Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha pertambangan merupakan salah suatu jenis kegiatan yang sangat kompleks
dalam rangkaian pengelolaan mulai dari hulu sampai ke sektor hilir. Tentunya untuk
mendapatkan barang yang siap jual dengan nilai jual yang tinggi, hasil bumi yang
dikeruk harus diolah terlebih dahulu untuk memisahkan pengotor dari konsentratnya
(bijih). Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan, yaitu mulai dari mereduksi
bahan galian sampai ke proses pemisahan antara konsentrat dengan gangue-nya
(konsentrasi). Namun tahapan ini belumlah sampai pada akhir pengolahan bahan galian
(logam), karena bijih harus dilakukan pengolahan lagi yang bersifat kimia-fisika untuk
mendapatkan Unsur atau senyawa yang diinginkan. Ini tidak lain dikarenakan adanya
kriteria-kriteria yang diinginkan oleh para konsumen.

Metallurgy merupakan salah ilmu yang terkait dengan rangkaian kegiatan pengelolaan
usaha pertambangan. Metalurgi mempelajari sifat-sifat kimia dari suatu logam dan cara
pemerosesanya mulai dari mineral sampai menjadi produk jadi. Dengan metalurgi, bijih
yang diambil akan diolah dengan berbagai proses. Mulai dengan suhu rendah sampai ke
suhu tinggi untuk mendapatkan produk yang inginkan. Seiring dengan ketetapan
pemerintah yang mengacu pada kegiatan pertambangan, maka pertambangan mineral di
Indonesia diwajibkan untuk menjual barang jadi dengan pemurnian terlebih dahulu
agar dapat meninkatkan nilai jual. Dengan kata lain, metalurgi menjadi salah satu point
utama yang ditekankan dalam usaha pertambangan.

Pada masa modern ini, istilah metalurgi mulai meluas pengertian dan kajianya menjadi
ilmu yang mempelajari tentang logam, mulai dari proses pengambilanya dari mineral,
pengolahan bijih logam, manufaktur, karakterisasi material, hingga rekayasa material.
Oleh karena itu metalurgi menjadi barang tentu yang harus dipelajari dalam menunjang
peningkatan nilai jual pada sector pertambangan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu PT. Krakatau Steel?
1.2.2 Bagaimana proses produksi pembuatan baja?
1.2.3 Terbagi berapa jenis baja?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui PT. Krakatau Steel secara umum
1.3.2 Mengetahui proses produksi pembuatan baja
1.3.3 Mengetahui pembagian jenis baja

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengenal PT. Krakatau Steel

PT Krakatau Steel merupakan BUMN yang bergerak dibidang produksi baja.


Perusahaan yang beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai wujud
pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada tahun
1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu mendukung perkembangan industri
nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi dan berpengaruh bagi pembangunan
ekonomi nasional. Ketika dibentuk pada tanggal 20 Mei 1962, perusahaan yang
dulunya bernama Cilegon Steel Mill ini resmi berdiri dengan kerjasama
Tjazpromexport dari Uni Soviet. Namun, terjadinya gejolak politik dan ekonomi yang
parah, mengakibatkan pembangunan pabrik sempat terhenti. Barulah memasuki awal
1970an, unit pabrik dilanjutkan pembangunannya dan dioperasikan secara resmi pada
tanggal 31 Agustus 1970 dengan nama perusahaan Krakatau Steel. Selama dekade
pertama perusahaan berdiri, Krakatau Steel telah melakukan gerak cepat dalam
pembangunan kawasan operasi terpadu produksi baja di Cilegon dengan berbagai
peresmian operasional perdana yang disaksikan dan diresmikan langsung oleh Presiden
Soeharto dari pusat pengolahan air terpadu, pelabuhan cigading, PLTU Cilegon 400
MW serta pabrik baja terpadu yang meliputi 4 produk baja utama.

Pada saat ini, Krakatau Steel telah melakukan pengembangan dan perluasan wilayah
usahanya dengan menggandeng perusahaan produsen baja besar dan ternama dunia
seperti Pohang Iron & Steel Corporation dari Korea Selatan, Nippon
Steel dari Jepang untuk meningkatkan kuantitas produksi dan kualitas produk baja

3
Krakatau Steelyang terus mendorong percepatan diversifikasi produk, supaya
perusahaan bisa menjangkau kebutuhan pasar lebih spesifik dengan harga yang
kompetitif. Kerjasama tersebut menjadi peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan
kapasitas produksi baja Indonesia yang mulai berkembang, seiring dengan berlakunya
UU no 9 Tahun 2009 tentang kewajiban untuk mengolah bahan tambang menjadi
produk hilir tambang sekaligus memanfaatkan tren hilirisasi industri pertambangan.

2.1.1 Lokasi
PT. Krakatau Steel berada di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat pelabuhan
Merak, sebelah barat terdapat pelabuhan Cigading, sebelah timur dan selatan terdapat
Kabupaten Serang, yang semuanya masuk dalam Provinsi Banten. Adapun beberapa
hal yang ,enjadi dasar pertimbangan pabrik disini ialah sebagai berikut :
a. Dekat dengan laut, sehingga dapat memudahkan pengangkutan bahan baku dan
produk menggunakan kapal.
b. Dekat dengan daerah pemasaran (Ibukota)
c. Tanah yang tesedia untuk pabrik cukup luas
d. Sumber air cukup memadai
e. Adanya jaringan rel kereta api dan jalan raya yang memadai untuk pengangkutan.
PT. Krakatau Steel

2.2.2 Layout Pabrik


Sedangkan adanya tata letak pabrik bertujuan sebagai berikut :

4
a. Memudahkan jalur transportasi dalam pabrik untuk menunjang proses
produksi dan pengangkutan bahan baku serta produk baik jalur air maupun
darat.
b. Memudahkan pengendalian proses produksi, karena adanya pengelompokkan
peralatan dan bangunan selektif berdasarkan proses masing-masing.
c. Adanya bengkel didalam pabrik sehingga memudahkan perbaikan perawatan
dan pembersihan alat.
d. Jalan yang cukup luas sehingga memudahkan pekerja bergerak dan menjamin
keselamatan kerja karyawan.

2.2 Produk Krakatau Steel

2.2.1 Hot Rolled Coil Steel


Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja yang
dihasilkan dari proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini
umumnya menyebut produk ini 'baja hitam' sebagai pembeda terhadap produk baja
lembaran dingin yang juga biasa dikenal sebagai 'baja putih'.
Krakatau Steel memproduksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang dapat
digunakan untuk berbagai penggunaan, dari kualitas umum atau komersial hingga
kualitas khusus, seperti struktur rangka baja, komponen dan rangka kendaraan
bermotor, tiang pancang, komponen alat berat, fabrikasi umum, pipa dan tabung
umum, pipa dan tabung untuk jalur pipa dan casing, tabung gas, baja tahan korosi
cuaca, bejana bertekanan, boilers, dan konstruksi kapal.
Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar antara 0,18 hingga 25 mm, sedangkan
lebarnya antara 600 hingga 2060 mm. Produk baja lembaran panas dapat diberikan
dalam bentuk coil dan pelat. Kondisinya dapat berupa gulungan atau sebagai produk
yang melalui proses pickling dan oiling (hot rolled coil-pickled oiled atau HRC-PO).
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk mampu menghasilkan baja lembaran panas
berkualitas tinggi untuk penggunaan khusus karena telah menjalankan proses kontrol
thermomekanik dan proses desulfurisasi menggunakan ladle furnace.[2]
Penggunaan baja lembaran panas meliputi aplikasi-aplikasi seperti yang tercantum di
bawah ini:

5
 Konstruksi Umum & Las
 Pipa & Tabung
 Komponen & Rangka Otomotif
 Jalur Pipa untuk Minyak & Gas
 Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak
 Tabung Gas
 Baja Tahan Korosi Cuaca
 Rerolling
 Konstruksi Kapal
 Boiler & Pressurized Container

