PENDAHULUAN
manfaat sumberdaya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan social ekonomi
dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (UU 27, 2007). Hal ini
lahan khususnya di perkotaan telah mengantar pada perluasan wilayah yang tak
terhindarkan. Hal ini menyebabkan manusia memikirkan untuk mencari lahan baru,
terutama daerah strategis dimana terjadi aktivitas perekonomian yang padat seperti
pelabuhan, bandar udara atau kawasan komersial lainnya. Akibat dari lahan yang ada
arealnya terbatas sehingga kondisinya harus diubah menjadi lahan yang produktif
Salah satu jalan keluar yang dipilih untuk mengembangkan kota adalah
keterbatasan lahan tadi. Alasan lain dipilihnya reklamasi adalah bahwa pesisir dan
pesisir relatif tidak berbenturan dengan kepentingan atau kepemilikan lahan, karena
wilayah tersebut. Alasan yang digunakan disini adalah bahwa semakin banyak
kawasan komersial yang dibangun maka akan menambah pendapatan asli daerah
(PAD). Pantai Kamali yang berada di Kota Bau-bau, Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah salah satu pantai yang telah direklamasi pada tahun 2004, yaitu seluas 34.040
m2 dan diresmikan pembukaannya pada 18 Agustus 2005. Saat ini, pantai tersebut
jadi ruang publik yang paling ramai dan merupakan magnet untuk rekreasi.
Pembangunan tempat rekreasi di pantai tersebut merupakan suatu usaha yang sesuai
dengan konsep water front city dengan menciptakan perpaduan atau sinergi yang
indah dan harmonis antara daerah laut dan daratan. Pembangunan ruang terbuka
untuk umum di Pantai Kamali itu sesuai dengan jargon Kota Bau Bau yang
terpampang di beberapa lokasi, dalam dialek Buton: "bolimo karo somanamo lipu"
dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan
seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai, dan berpotensi
(manfaat) dan dampak negatif (kerugian) dari aspek sosial budaya, ekonomi dan
ekologi. Peranan ketiga aspek tersebut dalam suatu pembangunan mulai dari tahap
Oleh karena itu, perlu adanya suatu perencanaan yang matang dan terpadu
serta pelaksanaan kebijakan pengelolaan pantai hasil reklamasi yang cermat, agar
reklamasi telah terjadi di beberapa tempat seperti di Pesisir Ternate, kawasan Pantura
Jakarta, Teluk Manado dan di Pantai Dadap Tangerang. Tetapi penelitian yang telah
dilakukan relatif belum terpadu, sehingga diperlukan suatu penelitian yang terpadu
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Sesuai
dengan pasal 1 ayat 1 Peraturan Mentri Energi Dan Sumberdaya Mineral No 07 tahun
pelestarian sumber daya alam dalam rangka memajukan kesejahteraan umum seperti
diubah dan diperbarui oleh Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang
hidup serta sebagai dasar penyesuaian terhadap perubahan atas peraturan yang telah
ada sebelumnya, serta menjadikannya sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh
adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
diselenggarakan dengan asas tanggung jawab Negara, asas berkelanjutan dan asas
lubang tambang, dan menanam kembali vegetasi dengan memperhatikan sisa galian
reklamasi lahan adalah usaha / upaya menciptakan agar permukaan tanah dapat stabil,
untuk berproduksi, dimulai dari hubungan antara tanah dan vegetasi, sebagai titik
Reklamasi adalah suatu kegiatan atau proses memperbaiki daerah atau areal
yang tidak berguna menjadi daerah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia antara lain untuk sarana dan prasarana baru seperti pelabuhan,
kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi
lahan berguna dengan cara dikeringkan. Pada dasarnya reklamasi merupakan kegiatan
yang mengubah wilayah perairan pantai menjadi daratan yang dimaksudkan untuk
mengubah permukaan tanah yang rendah (biasanya terpengaruh oleh genangan air)
baik yang menyatu dengan wilayah pantai atau pun yang terpisah dari pantai dengan
manfaat sumber daya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi.
