Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KASUS HEPATOMA DI- RUANG ANGGREK

RSUD AWS SAMARINDA

Disusun Oleh :

Rahayu

NIM. 16.11.4066.E.A.0065

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM KALIMANTAN TIMUR

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI

SAMARINDA

2018/2019

1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hepatoma merupakan penyakit tumor jinak hati, penyakit ini biasanya
muncul pada penderita abses hati karena amuba. Tidak jarang pada penderita
Hepatoma terdapat jelas tanda-tanda dari hipertensi portal serta kegagalan faal
hati, sebagaimana tanda-tanda yang terdapat pada penderita cirrhosis hepatic,
oleh karena banyak hepatoma primer mempunyai dasar cirrhosis hepatic
terutama type Macronodulair. Pada penderita hepatoma ketahanan hidupnya
antara 4 bulan sampai 1 tahun sejak ditegakkan diagnosa . Hepatoma adalah
masa abnormal pada sel hati,tumor hati dapat berupa bernigna atau manigna
tumor dapat berupa tumor primer atau metastase dari jaringan lain
Hepatocellular Carcinoma (HCC) atau disebut juga hepatoma atau
kanker hati primer atau Karsinoma Hepato Selular (KHS) adalah satu dari
jenis kanker yang berasal dari sel hati (Misnadiarly, 2007).
Hepatoma(karsitoma hepatoseluler) adalah kanker yang berasal dari
hepatosit (karsitoma hepatoseluler) atau dari duktus empedu(kolangio
karsinoma (Corwin, 2009). Hepatoma adalah kanker pada hati yang berasal
dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor
jaringan lainnya.
B. Etiologi dan epidemologi
Penyakit pasti dari hepatoma masih belum diketahui tetapi terdapat data
penting predisposisi penyebab utama dari hepatoma ,yaitu serosi hepatis.
Kondisi sirosis hepatis biasanya berhubungan dengan hepatitis B, hepatitis C,
hemokromatosis aflatoxin,dan penyebab lain.
Secara umum,setiap etiologi sirosis merupakan faktor resiko utama
untuk hepatocellilar carcinoma. Sekitar 80% dari pasien denga hepatocellular
carcinoma baru didiagnosis sirosis telah ada sebelumnya. Penyebab utama
sirosis diamerika serikat disebabkan infeksi hepatitis C, alkohol dan infeksi
hepatitis B .
Hepatitis C Virus (HCV) adalah pandemi global yang mempengaruhi
170 juta orang. Hasil infeksi HCV berada pada tingkatan yang lebih tinggi

2
dibandingkan dengan infeksi tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan
infeksi kronis infeksi Hepatitis B virus (Sekitar 80% dari subjek yang
terinfeksi) keadaan ini telah menjadi penyebab paling umum pada
hepatocellular carcinoma di jepang dan eropa,serta juga bertangggung jawab
aras insiden meningkat baru-baru ini di amerika serikat. Sekitar 2,7 juta orang
amerika memiliki HCV kronis. Di amerika serikat hampir 30% dari kasus
hepatocellular carcinoma dianggap berkaitan dengan kaitan dengan infeksi
HCV sebesar 5-30% dari sekitar 30% berkembang menjadi sironis dan dalam
presentase tersebut, sekitar 1-2% per tahun berkembang dengan HCV kira-kira
sebesar 5% yang muncul 30 Tahun setelah terinfeksi (ACS,2008).

