Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENCATATAN DAN PENILAIAN


PERSEDIAAN SESUAI PSAK NO. 14 TAHUN
2009 PADA UD. HEWAN AQIQAH DAN
QURBAN PAMULANG TANGERANG SELATAN

OLEH:

INTAN NURFADILA SOLEHA

NIM. 2013080319

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan proposal penelitian dengan judul “ANALISIS PENCATATAN DAN
PENILAIAN PERSEDIAAN SESUAI PSAK NO. 14 TAHUN 2009 PADA UD.
HEWAN AQIQAH DAN QURBAN PAMULANG TANGERANG SELATAN.”

Penulisan proposal ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran Logistik di Universitas Pamulang.
Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu peneliti baik langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini.

Dalam Penulisan proposal penelitian ini penulis merasa masih banyak


kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi peneliti
menyadari masih belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal ini.

Akhir kata penulis berharap agar proposal ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Tangerang selatan, Agustus 2016

Intan Nurfadila Soleha


DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................

Daftar isi ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................


1.2 Perumusan Masalah..............................................................................
1.3 TujuanPenelitian...................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................
1.5 SistematikaPenelitian ...........................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu ...........................................................................


2.2 Pengertian Produktivitas .....................................................................
2.3 Metode Penilaian Persediaan ..............................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................


3.2 Jenis Data ............................................................................................
3.3 Teknik Keabsahan Data ......................................................................
3.4 Flow Chart ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum persediaan adalah bahan atau barang yang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses
produksi atau perkitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari
peralatan atau mesin.

Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam


proses, barang jadi ataupun suku cadang.

Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan karena mempunyai


nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya
operasi perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan
penting untuk mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.

Persediaan adalah harta ditahan untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
perusahaan atau barang yang digunakan maupun dikonsumsi dalam produksi
barang yang akan dijual. Persediaan perusahaan dagang berbeda dengan
persediaan perusahaan manufaktur. Pada perusahaan dagang, persediaan hanya
terdiri satu jenis persediaan saja yaitu persediaan barang dagangan, sedangkan
pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari tiga jenis persediaan yaitu
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang
jadi.

Dengan sistem akuntansi yang baik, penilaian terhadap persediaan akan


menjadi suatu sarana untuk memberikan informasi yang dapat digunakan dalam
evaluasi perusahaan serta sebagai alat untuk pengendalian intern yang baik.
Perusahaan dituntut untuk mampu menerapkan kebijakan akuntansi perusahaan
dengan baik agar dapat memberikan informasi yang akurat guna kelancaran
aktifitas perusahaan.
Karena itulah perusahaan wajib mengikuti Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yaitu tepatnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14
Tahun 2009 Persediaan mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk hal-hal
berikut (paragraf 2):

a) Pekerjaan konstruksi dalam proses berdasarkan PSAK 34 Kontrak


Kontruksi
b) Instrumen keuangan berdasarkan PSAK 55 Instrumen Keuangan:
pengakuan dan pengukuran.

UD. Hewan Aqiqah dan Qurban Pamulang Tangerang Selatan adalah


sebuah usaha dagang yang mempunyai aktifitas utama menjual hewan-hewan
untuk aqiqah dan qurban seperti kambing, domba, sapi dan kerbau. Usaha ini
menjual hewan sesuai keinginan pembelinya, konsumen bisa memilih hewan
sesuai selera konsumen.

Sebagai sebuah usaha dagang, UD. Hewan Aqiqah dan Qurban Pamulang
Tangerang Selatan juga menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan
persediaan hewan dagang. Dalam pelaksanaan kegiatan operasi usaha, sering
terjadi perbedaan jumlah fisik persediaan hewan dagang yang terdapat digudang
dengan jumlah yang tercatat dalam buku besar persediaan hewan dagang. Ini
disebabkan kurangnya koordinasi dan pengawasan dalam pencatatan persediaan
hewan dagang antara karyawan gudang dengan karyawan administrasi.