Tujuan reklamasi adalah untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau
belum termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat
untuk berbagai keperluan ekonomi maupun untuk tujuan strategis lain. Kawasan
alternatif, reservoir air tawar di pinggir pantai, kawasan pengelolaan limbah dan
lingkungan terpadu, dan sebagai tanggul perlindungan daratan lama dari ancaman
Reklamasi merupakan hal yang sulit dihindari terutama bagi kota pantai yang
memiliki pertumbuhan penduduk yang besar dengan aktivitas ekonomi yang padat.
Hal ini disebabkan karena kondisi daratan sebuah kota pantai cenderung mengalami
memiliki kota di wilayah pesisir dan laut. Sebut saja Belanda, 1/6 luas wilayahnya
mencapai 20% dari luas wilayahnya (13.500 Ha) dan rencana akan ditambah lagi
10.000 Ha; dan Jepang di Teluk Tokyo, reklamasi mencapai 249 km2 (termasuk
penduduk yang sangat cepat sementara lahan pemukiman tidak memadai, sehingga
proyek reklamasi pantai ada yang menentang, maka pihak yang berkuasa dalam
pengerjaan proyek reklamasi pantai akan melakukan segala cara serta kekuasaannya
Pada fase ekskalasi ini dari kedua belah pihak entah dari kelompok penentang
maupun dari pelaksana proyek reklamasi akan melakukan cara apapun untuk
tindakan yang mengarah kepada pengerusakan fasilitas dan lain sebagainya. Agresi
ini tidak hanya dilakukan melalui kontak fisik tetapi juga dapat dilakukan dengan
cara penyebaran berita yang tidak benar sehingga salah satu pihak dapat diuntungkan.
Jadi pada intinya fase ekskalasi ini merupakan hal yang terjadi dalam suatu
konflik atau atau ketidak sepahaman antar pihak satu dan pihak yangblainnya, di
Fase krisis umumnya terjadi apabila Saat krisis terjadi, pihak yang
mengalaminya mungkin saja akan menjumpai krisis lain karena krisis yang terjadi
sebelumnya tidak teratasi dengan baik. Inilah yang menyebabkan potensi kerugian
Contohnya pada kegiatan reklamasi tadi apabila terjadi krisis yang tidak dapat
teratasi dengan baik maka akan menimbulkan banyak kerugian entah itu dari fasilitas
Resolusi konflik adalah suatu proses analisis dan penyelesaian masalah yang
kebutuhan – kebutuhan.
Konflik dapat dilatar belakangi oleh banyak hal. Konflik internal suatu negara
bisa disebabkan oleh banyak hal, baik konflik politik, ekonomi, perdagangan, etnis,
perbatasan dan sebagainya. Tentulah kedua belah pihak maupun pihak luar yang
Dalam setiap konflik selalu dicari jalan penyelesaian. Konflik terkadang dapat
saja diselesaikan oleh kedua belah pihak yang bertikai secara langsung. Namun tak
jarang pula harus melibatkan pihak ketiga untuk menengahi dan mencari jalan keluar
baik oleh negara atau sebagai Organisasi Regional bahkan Organisasi Internasional.
Pada kasus reklamasi pantai ini jika tidak ingin terjadi krisis atau konflik terus
mencari tujuan dan kepentingan bersama, sehingga krisis atau konflik dapat teratasi.
Pasca konflik biasanya diawali dengan kemenangan satu pihak atau terjadinya
reklamasi untuk selanjutnya dibahas lebih lanjut apakah proyek reklamasi ini akan
Pada fase pascakonflik, apabila tuntutan kedua belah pihak terpenuhi atau
sama-sama mendapat keuntungan, maka hubungan kedua belah pihak akan terjalin
dengan baik, namun sebaliknya apabila hanya satu pihak yang diuntungkan maka
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
melonjaknya jumlah penduduk untuk tempat pemukiman. Reklamasi juga tidak dapat
berjalan mulus begitu saja, akan tetapi banyak mendapat pro dan kontra. Reklamasi
juga menjadi salah satu pemicu konflik antar perusahaan, pemerintah, dan
4.2. Saran
dari kedua pihak yang terlibat konflik jangan langsung mengambil tindakan yang
anarkis, karena konflik apabila diselesaikan dengan baik maka akan menghasilkan