C. Manifestasi klinik
Pada tahap awal hepatoma tidak memberi gejala dan tanda klinik. Pada
stadium lanjut mungkin bisa didapatkan gejala dan tanda-tanda seperti:
1. Penurunan berat badan
2. Anoreksia
3. Kehilangan nafsu makan
4. Mual dan muntah
5. Mudah capek dan merasa lelah
6. Hatinya membesar
7. Abdomen (perutnya) membesar
8. Kulit dan matanya kelihatan kuning
9. Kotorannya berwarna putih
Tabel stadium hepatoma dengan menggunakan sistem TNM
Tumor Primer Kelenjar getah Metastatis
bening KGB jauh
Regional N (M)
Tx Tumor primer tidak dapat NO Menunjukan MO. Tidak
dinilai tidak ada ada
T1 Tumor soliter tanpa invanasi keterlibatan metastatis

3
vaskular KGB jauh
T2 Tumor soliter dengan invasi
vaskular atau beberapa
tumor tidak lebih dari 5cm
T3 Tumor multiprl lebih dari N1 Menunjukan M1. Ada
5cm atau tumor yang keterlibatan metastatis
melinatkan cabang utama KGB jauh
dari portal atau vena
hepatika.
T4 Tumor multipel dengan
invasi langsung organ yang
berdekatan selain kantong
empedu atau dengan
perforasi peritoneum viseral
( Amerika cancer society,2008)

Tabel pengelompokan stadium


Stadium TNM
Stadium I T1 NO MO
Stadium II T2 NO MO
Stadium III A T3 NO MO
Stadium III B T4 NO MO
Stadium III C Tx N1 NO
Stadium IV a Setiap T Setiap N M1a
Stadium IV b Setiap T Setiap N M1b
( Amerika cancer society,2008)

D. Patofisiologi
Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah tumor ganas asal hepatoseluler
yang berkembang pada pasaien dengan factor resiko seperti hepatitis virus,

4
penyalahgunaan alkohol, dan penyakit hati metabolik. Penyakit ini juga dapat
terjadi (jarang) pada pasien dengan parenkim hari normal.
HCC dapat mengalami perdarahan dan nekrosis karena kurangnya
stroma fibrosa. Invasi vascular, terutama dalam system portal. Invasi sistem
bilier kurang umum. Agresif HCC dapat menyebabkan rupture (pecah) dan
hemaperitoneum hepatika.
Ada tiga pola pertumbuhan yang ditunjukan oleh HCC:
1. Masa soliter.
2. Multifocal atau pola nodular.
3. Multiple difus dengan pola nodular.
Secara mikroskopis, sel-sel HCC menyerupai hepatosit normal dan dapat
membingungkan dengan adenoma sel hati. Tumor yang lebih berbeda dapat
menghasilkan empedu. HCC dapat menghasilkan alfa-fetoprotein (AFP), serta
protein serum lainnya.

5
6
E. Penatalaksanaan Medis
A. Kemoterapi
Kemoterapi regional meliputi penginfusan agens yang sangat
dimetabolisasi oleh hari melalui arteri hepatik. Ini sangat meningkatkan
dosis obat yang diberikan ke tumor, tetapi meminimalkan efek samping
sisterik. Kemoterapi intra arterial dapat diberikan melalui kateter
sementara yang dipasang ke dalam arteri aksila atau femoralis. Komplikasi
metode ini meliputi trombosis hepatik dan arteri intra abdomenlain,
perubahan posisi kateter, sepsis dan hemoragi. Obat juga dapat diberikan
melalui pompa yang dapat ditanam, yang memberikan keuntungan dengan
membuat pasien tetap dapat berjalan dan menurunkan komplikasi terkait
kateter. Agens yang digunakan paling sering untuk kemoterapi intraarterial
adalah flokuridin (FUDR) dan 5-FU. Obat lain yang digunakan meliputi
sisplatin, doksorubisin, mitomisin-C, dan diklorometotrekstat.
B. Terapi Radiasi
Meskipun kanker hati diyakini sebagai tumor tumor radiosensitive,
penggunaan terapi radiasi dibatasi oleh intoleransi relative parenkim
normal. Semua hati akan metoleransi 3000cGy. Pada dosis ini insidensi
hepatitis radiasi adalah 5% sampai 10%. Pengobatan atau remisi jangka
panjang kanker hati memerlukan dosis lebih tinggi secara signifikan.
C. Terapi Bedah
Pembedahan adalah satu-satunya penanganan kuratif potensial untuk
pasien kanker hati. Sayangnya hanya 25% pasien memenuhi kriteria untuk
reseksi hati. Terdapat tiga macam terapi bedah, yaitu:
a. Hepatektomi Parsial.
Di Amerika Serikat, resksi mungkin hanya 5% dari pasien. Secara
umum, Hepatocellular carcinoma memiliki lesi soliter pada sebagian
lobus hati sehingga dengan intervensi hepaktomi parsial pada sebagian
lobus hati memberikan hasil terbaik untuk optimalisasi fungsi hati
yang tersisa

7
b. Transplantasi.
Banyak pasien tidak dicalonkan pada hepaktetomi parsial karena
luasnya penyakit hati. Beberapa pasien ini baik kandidat untuk
transplantasi hati karena memiliki potensi untuk menghilangkan
kanker, menyembuhkan penyakit hati yang mendasari ( Bruix, 2005 ).
c. Ablasi tumor local
Suntikan etanol Intratumoral atau asam asetat, terapi panas ( melalui
radioterapi atau laser ablation ), atau dingin ( cryoablation dengan
nitrogen cair ) dapat digunakan untuk mengontrol tumor secara local
lebih kecil dari 4-5 cm. Teknik-teknik ini sering dilakukan secara
perkutaneus sebagai prosedur rawat jalan .

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan bilirubin total, aspartate aminotransferase (AST), fosfatase
alkali, albumin, dan waktu prothrombin menunjukan hasil yang konsisten
dengan sirosis.
2. Alpha-fetoprotein (AFP) meningkat pada 75% kasus.
3. Radiografi.
a. Foto toraks, dilakukan untuk mendeteksi adanya metastasis paru.
b. CT Scan. Dilakukan untuk pasien Hepatocelullar carcinoma karena
meningkatnya AFP. Setiap tes memiliki 70-80% kesempatan untuk
menemukan lesi soliter.
c. MRI dapat mendeteksi lesi lebih dan juga dapat digunakan untuk
menetukan aliran dalam vena vortal.
d. USG untuk mencari tanda-tanda sirosis dalam atau pada permukaan
hati.
e. Biopsi. Biopsi sering diperlukan untuk membuat diagnosis. Secara umum,
core biopsi lebih disukai dari biopsi jarum halus. Biopsi umumnya
diperoleh melalui perkutaneus dibawah bimbingan ultrasonographic atau
CT. sebelum mendapatkan biopsy, paracentesis volume besar mungkin
berguna pada pasien dengan asites massif; selain itu, transfuse trombosit

8
mungkin diperlukan pada pasien dengan sirosis dengan trombositopenia
berat (<50.000). Resiko pendarahan tidak berkolerasi dengan peningkatan
dalam waktu prothombin

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATOMA

A. Pengkajian
Pengkajian hepatoma terdiri atas pengkajian anamnesis, pemeriksaan
fisik dan evaluasi diagnostik. Pada pengkajian anamnesis didapatkan sesuai
dengan kondisi klinik perkembangan penyakit. Keluhan pasien yang lazim
didapatkan biasanya sirosis hepatis, meliputi icterus, pruritus, perdarahan
gastrointestinal, kaheksia, asites, keluhan yang berhubungan dengan hepatik
ensefalopati dan nyeri abdomen kanan atas (jarang).
Pada pengkajian riwayat sekarang, pengkajian anamnesis akan
didapatkan hampir sama dengan pasien sirosis hepatis, keluhan gangguan
gastrointestinal didapatkan pada hampir semua pasien hepatoma, seperti:
mual, muntah, dan anoreksia. Keluhan ini akan bertambah parah apabila
pasien mendapat intervensi kemoterapi dan radiasi.
Pengkajian riwayat penyakit dahulu didapatkan adanya riwayat
menderita sirosis hepatis yang berhubungan dengan hepatitis virus, khususnya
hepatitis B dan C, riwayat penggunaan alcohol, dan riwayat penyakit kuning
yang penyebabnya belum jelas.
Pengkajian psikososial akan didapatkan peningkatan kecemasan, serta
perlunya pemenuhan informasi intervensi keperawatan, pengobatan, dan
rencana pembedahan.
Pengkajian psikososial akan didapatkan peningkatan kecemasan, serta
perlunya pemenuhan informasi intervensi keperawatan dan pengobatan. Pada
pasien dalam kondisi terminal, pasien dan keluarga membutuhkan dukungan
perawat atau ahli spiritual sesuai dengan keyakinan pasien.