Masalah lainnya yang sering dihadapi adalah masalah keterlambatan


hewan yang telah dipesan konsumen karna persediaan hewan yang terbatas.

Karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dan membahas akuntansi


persediaan pada perusahaan ini dan menganalisa kesesuaiannya dengan PSAK
No. 14 Tahun 2009 dalam bentuk skripsi yang berjudul : “ANALISIS
PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN SESUAI PSAK NO. 14
TAHUN 2009 PADA UD. HEWAN AQIQAH DAN QURBAN PAMULANG
TANGERANG SELATAN.”
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mencoba merumuskan masalah


agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan mencapai hasil yang diharapkan.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimana kebijakan perusahaan sehubungan dengan pencatatan dan


penilaian persediaan hewan dagang ?
2) Apakah kebijakan perusahaan dalam pencatatan dan penilaian persediaan
hewan dagang telah sesuai dengan PSAK No. 14 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :

1) Untuk menguji dan menganalisis bagaimana kebijakan perusahaan


sehubungan dengan pencatatan dan penilaian persediaan hewan dagang.
2) Untuk mengetahui apakah kebijakan perusahaan dalam pencatatan dan
penilaian persediaan hewan dagang telah sesuai dengan PSAK No. 14
Tahun 2009.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1) Teoritis
Penelitan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan
peeliti mengenai pencatatan dan penilaian akuntansi persediaan.
2) Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan
yang berkaitan dengan pencatatan dan penilaian akuntansi persediaan
perusahaan dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
1.5 SistematikaPenelitian

BAB I PENDAHULUAN

Memuat uraian tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan


masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Memuat penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk
memecahkan masalah penelitian. Mencakup uraian-uraian yang diambil dari
literatur-literatur yang adahubungannya dengan permasalahan yang dihadapi

BAB III METODE PENELITIAN

Memuat tahapan pemecahan masalah serta langkah pemecahan permasalahannya


sesuai metode yang digunakan penulis
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penalitian Terdahulu

No Nama Tamat Judul Hasil Penelitian

1 Rico P 2009 Analisis penerapan Mengunakan metode diskriptif dan data


Lumban akuntansi persediaan yang diperoleh adalah data tahun 2008.
Toruan berdasarkan PSAK
NO.14 pada PT. Data yang dikumpulkan melalui
Electronic City wawancara dan study dokumentasi. Jenis
Indonesia Cab.Medan data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder.
Hasil penelitian bahwa PT. Electronic City
Indonesia cab.Medan adalah perusahaan
dagang yang menjual barang-barang
elektronik telah menerapkan PSAK NO.14
dalam sistem pencatatan dan penilaian
persediaan dengan mengunakan sistem
pencatatan perpetual dan metode penilaian
persediaan dengan metode FIFO.

2.2 Pengertian persediaan

Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi
kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar
dari perusahaan manufaktur maupun dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba
lebih mudah terlihat ketika kegiatan bisnis sedang berfluktuasi.

Persediaan merupakan salah satu elemen penting dalam menentukan harga


pokok penjualan pada perusaaan dagang eceran maupun perusahaan dagang partai
besar, persediaan barang dagang merupakan elemen penting dalam penentuan
harga pokok pada perusahaan barang dagang. Secara umum istilah persediaan
barang dagang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang akan dijual.

Menurut Jusup Al- Haryono (2011:333) bahwa persediaan barang dagang


adalah persediaan yang terdiri atas barang-barang yang disediakan untuk dijual
kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan.
Menurut Dwi Martani (2012:246) bahwa entitas perdagangan baik
perusahaan ritel maupun perusahaan grosir mencatat persediaan sebagai
persediaan barang dagang (merchandise inventory), persediaan barang dagang ini
merupakan barang yang dibeli oleh perusahaan perdagangan untuk dijual kembali
dalam usaha normalnya. Sedangkan bagi entitas manufaktur, klasifikasi
persediaan relatif beragam. Persediaan mencakup persediaan barang jadi
(finished goods inventory) yang merupakan barang yang telah siap dijual,
persediaan barang dalam penyelesaian (work in process inventory) yang
merupakan barang setengah jadi, dan persediaan bahan baku (raw material
inventory) yang merupakan bahan ataupun perlengkapan yang akan digunakan
dalam proses produksi.

Dengan adanya beberapa pendapat para ahli diatas tentang pengertian


persediaan, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan barang dagang adalah
untuk dijual dalam operasi bisnis perusahaan atau dengan kata lain perusahaan
bisa menyimpan persediaan sebelum dijual didalam sebuah gudang yang sering
berlaku untuk pedagang-pedagang besar seperti retail yang perputaran
persediannya cukup tinggi dan beragam untuk mengantisipasi penjualan supaya
tidak terjadi kekurangan persediaan.

Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan:

1. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi,


2. Untuk menyeibangkan produksi dengan distribusi,
3. Untuk hedging dari inlasi dan perubahan harga,
4. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas ,karena membeli
dalam jumlah yang banyak atau diskon,
5. Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena
cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidak tepatan pengiriman,
6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam
proses.

Jenis - jenis persediaan


Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau kegiatan
normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha perusahaan dapat
terbentuk perusahaan industri (manufacture), perusahaan dagang, ataupun
perusahaan jasa.

Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis


Persediaan maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan sebagai berikut:

1. Perusahaan dagang mengunakan persediaan barang dagang

Barang yang ada digudang dibeli oleh pengecer atau perusahaan dagang
untuk dijual kembali. Barang yang diperoleh untuk dijual kembali diperoleh
secara fisik tidak diubah kembali.barang tersebut tetap dalam bentuk yang telah
jadi ketika meninggalkan pabrik pembuatnya.

Dalam beberapa hal dapat terjadi beberapa komponen yang dibeli untuk
kemudian dirakit menjadi barang jadi. Misalnya, sepeda yang dirakit dari
kerangka, roda , gir dan sebagainya serta dijual oleh pengecer sepeda adalah salah
satu contoh.

2. Perusahaan industri (manufacture)

Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari


beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing jenis menunjukkan macam-macam
persediaan yang dimiliki.

Persediaan itu dapat dibedakan atau dikelompokkan menurut jenis dan


posisi barang di dalam urutan pengerjaan produk, yaitu:

1) Persediaan bahan baku ( Row materials stock) yaitu persediaan barang-


barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana
dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier
ataupun perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan
pabrik yang mengunakan.
2) Persediaan barang dalam proses (work in process/progress stock) yaitu
persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu
pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi
lebih perlu diproses kembali untuk menjadi barang jadi.
3) Persediaan barang jadi (Finished good stock) yaitu persediaan barang-
barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk
dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain.

Biaya – Biaya Persediaan

PSAK No 14 Tahun 2009 mengatur bahwa “persediaan harus diukur


berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah” (paragraf 8).

Dengan demikian, dalam menentukan persediaan, baik “biaya” maupun


“nilai realisasi neto” harus ditentukan terlebih dahulu. Setelah dibuat
perbandingan,nilai terendah dari keduanya digunakan sebagai nilai persediaan.

Biaya persediaan ditentukan melalui dua proses:

1) Menentukan biaya pembelian/pembuatan barang (biaya persediaan


atau inventoriable cost);
2) Mengalokasikan jumlah nilai persediaan awal dan biaya
pembelian/pembuatan barang ke biaya persediaan akhir dan harga pokok
penjualan, dengan mengunakan rumus biaya.

