Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Irma Nur Karimah 081611333063
Septia Budi Lestari 081611333081
i
LEMBAR JUDUL
Judul : Studi Observasi Brachyterapy Intracavitary Di Instalasi
Radioterapi RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Penyusun :Irma Nur Karimah 081611333063
Septia Budi Lestari 081611333081
Pembimbing I : Dr. Suryani Dyah Astuti, S.Si, M.Si
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Nama Mahasiswa :
1. Irma Nur Karimah 081611333063
2. Septia Budi Lestari 081611333081
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah diterima dan disetujui,
Dr. Suryani Dyah Astuti, S.Si, M.Si Bambang Haris Suhartono, S.Si, M.Si
NIP.19690804 199412 2 001 NIP.197206012000031007
Surabaya, 20 Mei 2019
Menyetujui
iii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Studi Observasi Brachyterapy
Intracavitary Di Instalasi Radioterapi RSUD Dr.Soetomo Surabaya” dengan
baik tanpa ada halangan yang berarti. Laporan ini telah kami selesaikan dengan
maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal dalam penyelesaian laporan ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga laporan ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
3.1. Tempat dan Waktu ..................................................................................................... 14
6
6.2. Saran ........................................................................................................................... 44
LAMPIRAN.................................................................................................................. 46
7
Studi Observasi Brachyterapy Intracavitary Di Instalasi Radioterapi RSUD
Dr.Soetomo Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu kasus terbanyak yang ditangani di RSUD dr. Soetomo adalah kasus
kanker serviks atau Ca Cervix menggunakan teknik brakhiterapi
intrakaviter(Brachyterapy intracavitary). Oleh karena itu penulis mengambil judul
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu Studi Observasi Brachyterapy
Intracavitary Di Instalasi Radioterapi RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Dengan
ini penulis berharap bisa memberi gambaran mengenai apa yang dikerjakan oleh
fisikawan medis, terutama dalam memahami aspek klinis dari brachyterapy
intracavitary.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat kita
ambil adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan brachyterapy intracavitary ?
2. Apa saja aspek klinis dari brachyterapy intracavitary ?
1.3. Tujuan
Secara umum, Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki tujuan:
1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Prodi S1-Fisika, Universitas
Airlangga.
2. Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang yang
dipelajari di Prodi S1 - Fisika demi terwujudnya pola hubungan yang
jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan pengguna
outputnya. Sehingga ada komprehensi antara teori yang didapat selama
perkuliahan dengan aplikasi di dunia kerja.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Bagi Perguruan Tinggi.
Sebagai wawasan ilmu terutama tentang perkembangan kesehatan di
Indonesia baik dari segi proses dan teknologi.
2. Bagi Instansi Tempat Praktek Kerja Lapangan.
a. Sebagai sarana penghubung antara Rumah Sakit dengan lembaga
perguruan tinggi.
b. Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat
menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk menentukan
kebijaksanaan Rumah Sakit di masa yang akan datang.
c. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh Rumah Sakit tersebut.
3. Bagi mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kenyataan yang ada dalam dunia
kerja sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang
telah didapat dalam dunia kerja.
b. Dapat mempersiapkan langkah–langkah yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri di lingkungan kerja di masa mendatang.
c. Dapat mengenal lebih jauh realita ilmu yang telah diterima dibangku
kuliah melalui kenyataan yang ada di lapangan.
