Anda di halaman 1dari 32

BAB 3

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA


PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Hasil Pengkajian 5M (Man, Material/Machine, Method, Money, dan


Market/Mutu)
1. Man (M1)
Gambaran pasien, jenis penyakit, jumlah tenaga keperawatan, latar
belakang pendidikan, jenis pelatihan yang diikuti, kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
a. Pasien
Tabel 3.1 Distribusi jumlah pasien di ruang ICU RSUD Patut Patuh
Patju periode Februari s/d April 2019.
No Bulan Jumlah (orang) %
1 Februari 27 35
2 Maret 27 35
3 April 24 30
Jumlah 78 100
Sumber: Register ruang ICU RSUD Patut Patuh Patju.
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa paling banyak
jumlah pasien pada bulan februari dan maret yaitu sebanyak 27
pasien (35%) dan paling sedikit jumlah pasien pada bulan april yaitu
sebanyak 24 pasien (30%).
Tabel 3.2 Hasil Penkajian
Wawancara Observasi Masalah
Dari hasil wawancara Berdasarkan hasil Adanya
dengan kepala ruangan observasi di ruangan penggabungan antara
dan perawat ruangan, ICU terdapat pasien yang di perawatan pasien anak
adalah ruang intensif yang rawat pasien anak dan dan dewasa karena
merawat pasien anak dan dewasa. Jumlah pasien pada prinsinya harus
dewasa di karenakan yang dirawat selama di pisahkan.
belum terdapat ruang periode Februari sampai
khusus NICU dan PICU. April 2019 yaitu : 78
orang.
b. Penyakit
Tabel 3.3 Distribusi 10 jenis penyakit terbanyak di ruang ICU RSUD
Patut Patuh Patju periode februari s/d april 2019.
No Jenis penyakit Jumlah pasien Presentase %
1 DSS 20 38,6 %
2 Pneumonia 10 19,3 %
3 Post op laparatomi 5 9,65 %
4 Meningitis 5 9,65 %
5 Gagal nafas 2 3,86 %
6 Sepsis berat 2 3,86 %
7 DHF 2 3,86 %
8 Tetanus 2 3,86 %
9 Post SC dengan edema 2 3,86 %
pulmo kardio
10 Syok hipovolemik 1 1,93 %
Jumlah 52 100
Sumber: Register ruang ICU RSUD Patut Patuh Patju.
Dari data diatas, didapatkan bahwa kasus terbanyak yaitu
kasus DSS sebanyak 20 kasus (38,6%) dan kasus yang paling sedikit
yaitu syok hipovolemik yaitu sebanyak 1 kasus (1,93%).
Tabel 3.4 hasil pengkajian
Wawancara Observasi Masalah
Dari hasil wawancara Berdasarkan hasil Berdasarkan data
dengan kepala ruangan obsservasi Jumlah 10 tersebut di dapatkan
dan perawat ruang ICU penyakit terbanyak masalah
bahwa pasien yang palingselama periode Februari meningkatnya jumlah
banyak dirawat di ruang sampai April 2018 yaitu : pasien anak dengan
ICU adalah dengan DSS, pneumonia, post DSS
penyakit DSS. laparaktomi dan
meningitis.
c. Jumlah Tenaga Keperawatan
Tabel 3.5 Distribusi tenaga Keperawatan berdasarkan tingkat
pendidikan di ruang ICU RSUD Patut Patuh Patju.

No Tingkat pendidikan Jumlah Presentase %


1 S1 keperawatan /Ners 2 18
2 D III 9 82
3 D IV - -
Jumlah 11 100
Sumber : Data Primer
Dari data di atas, didapatkan bahwa paling banyak tenaga
keperawatan dengan tingkat pendidikan D3 keperawatan yaitu
sebanyak 9 orang (82%) dan paling sedikit tenaga keperawatan
dengan tingkat pendidikan sarjana keperawatan Ners yaitu sebanyak 2
orang (18%).
Tabel 3.6 Hasil pengkajian
Wawancara Observasi Masalah
Dari hasil Berdasarkan tabel 3.5 Tidak ada masalah yang
wawancara dengan dapat dilihat bahwa tingkat muncul dari hasil
kepala ruangan dan pendidikan terbanyak yaitu distribusi perawat dan non
perawat ruang ICU D3 keperawatan sebanyak perawat.
Jumlah tenaga 9 orang (82%) dan profesi
perawat berdasarkan Ners sebanyak 2 orang
kualifikasi (18%).
pendidikan di ICU
RSUD Patut Patuh
Patju.

d. Kebutuhan Tenaga Perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien


Tabel. 3.7 hasil pengkajian
Wawancara Observasi Masalah
Berdasarkan Dari observasi didapatkan Tidak terdapat masalah
wawancara dengan hasil perhitungan dengan tingkat
kepala ruangan dan kebutuhan jumlah perawat ketergntungan pasien dan
perawat ruang ICU sesuai dengan tingkat jumlah perawat.
untuk perhitungan ketergantungan pasien
jumlah tenaga pada tanggal 29 april-2
perawat yang mei 2018 dengan tingkat
dibutuhkan dihitung ketergantungan pasien
berdasarkan tingkat yaitu total pasien orang.
ketergantungan
pasien.

