Anda di halaman 1dari 4

1

Pengaruh Akses Menuju Ruang Terbuka Hijau


Terhadap Mental Distress pada Siswa SMKN 03
Surabaya

Ristanti Risqi Rahayu, Wiwid Nur Islami, Retno Putri Ningtias, Najla Tiara Umah, Linda
Fatmawati

Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memastikan keterkaitan antara akses menuju ruang terbuka hijau (x)
dengan mental distress (y) pada siswa di SMK N 03 Surabaya (z). Ruang terbuka hijau adalah sebuah area di
dalam kota yang dapat digunakan oleh publik. Ruang terbuka hijau kerap dianggap sebagai salah satu faktor
yang dapat memengaruhi tingkat kesehatan mental masyarakat khususnya remaja. Sedangkan kesehatan
mental didefinisikan sebagai kondisi sejahtera di mana setiap individu menyadari potensinya, dapat
memecahkan masalah dalam hidup, berkerja secara produktif, dan dapat berkontribusi bagi lingkungannya.
Penelitian ini dilakukan pada sampel yang terdiri dari 77 siswa SMK N 03 Surabaya yang berusia 16 hingga
17 tahun. Data diperoleh dengan menggunakan skala Mental Distress dan skala Access to Green Space yang
diolah menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan pendekatan kuantitatif eksplanatori
analisis data korelasi Spearman’s rho. Hasil analisis korelasi menunjukkan hubungan yang positif namun
signifikansinya lemah antara akses menuju ruang terbuka hijau (y) dengan mental distress (x) pada siswa
SMKN 03 Surabaya (z). Dari hasil penghitungan didapatkan bahwa koefisien P-Value lebih kecil dari taraf
signifikansi 0.49 (0.000 > 0.01 > 0.05), sehingga koefisien korelasi sebesar 0.227 menujukkan hubungan yang
sangat lemah.

Kata kunci: akses menuju ruang terbuka hijau, mental distress, siswa SMK N 03 Surabaya
2

Pendahuluan Metode

Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan Tipe penelitian yang digunakan


ruang terbuka bervegetasi yang berada di kawasan menggunakan data kuantitatif. Berdasarkan
perkotaan yang mempunyai fungsi antara lain tujuannya, penelitian ini termasuk dalam jenis
sebagai area rekreasi, sosial budaya, estetika, fisik penelitian explanatory. Teknik pengumpulan data
kota, ekologis dan memiliki nilai ekonomis yang yang digunakan yaitu penelitian survey. Kriteria
cukup tinggi bagi manusia maupun bagi populasi pada penelitian ini yaitu siswa SMKN 03
pengembangan kota (Dewiyanti, 2009). Ruang Kota Surabaya pada tahun ajaran 2018/2019. Dari
terbuka hijau dapat berbentuk hutan kota, taman populasi tersebut diperoleh 75 sampel yang sesuai
kota, taman pemakaman umum, lapangan kriteria. Sampel berusia antara 16-18 tahun dan
olahraga, jalan raya, jalur hijau, bantaran rel kereta berjenis kelamin laki-laki.
api dan bantaran sungai. Ruang terbuka hijau
Mental distress yang dimaksud dalam
memiliki peran yang cukup penting dalam
penelitian ini yaitu faktor-faktor tertentu yang
memberikan keleluasaan gerak pada tiap
menghalangi seseorang dalam proses aktualisasi
penggunanya, karena aktivitas dan perkembangan
diri dan berinteraksi dengan lingkungannya.
kota yang semakin lama semakin berkembang
Sedangkan definisi operasional akses menuju
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan manusia
ruang terbuka hijau (Acces to green space) adalah
yang hidup di dalamnya (Krisnawati, 2009).
akses subjek dengan ruang terbuka bervegetasi
Sedangkan, mental ditress adalah faktor-faktor
yang berada di kawasan perkotaan.
tertentu yang menghalangi seseorang dalam proses
aktualisasi diri dan berinteraksi dengan Penelitian ini menggunakan dua skala
lingkungannya (Veit, 1983). Sedangkan menurut dalam bentuk kuesioner, yaitu skala untuk
Microwsky & Ross (2002, dalam Drapeau, mengukur mental distress yang terdiri dari 23
Marchand, & Beaulieu-Prevost, 2012) aitem valid dengan reliabilitas sebesar 0.751 dan
mendefinisikannya sebagai keadaan penderitaan skala untuk mengukur akses menuju ruang terbuka
secara emosional yang ditandai dengan gejala hijau yang terdiri dari 5 (lima) aitem valid dengan
depression dan anxiety. Seorang individu reliabilitas sebesar 0.678. Teknik analisis yang
mengalami kondisi tidak mampu secara efektif digunakan dalam penelitian yaitu statistic non-
dalam mengatasi stress dan gejolak emosional parametrik berupa uji korelasi Spearman’s rho.
yang muncul juga akan memberikan dampak Hal ini dikarenakan data yang digunakan tidak
tersendiri pada status kesehatan mentalnya lolos uji asumsi normalitas maupun homogenitas.
(Ridner, 2004 dalam Drapeau, Marchand, &
Beaulieu-Prevost, 2012).
3