BAB II
PROFIL RSUD DR.SOETOMO SURABAYA
- Patologi Anatomi : 63
- Rehabilitasi Medik : 151
- Radioterapy : 14
8. Kasus-kasus untuk perawatan medik (10 Terbanyak) :
- Other disorders of fluid, electrolyte and acid-base balance
- Other metabolic disorder
- Other anaemias
- Essential (primaty) hypertension
- Malignant neoplasm of cervix uteri
- Diabetes mellitus non-insulin-dependent
- Anaemia in chronic diseases classified elsewhere
- Pneumonia, organism unspecified
- Other gastroenteritis and colitis of infectious and unspecified origin
- Other disorders of urinary system
9. Bengkel dengan peralatan / perawatan alat :ada dengan 1 kali perbaikan tiap
3bulan
10. Pengembangan Rumah Sakit :
- Kidney Center
- Surabaya Transplant Organ Center
- Pusat Palliatif
- Pusat Pelayanan Jantung Terpadu
- Hospital Hotel (Hostel)
3. Instalasi Radioterapi
Pelayanan Radioterapi didukung oleh tim yang berpengalaman,
terdiri dari: dokter spesialis Radiologi (konsultan) Onkologi Radiasi,
1. Dosimeter invivo
2. Dosimeter absolute maupun relative
Sedangkan untuk keamanan/keselamatan petugas juga dilengkapi dengan:
1. Thermoluminescene dosimeter(TLD)
2. Pocket dosimeter
BAB III
PELAKSANAAN
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4.1.Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi dari dalam atom, radiasi dapat
berupa partikel atau gelombang (BATAN,2019). Radiasi dalam bentuk
partikel atau korpuskuler yaitu radiasi yang berasal dari partikel. Misalnya
alfa dan beta Sedangkan radiasi dalam bentuk gelombang adalah radiasi
yang tidak memiliki massa dan muatan listrik. Contohnya sinar gamma,
sinar X dan juga cahaya tampak seperti cahaya matahari, cahaya lampu,
microwave dan radio.
Secara garis besar radiasi terbagi menjadi dua, diantaranya :
a. Radiasi pengion yaitu jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Jenis radiasi pengion antara
lain: partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron.
Radiasi pengion dapat menyebabkan kematian atau kelainan pada sel,
dalam waktu sementara maupun permanen. Radiasi pengion juga dapat
menyebabkan mutasi pada gen, sehingga dapat mengganggu keturunan.
Akan tetapi, radiasi pengion ini dapat digunakan dalam berbagai tindakan
medis. Cabang kedokteran yang menggunakan radiasi pengion dalam
tindakan medis adalah radioterapi, radiologi terapi atau onkologi radiasi
(Podgorsak, 2003).
b. Radiasi non-pengion yaitu jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan
efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Jenis radiasi non-pengion
antara lain: gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan
melalui radio dan televisi), gelombang mikro (yang digunakan dalam
microwave oven dan transmisi seluler handphone), sinar inframerah (yang
memberikan energi dalam bentuk panas),
Menurut sifat kejadiannya, radiasi pengion dikelompokkan ke dalam
radiasi langsung dan radiasi tak-langsung.
a. Radiasi langsung terjadi jika radiasi menyebabkan ionisasi pada saat itu
juga ketika berinteraksi dengan atom materi, dan proses ini bisa
disebabkan oleh partikel bermuatan seperti alpha dan beta.
b. Radiasi Tak langsung adalah radiasi yang tidak secara langsung
menimbulkan ionisasi. terjadi pada interaksi partikel bermuatan,
interaksi radiasi yang berupa gelombang elektromagnetik (sinar gamma
atau sinar-X) ataupun partikel yang tidak bermuatan listrik (neutron).
4.2.Kanker
4.3.Radioterapi
bagian tubuh yang terkena kanker dan dosis yang sangat rendah untuk
bagian yang tidak terkena kanker. Terapi ini akan bekerja dengan cara
merusak DNA dari sel kanker yang kemudian menghentikan
pertumbuhannya.
1. Radiofarmaka
4.1. Brachyterapy
Brachytherapy adalah pengobatan radiasi dengan
mendekatkan sumber radiasi ke tumor primer. Dengan teknik ini
ditempatkan suatu sumber radiasi ke dalam tumor. Penempatan
sumber radiasi ini umumnya tidak bersifat permanen, dimana bila
dosis radiasi yang direncanakan telah tercapai maka sumber radiasi
ini diangkat kembali. Kelebihan brachytherapy adalah tumor akan
mendapat dosis yang besar dengan menjaga jaringan sehat dari dosis
yang berlebihan. Selain itu teknik brachytherapy bermanfaat untuk
tumor yang bersifat hipoksik atau memiliki daya proliferasi lambat
karena secara kontinyu memberikan radiasi. Kekurangannya adalah
letak tumor harus dapat dijangkau dan tidak dapat digunakan sebagai
terapi tunggal pada tumor dengan risiko adanya keterlibatan kelenjar
getah bening regional. Disamping itu diperlukan suatu ketrampilan
khusus dan perencanaan terapi yang baik.