Rumus :
𝐴 𝑋 𝐵𝑋 365
Tenaga perawat ICU = 255 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖

Keterangan :
A : 11-12 jam perawatan /24 jam
B : sensus harian / kapasitas tempat tidur
12 𝑥 4 𝑥 4 𝑥 365
Tenaga perawat ICU = 255 𝑥 24
70.080
= 6.120

= 11,4 atau disederhanakan = 11 orang.

e. Pelatihan yang pernah diikuti


Tabel 3.8 Distribusi pelatihan yang pernah diikuti oleh tenaga
keperawatan di ruang ICU RSUD Patut Patuh Patju.
No Jenis pelatihan Jumlah orang Presentase (%)
1 BTCLS 11 100
2 ICU 2 18,18
3 BHD 11 100
Jumlah 11 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa tenaga
keperawatan yang mengikuti pelatihan BTCLS sebanyak 11 orang
(100%), pelatihan ICU sebanyak 2 orang (18,18%), dan pelatihan
BHD sebanyak 11 orang (100%).
Tabel 3.9 hasil pengkajian
Wawancara Observasi Masalah
Berdasarkan Tenaga perawat telah masalah yang muncul
wawancara dengan mengikuti berbagai jenis dari hasil distribusi
kepala ruangan dan pelatihan. Merujuk pada pelatihan yang pernah
perawat ruang ICU standar, ruangan ICU RSUD diikuti oleh tenaga
bahwa semua patut patuh patju telah keperawatan di ruang
perawat yang berada memenuhi syarat dan standar, ICU yaitu hanya 2 orang
di ICU telah sebab tenaga keperawatan perawat yang perna
mengikuti berbagai telah mengikuti pelatihan- melakukan pelatihan
jenis pelatihan. pelatihan sebagai berikut : ICU
1. BTCLS
2. ICU
3. BHD
2. Material / Machine
a. Penataan gedung/ lokasi
1) Lokasi ruang ICU berada pada bagian tengah Rumah Sakit yang
menghadap ke utara, pada pagian utara ruang ICU bersebrangan
dengan ruang IBS, sebelah selatan/ bagian belakang ruang ICU
bersebrangan dengan IRNA III, sebelah timur terdapat taman ,
sedangkan baguan barat bersebrangan dengan jalan menuju IRNA
dan ruangan lain yang berada pada bagian belakang RS. Patut
Patuh Patju
2) Penataan ruang ICU
Ruang ICU berbentuk persegi, yang di bagi menjadi 9 ruangan, di
mana terdapat, pada bagian luar sebelah barat terdapat ruangan
tunggu keluarga pasien, memasuki pintu utama ruangan, terdapat 2
ruangan yaitu:
a) Pada bagian sebelah timur terdapaat ruang ganti baju perawat,
dimana ruangan berisi: 2 loker baju/ barang, gantungan baju
dan hanger yang menempel pada tembok.
b) Pada bagian sebelah barat terdapat ruangan berbentuk persegi
empat dimana ruangan berisi : 1 meja kerja, beserta berkas
dokumentasi, 1 buah kursi, 3 buah lemari besar yang di
fungsikan untuk penyimpanan alat, seperti linen bersih, alat-
alat steril, syring pump dan sejenisnya.
Selanjutnya masuk ke pintu kedua menuju ruang utama yaitu:
a) Ruang perawatan, pada bagian pintu telah di sediakan 1 botol
hand wash pada tembok bagian kanan pintu, ruang perawatan
berbentuk persegi dan luas di mana pada ruang perawatan
utama terdapat 3 bad pasien yang masing- masing di lengkapi
dengan 1 monitor per bed, 1 oksigen sentral dan alat secsion
sentral dan colokan listrik masing masing di pasangkan 2, pada
masing- masing bad juga di beri 1 tiang infus,1 hand wash, 1
kursi penunggu, 1 troli pasien/ loker barang pasien, masing
masing bed pasien juga di lengkapi dengan seprei, perlak, dan
selimut pasien, terdapat 2 sampiran yang di letakkan di antara
bed pasien satu dan yang lainnya, terdapat 4 troli meja, dimana
2 troli berisi elektroda, alkohol swebs, plaster, gel, plaster
balutan, kassa, ember sampah infeksius, sefti box, EKG,
tourniquet, hanscone, pada ruang ini juga terdapat, alat-alat
seperti ventilator dewasa dan ventilator anak, CPAP, worm air,
tabung oksigen portebel, sampiran kain, selanjutnya pada
bagian sebelah selatan terdapat 1 ruangan persegi yang di sekat
oleh kaca yg di fungsikan sebagai ruang anak dan menjadi bad
pasien yang ke 4 di mana pada ruang tersebut terdapat fasilitas
yang sama dengan ruang perawatan yang berada di luarnya.