Hasil SPSS dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan


yang positif namun signifikansinya lemah antara
Tabel 1.1
mental distress (X) dengan akses menuju ruang
Nonparametric Correlations terbuka hijau (Y) pada siswa SMKN 3 Surabaya.
Hal ini ditunjukkan dari hasil korelasi koefisien P-
Correlations
Value lebih kecil dari taraf signifikansi 0.49 (0.000
Mental Greens
> 0.01 > 0.05), sehingga koefisien korelasi sebesar
distress pace
Spearma Mentald Correlation 0.227 lemah sekali.
1.000 .227*
n's rho istress Coefficient
Seperti pada pernyataan bahwa ruang
Sig. (2-
. .049 terbuka hijau dianggap memengaruhi kesehatan
tailed)
N 76 76 mental melalui peningkatan aktivitas fisik, dengan
Greensp Correlation menyediakan tempat bagi warga sekitar untuk
ace Coefficient .227* 1.000
bertemu, memfasilitasi ikatan sosial, serta
Sig. (2- mengurangi stres dan kelelahan mental (Cohen-
.049 .
tailed)
Cline, dkk., 2015). Korelasi yang lemah tersebut
N 76 77
mungkin terjadi karena terdapat variabel mediator
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed). atau penghubung antara akses ke Ruang Terbuka
Hijau dengan mental distress, yaitu peningkatan
Dari hasil analisis diatas, penulis aktivitas fisik dan sosialisasi.
menggunakan analisis korelasi Spearman’s rho.
Simpulan
Dari hasil penghitungan didapatkan bahwa
koefisien P-Value lebih kecil dari taraf signifikansi Penelitian ini memastikan bahwa terdapat
0.49 (0.000 > 0.01 > 0.05), sehingga koefisien keterkaitan antara akses menuju ruang terbuka
korelasi sebesar 0.227 lemah sekali. Dari hasil hijau dengan mental distress pada siswa di SMK N
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 03 Surabaya. Hasil analisis menunjukkan jika
hubungan yang positif namun signifikansinya mental distress (x) dengan akses menuju ruang
lemah antara mental distress (x) dengan akses terbuka hijau (y) pada siswa SMKN 3 Surabaya (z)
menuju ruang terbuka hijau (y) pada siswa SMKN memiliki hubungan positif yang sangat lemah.
03 Surabaya. Dari hasil penghitungan didapatkan bahwa
koefisien P-Value lebih kecil dari taraf signifikansi
0.49 (0.000 > 0.01 > 0.05), sehingga koefisien
Diskusi korelasi sebesar 0.227 menujukkan hubungan yang
sangat lemah. Sehingga, dibutuhkan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
yang bersifat longitudional untuk mempertegas
pengaruh akses menuju ruang terbuka hijau
hubungan di antara ketiga variabel beserta bukti
terhadap mental distress pada siswa SMK N 3
yang mendukung.
Surabaya. Berdasarkan hasil analisis dengan IBM
4

Rekomendasi Intervensi

Berdasarkan hasil analisis data dan Daftar Pustaka


kesimpulan yang diperoleh, penulis
Cohen-Cline, H., Turkheimer, E., & Duncan,
merekomendasikan untuk memberikan
G. E. (2015). Access to green space,
psikoedukasi kepada remaja Kota Surabaya.
physical activity and mental
Psikoedukasi memberikan kesempatan untuk
health: a twin study. J Epidemiol
mendidik pasien dan keluarga terkait dengan
Community Health, 69(6), 523-
kondisi psikologis yang dialami pasien, serta
529.
memberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan umum terkait penyebab, perawatan, Dewiyanti, D. (2009). Ruang Terbuka Hijau Kota
dampak perawatan, dan sebagainya (Wu & Bandung (suatu tinjauan awal taman kota
McGuire, 2018). terhadap konsep kota layak anak).
Psikoedukasi yang dilakukan berupa Majalah Ilmiah UNIKOM, 7 (1): 13-26.
poster dan seminar yang disasarkan untuk remaja
Krisnawati, E. (2009). Elemen Ruang Terbuka
Kota Surabaya dan lembaga yang terkait. Tujuan
Hijau dalam Fenomena Kebutuhan Tata
dari psikoedukasi yang dilakukan yaitu sebagai
Ruang Perkotaan. Jurnal Teknik Sipil dan
tindakan preventif potensi meningkatnya mental
Arsitektur, 6(10): 1-8.
distress yang dihadapi remaja Kota Surabaya
terkait ruang terbuka hijau. Pola perilaku yang Veit, T. &. (1983). The Structure of Psychological
ingin diubah dari psikoedukasi yang dilakukan Distress and Well-Being in General
yaitu memberikan pengetahuan kepada remaja Populations. Journal of Consulting and
Kota Surabaya akan pentingnya mental distress Clinical Psychology, 730-742.
dan kaitannya dengan ruang terbuka hijau.
Wu, M., & McGuire, J. F. (2018). The clinician's
Poster yang dibuat berupa ajakan kepada remaja
guide to treatment and management of
Kota Surabaya untuk beraktivitas di taman youth with tourette syndrome and tic
sehingga mengurangi mental distress yang dialami. disorders. Academic Press.
Seminar yang dilaksanakan dapat berupa materi
tentang kegiatan yang dapat dilakukan di taman,
menjaga lingkungan, dan mental distress itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai