PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat dijadikan sebagai pedoman oleh pihak Manajemen dalam meningkatkan
pelayanan sterilisasi yang bermutu dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
1
4 Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada petugas atau para medis
RSUD Pandan tentang prosedur pelaksanaan sterilisasi.
5 Dapat meningkatkan pengetahuan bagi pihak manajemen RSUD Pandan dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan tentang prosedur sterilisasi.
1.3. Manfaat
Untuk dapat menjadi sebagai pedoman penatalaksanaan pusat sterilisasi dalam
meningkatkan mutu pelayanan yang bertujuan untuk mencegah risiko terjadinya
infeksi di RSUD Pandan.
1.4. Pengertian
1. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan
membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
2. Autoclaf adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan
3. Bacillus stearothermophylus adalah mikroorganisme yang dapat membentuk
spora serta resisten terhadap panas dan digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi
4. Bioburden adalah jumlah mikroorganisme pada benda terkontaminasi
5. Bowie-Dick test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin sterilisasi uap
berpompa vakum, penemu metodenya adalah j.h Bowie dan J. Dick
6. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar mikroorganisme
atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut
7. Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem termal (panas)
atau kimia
8. Goggle adalah alat proteksi mata
9. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan suhu tertentu
secara kontinyu untuk menumbuhkan kultur bakteri
10. Inkubator biologi adalah sedian berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spesifik
dalam bentuk spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten terhadap suatu proses
sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi telah
tercapai.
11. Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai
terjadinya pemaparan sterilan pada obyek yang disterilkan, ditandai dengan adanya
perubahan warna
12. Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dll pada mesin sterilisasi
yang menunjukkan mesin berjalan normal
13. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di Rumah Sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
14. Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter, jarum suntik maupun
pembuluh darah
15. Point of use : menunjukkan tempat pemakaian alat
16. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora
17. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia
18. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.
2
BAB II
SARANA FISIK DAN PERALATAN STERILISASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN
3
2.3. Pengoperasian alat sterilisasi RSUD Pandan
Proses penyeterilan alat/bahan di RSUD Pandan menggunakan metode sterilisator uap,
sterilisasi panas-kering, dan dengan cairan cidex.
Sterilisasi Uap (Autoclave Hirayama )
Cara Kerja :
1. Sebelum menghidupkan autoclave terlebih dahulu perhatikan level airnya.
2. Perhatikan tinggi air digelas penduga, bila level air kurang dari semestinya,
isilah dengan air hingga mencapai level maksimum (indicator level max ).
3. Sambung kabel powernya dan pasangsteker ke sumber listrik
4. Putar knop hingga autoclave pada posisi on.
5. Hidupkan timer dan ikuti prosedur sterilisasi yang ada.
6. Perhatikan : selama proses sterilisasi, tinggi level air harus dipertahankan dan
tidak boleh turun dibawah garis batas level minimum. Apabila kurang, segeralah
volume air ditambah kembali.
7. Pengemasan : Apabila proses sterilisasi telah selesai, saklar dipindahkan pada
posisi off, dan lepaskan kabel powernya dengan mencabut steker listriknya dari
sumber listrik.
Sterilisasi Panas-Kering (Autoclave Tuttnauer 3870M series)
Cara kerja :
1. Cek air di RESERVOIR. Batas air tidak lebih dari regulator volve.
2. Tekan switch ON/OFF pada posisi “ON”
3. Putar knop cycle pada posisi FILL WATER, buka pintu CHAMBER pastikan air
di dalam sampai batas di level WATER.
4. Masukkan alat yang akan disterilkan, bila tromol posisikan sehingga lubang pada
tromol terbuka.
5. Tutup pintu CHAMBER dengna rapat.
6. Putar knop cycle pada posisi STERIL,atur waktu 40-50 menit jika kondisi awal
alat dingin dan 30-40 menit jika kondisi alat dipakai kembali tunggu sampai
TIMER habis atau pada posisi NOL.
7. Untuk INSTRUMENT atur suhu pada 1340, untuk kain kassa, baju dan
handscoon atur pada suhu 1210.
8. Putar knop cycle pada posisi EXH dan DRY dan tunggu sampai jarum putih di
kompas turun sampai posisi NOL.
9. Renggangkan pintu CHAMBER untuk mengeluarkan uap dari dalam dan putar
TIMER 15-20 menit. Tunggu sampai TIMER pada posisi NOL.
10. Jika alat tidak dipakai lagi, matikan alat.
Sterilisasi menggunakan formaldehid
Sifat bakterisidal gas formaldehid dapat membunuh mikroorganisme melalui
mekanisme alkilasi. Alat-alat yang disterilisasi dengan menggunakan formaldehida
adalah alat-alat yang tidak dapat disterilisasi dengan menggunakan sterilan suhu
tinggi, sebagai contoh : benang kaset dan kotak benang. Alat dinyatakan steril apabila
telah mencapai waktu lebih dari 24 jam.
Sterilisasi menggunakan cairan cidex
Darah dan cairan tubuh yang melekat pada alat harus dibersihkan secara
menyeluruh dari permukaan dan rongga-rongga alat sebelum diproses ulang. Setelah
4
diproses secara menyeluruh, bilas dan keringkan peralatan sebelum perendaman dalam
larutan cidex.
Indikasi penggunaan :
Larutan ini diindikasikan untuk digunakan sebagai cairan untuk mensterilkan
ketika digunakan atau digunakan ulang, sesuai petunjuk penggunaan maksimal
hingga 14 hari pada suhu 250C dengan waktu perendaman minimal selama 5-10
jam.
5
BAB III
PENGELOLAAN STERILISASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN
3.1. Pengertian
Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi/infeksi
nosokomial.
Fungsi pusat sterilisasi adalah menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan,
menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di Rumah Sakit
untuk kepentingan perawatan pasien.
6
Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf unit pusat sterilisasi baik yang
bersifat intern maupun ekstern.
Mengevaluasi hasil sterilisasi.
7
Sterilisasi Uap
Bahan kemasan harus memudahkan proses pelepasan udara dan penyerapan uap
yang baik pada kemasan dan isinya. Pada beberapa sterilisasi uap, terjadi juga proses
penghisapan. Karenanya, bahan kemasan harus memudahkan pelepasan udara secara
total tanpa mengganggu bentuk kemasan dan segelnya, Bahan kemasan juga harus
mudah kering dan memudahkan pengeringan isinya.
Sterilisasi Panas-Kering.
Bahan kemasan dan isinya harus tahan terhadap suhu selama waktu yang diperlukan
untuk siklus panas-kering tanpa meleleh, terbakar, atau rusak.
Mudah digunakan
Bahan harus mudah digunakan untuk membungkus, dan harus sesuai dengan ukuran
dan bentuk alat yang akan dikemas, dan harus membungkus alat rapat-rapat.
8
hancur. Saat membuka kemasan, semua metode segel harus rusak dan tidak dapat
dipakai lagi untuk menghindari kesalahan.
Masa Kadaluarsa
Kemasan steril harus dapat menjaga sterilitas isinya selama masa kadaluarsanya.
Karena pada prinsipnya, masa kadaluarsa tidak bergantung pada waktu melainkan
pada kejadian yang dialami oleh kemasan tersebut.
Kain (linen)
Linen adalah bahan tradisional untuk membungkus nampan-nampan operasi.
Kelebihannya adalah bisa dipakai ulang, murah, kuat, pelindung yang cukup yang
baik, mudah digunakan, dan sangat baik untuk duk.
Kelemahannya :
- Bukan penghalang bakteri yang baik dan mudah menyerap air.
- Suhu panas menyebabkan mudah robek. Sebaiknya memakai kain yang baru di
laundry
- Perlu diperiksa jika ada lubang, sobekan, dan kerusakan lainnya
- Pembungkus kain harus bahan muslin berkualitas tinggi dengan spesifikasi 140
thread count, dan harus dipakai 2 lembar.
- Muslin yang tidak di bleach lebih baik karena 10 % lebih kuat dari muslin yang di
bleach.
- Kain yang tebal seperti kanvas tidak boleh dipakai karena sulit menyerap uap.
- Kain dapat dipakai untuk sterilisasi uap.
Kain campuran
Campuran katun dan plastik memperbaiki kemampuan menghalangi bakteri dan air.
Tetapi karena sering dicuci, menjadi kurang baik. Bahan ini sesuai untuk sterilisasi
uap.
9
- Tipe dan penempatan yang tepat indikator kimia external dan internal, sesuai
dengan kebijakan pengendalian mutu proses sterilisasi
- Metoda atau teknik mengemas.
- Metoda pemberian segel pada setiap kemasan
- Metoda dan penempatan label untuk identifikasi isi kemasan
- Aplikasi informasi untuk pengendalian mutu, seperti nomor lot, tanggal, dan
identifikasi pekerja yang menyiapkan.
- Petunjuk untuk penempatan kemasan di dalam mesin sterilisasi.
- Peringatan mengenai waktu pengeringan, waktu pendinginan, dan penanganan
setelah proses sterilisasi.
- Informasi mengenai aplikasi pelindung setelah proses sterilisasi terhadap debu,
uap,vermin, dsb.
- Petunjuk untuk penempatan pada penyimpanan, atau untuk distribusi ketempat
pemakaian.
- Informasi untuk pemakai untuk mencegah kemungkinan kontaminasi, misalnya
prosedur yang tepat untuk penyimpanan dan penanganan kemasan steril; inspeksi
segel, dan metode yang tepat untuk membuka alat-alat steril.
Proses Sterilisasi
Setelah alat dicuci dan dikemas kemudian dimasukkan kedalam mesin sterilisasi
yaitu mesin autoclave tuttnauer dengan menggunakan suhu 132º C sampai mesin
sterilisasi autoclave tuttnauer berbunyi menandakan proses sterilisasi telah selesai,
kira-kira memakan waktu selama satu setengah jam.
Pembuangan Limbah
Limbah atau buangan hasil proses sterilisasi dibuang ke IPAL RSUD Pandan.
10
BAB IV
KETENAGAAN
Kualifikasi Tenaga :
- Pendidikan minimal D3 di bidang kesehatan dengan masa kerja selama 3 tahun di
bidang sterilisasi.
- Pernah mengikuti kursus tambahan tentang sterilisasi.
- Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas dari unit kerja yang
dipimpinnya.
- Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi.
- Kondisi kesehatan baik.
11
4.2.2. Staf di Unit Sterilisasi
Uraian Tugas :
- Bertanggung jawab terhadap kepala perawatan (kaper) kamar operasi.
- Tidak alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan di pusat sterilisasi.
- Dapat mengerti perintah dan menerapkannya menjadi aktivitas.
- Dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan mengikuti prosedur kerja/SPO yang
telah dibuat.
- Dapat menjalankan pekerjaan baik dengan perintah langsung maupun tidak
langsung/telephone.
- Memakai pelindung seperti apron, masker, penutup kepala (topi), dan sarung
tangan.
- Memelihara peralatan sterilisasi, alat dan bahan steril.
Kualifikasi Tenaga :
- Harus mengikuti pelatihan sterilisasi (CSSD).
- Dapat belajar dengan cepat.
- Mempunyai ketrampilan yang baik.
- “ Personal Hygiene” baik.
- Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian.
12
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
5.1. Monitoring
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan proses
sterilisasi dan cakupan program pelayanan proses sterilisasi seawal mungkin, untuk
dapat menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program.
3. Waktu Kadaluarsa.
Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi label yang mengindikasikan
waktu kadaluarsa untuk memudahkan melakukan rotasi stok, walaupun kadaluarsa
13
tidak tergantung pada waktu melainkan pada kejadian yang dialami oleh kemasan
tersebut.
5.2. Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap
pengemasan, sterilisasi dan sebagainya, juga evaluasi secara keseluruhan dalam rangka
kinerja dari pengelolaan sterilisasi di RSUD Pandan.
14
BAB VI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
15
6.3. Penyiapan Proses Sterilisasi dan Daerah Sterilisasi
Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih yang
sudah mendapatkan pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan cara menggunakan
mesin sterilisasi secara benar. Dengan demikian maka kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja dapat diperkecil dan upaya untuk menghasilkan barang-barang steril
menjadi lebih terjamin.
Jenis-jenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit maupun
membran mukosa, akibat kelalaian pada penggunaan zat kimia maupun akibat terlalu
dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap). Luka bakar elektris, akibat
penggunaan instrumen/alat listrik. Luka pada mata akibat cipratan zat kimia sehingga
pemakaian alat pelindung mata diperlukan.
16
Pastikan bahwa semua mesin sterilisasi termonitor secara visual selama siklus
berlangsung melalui pengujian indikator kimia, biologis dan pengujian deteksi
udara dalam chamber (sistem mesin sterilisasi uap pre-vakum).
Alkohol
Alkohol dalam bentuk Etil atau Isopropil alkohol (60-90 %) digunakan sebagai
desinfektan intermediat dengan kemampuan bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal,
dan virusidal.
Tindakan pertolongan
1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan
oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi.
Formaldehid
Formaldehid adalah gas tidak berwarna dengan bau menyengat. Umumnya digunakan
sebagai disinfektan. Formalin adalah larutan yang mengandung formaldehid dan
methanol dengan kadar bervariasi (biasanya antara 12-15 %).
17
Kronik : Karsinogenik, gangguan menstruasi dan kesuburan pada wanita,
percikan larutan pada mata dapat menyebabkan kerusakan berat s/d
menetap, kornea buram dan buta.
Jika tertelan : Menyebabkan luka korosif mukosa gastrointestinal disertai mual,
muntah, perdarahan.
Jika terhirup : Iritasi saluran nafas, nafas berbunyi, laringospasme
Kontak kulit : Iritasi pada kulit.
Kontak mata : iritasi dan lakrimasi, pada konsentrasi pekat menyebabkan kornea
buram dan buta.
Tindakan pertolongan
1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan
oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi.
18
Lisol
Lisol merupakan nama lain dari kelompok zat kimia fenol, asam karbolat,
hidroksibenzena, asam fenilat, resol, karbon kreolin, likresol. Lisol banyak digunakan
sebagai desinfektan rumah tangga untuk membersihkan lantai, kamar mandi/WC dan
untuk menghilangkan bau busuk. Dalam bidang kesehatan digunakan sebagai larutan
antiseptik dengan konsentrasi antara 1-2 %. LDL oral pada manusia adalah 140 mg/kg.
Tindakan pertolongan
1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
2. Berikan terapi suportif berup penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi
dengan oksigen lembab 100 %, dan penatalaksanaan sirkulasi.
19
Tindakan pertolongan pemaparan gastrointestinal
1. Segera beri pasien atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran.
Untuk orang dewasa maksimal 250 cc sekali minum, untuk anak-anak maksimal
100 ml.
2. Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon-aktif.
3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel
dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi.
Natrium Hipoklorit
Larutan pemutih pakaian yang biasa digunakan biasanya mengandung bahan aktif
Natrium hipoklorit (Na OCL) 5-10 %. Selain digunakan sebagai pemutih juga
digunakan sebagai disinfektan. Pada konsentrasi > 20 % zat ini bersifat korosif dan
bila tertelan akan berbahaya karena jika kontak dengan asam lambung akan
melepaskan asam klorat gas klor bebas dalam lambung yang apabila terhirup dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru.
20
3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel
dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi.
4. Pengenceran dengan demulsen seperti susu atau antacid.
21
BAB VII
PENUTUP
Buku Pedoman Sterilisasi ini mempunyai peranan penting karena bermanfaat untuk
meningkatkan pelayanan sterilisasi.
Hendaknya Pedoman Sterilisasi tersebut dapat dimanfaatkan dan berfungsi sebagai
pedoman kerja serta pengendali mutu pelayanan sterilisasi di RSUD Pandan.
Penyusunan Buku Pedoman Sterilisasi ini adalah langkah awal dari suatu proses
yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak
dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.
22