2.2.2 Cold Rolled Coil Steel


Baja lembaran dingin yang banyak dikenal dengan nama 'baja putih' ('white steel')
adalah salah satu bentuk produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin.
'Baja putih' ini memiliki sifat tipikal yang berbeda secara signifikan dengan 'baja
hitam' atau baja lembaran panas. Baja lembaran dingin memiliki kualitas permukaan
yang lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta mempunyai
sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus.
Baja dalam kategori ini umumnya dimanfaatkan dalam proses pembentukan karena
material ini memiliki formability, weldability, dan kualitas roughness yang lebih baik.
Baja putih ini juga dipakai untuk aplikasi dalam industri galvanizing (zinc-coating),
enamelware (porcelain-coating), dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaleng
makanan berlapis timah (tin mill-black plate) dalam industri makanan dan minuman.
Untuk lembaran baja yang dikuatkan (annealed sheet), kisaran ketebalan baja putih
yang dihasilkan Krakatau Steel adalah 0,20 hingga 3,00 mm, sedangkan untuk
unannealed (dalam bentuk gulungan) ketebalan maksimumnya adalah 2,00 mm.
Krakatau Steel memiliki fasilitas vacuum degasser dan ladle metallurgy untuk
menghasilkan baja dengan kualitas khusus, seperti baja karbon sangat rendah dan
Interstitial Free Steel (IF Steel) yang cocok digunakan untuk menghasilkan produk
dengan kualitas extra deep drawing. Untuk dapat memenuhi kebutuhan baja lembaran
dingin dengan formability dan kualitas permukaan yang tinggi, Krakatau Steel
menggunakan fasilitas batch annealing furnace khusus dengan atmosfer hidrogen
murni.[3]

6
Aplikasi baja lembaran dingin yang diproduksi Krakatau Steel antara lain dalam
bidang-bidang sebagai berikut:
 Penggunaan Umum
 Otomotif
 Galvanized Sheet
 Pipa & Tabung
 Porcelain Enamelware
 Tin Mill Black Plate

2.2.3 Wire Rod


Batang kawat dibuat dari baja billet, oleh sebab itu batang kawat dikategorikan sebagai
produk batangan, untuk membedakannya dari baja lembaran panas dan baja lembaran
dingin yang dibuat dari baja slab. Batang kawat biasanya dikelompokkan berdasarkan
kandungan karbonnya, yaitu batang kawat dengan karbon rendah, sedang, atau tinggi.
Selain itu batang kawat juga dikategorikan berdasarkan aplikasinya.
Batang kawat karbon rendah dan sedang memiliki kandungan karbon kurang dari
0,25%. Baja jenis ini umumnya digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan sebagai
bahan baku untuk welded fabrication (kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan jeruji).
Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan pengelasan,
memerlukan kontrol yang sangat ketat dalam hal kandungan alloy seperti yang
diinginkan oleh pelanggan. Aplikasi-aplikasi lainnya memerlukan kuat tarik yang lebih
tinggi. Aplikasi tersebut memerlukan kandungan karbon yang tinggi (biasanya lebih
dari 0,40%) dengan tambahan beberapa alloy seperti Nb, V, dan Cr, sehingga dapat
dihasilkan baja batangan yang memiliki kuat tarik dan formability yang lebih baik.
Batang kawat karbon tinggi umumnya dimanfaatkan untuk spring bed, jari-jari roda
sepeda (motor), rangka payung, dan konstruksi-konstruksi lainnya.[4]
Aplikasi batang kawat meliputi:
 Kawat, Paku, dan Mesh
 Mur & Baut
 Spring Bed, Spoke, dll.
 Kawat Elektroda

7
2.3 Proses Produksi
PT. Krakatau Steel dalam proses produksinya secara global terbagi menjadi
beberapa urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).
2. Proses produksi baja billet (Billet Steel).
3. Proses produksi baja slab (Slab Steel).
4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)
5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)
6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

Didalam melakukan proses produksinya PT. Krakatau Steel mendapatkan bahan


baku dari dalam negeri dan juga impor. Untuk lebih jelas proses produksinya akan
dijelaskan sebagai berikut :

2..2.1 Proses produksi besi spons (Iron Melting)


Proses produksi besi spons terjadi pada Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant)
yang mana menerapkan teknologi berbasis gas alam dengan proses reduksi langsung
menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko. Pabrik ini menghasilkan besi spons (Fe)
dari bahan mentahnya berupa pellet bijih besi (Fe2O3 and Fe3O4), dengan
menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).

Direct Reduction Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan 2,3
juta ton besi spons per tahun. Pabrik spons mereduksi langsung bahan baku biji
besi (pellet) menjadi besi spons(sponge iron) yang nantinya akan menjadi bahan baku
bagi pabrik lainnya, yaitu slab steeldan billet plant. Direct Reduction Iron (DRI) atau
besi spons adalah material hasil olahan dari pellet (bijih besi) yang direduksi dengan
H2 dan CO.

Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber
lain terutama disebabkan karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu
tingginya kandungan karbon menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF)
menjadi lebih efisien dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal
tersebut menjamin konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.

8
Alat dan bahan yang digunanakan dalam proses produksi ini adalah Tanur, dan
bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah
dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya
berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas CO yang
berfungsi sebagai reduktor.

Proses produksi besi spons (Iron Melting)

2.2.2 Proses produksi baja billet (Billet Steel)


Pabrik billet baja adalah pabrik yang membuat baja dalam bentuk batangan yang
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baja profil, baja tulang beton, dan baja
kawat. Bahan baku pabrik ini adalah besi spons, besi tua (scrap), dan paduan ferro
yang dilebur dan diolah di dalam dapur listrik (Electric Arc Furnace) untuk dicairkan.
Setelah mencair, selanjutnya baja dituang dalam cetakan atau sebuah mesin pengecoran
kontinyu (Continuous Casting Machine) sehingga menjadi billet baja. Baja yang telah
didinginkan dan berbentuk billet tersebut dikenakan proses penarikan dan pelurusan,
kemudian dilakukan proses pemotongan dengan ukuran tertentu sesuai dengan
pemesanan.

9
Proses produksi baja billet (Billet Steel)

2.2.3 Proses produksi baja slab (Slab Steel)


Pabrik baja slab memproduksi lembaran baja yang bahan baku utamanya adalah
besi spons dan scrap ditambah dengan batu kapur, serta dicampur dengan unsur-unsur
lain seperti C, Fe, dan Si. Pabrik ini juga memanfaatkan peleburan ulang baja-baja
reject (rusak) dari pabrik-pabrik yang memproses baja jenis lainnya.
Dalam proses ini baja dicairkan dengan cara memasukkan kedalam furnace
(tungku) secara manual dan continues feeding. Cairan baja yang sudah memenuhi
komposisi metalurgy dan temperatur, dituang dari canal furnace ke ladle yang
diangkut oleh brige crane.
Pabrik ini memproduksi baja slab dengan ukuran : tebal 200 mm, lebar 950 – 2080
mm, dan panjang maksimum 12.000 mm, dengan berat maksimum 30 ton.
Slab baja yang sudah didinginkan dengan udara selama 24 – 36 jam, dipotong
sesuai dengan pesanan dengan menggunakan mesin ripping cutting. Kemudian
dilakukan inspeksi visual. Apabila ditemukan cacat fisik permukaan maka dilakukan
pengupasan permukaan dengan menggunakan Unit Scarfing atau Scarfing machine.

10
Proses Produksi Pabrik Baja Slab

2.2.4 Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)


Pabrik Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM) merupakan pabrik yang
menghasilkan baja lembaran tipis berupa coil, plat, dan sheet dengan proses
pemanasan sampai suhu ± 1250 0C, yang merupakan pemrosesan lanjutan dari baja
lembaran yang dihasilkan oleh pabrik slab baja dan kemudian dilakukan pengerolan
panas (milling).
Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM)
mempunyai kapasitas produksi 2 juta ton/tahun. dengan menghasilkan produk
dengan ukuran – ukuran sebagai berikut :
 Tebal : 18 - 25 mm.
 Lebar : 650 - 2080 mm.
 Berat maksimal : 30 ton per gulung.

Pengendalian proses dilakukan secara otomatis dengan control set up computer,


sehingga dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan dalam hal kekuatan
mekanik, toleransi ukuran, maupaun kualitas bentuk (shape). Perlengkapan utama
Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas adalah :

1. Dua buah dapur pemanas dengan kapasitas 300 ton/jam dengan bahan bakar gas
alam, yang berfungsi untuk memanaskan slab.

2. Sebuah sizing press yang digunakan untuk mengatur lebar

3. Sebuah roughfing yang dilengkapi flange edgerroll dan water descaler dengan
tekanan air 180 bar

4. Sebuah pemotong kepala dan ekor slab crospshar

5. Enam buah finishing stand yang dilengkapi dengan alat ukur pengontrol lebar,
panjang, tebal, dan temperatur strip secara otomatis

6. Dua buah measuring house.

11
Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)

2.2.5 Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)


Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin atau Cold Rolling Mill (CRM)
merupakan pabrik yang menghasilkan baja lembaran tipis seperti divisi Hot Strip
Mill, tetapi hasil produksinya berdimensi lebih tipis, dengan proses tarik dan tekan
yang merupakan pemrosesan lanjutan dari baja produksi HSM. Hasil produksi
dalam bentuk gulungan atau coil. Kapasitas dari pabrik CRM yaitu 850 ribu
ton/tahun.
Coil yang dihasilkan berukuran :
 Lebar : 600 - 1300 mm
 Tebal : 0,18 - 3 mm

Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)

2.2.6 Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

12
Pabrik ini menggunakan bahan setengah jadi dari pabrik baja billet sebagai bahan
baku utama untuk diolah menjadi batang baja kawat. Kapasitas produksi saat ini
sebesar 600 ribu ton/tahun batang kawat baja. Dengan variasi produk :
1. Batang kawat karbon rendah
2. Batang kawat untuk elektroda las
3. Batang kawat untuk cold heading diameter 5,5mm, 8mm, 10mm, dan 12mm.
Aliran proses produksinya adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku (billet baja) dipanaskan dalam furnace dengan temperature
mencapai 13000 C selama 2-3 jam.
b. Direduksi pada roughing dan intermediate roughing tram terdiri dari 10 stand
sedangkan intermediate terdiri dari 12 stand. Pada setiap stand dilakukan
penyemprotan air untuk mengurangi tingkat keasaman pada roll di tiap stand.
c. Pada finishing area billet baja baja direduksi menjadi batang kawat sesuai
ukuran yang diminta oleh konsumen
d. Batang kawat dalam bentuk bar diubah menjadi bentuk gulungan melalui
LHD. Setelah digulung setiap 1-10 gulungan diambil satu sample untuk
digunakan sebagai bahan pengujian kualitas sesuai dengan kualifikasi
diinginkan.
e. Hasil dari pabrik berupa batang kawat yang berbentuk coil batang kawat
dengan ukuran diameter 5,5 mm- 20 mm sedangkan kapasitas produksinya
adalah 600.000 ton pertahun.

13
Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
PT.Krakatau Steel merupakan perusahaan BUMN yang bergerak didalam
bidang pengolahan baja, terletak di di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat
pelabuhan Merak yang mana memudahkan akses penyaluran baja dan penerimaan
bahan baku baik dari dalam negeri maupun luar. berdiri pada tanggal 31 Agustus
1970.
PT. Krakatau Steel didalam menjalankan proses produksinya menghasilkan
beberapa produk berupa baja, berikut :
1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).
2. Proses produksi baja billet (Billet Steel).
3. Proses produksi baja slab (Slab Steel).
4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)
5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)
6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

14
B. SARAN
Dengan dijabarkannya mengenai bebagai macam jenis proses produksi baja di
PT.Krakatau Steel, semoga dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi dosen pengasuh mata kuliah Proses Produksi dan para mahasiswa
lainnya. Adapaun dalam pembuatan makalah ini yang masih banyak kekurangan
untuk itu saya memohon kritik dan saran bagi yang membacanya.

BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Ekstraksi metalurgi adalah suatu proses pengolahan dalam pekerjaan metalurgi untuk
mengekstrak (mengeluarkan atau mendapatkan) suatu logam dari dalam
persenyawaannya. Misal : Konsentrat Fe3O4 diekstrak untuk mendapatkan Fe.
Berdasarkan tahap rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika. Pengaturan mengenai penggolongan bahan
galian pun diatur pada UU No. 4/2009 kemudian ditafsirkan pada PP 23 Tahun 2010
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan batubara Pasal 2 ayat
(2) pada huruf b, menjelaskan bahwa komoditas tambang golongan mineral logam
terdiri dari 59 item. Adapun ilmu yang mendasari metalurgi ekstraksi ini mengacu pada
Hukum Termodinamika (Hk. Termo I dan Termo II). Dengan secara umum proses dari
Metalurgi Ekstraksi dibagi menjadi tiga, yaitu Pirometalurgi, Elektrometalurgi, dan
Hidrometalurgi. Hukum yang mengatur proses metalurgi ekstraksi (pemurnian) di
Indonesia antara lain yaitu Undang-undang RI No. 4 Tahun 2009 tentang petambangan
mineral dan batubara. Undang-Undang RI No.1 Tahun 2014 tentang perubahan kedua

15
atas peraturan pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan uasaha
pertambangan mineral dan batubara. Dan Permen ESDM RI No.1 Tahun 2014 tentang
peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral
di dalam negeri yang kemudian dicabut oleh Permen ESDM No.5 Tahun 2017

3.2 SARAN

Adanya kemajuan teknologi dan didukung dengan ada gerbang Revolusi Industri 4.0
pada abad saat ini. Tentunya akan membawa sebuah dampak perubahan-perubahan
besar pada kegiatan pemurnian hasil tambang (ekstraksi metalurgi) mulai dari
keilmuannya hingga sampai proses pengolahannya. Oleh karena itu, penulis berharap
kepada pembaca agar dapat meng-upgrade diri mengenai metaurgi ekstraktif ini dan
selalu memberikan inovasi-inovasi agar dapat berguna kedepannya. Karena pada
dasarnya kitalah pemuda sebagai pemegang pergiliran estafet bangsa ini.

DAFTAR PUSTAKA

Barmaki, Muhammad Joshua Yuriansyah. 2015. Pengantar Proses-Proses Metalurgi.


https://www.academia.edu/13168298/ (Diakses pada 17 Mei 2019)

Ekon, eiti. 2010. PP 23 Tahun 2010. http://eiti.ekon.go.id/v2/wp-content/uploads/2017/


07 /PP-23-Tahun-2010.pdf. (Diakses pada 19 Mei 2019)

ESDM. 2017. Permen 05 Tahun 2017. https://www.esdm.go.id/assets/media/content/


PERMEN_05_TAHUN_2017.pdf. (Diakses pada 19 Mei 2019)

Fadlilah, Muhammad. 2014. Makalah Termodinamika Material. https://www.academia.


edu/8278913/ . (Diakses pada 19 Mei 2019)

Forge, Steel. 2019. Metal Melting Ranges. https://www.steelforge.com/literature/metal-


melting-ranges/ (Diakses pada 15 Mei 2019)

Halim, Muh Takbir. 2012. Ekstraksi Metalurgi. http://abbyminers.blogspot.com/2012/


08/ekstraksi-metalurgi.html (Diakses pada 15 Mei 2019)

16
L' Dn, Muhammad Adnin. 2013. EKSTRAKSI-METALURGI. https://www.scribd.com
/document/135521392/ . (Diakses pada 15 Mei 2019)

Siahaan, Jefri. 2011. Ekstraksi Metalurgi. http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com


/2011/11/ekstraksi-metalurgi.html (Diakses pada 15 Mei 2019)

Unknow. 2018. Metalurgi Ekstraktif. https://id.wikipedia.org/wiki/Metalurgi ekstraktif.


(Diakses pada 19 Mei 2019)

Unknow. 2019. Logam. https://id.wikipedia.org/wiki/Logam. (Diakses pada 19 Mei


2019)

Undang-Undang RI No.1 Tahun 2014

Undang-Undang No.4 TAHUN 2009

Wikipedia. 2019. Pertambangan. https://id.wikipedia.org/wiki/Pertambangan (Diakses


pada 19 Mei 2019)

17

Anda mungkin juga menyukai