b) Ners station dimeja jaga perawat juga berada pada ruang
perawatan sebelah timur menghadap ke barat atau langsung
menghadap ke pasien. Pada ners stastion terdapat 3 meja kerja
3 kursi perawat, 2 kursi pengunjung atau tamu, 1 komputer
monitoring, 3 box kesil berisi berkas atau form permintaan, 4
troli pasien yang berisi obat masing- masing pasien sesuai bed,
1 lampu rontgen, 1 lemari besar berisi form diagnosa
keperawatan 1, troli obat penyimpanan/sisa, 2 loker kecil berisi
4 stetoskop, dan termometer, 1 tensi manual, 3 tabung oksigen
kecil portebel, 1 troli emergency lengkap dengan obat-obatan
dan alat emergency,seperti amuback, laringoskop dan lain- lain.
c) Pada bagian selatan ners station terdapat ruang jaga perawat di
mana ruangan berbentuk persegi panjang yang di batasi dengan
kaca transfaran yang di tutupi tirai setengah, pada ruangan
perawat terdapat 1 lemari besar berisi alat- alat baru sekali
pakaik, seperti hanscone, plester, alkohol swep, dll, terdapat 1
meja kerja tempat administrasi, 1 komputer adminis trasi, 1
printer administrasi, 1 matras istirahat perawa.
d) Pada bagian selatan ruang jaga perawat terdapat spoolhoek,
ruang ICU memiliki tempat pembuangan kotoran bekas
perawatan khususnya berupa cairan dan tempat pencucian alat,
di mana pada ruangan tersebut terdapat 2 wastapel di mana satu
wastapel di beri keranair panas dan dingin dan wastapel lainya
di beri keran biasa, 2 bak perendaman alat medis yang telah di
isi cairan, terdapat alat-alat yg sedang di kering, terdapat 2 bak
sampah yang telah di beri tanda yaitu bak sampah infksius dan
non infeksius, 2 bak kain kotor infeksius dan non infeksius
terdapat 1 timbangan pempers/pembalut, 8 kom pelastik untuk
memandikan pasien, 1 tempat jemuran, 2 cerek ukur untuk
mengukur urin pasien saat sebelum di buang, 1 kotak tisu
e) Pada bagian utara ners station terdapat dapur, dimana dapur
berbentuk persegi panjang yang di bagi 2 dengan toilet, pada
dapur terdapat 1 dispenser dan 1 galon, 1 kulkas tempat
penyimpanan obat dan susu, 1 rak piring, 1 lemari
penyimpanan yang menempel pada tembok, piring, gelas, dan
sendok
f) Pada sebelah barat dapur masi pada lingkup ruangan yang sama
terdapat toilet dimana pada toilet terdapat 1 wc duduk, 1 ember
besar, 1 gayung, 1 tempat sampah, pada bagian depan pintu
toilet terdapat 1 wastapel dan kotak tissu pada dinding
g) Pada bagian luar ruangan icu tepatnya di sebelah barat telah di
sediakan tempat menunggu untuk keluarga pasien di mana di
sediakan tempat yang temboknya tidak tertutup semua, dan di
lengkapi dengan 1 bak sampah yang di letakkan pada bagian
depan.
b. Sarana dan fasilitas
1) Fasilitas untuk petugas kesehatan
a) Ners station
Kondisi tempat rapi karena ners station berada satu ruanga
dengan ruang perawatan, dan terdapat tempat untuk
penyimpanan dokumen.
b) Kamar mandi
Cukup bersih karena berada di dalam ruangan
c) AC
Terdapat 3 AC berada pada ruang keperawatan yang menyatu
dengan ners station, 1AC di ruang anak dan 1 AC di ruang jaga
perawat.
d) Terdapat kamar ganti perawat yang terpisah dengan kamar jaga
perawat
e) Pesawat telepon
Terdapat 1 telepon yang di letakkan di meja kerja ners station
f) Dapur
2) Fasilitas untuk pasien
a) Tempat tidur
Bed pasien berjumlah 4 buah
b) Lemari pasien/ troli penyimpanan barang pasien
Terdapat di setiap pasien berjumlah 4 buah
c) Dapur
Dapur pasien dan perawat menjadi satu
Tabel. 3.10 distribusi Peralatan berdasarkan klasifikasi pelayanan
Ruang ICU RSUD Patut Patuh Patju
Peralatan ICU ICU ICU Hasil Observasi Keteranga
Primer Skunder Tersier Ya Tidak n
Ventilator Standar Canggih Canggih  Ventilator
mekanik (sesuai (sesuai (sesuai mekanik
jumlah jumlah jumlah tidak
bed) bed) bed) sesuai
dengan
standar
ICU,
primer,
dimana
ventilator
mekanik
hanya 3
saja.

Alat hisap + (sesuai + (sesuai + (sesuai  Alat hisap


jumlah jumlah jumlah sesuai
bed) bed) bed) dengan
standar
ICU
Primer,
skunder
dan tersier.
Peralatan akses + + +  Sesuai
vaskuler dengan
standar
ICU
primer,
sekunder
dan tersier.
Peralatan
monitor
 Invasif
- Monitor - +/- + (sesuai  Sesuai
tekana dara (sesuai jumlah dengan
invasif. jumlah bed) standar
bed) ICU
sekunder
dan tersier

- Tekanan + + (sesuai  Sesuai


vena sentral + (sesuai jumlah dengan
jumlah bed) standar
bed)  ICU
- Tekanan baji - + (5 unit) primer,
a.pulmonalis - sekunder
(swan ganz) dan tersier

 Non invasif 
- Tekanan + (sesuai + (sesuai
darah jumlah + (sesuai jumlah
bed) jumlah bed)
bed) 
- EKG dan + (sesuai + (sesuai
laju jantung jumlah + (sesuai jumlah
bed) jumlah bed) 
bed)
- Saturasi + (sesuai + (sesuai
oksigen jumlah + (sesuai jumlah
(pulse bed jumlah bed)
oxymetrer) bed)

Suhu + (sesuai + (sesuai + (sesuai  Sesuai


jumlah jumlah jumlah dengan
bed) bed) bed) standar
ICU
primer,
sekunder
dan tersier
EEG/BIS - + + 
monitor
Defibrilator + (1 unit) + (1 unit) + (1 unit)  Sesuai
dengan
standar
ICU
primer,
sekunder
dan tersier
Alat pengatur + (sesuai + (sesuai + (sesuai  Sesuai
suhu pasien jumlah jumlah jumlah dengan
bed) bed) bed) standar
ICU
primer,
sekunder
dan tersier
Peralatan drain + + + 
thorak
Pompa infuse +/+ +/+ (2 +/+ (2  Sesuai
dan pompa kali kali dengan
syringe jumlah jumlah standar
bed/3 kali bed/3 kali ICU
jumlah jumlah primer,
bed) bed) sekunder
dan tersier
Bronchoscopy - 1 unit 1 unit  Sesuai
dengan
standar
ICU
primer
Echocardiograp - 1 unit 1 unit  Sesuai
y dengan
standar
ICU
primer
Peralatan 1 unit 2 unit 2 unit  Sesuai
portable untuk dengan
transportasi standar
(ventilator + ICU
monitor) primer
Tempat tidur +(sesuai +(sesuai +(sesuai  Sesuai
khusus ICU jumlah jumlah jumlah dengan
bed) bed) bed) standar
ICU
primer,
sekunder
dan tersier
Lampu untuk +(minima +(minima +(minima  Sesuai
tindakan l 1) l 1) l 1) dengan
standar
ICU
primer,
sekunder
dan tersier
Hemodialisis - +(1 unit) +(1 unit)  Sesuai
dengan
standar
ICU
primer
CRRT - +(1 unit) +(1 unit)  Sesuai
dengan
standar
ICU
primer

Berdasarkan data didapatkan bahwa jumlah ventilator mekanik sesuai


dengan jumlah bad yaitu 5 ventilator mekanik, dan tidak ada peralatan akses
vesikuler (Hemodialisa) yang seharusnya ada dimiliki oleh ruang ICU Primer.
Tabel 3.11 distribusi alat diruang ICU
RSUD Patut Patuh Patju menurut hasil observasi.
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. Tiang infuse 8 Baik
2. Syring pump 11 Baik
3. Infuse pump 4 Baik
4. O2 transport 2 Baik
5. Lampu rontgen 1 Baik
6. Monitor 10 Baik
7. Ventilator 5 Baik
8. Medicine trolly 2 Baik
9. TT pasien elektrik 4 Baik
10. Stetoskop anak 1 Baik
11. Stetoskop dewasa 1 Baik
12. Nebulizer 1 Baik
13. EKG 1 Baik
14. Ambu bag anak 1 Baik
15. Ambu bag dewasa 3 Baik
16. Laryngoscope 2 Baik
17. Lampu tindakan 1 Baik
18. Timbangan bayi 1 Baik
19. Warm body 2 Baik
20. Vena view 1 Baik
21. Kursi roda 1 Baik
22. CPAP 1 Baik
23. Ventilator transport Baik
24. Baskom 9 Baik
25. Meja kerja 4 Baik
26. Kursi lipat 10 Baik
27. Lemari kaca 5 Baik
28. Loker pakaian 1 Baik
29. AC 4 Baik
30. Jam dinding 2 Baik
31. Tirai pembatas 4 Baik
32. Lampu neon 22 Baik
33. Bak sampah 6 Baik
34. Dispenser 1 Baik
35. Telepon 1 Baik
36. Wastafel 4 Baik
37. Kulkas 1 Baik
38. Rak dinding 1 Baik
39. Lemari penyimpanan 7 Baik
barang pasien
40. Hand sanitizer 6 Baik
41. Kotak tisu 3 Baik
42. Trolly 3 Baik

3. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 - Method)


a. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada tanggal 29
april-2 mei 2018 keperawatan yang digunakan di ruang ICU adalah
model asuhan keperawatan profesional dengan model keperawatan
modifikasi kasus dan model keperawatan primer yang dikoordinator
oleh penaggung jawab keperawatan.1Perawat primer membawahi 4
tim perawat pelaksana yang dibagi dalam shift pagi, sore, dan malam.
Komunikasi antar tim terjalin baik, dan tidak ada kesulitan dalam
menggunakan metode tim. Jika ada masalah yang tidak bisa diatasi
akan diskusikan di ners station saat pergantian shift.
Ruangan sudah memiliki SOP yang telah disahkan. SOP yang
dipergunakan antara lain sebagai berikut :
1) Cuci tangan
2) Restrain
3) Manajemen nyeri
4) Pelayanan code blue
5) Sasaran keselamatan pasien
6) Pencegahan dan pengendalian infeksi
7) HIV/AIDS
8) Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komphensif (PONEK)
9) Mengukur tekanan darah
10) Melakukan pemasangan infus
11) Pemasangan NGT
12) Pemberian NEBU
b. Timbang Terima
Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan yaitu
dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pergantian shift malam ke pagi
(pukul 08.00), pagi ke sore (pukul 14.00), dan sore ke malam (pukul
20.00).
Berdasarkan observasi dari hari senin tanggal 29 april-2 mei
2019 jam 08.00 didapatkan bahwa timbang terima yang dilakukan
sudah optimal. Tetapi untuk validasi ke pasien kadang dilakukan
kadang tidak dilakukan. Prosedur timbang terima dilanjutkan dengan
diskusi dan berkumpul di nurse station. Untuk timbang terima dari tim
satu ke tim yang lain hanya dilakukan secara lisan tidak dicatat dalam
buku catatan.
c. Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 29 april-2 mei 2019,
selama ini belum pernah dilakukan ronde keperawatan diruang ICU,
yang dilakukan hanya audit kasus saja. Ronde keperawatan bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan,
perawat assosciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
d. Pengelolan sentralisasi obat
Sistem pengelolaan sentralisasi obat sudah dilaksanakan
dengan sistem tersentralisasi. Baik obat oral, obat injeksi, maupun obat
emegency. Semua obat yang dibutuhkan pasien diambil dari depo
farmasi. Stok obat klien berada di Nurse Station dan diamprah untuk
persiapan 1 x 24 jam baik itu spuit, cairan maupun alat kesehatan
lainnya.
e. Supervisi
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada Tanggal 29
april-2 mei 2019. Supervisi sudah dilakukan oleh kepala ruangan ICU,
dan laporan diteruskan kepada instalasi ICU.
f. Discharge planning
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Tanggal 29
april-2 mei 2019, Discharge planning sejauh ini dilaksanakan dimana
pelaksanaannya dilakukan secara lisan dan penyerahan resume
keperawatan yang berfungsi sebagai kartu control pasien.
g. Dokumentasi keperawatan
Sistem pendokumentasian yang berlaku saat ini di ruangan ICU
adalah SOR (Souces Oriented Record), yaitu sistem pendokumentasian
yang berorientasi pada 5 komponen (lembar penilaian berisi biodata,
lembar orde dokter, lembar riwayat medis untuk penyakit, catatan dan
pelaporan perawat). Selama ini catatan perawatan (DMK 7) berisikan
jawaban terhadap instruksi dokter dan tindakan mandiri perawat, tetapi
belum semua tindakan didokumentasikan. Sedangkan, penulisan
dokumentasi asuhan keperawatan tidak dilakukan segera setelah pasien
masuk atau terjadi masalah keperawatan, tetapi kadang-kadang
dilengkapi pada saat pasien akan pulang atau keadaan ruangan
memungkinkan sehingga pendokumentasian keperawatan kurang
lengkap.
h. Penerimaan pasien baru
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, proses baru
yang datang ke ruang ICU sudah dilakukan dengan baik dan alur dari
pelaksanaan penerimaan pasien bari pun sudah baik sesuai dengan
teori. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penerimaan pasien
baru diantaranya :
1) Lembar pasien masuk ICU
2) Lembar dokumentasi pengkaji asuhan keperawatan
3) Lembar inform consent sentralisasi obat

Tabel 3.12 Hasil pengkajian


Wawancara Observasi Masalah
Berdasarkan Berdasarkan observasi yang Belum di
wawancara dengan dilakukan sudah menerapkan maksimalkan pada
kepala ruangan dan MAKP modifikasi primer sudah saat operan atau
perawat ruang ICU berjalan dengan baik namun timbang terima
bahwa semua perawat belum dimaksimalkan pada saat karena masih jarang
yang berada di ICU operan atau timbang terima ke bed pasien, karena
menggunakan MAKP karena masih jarang ke bed perawat untuk
modifikasi primer pasien hal ini karena perawat melihat kondisi
untuk melihat kondisi pasien pasien disesuaikan
disesuaikan dengan visite dengan visite dokter.
dokter.
4. Money (M4)
Tabel 3.13 Distribusi pasien 3 bulan terakhir di ruang ICU
No. Sumber Pendapatan/bulan
dana Maret April Mei
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 BPJS 15 60% 14 56% 15 65,25%
2 Umum 5 20% 7 28% 5 21,75%
3 Bantuan 5 20% 4 16% 3 13,5%
sosial
4 Jampersal - - - - - -
Jumlah 25 100% 25 100% 23 100%

Tabel 3.14 hasil pengkajian

Wawancara Observasi Masalah


Berdasarkan wawancara Berdasrkan data yang Tidak ada masalah
dengan kepala ruangan diperoleh dari bagian dengan distribusi
dan perawat ruang ICU adminstrasi RSUD patuh sumber dana karena
bahwa semua perawat patut patju didapatkan status pasien sebagian
yang berada di ICU Sumber dana yang didapat besar adalah BPJS dan
sumber dana RS berasal dari pasien bantuan sosial serta
operasional berasal dari BPJS, umum, dan bantuan pasien umum di ruang
anggaran pendapatan sosial. ICU.
belanja daerah (APBD),
personal income (PI),
dari badan
penyelenggara jaminan
sosial (BPJS) dan
pasien umum.
5. Mutu Pelayanan Keperawatan profesinal (M5 – Mutu)
a. Kajian Teori
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait
dengan struktur,prosesdan outcome system pelayanan RS tersebut.
Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan
sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat
efisiensi RS.secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi,
dokumen,,instrument,audit (EDIA).
a) Aspek instruktur (input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah RS
yang meliputi MI (tenaga), M2 (sarana prasarana) , M3 (metode
asuhan keperawatan) , M4 (dana), M5 (pemasaran), M6 (Mutu)
dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika
struktur system RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu
pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat
kewajaran,kuantitas,biaya(efisiensi), dan mutu dari masing-
masing komponen struktur.
b) Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter,perawat,dan tenaga profesi
lain yang mengadakan interaksi secara professional dengan
pasien. Interaksi ini di ukur antara lain dalam bentuk penilaian
tentang penyakit pasien,penegakan diagnosis,rencana tindakan
pengobatan ,indikasi pengobatan,indikasi tindakan,penanganan
penyakitdan prosedur pengobatan.
c) Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter,perawat,dan tenaga
profesi lain terhadap pasien.
b. BOR (Bed Occupation Rate)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 29 april-2 mei 2019
di dapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang ICU sebagai
berikut :
1. 29 april 2019
No ICU BOR
1 4 Bed 3/4 x 100% = 75%

2. 30 april 2019
NO ICU BOR
1 4 Bed 3/4 x 100% = 75%

3. 1 mei 2019
NO ICU BOR
1 4 Bed 2/4 x 100% = 50%

4. 2 mei 2019
NO ICU BOR
1 4 Bed 3/4 x 100% = 75%

Rata - rata penghitungan BOR selama 4 hari pengkajian dari


tanggal 29 april - 2 mei 2019 adalah 68% sehingga menunjukkan
kurang tingkat pemanfaatan tempat tidur dan fasilitas rumah sakit oleh
masyarakat.
c. AVLOS (Average Length Of stay = rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar
(hidup/mati).
Jumlah pasien keluar (hidup/mati) dari tanggal 29 april sampai 2 Mei
2018:
a. Tn X (masih) 6 hari rawat
b. Tn Y (masih) 2 hari rawat
c. Ny. Z (masih) 5 hari rawat
Jumlah lama rawat inap ….. hari dan jumlah pasien keluar ….. orang.
Jadi Avlos nya adalah ….. = 43 atau menjadi 43 hari.
d. Pengkajian patiens safety tidak ada
Belum terdapat format pengkajian patient safety di ruangan
e. Pencegahan infeksi
Pengelolahan sampah medis dan non medis sudah dilakukan dengan
cara memisahkan antara tempat sampah medis dan non medis
f. Ketepatan pemberian obat
Pemberian obat di ruangan sudah sesuai dengan prinsip 6 benar, yaitu
benar pasien, benar waktu, benar cara pemberian/rute, benar dosis,
benar obat, dan benar dokumentasi.
Tabel 3.15 hasil pengkajian
Wawancara Observasi Masalah
Berdasarkan wawancara Berdasrkan data yang Terdapat masalah
dengan kepala ruangan diperoleh dari ruangan tentang pengkajian
bahwa dalam pemberian terdapat lembar pelayanan pasien safety yang tidak
mutu pelayanan di mutu dan SPO dalam di aplikasikan secara
ruang ICU memiliki melakukan tindakan maksimal ke pasien
standar pelayanan mutu
B. Analisa Data
Identifikasi Situasi Ruangan berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT

No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating


1. M1 (ketenagaan)
SumberDayaManusia (Man)
Kekuatan
1. Adanya sistem pengembangan
staf berupa pelatihan
2. Jenis ketenagaan
a. Ners : 2 orang
b. S1 keperawatan : 4 orang
c. D3 : 5 orang
3. Jenjang karir perawat :
PK III : 5 orang
PK II : 3 orang

TOTAL
Kelemahan (W – Weakness)
1. Lebih dari Sebagian perawat
belum mengikuti pelatiahan
ICU
2. Jumlah perawat D3 lebih
banyak dari S1/Ners
3. Kurangnya apresiasi atau
motivasi kerja yang diberikan
dari pihak Rumah Sakit

TOTAL
Peluang (O – Opportunity)
1. Adanya kesempatan
melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
2. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat
3. Adanya program akreditasi
RS dari pemerintah

TOTAL
Ancaman (T – Threatened)
1. Ada tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
2. Semakin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum
3. Persaingan antar Rumah
Sakit yang semakin kuat
4. Terbatasnya kuota tenaga
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan tiap
tahun

TOTAL
2. M2. Material
Kekuatan
1. Terdapata administrasi yang
menunjang
2. Mempunyai sarana dan
prasarana yang cukup untuk
pasien dan tenaga kesehatan

TOTAL
Kelemahan
1. Penggabungan ruang pasien
anak dan dewasa
2. Tidak ada peringatan bagi
pengunjung untuk
menggunakan masker

TOTAL
Peluang
1. Adanya kesempatan untuk
menambah sarana yang
kurang
2. Adanya kesempatan untuk
penggantian alat yang tidak
layak pakai

TOTAL
Ancaman
1. Adanya tuntutan dari
masyarakat untuk
melengkapi sarana dan
prasarana
2. Adanya tuntutan untuk
mengganti alat yang tidak
layak pakai

TOTAL
3. M3 Metode
1. MAKP
Kekuatan
1. Memiliki visi dan misi
sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
2. Sudah ada model MAKP
3. Mempunyai standar panduan
asuhan keperawatan
4. Mempunyai standar
operating prosedur (SOP)

TOTAL
Kelemahan
1. Kontinuitas rencana
keperawatan kurang
terlaksana

TOTAL
Peluang
1. Adanya mahasiswa
keperawatan praktik
managemen keperawatan
2. Adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisasi
perawat

TOTAL
Ancaman
1. Persaingan dengan rumah
sakit swasta yang semakin
ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
profesional
3. Persaingan dengan masuknya
perawat asing

TOTAL
2. Sentralisasi Obat
Kekuatan
1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat
2. Kepala ruangan mendukung
kegiatan sentralisasi obat
3. Sudah dilaksanakan kegiatan
sentralisasi obat oleh perawat
berkolaborasi dengan depo
farmasi
4. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan sentralisasi
obat
5. Ada lembar
pendokumentasian obat yang
diterima di setiap status
pasien

TOTAL
Kelemahan
1. Kurangnya pengontrolan
obat ruangan oleh depo
farmasi
2. Ketersediaan obat masih
belum diperhatiakan
TOTAL
Peluang
1. Adanya mahasiswa
keperawatan praktik
managemen keperawatan
2. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa
keperawatan

TOTAL
Ancaman
1. Adaanya tuntutan pasien
untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum

TOTAL
3. Ronde Keperawatan
Kekuatan
1. Bidang perawatan dan
ruangan mendukung
adanya kegiatan ronde
keperawatan
2. Beberapa kasus
memerlukan perhatian
khusus

TOTAL
Kelemahan
1. Ronde keperawatan
adalah kegiatan yang
belum dilaksanakan secara
teratur di ruang ICU
2. Karakteristik tenaga yang
memenuhi kualifikasi
belum merata

TOTAL
Peluang
1. Adanya pelatihan dan
seminar tentang
manajemen keperawatan
2. Adanya kesempatan dari
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik

TOTAL
Ancaman
1. Adanya tuntutan yang
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang professional
2. Persaingan antar ruang
perawatan semakin kuat
dalam pemberian
pelayanan

TOTAL
4. M4 (Money)
Kekuatan
1.
2.
3.

TOTAL
Kekurangan
1.
2.
3.

TOTAL
Peluang
1. Pengeluaran sebagian
besar dibiayai oleh rumah
sakit
2.

TOTAL
Ancaman
Adanya tuntutan lebih tinggi
dari masyarakat untuk
melakukan pelayanan
kesehatan yang lebih
profesional

TOTAL
5. M5 (MUTU)
Kekuatan
1. Kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan di
Rumah sakit
2. Rata rata BOR cukup baik
3. Adanya pariasi
karakteristik dari pasien
(BPJS, umum,)
4. Sebagai tempat praktik
mahasiswa keperawatan
D-3 dan S-1

TOTAL
Kelemahan
1. belum terlaksana
pengkajian Resiko pasien
jatuh dan penggunaan
gelang pada pasien
TOTAL
Peluang
1. Mahasiswa keperawatan
praktik manajmen
2. Kerja sama yang baik
anatara prawat dan
mahasiswa

TOTAL
Ancaman
1. Adanya standar pelayanan
masyarakat yang harus
dipenuhi
2. Persaingan rumah sakit
dalam memberikan
pelayanan kesehatan

TOTAL

a. Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. M1 (Ketenagaan)
1) Lebih dari Sebagian perawat belum mengikuti pelatiahan ICU
2) Jumlah perawat D3 lebih banyak dari S1/Ners
3) Kurangnya apresiasi atau motivasi kerja yang diberikan dari pihak
Rumah Sakit Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan MAKP
2. M2 (Material)
1) Penggabungan ruang pasien anak dan dewasa
2) Tidak ada peringatan bagi pengunjung untuk menggunakan masker
3. M3 (Metode)
1) MAKP
 Kontinuitas rencana keperawatan kurang terlaksana

2) Ronde Keperawatan
 Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan
secara teratur di ruang ICU
 Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata
3) Supervisi
 Belum ada supervisi dari eksternal ruangan
 Belum ada program yang jelas tentang supervise
 Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan
supervise
 Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaian
yang tetap
 Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas

4) Timbang terima
 Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal, khususnya
dari sif sore kemalam
 Perawat kurang disiplin pada waktu timbang terima

5) Discart Planning
 Pelaksanaan discharge planning belum optimal
 Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan
discharge planning
 Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada
setiap pasien dan keluarga