9
Pemeriksaan fisik, survey umum bisa terlihat sakit ringan, gelisah
sampai sangat lemah. TTV biasa normal atau bisa didapatkan perubahan,
seperti takikardia dan peningkatan pernapasan.
Pada pemerikasaan fisik fokus akan didapatkan:
1. Inspeksi : ikterus merupakan tanda khas, terutama pada sclera.
Pasien terlihat kelelahan (fatigue), asites, edema perifer, dan didapatkan
perdarahan dari muntah (hematemesis) dan melena.
2. Auskultasi : biasanya bising usus normal.
3. Perkusi : nyeri ketuk pada kuadran kanan atas.\
4. Palpasi : hepatosplenomegali. Nyeri palpasi kuadran kanan atas
mungkin ada.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Aktual/resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan terapi deuratik, muntah, hypokalemia, penurunan intake cairan
oral.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan cepat lelah, kelemahan fisik
umum sekunder dari perubahan metabolism sistemik.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan yang kurang adekuat.

C. Rencana Keperawatan
NO Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan Nutrition Management
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24  Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh jam nutrisi seimbang dan makanan
b.d intake makanan adekuat.  Kolaborasi dengan ahli
yang Kriteria Hasil: gizi untuk menentukan
NOC : Nutritional Status jumlah kalori dan nutrisi

10
 Nafsu makan meningkat yang di butuhkan
 Tidak terjadi penurunan  Anjurkan pasien untuk
BB meningkatkan intake Fe
 Masukan nutrisi adekuat  Anjurkan pasien untuk
 Menghabiskan porsi meningkatkan protein dan
makan vitamin C
 Hasil lab normal  Berikan substansi gula
(albumin, kalium)  Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengn ahli
gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi tetnag
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas
normal
 Monitor adanya penurunan
berat badan

11
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
 Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
makan
 Monitor lingkungan
selama makan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan idak selama jam
makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
 Monitor kulit kering
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
2 Intoleran aktivitas Setelah dilakukan asuhan Activity Therapy
b,d keletihan, keperawatan selama 3x24  Kolaborasi dengan tenaga
anemia, retensi, jam perfusi jaringan rehabilitas medic dalam
produk sampah adekuat. merencanakan program
Kriteria Hasil: terapi yang tepat

12
 Berpartisipasi dalam  Bantu klien untuk
aktivitas fisik tanpa mengidentifikasi aktivitas
disertai peningkatan yang mampu dilakukan
tekanan darah, nadi, RR  Bantu memilih aktivitas
 Mampu melakukan konsisten yang sesuai
aktivitas sehari-hari dengan kemampuan fisik,
(ADL) secara mandiri psikologi dan social
 Tanda-tanda vital  Bantu untuk
normal mengidentifikasi dan
 Energy psikomotor mendapatkan sumber yang
 Level kelemahan diperlukan untuk aktivitas
 Mampu berpindah yang di inginkan
dengan atau tanpa  Bantu klien untuk
bantuan alat membuat jadwal latihan
 Status kardiopulmunari diwaktu luang
adekuat  Monitor respon fisik,
 Sirkulasi status baik emosi, social dan spiritual
Status respirasi: pertukaran
gas dan ventilasi adekuat

13
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Amin & Kusuma, Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis NANDA
NIC NOC Jilid 2. Yogyakarta:Mediaction

Sjamsuhidayat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai