
sedangkan intermediate terdiri dari 12 stand. Pada setiap stand dilakukan
penyemprotan air untuk mengurangi tingkat keasaman pada roll di tiap stand.
c. Pada finishing area billet baja baja direduksi menjadi batang kawat sesuai
ukuran yang diminta oleh konsumen
d. Batang kawat dalam bentuk bar diubah menjadi bentuk gulungan melalui
LHD. Setelah digulung setiap 1-10 gulungan diambil satu sample untuk
digunakan sebagai bahan pengujian kualitas sesuai dengan kualifikasi
diinginkan.
e. Hasil dari pabrik berupa batang kawat yang berbentuk coil batang kawat
dengan ukuran diameter 5,5 mm- 20 mm sedangkan kapasitas produksinya
adalah 600.000 ton pertahun.
13
Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PT.Krakatau Steel merupakan perusahaan BUMN yang bergerak didalam
bidang pengolahan baja, terletak di di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat
pelabuhan Merak yang mana memudahkan akses penyaluran baja dan penerimaan
bahan baku baik dari dalam negeri maupun luar. berdiri pada tanggal 31 Agustus
1970.
PT. Krakatau Steel didalam menjalankan proses produksinya menghasilkan
beberapa produk berupa baja, berikut :
1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).
2. Proses produksi baja billet (Billet Steel).
3. Proses produksi baja slab (Slab Steel).
4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)
5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)
6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)
14
B. SARAN
Dengan dijabarkannya mengenai bebagai macam jenis proses produksi baja di
PT.Krakatau Steel, semoga dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi dosen pengasuh mata kuliah Proses Produksi dan para mahasiswa
lainnya. Adapaun dalam pembuatan makalah ini yang masih banyak kekurangan
untuk itu saya memohon kritik dan saran bagi yang membacanya.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Ekstraksi metalurgi adalah suatu proses pengolahan dalam pekerjaan metalurgi untuk
mengekstrak (mengeluarkan atau mendapatkan) suatu logam dari dalam
persenyawaannya. Misal : Konsentrat Fe3O4 diekstrak untuk mendapatkan Fe.
Berdasarkan tahap rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika. Pengaturan mengenai penggolongan bahan
galian pun diatur pada UU No. 4/2009 kemudian ditafsirkan pada PP 23 Tahun 2010
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan batubara Pasal 2 ayat
(2) pada huruf b, menjelaskan bahwa komoditas tambang golongan mineral logam
terdiri dari 59 item. Adapun ilmu yang mendasari metalurgi ekstraksi ini mengacu pada
Hukum Termodinamika (Hk. Termo I dan Termo II). Dengan secara umum proses dari
Metalurgi Ekstraksi dibagi menjadi tiga, yaitu Pirometalurgi, Elektrometalurgi, dan
Hidrometalurgi. Hukum yang mengatur proses metalurgi ekstraksi (pemurnian) di
Indonesia antara lain yaitu Undang-undang RI No. 4 Tahun 2009 tentang petambangan
mineral dan batubara. Undang-Undang RI No.1 Tahun 2014 tentang perubahan kedua
15
atas peraturan pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan uasaha
pertambangan mineral dan batubara. Dan Permen ESDM RI No.1 Tahun 2014 tentang
peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral
di dalam negeri yang kemudian dicabut oleh Permen ESDM No.5 Tahun 2017
3.2 SARAN
Adanya kemajuan teknologi dan didukung dengan ada gerbang Revolusi Industri 4.0
pada abad saat ini. Tentunya akan membawa sebuah dampak perubahan-perubahan
besar pada kegiatan pemurnian hasil tambang (ekstraksi metalurgi) mulai dari
keilmuannya hingga sampai proses pengolahannya. Oleh karena itu, penulis berharap
kepada pembaca agar dapat meng-upgrade diri mengenai metaurgi ekstraktif ini dan
selalu memberikan inovasi-inovasi agar dapat berguna kedepannya. Karena pada
dasarnya kitalah pemuda sebagai pemegang pergiliran estafet bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA
16
L' Dn, Muhammad Adnin. 2013. EKSTRAKSI-METALURGI. https://www.scribd.com
/document/135521392/ . (Diakses pada 15 Mei 2019)
17