6) Sentralisasi obat
 Kurangnya pengontrolan obat ruangan oleh depo farmasi
 Ketersediaan obat masih belum diperhatiakan
4. M5 (Mutu)
 belum terlaksana pengkajian Resiko pasien jatuh dan
penggunaan gelang pada pasien dengan resiko jatuh
a. Penyelesaian Masalah dengan (CARL)
No Masalah Capabillity Accessibillity Relevacnce Legalisation TOTAL
(C) (A) (R) (L)

1 Lebih dari Sebagian 1 2 2 2 8


perawat belum
mengikuti
pelatiahan ICU
2 Jumlah perawat D3 1 2 2 2 8
lebih banyak dari
S1/Ners

3 Perawat masih ada 1 2 2 2 8


yang PK 1 yang di
pelayan ICU
4 Penggabungan 1 2 2 2 8
ruang pasien anak
dan dewasa
5 Tidak ada 4 4 4 3 192
peringatan bagi
pengunjung untuk
menggunakan
masker
6 MAKP 3 4 4 3 144
Kontinuitas rencana
keperawatan kurang
terlaksana
7 Ronde Keperawatan 3 3 4 3 108
 Ronde
keperawatan
adalah kegiatan
yang belum
dilaksanakan
secara teratur di
ruang ICU
 Karakteristik
tenaga yang
memenuhi
kualifikasi belum
merata
8 Supervisi : 3 2 2 2 24
 Belum ada
supervisi dari
eksternal ruangan
 Belum ada
program yang
jelas tentang
supervise
 Belum
mempunyai
format yang baku
dalam
pelaksanaan
supervise
 Supervisi belum
terstruktur dan
tidak ada formulir
penilaian yang
tetap
 Belum adanya
dokumentasi
supervisi yang
jelas
9 Timbang terima: 4 4 4 4 256
 Pelaksanaan
timbang terima
masih belum
optimal,
khususnya dari sif
sore kemalam
 Perawat kurang
disiplin pada
waktu timbang
terima
10 Discart Planning : 4 3 3 3 108
 Pelaksanaan
discharge
planning belum
optimal
 Tidak tersedianya
brosur/leaflet
untuk pasien saat
melakukan
discharge
planning
 Pemberian
pendidikan
kesehatan
dilakukan secara
lisan pada setiap
pasien dan
keluarga
11 Sentralisasi obat : 3 4 4 3 144
 Kurangnya
pengontrolan obat
ruangan oleh
depo farmasi
 Ketersediaan obat
masih belum
diperhatiakan
12 belum terlaksana 4 4 4 3 192
pengkajian Resiko
pasien jatuh dan
penggunaan gelang
pada pasien

b. Prioritas masalah
1. Timbang terima:
 Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal, khususnya dari
sif sore kemalam
 Perawat kurang disiplin pada waktu timbang terima
2. Tidak ada peringatan bagi pengunjung untuk menggunakan masker
3. belum terlaksana pengkajian Resiko pasien jatuh dan penggunaan gelang
pada pasien
4. MAKP
 Kontinuitas rencana keperawatan kurang terlaksana
5. Ronde Keperawatan
 Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan
secara teratur di ruang ICU
 Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata
6. Sentralisasi obat :
 Kurangnya pengontrolan obat ruangan oleh depo farmasi
 Ketersediaan obat masih belum diperhatiakan
7. Discart Planning :
 Pelaksanaan discharge planning belum optimal
 Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan
discharge planning
 Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap
pasien dan keluarga
8. Supervisi :
 Belum ada supervisi dari eksternal ruangan
 Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervise
 Tidak ada formulir penilaian yang tetap
 Belum adanya dokumentasi supervisi
9. Lebih dari Sebagian perawat belum mengikuti pelatiahan ICU
10. Jumlah perawat D3 lebih banyak dari S1/Ners
11. Perawat masih ada yang PK 1 yang di pelayan ICU
12. Penggabungan ruang pasien anak dan dewasa

Plan of action (POA)

Kriteria
No Masalah Tujuan Sasaran Rencana Waktu PJ
evaluasi

1 Lebih dari - Untuk Perawat di Menyarankan Perawat


Sebagian memenuhi ruangan melakukan dapat
perawat standar pelatihan memberika
belum pelayanan n pelayanan
mengikuti ruang ICU yang baik
pelatiahan - Untuk
ICU meningkatk
an skil
pewat
3 Pelaksanaan Mengetahui Perawat di Menyarankan Perawat
timbang pentingnya ruangan untuk melakukan
terima yang timbang melakukan timbang
masih belum terima timbang terima
optimal, terima setiap setiap
khususnya pergantian sif pergantian
pada sif sore sif
dan malam
4 Tidak ada Mencegah Pengunjung Membuat Dengan
peringatan penularan atau poster tentang adanya
bagi penyekit keluarga penggunaan banner
pengunjung kepada pasien masker ketika diruangan
untuk pengunjung memasuki dapat
menggunakan atau keluarga ruangan menjadi
masker pasien sarana
informasi

5 Belum Untuk Kepala Menyarankan Terlaksana


terlaksana mencegah Ruangan dan untuk tetap nya
pengkajian terjadinya perawat melaksanakan pemberian
resiko pasien cidera pada SOP pasien tanda pada
jatuh dan pasien safety pasien
pemberian dengan
tadan gelang resiko jatuh
pada pasien
resiko jatuh

Anda mungkin juga menyukai