Anda di halaman 1dari 6

Buerger Disease

Definisi
Buerger Disease atau dalam dunia medis disebut Tromboangiitis Obliterans
adalah penyakit pembuluh darah (arteri & vena) yang bersifat khusus menyerang
pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam. Kelainannya berupa peradangan
dan penyumbatan oleh trombus pada daerah yang terkena, terutama pembuluh darah
kecil dan sedang di kaki dan tangan. Penyumbatan dan peradangan yang terjadi
menyebabkan bagian ujung-ujung anggota gerak kekurangan oksigen, mati,
kemudian membusuk.
Hampir 100% kasus Buerger Disease menyerang perokok pada usia dewasa
muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia, India, dan negara
lain di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur. Kematian yang diakibatkan oleh
penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada pasien penyakit ini yang terus merokok,
43% dari penderita harus melakukan satu atau lebih amputasi pada 6-7 tahun
kemudian.

Etiologi
Penyebab penyakit Buerger belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat
dugaan bahwa penggunaan tembakau, baik dalam bentuk rokok, cerutu, atau produk
yang dikonsumsi, merupakan faktor utama penyebab kondisi ini. Zat yang terkandung
dalam tembakau dipercaya dapat menyebabkan iritasi pada pembuluh darah yang
kemudian memicu peradangan.
Selain tembakau, terdapat 2 faktor lain yang diduga menyebabkan penyakit
Buerger, yakni faktor genetik dan gangguan sistem kekebalan tubuh yang membuat
sistem imun menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Di Asia, penyakit Buerger lebih sering terjadi pada orang berusia antara 40-45
tahun, dan aktif atau pernah aktif menggunakan produk yang terbuat dari tembakau.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika memiliki faktor-faktor
yang dapat meningkatkan risiko penyakit Buerger.
Rokok mengandung kurang lebih 4000 zat, dan 200 di antaranya berbahaya
bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah nikotin, karbon monoksida dan tar.
Ada berbagai jenis rokok di pasaran yaitu rokok putih, kretek, dan rokok cerutu.
Rokok putih mengandung 14 – 15 mg tar dan 5 mg nikotin, sementara rokok kretek
mengandung sekitar 20 mg tar dan 4 – 5 mg nikotin. Hal ini menunjukkan bahwa
kandungan tar dan nikotin pada rokok kretek lebih tinggi daripada rokok putih.
Kandungan tar dan nikotin pada cerutu paling tinggi karena ukurannya yang lebih
besar. Bagaimana 3 zat ini menyebabkan Penyakit Buerger? Simak penjelasan berikut
ini.
1. Nikotin
Nikotin dapat merusak saraf, meganggu fungsi otak serta jantung. Nikotin
juga dapat mengganggu sistem saraf simpatis dengan merangsang pelepasan
adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan kebutuhan
oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Pada pembuluh darah,
nikotin berfungsi memanggil sel-sel darah trombosit dan menyebabkan penempelan
trombosit ke dinding pembuluh darah. Tumpukan ini memicu peradangan sehingga
semakin banyak sampah yang menumpuk di dinding pembuluh darah yang berakibat
penyempitan. Penyempitan pembuluh darah di bagian ujung tubuh (jari kaki dan jari
tangan) akibat nikotin akan meningkatkan risiko terjadinya ateriosklerosis,
Penyempitan inilah menyebabkan aliran terhambat sehingga bagian yang kurang
darah akan mati dan membusuk.
2. Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk
berikatan dengan hemoglobin dalam eritrosit. Hemoglobin seharusnya berikatan
dengan oksigen untuk didistribusikan ke seluruh tubuh. Faktanya kadar gas CO dalam
darah bukan perokok kurang dari 1%, sementara dalam darah perokok mencapai 4-
15%. Otomatis pada perokok, CO akan menurunkan penghantaran oksigen ke
jaringan seluruh tubuh. Karbon monoksida juga mengganggu pelepasan oksigen,
mempercepat aterosklerosis, dan meningkatkan kekentalan darah sehingga
mempermudah penggumpalan darah. Kombinasi inilah yang menyebabkan aliran
terhambat menuju bagian ujung-ujung tubuh sehingga bagian tersebut cepat
membusuk karena kekurangan oksigen.
3. Tar
Tar merupakan komponen padat asap rokok yang bersifat karsinogen. Pada
saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut dalam bentuk uap padat. Setelah
dingin, tar akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada
permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3 –
40 mg per batang rokok. Tar juga dipercaya menyebabkan dinding pembuluh darah
rusak sehingga dapat menyebabkan tumpukan sampah yang kemudian menyumbat.

Gejala Klinis

 Gejala pertama berupa klaudikasi atau nyeri pada saat berjalan.


 Fase awal menunjukkan kulit kemerahan, sedikit nyeri, dan vena teraba
sebagai saluran yang mengeras sepanjang beberapa milimeter sampai
sentimeter di bawah kulit. Kelainan ini sering muncul di beberapa tempat
pada ekstremitas tersebut dan berlangsung selama beberapa minggu. Setelah
itu tampak bekas yang berbenjol- benjol.
 Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung
lebih lama, bahkan nyeri saat istirahat.
 Penderita sering kali mengalami fenomena Raynaud, suatu kondisi di mana
ujung tubuh (jari, tumit, tangan, kaki) menjadi putih jika terkena suhu dingin.
 Kedinginan, mati rasa, kesemutan, rasa panas pada ujung jari kaki atau jari
tangan.
 Kram otot, biasanya di telapak kaki atau tungkai.
 Kebiruan pada jari tangan dan kaki yang kemudian menghitam dan
membusuk.
 Tidak ada denyutan nadi pada bagian yang kurang aliran darah.
 Otot menjadi atrofi atau mengecil.
 Tulang mengalami ostepoporosis dan bila timbul pembusukan maka terjadi
kerusakan tulang yang berkembang menjadi osteomielitis (radang tulang)
Keterangan hasil:
0-1: Anda tak berisiko penyakit Buerger
2-3: Anda berisiko namun rendah
4-5: Kemungkinan Anda terkena sedang
≥6: Kemungkinan terkena tinggi, diagnosis dapat dipastikan

Langkah diagnosis
Belum ada metode spesifik yang dapat mendiagnosis penyakit Buerger.
Diagnosis yang dilakukan adalah dengan menyingkirkan penyebab lain yang dapat
menimbulkan gejala serupa, selain dari penyakit Buerger.
Proses diagnosis diawali dengan pemeriksaan gejala, faktor risiko yang
dimiliki, dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Setelahnya, pemeriksaan
dapat dilanjutkan dengan tes. Beberapa tes yang biasa digunakan, yakni:

 Tes Allen. Dalam tes ini, pasien akan diminta untuk mengepal tangan sekuat
mungkin, kemudian membukanya. Setelah kepalan dibuka, dokter akan
memeriksa sirkulasi aliran darah pada tangan. Apabila aliran darah melambat,
itu bisa menjadi tanda penyakit Buerger.
 Angiografi. Prosedur pemindaian, seperti CT scan atau MRI, digunakan
dalam tes ini. Sebelum pemindaian dilakukan, terlebih dahulu akan
disuntikkan zat pewarna kontras ke dalam pembuluh darah pasien. Zat
pewarna kontras berfungsi memperjelas gambaran kondisi pembuluh darah
yang ditampilkan oleh alat pemindai.
 Tes darah. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi zat-zat tertentu di dalam darah
yang kemunculannya dapat disebabkan oleh kondisi selain penyakit Buerger.

Tatalaksana

Meskipun belum ada metode yang sepenuhnya dapat menyembuhkan


penyakit Buerger, namun terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
meredakan gejala yang ada. Penanganan penyakit ini harus disesuaikan dengan gejala
yang muncul.

Penanganan gejala yang dipercaya paling efektif adalah dengan menghentikan


penggunaan tembakau. Pasien harus sepenuhnya menghindari produk-poduk yang
mengandung tembakau, baik itu rokok, cerutu, maupun produk tembakau yang
dikonsumsi. Bila diperlukan, dokter dapat menganjurkan pasien untuk mengikuti
program khusus yang bertujuan untuk mengatasi kecanduan merokok.

Selain menghindari penggunaan tembakau, penanganan gejala penyakit Buerger juga


dilakukan dengan:

 Obat. Pemberian obat yang berfungsi untuk memperbaiki sirkulasi darah,


mencegah pembentukan gumpalan darah, merangsang tumbuhnya pembuluh
darah baru, atau melebarkan pembuluh darah. Penentuan dosis dan jenis obat
harus dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
 Operasi. Salah satu operasi yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala
penyakit Buerger adalah sympathectomy yaitu memotong saraf yang
menimbulkan keluhan. Namun, efektivitas penanganan penyakit Buerger
dengan sympathectomy masih diperdebatkan. Diskusikan lebih lanjut dengan
dokter terkait manfaat dan risiko prosedur yang akan dijalani.
 Amputasi. Amputasi dilakukan ketika terjadi komplikasi, seperti infeksi yang
tidak teratasi atau gangrene.
 Terapi stimulasi saraf tulang belakang. Terapi ini bertujuan untuk
meredakan nyeri dengan mengirimkan aliran listik bertenaga kecil ke saraf
tulang belakang. Listrik yang dialirkan tersebut berfungsi menghalangi
munculnya sensasi nyeri.

Selain beberapa metode di atas, penanganan gejala juga dapat dilakukan di rumah.
Pasien dapat mengompres tangan dan kaki dengan air hangat agar aliran darah
meningkat, sehingga nyeri yang dirasakan dapat berkurang. Namun, akan lebih baik
bila perawatan di rumah didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter. Dokter akan
menentukan perawatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien.

Komplikasi
Penderita penyakit Buerger dapat mengalami gangrene (kematian jaringan)
pada jari tangan dan kaki. Kondisi ini merupakan dampak dari melambat atau bahkan
berhentinya pasokan darah ke bagian tersebut. Gangrene biasanya ditandai dengan
mati rasa dan perubahan warna jari tangan atau kaki menjadi biru atau hitam. Akan
lebih baik jika pasien langsung menemui dokter saat menyadari munculnya gejala-
gejala di atas.

Pencegahan
Pencegahan penyakit Buerger dapat dilakukan dengan menghindari rokok
atau menggunakan produk yang terbuat dari tembakau. Pasien yang mengalami
kecanduan rokok dapat berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menganjurkan
terapi untuk membantu pasien mengatasi kecanduan.
Selain itu, upaya yang juga dapat dilakukan untuk menurunkan risiko penyakit
Buerger, antara lain:

 Mengonsumsi makanan sehat


 Melakukan pemeriksaan rutin
 Rutin berolahraga
 Istirahat yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai