Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PROFILING KESEHATAN MENTAL

REMAJA SMA DI SURABAYA

Asesmen dan Intervensi Komunitas


D-1
Nora Nadya 111711133115
Mauliddita Salsabila A. 111711133121
Nabila Aliya F. 111711133135
Sekar Jingga D. I. 111711133136
Fatimah Aulia R. 111711133151

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Kami selaku tim penyusun, mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya pada tugas laporan kami
yang berjudul “Laporan Profiling Kesehatan Mental Remaja di Surabaya”. Kami
telah berusaha menyusun laporan ini secara optimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga proses pembuatan laporan ini dapat berjalan dengan
lancar dan tepat waktu. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam pembuatan laporan ini, yaitu
kepada:

1. Ilham Nur Alfian, M.Psi., psikolog sebagai dosen PJMK Asesmen dan
Intervensi Komunitas, yang telah membimbing selama proses
pengambilan data, pengolahan data, dan penyusunan laporan.
2. Dr. Rakhman Ardi, M.Psych. sebagai dosen pengajar mata kuliah
Asesmen dan Intervensi Komunitas kelas D-1 karena telah
membimbing selama proses penyusunan laporan.

Meski demikian, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih memiliki


kekurangan. Untuk itu, kami sebagai penyusun secara terbuka menerima kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Demikian yang dapat penyusun
sampaikan, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi
pembaca dan khususnya menjadi sarana pembelajaran bagi penyusun.

Surabaya, 23 Juni 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Asesmen .......................................................................... 1
BAB II LAPORAN HASIL ASESMEN ............................................................. 2
2.1 Perbandingan Mental Distress Laki-laki dengan Perempuan ....................... 2
2.2 Perbandingan Mental Well-Being Laki-laki dengan Perempuan .................. 3
2.3 Perbandingan Mental Health Index Laki-laki dengan Perempuan ............... 4
2.4 Analisis Reliabilitas Instrumen Asesmen ..................................................... 5
2.4.1 Reliabilitas MHI ..................................................................................................... 5
2.4.2 Reliabilitas SRQ ..................................................................................................... 6
2.4.3 Reliabilitas GHQ .................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Asesmen


Kesehatan mental merupakan suatu hal yang krusial dalam kehidupan
seseorang. Dengan keadaan mental yang sehat, maka seseorang dapat
melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. Kondisi mental yang sehat akan
membantu perkembangan seseorang ke arah yang lebih baik di masa yang
akan datang. Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang dapat
menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang
normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi
terhadap lingkunganya (WHO, 2016). Sedangkan, gangguan mental (mental
disorder) adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gangguan klinis yang
signifikan dalam kognisi, regulasi emosi, atau perilaku seseorang yang
mencerminkan disfungsi dalam proses psikologis, biologis, atau
perkembangan yang mendasari fungsi mental (American Psychiatric
Association, 2013).
Tidak hanya sehat secara fisik, namun seorang individu akan dikatakan
sehat jika ia juga sehat secara psikologis. Berdarsarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2005) sehat adalah keadaan
seluruh badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit. Selaras dengan
penjelasan WHO yang menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera
secara fisik, mental, dan sosial, bukan sekedar hanya tidak terjangkit penakit
maupun cacat (Kirana, 2016).
Asesmen ini kami lakukan untuk mengetahui tingkat kesehatan mental
remaja di Surabaya dan memenuhi tugas akhir mata kuliah Asesmen dan
Intervensi Komunitas. Dengan melakukan asesmen ini kami berharap dapat
memberikan informasi bagi para pengguna dan pembaca laporan ini.

1
BAB II
LAPORAN HASIL ASESMEN

2.1 Perbandingan Mental Distress Laki-laki dengan Perempuan


Tabel 1. Group Statistic Mental Distress
Group Statistics
Std.Error
JENISKELAMIN N Mean Std.Deviation
Mean
MentalDistress
Perempuan 1968 81.6321 11.26240 .25387
Laki-Laki 1447 83.2198 14.97315 .39362

Tabel 2. Independent Samples Test Mental Distress


Independent Samples Test
Lavene’s
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Total Sig.(2- Mean Std. Error
F Sig. t df Lower Upper
tailed) Differences Differences
Equal
- - -
variances 37.928 .000 3413 .000 -1.58765 .44897
3.536 2.46793 .70738
assumed
Equal
variances - - -
2572.063 .001 -1.58765 .46839
not 3.390 2.50611 .66919
assumed

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 1. Group Statistics, nilai


rata-rata mental distress pada laki-laki adalah sebesar 83.2198, sedangkan
perempuan memiliki nilai rata-rata mental distress sebesar 81.6321. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata mental distress laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa laki-laki

2
cenderung memiliki kondisi kesehatan mental yang lebih negatif dibandingkan
perempuan. Namun, perbedaan nilai rata-rata tersebut tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan.

2.2 Perbandingan Mental Well-Being Laki-laki dengan Perempuan


Tabel 3. Group Statistic Mental Well-Being
Group Statistics
Std.Error
JENISKELAMIN N Mean Std.Deviation
Mental Well- Mean
Being Perempuan 1968 54.1433 8.84406 .19936
Laki-Laki 1447 54.7816 10.91489 .28694

Tabel 4. Independent Samples Test Mental Well-Being


Independent Samples Test
Lavene’s
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Total Sig.(2- Mean Std. Error
F Sig. t df Lower Upper
tailed) Differences Differences
Equal
- -
variances 18.045 .000 3413 .059 -.63832 .33851 .02538
1.886 1.30203
assumed
Equal
variances - -
2714.085 .068 -.63832 .34940 .04678
not 1.827 1.32343
assumed

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 3. Group Statistic Mental


Well-Being nilai rata-rata mental well-being pada laki-laki adalah sebesar
54.7816, sedangkan perempuan memiliki nilai rata-rata mental well-being sebesar
54.1433. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata mental well-being laki-laki

3
lebih tinggi dibandingkan perempuan. Sehingga dapat diartikan bahwa laki-laki
cenderung memiliki kondisi kesehatan mental yang lebih positif dibandingkan
perempuan.

2.3 Perbandingan Mental Health Index Laki-laki dengan Perempuan


Tabel 5. Group Statistic Mental Health Index
Group Statistics

Std.Error
JENISKELAMIN N Mean Std.Deviation
Mental Well- Mean
Being Perempuan 1968 135.7754 16.63494 .37498
Laki-Laki 1447 138.0014 22.01078 .57863

Tabel 6. Independent Samples Test Mental Health Index


Independent Samples Test
Lavene’s
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig.(2- Mean Std. Error
Total F Sig. t df Lower Upper
tailed) Differences Differences
Equal
- -
variances 23.224 .000 3413 .001 -2.22598 .66136 -.92927
3.366 3.52269
assumed
Equal
variances - -
2580.943 .001 -2.22598 .68951 -.87393
not 3.228 3.57802
assumed

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5. Group Statistic Mental


Health Index, nilai rata-rata mental health index pada laki-laki adalah sebesar
138.0014, sedangkan perempuan memiliki nilai rata-rata mental health index
sebesar 135.7754. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata mental health index

4
perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa kondisi laki-laki memiliki taraf kesehatan mental yang lebih
tinggi dengan distress psikologis lebih rendah dibandingkan perempuan.

2.4 Analisis Reliabilitas Instrumen Asesmen


Reliabilitas merupakan kekonsistensian sebuah alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut dapat dipercaya dan dianggap reliabel. Tinggi rendahnya reliabilitas akan
ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut sebagai koefisien reliabilitas, yang
berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila koefisien reliabilitas semakin
mendekati 1, maka alat ukur tersebut dapat dikatakan semakin baik/reliabel.
Namun, jika sebaliknya yaitu mendekati 0 maka alat ukur tersebut dapat dikatakan
tidak reliabel atau kurang dapat dipercaya.

2.4.1 Reliabilitas MHI


Tabel 7. Reliability Statistics MHI
Reliability Statistics
Cronbach’s
N of Items
Alpha
.836 37

Berdasarkan tabel statistika reliabilitas diatas, instrumen asesmen


MHI-38 memperoleh reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0.836 dengan
jumlah aitem sebanyak 37 buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa MHI-38
ini reliabel untuk digunakan sebagai instrumen skrining terhadap individu.

5
2.4.2 Reliabilitas SRQ
Tabel 8. Reliability Statistics SRQ
Reliability Statistics
Cronbach’s
N of Items
Alpha
.775 20

Berdasarkan tabel Statistika Reliabilitas diatas, instrumen asesmen


SRQ-20 memperoleh reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0.775 dengan
jumlah aitem sebanyak 20 buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SRQ-20
ini reliabel untuk digunakan sebagai instrumen skrining terhadap individu.
Namun, jika dibandingkan dengan instrumen asesmen MHI-38 maka
instrumen ini reliabilitasnya lebih rendah.

2.4.3 Reliabilitas GHQ


Tabel 8. Reliability Statistics GHQ
Reliability Statistics
Cronbach’s
N of Items
Alpha
.989 12

Berdasarkan tabel Statistika Reliabilitas diatas, instrumen asesmen


GHQ-12 memperoleh reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0.989 dengan
jumlah aitem sebanyak 12 buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa GHQ-12
ini reliabel untuk digunakan sebagai instrumen skrining terhadap individu.
Dari ketiga instrumen yaitu MHI-38, SRQ, dan GHQ, maka instrumen GHQ
yang memiliki tingkat reliabilitas paling tinggi.

6
DAFTAR PUSTAKA

WHO. (2016, May 6). Retrieved from https://www.who.int/mental_health/en/

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of


Mental Disorders (DSM-5) (5th ed.). Washington, DC: American Psychiatric
Publishing.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3 ed.).


Jakarta: Balai Pustaka.

Kirana, A. (2016). Modul Perkuliahan: Kesehatan Mental. Jakarta: Universitas


Mercu Buana.

Orford, J. (2008). Community Psychology: Challenges, Controversies, and


Emerging Consensus. Birmingham, UK: Wiley.

Veit, C., & Ware, J. (1983). The Structure of Psychological Distress and Well-
Being in General Populations. Journal of Consulting and Clinical Psychology ,
51, 730-742.

Drapeau, A., Marchand, A., & Beaulieu-Prevost, D. (2012). Epidemiology of


Psychological Distress. In L. L'Abate, Mental Illnesses : Understanding,
Prediction and Control (pp. 105-134). Croatia: InTech.

Anda mungkin juga menyukai