1. Intrakaviter
Sumber radiasi dimasukkan kedalam rongga tubuh, misalnya
pada kanker serviks dan nasofaring. Pemakaian terapi intrakaviter
paling umum digunakan pada keganasan ginekologis melibatkan
penempatan aplikator intrauterine atau intravaginal yang secara
berkala diisi dengan sumber radioaktif encapsulated (misalnya
137Cs, 226Ra, atau 192Ir). Terdapat beberapa macam sistem
3. Intraperitonel
Sumber radiasi yang dipakai berupa larutan yang
mengandung radioisotop misalnya koloid radioaktif
4. Intraluminal
Sumber radiasi ditempatkan didalam saluran, misalnya
pada kanker esofagus dan bronkus.
5. Intravaskuler
BAB V
PEMBAHASAN
5.1.Brachyterapy Intracavitary
Brachyterapy (curietherapy atau endocurie) adalah pengobatan kanker
jarak dekat dengan menggunakan radiasi dari sumber radionuklida kecil yang
dienkapsulasi. Jenis perawatan ini diberikan dengan menempatkan sumber
langsung ke dalam atau di dekat target. Sumber brachytherapy yang paling
umum memancarkan foton, Namun, dalam beberapa situasi khusus, sumber
memancarkan neutron atau β.
5.2.1. Genikologi
Brachytherapy intracavitary banyak digunakan untuk kanker serviks
uterus, rahim dan vagina. Berbagai aplikator digunakan untuk menyimpan
sumber dalam konfigurasi yang sesuai. Aplikator serviks terdiri dari tabung
tengah (tandem) dan kapsul lateral (ovoid atau kolpostat).
IB1,IIA
< 4 cm 1.Histerektomi radikal IB/A
Pasien muda untuk 2.Radioterapi III/B
overlan preserved
Pasca bedah : Histerektomi vaginal
r
Nodus (+) Parametrium a
d
(+)/ tepi operasi (+) i
Massa yang besar, CLS k
a
(+) l
Diseksi KGB per laporoskopi
Invasi 1/3 luar atroma
Adjuvan radioterapi ± IB/A
serviks kemoterapi
pasca bedah
Adjuvan whole pelvic IB/A
irradiation
IB2-IIA
Primer kemoradiasi IB/A
> 4 cm
Primer histerektorial III/B
radikal
III/B
Neoadjuvan
kemoterapi diikuti
Tidak metastasis
dinding pelvis,
terutama jika terdapat
fistula visikovaginal
atau rectovaginal
Radiasi IV/C
IVB atau rekuren Kemoterapi konkuren III/B
Rekuren local pasca Eksenterasi pelvis IV/C
bedah
Eksenterasi pelvis
III/B
Rekuren local pasca
Kemoterapi
bedah IB/A
Radiasi paliatif
Metastasis dan rekuren III/B
Metastasis jauh
2. HDR
Dosis HDR disesuaikan dengan dosis radiasi eksterna yang
diberikan, namun secara umum dosis per fraksi harus < 7,5 Gy per fraksi
untuk mengurangi kemungkinan timbulnya komplikasi lanjut. Dosis
relatif ini bergantung pada volume tumor, kemampuan untuk
menyisihkan kandung kemih dan rektum, regresi tumor pasca radiasi
eksterna, dan kebijakan pusat radioterapi setempat. Dosis di rektum
dan buli-buli diupayakan lebih rendah (70%) dari dosis titik A.Bila
karena kelainan anatomis maka dosis di rektum dan buli-buli menjadi
lebih tinggi dari titik A, maka dilakukan modifikasi dalam pelaksanaan
brachytherapy. Jika geometri vagina optimal, brachytherapy dimulai
pada minggu ketiga dengan dosis 1 kali per minggu. Bila volume tumor
terlalu besar, brachytherapy dilakukan 2 kali per minggu setelah selesai
radiasi eksterna. Lama terapi maksimal 8 minggu (radiasi eksterna +
brachytherapy). Perbedaan LDR dan HDR ditunjukkan pada tabel 5.3.
LDR HDR
Perawatan Diperlakukan rawat Dapat rawat jalan
inap
Kenyamanan pasien Kurang nyaman Lebih nyaman
Cakupan jumlah pasien Cakupan sedikit Cakupan lebih
banyak
Operator Harus profesional Harus
profesio
nal dan
Pengalaman
Kebutuhan proteksi radiasi Sederhana Lebih kompleks
Toksisitas Umumnya rendah Efek samping
lanjut
mungkin tinggi
Biaya Relatif murah Mahal
yaitu bila laju dosisnya <1,2 Gy/jam. Yang termasuk pesawat ini
adalah Selectron dengan sumber radiasi Cesium (137Cs) dan pesawat
dengan sumber radiasi Radium (226Ra).
diameter 3 cm), serta kolpostat bersudut 15ᵒ dan 30ᵒ , yang ditujukan
untuk menyesuaikan dengan berbagai posisi porsio serviks.
Titik A adalah titik yang terletak 2 cm ke arah lateral kiri dan kanan
dari sumbu uterus dan 2 cm ke arah kranial dari ostium uteri eksterna pada
Selain itu juga dikenal Titik B, yaitu titik yang terletak 3 cm lateral
dari Titik A ditunjukkan pada gambar 5.5.Namun pada 1985, the
International Commission on Radiation Units and Measurements (ICRU)
tidak merekomendasikan penggunaan Titik A karena titik tersebut terletak
pada area dimana gradien dosis tinggi dan ketidakakuratan dalam penentuan
jarak akan menyebabkan ketidakjelasan dari evaluasi dosis yang diabsorpsi
pada titik itu.ICRU merekomendasikan agar perhitungan dosis ditentukan
oleh :
Perencanaan awal :
Memasukkan Applicator
BAB VI
KESIMPULAN & SARAN
6.1.Kesimpulan
1. Brachytherapy intrakaviter adalah Sumber radiasi dimasukkan kedalam
rongga tubuh, misalnya pada kanker serviks dan nasofaring. Pemakaian
terapi intrakaviter paling umum digunakan pada keganasan ginekologis
melibatkan penempatan aplikator intrauterine atau intravaginal yang
secara berkala diisi dengan sumber radioaktif encapsulated (misalnya
137Cs, 226Ra, atau 192Ir). Terdapat beberapa macam sistem aplikator
untuk terapi kanker serviks yaitu tabung berongga atau tandem dan
beberapa bentuk intravaginal receptacle sebagai tambahan sumber
radiasi, yang paling sering diapakai adalah Fletcher-Suit-Delcos system.
2. Aspek klinis yang harus diperhatikan dalam brachiterapi yatu
ginekologi, dosis radiasi brachyterapy intracavitary, sumber radioaktif
yang digunakan, sistem aplikasi, pelaksanaan aplikasi, perhitungan
dosis, efek samping brachyterapy.
6.2.Saran
Berdasarkan praktik kerja lapangan selama dua minggu di RSUD Dr
Soetomo Surabaya, maka penulis menyarankan sebelum pelaksanaan PKL
diharapkan banyak membaca tentang radioterapi agar mudah memahami
ketika pembimbing menyampaikan materi
Daftar Pustaka
Andrijono. 2012. Kanker Serviks. Edisi ke-4. Jakarta: Divisi Onkologi
Departemen Obstetri- Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Hal 1-139.
Lampiran