Sistem Pencatatan Persediaan

Ada dua sistem yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan
persediaan adalah:

1) Sistem pencatatan fisik/periodik (phisical / periodic inventory system)

PSAK No 14 Tahun 2009 menyatakan sistem pencatatan fisik/periodic


(phisical/periodic inventory system-berkala), nilai persediaan akhir ditentukan
melalui pemeriksaan stock fisik (phisical stock-take). Nilai barang dijual selama
tahun berjalan dihitung dengan rumus berikut.
1. Untuk menentukan harga pokok penjualan dalam sistem periodik, harus
menentukan: Menentukan harga pokok barang yang tersedia pada awal
periode
2. Menambahkannya pada harga pokok barang yang dibeli
3. Mengurangkannya dengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir
periode akuntansi.
Harga Pokok Penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli/dibuat
- nilai persediaan akhir
2) Sistem Pencatatan persediaan secara permanen/perpetual (perpetual
inventory system)

PSAK No.14 Tahun 2009 menyatakan dalam sistem persediaan perpetual


(perpetual inventory system), biaya persediaan akhir dan harga pokok penjualan
selama tahun berjalan dapat ditentukan secra langsung dari catatan akuntansi.
Namun, jika ada ketidakcocokan antara biaya persediaan pada catatan akuntansi
dan nilai persedian yang ditentukan melalui pemeriksaan stock fisik, maka
jumlah persediaan pada catatan akuntansi harus disesuaikan. Harga pokok
penjualan pada catatan akuntansi juga harus disesuaikan.

2.3 Metode Penilaian Persediaan

Hamizar dan Mukhamad Nuh (2009:97) menyatakan pencatatan persediaan


dengan sistem prepetual, setiap terjadi trasaksi penjualan barang dagang
diadakan perhitungan dan pencatatan harga pokok penjualan. Penilaian persedian
akhir dengan sistem prepetual dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:

1) Metode FIFO (First in first out)/MPKP (Masuk pertama keluar


pertama)/MPKP (Masuk pertama keluar pertama)

Reeve dan Warren (2009:345) menyatakan persediaan akhir berasal dari


biaya paling akhir, yaitu barang-barang yang dibeli paling akhir. Kebanyakan
perusahaan menjual barang berdasarkan urutan yang sama dengan saat barang
dibeli, terutama dilakukan untuk barang yang tidak tahan lama dan barang yang
modelnya sering berubah. Dalam metode FIFO (First in first out)/MPKP (Masuk
pertama keluar pertama)/MPKP (Masuk pertama keluar pertama), biaya
diasumsikan dalam harga pokok penjualan dengan urutan yang sama saat biaya
tersebut terjadi.

Menurut PSAK NO 14 Tahun 2009 Formula FIFO (First in first


out)//MPKP (Masuk pertama keluar pertama). Mengasumsikan item persediaan
yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga item
yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi
kemudian.

2) Metode LIFO (Last in first out) / MTKP (Masuk terakhir keluar pertama)

Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO (First in first


out)/MPKP (Masuk pertama keluar pertama). Maka metode LIFO (Last in first
out) / MTKP (Masuk terakhir keluar pertama) maka barang yang dibeli terakhir
harus dijual atau dikeluarkan terlebih dahulu,Bila penjualan (pengeluaran)
barang yang terakhir melebihi jumlah pembelian barang dagang yang terakhir
tadi,maka diambilkan pada pembelian sebelumnya.

Menurut PSAK NO 14 Tahun 2009 Formula LIFO (Last in first


out)//MTKP (Masuk terakhir keluar pertama). Dalam metode LIFO (Last in first
out)//MTKP (Masuk terakhir keluar pertama) biaya dialokasikan dengan asumsi
bahwa barang yang terakhir dibeli akan dijual lebih dulu, sehingga biaya
persediaan yang dimiliki mencakup biaya barang yang dibeli selama pembelian
paling pertama.

3) Metode Rata-rata tertimbang (Avarage)


Dalam metode ini, barang-barang yang dikeluarkan akan dibebankan harga
pokok pada akhir periode, karena harga pokok rata-rata baru dihitung pada akhir
periode dan akibatnya, jurnal untuk mencatat berkurangnya persediaan barang
juga dibuat pada akhir periode. Apabila harga pokok rata-rata setiap saat sering
kali terjadi pembelian barang, sehingga dalam satu periode akan terdapat beberapa
harga pokok rata-rata.

Menurut PSAK NO 14 Tahun 2009 Formula Metode Rata-rata tertimbang


(Avarage), metode biaya rata-rata tertimbang didasarkan pada asumsi bahwa
seluruh barang tercampur sehingga mustahil untuk menentukan barang mana yang
terjual dan barang mana yang tertahan dipersediaan. Harga persediaan (dan barang
terjual) dengan demikian ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang dibayarkan
untuk barang tersebut, yang ditimbang menurut jumlah yang dibeli.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan studi deskriptif. Jenis ini adalah dimana data yang
berkaitan dengan masalah penelitian yang berasal dari buku-buku, modul
perusahaan serta sumber lainnya yang mendukung penelitian skripsi ini. Dalam
penelitian ini terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat dan mengiterpretasikan
kondisi sekarang kemudian melakukan evaluasi.

3.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis terdiri dari :

a) Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian dalam hal ini adalah UD. Hewan Aqiqah dan Qurban Pamulang
Tangerang Selatan. Data ini memerlukan pengolahan lebih lanjut dan
dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis, misalnya data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan.
b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut
sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan seperti sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan laba/rugi maupun
neraca perusahaan serta kelengkapan data lainnya. Data ini juga bisa
bersumber dari buku-buku dan sumber kepustakaan lainnya yang
mendukung pembahasan dalam penelitian ini.

Deskripsi Populasi Dan Penentuan Sampel

Diskripsi Populasi dalam penelitian ini adalah UD. Hewan Aqiqah dan Qurban
Pamulang Tangerang Selatan. Sampel dalam penelitian ini adalah: Laporan
kuangan.

Variabel Dan Definisi Operasional Variabel


Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat):

a) Pencatatan persediaan
Pencatatan persediaan diperlukan karena akan mempengaui neraca
maupun laporan laba rugi lainnya. Dalam neraca persediaan merupakan
nilai yang paling signifikan dalam aset lancar, dalam laporan laba rugi
persediaan bersifat penting untuk menentukan hasil operasi perusahaan
dalam periode tertentu.
b) Penilaian persediaan
Menentukan nilai persediaan yang akan disajikan dalam laporan keuangan
dan mempunyai pengaruh penting pada pendapatan yang dilaporkan pada
posisi keuangan perusahaan.
Maka perusahaan ini melakukan penilaian persediaan dengan megunakan
metode FIFO (First in first out)/MPKP (Masuk pertama keluar pertama).
Karena usaha dagang ini memiliki jenis persediaan yang cukup banyak.
Persediaan yang awal masuk yaitu pertama kali dijual atau digunakan.
Agar model pembuataan produk lamanya tetap laku terjual dan bahan-
bahan yang digunakan juga dapat meminimalisir pengeluaran sehingga
bahan dapat terpakai semua.
c) PSAK Nomor 14 yaitu pernyata standar akuntansi keuangan yang
mengatur persediaan.

3.3 Teknik Keabsahan Data

Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan


metode pendekatan dalam pengumpulan data dan keterangan yang berkaitan
dengan judul skripsi yaitu:

a) Teknik wawancara, yaitu penulis melakukan serangkaian tanya jawab


secara langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang yaitu bagian
akuntansi untuk mengetahui lebih jelas mengenai persedian dan informasi
yang berkaitan dengan perusahaan.
b) Teknik studi literatur, yaitu mengumpulkan data dengan membaca dan
mempelajari teori-teori dan literatur–literatur yang berkaitan dengan
akuntansi persediaan.

3.4 Flow Chart

Gambar 3.1 Flow Chart

Keterangan:

UD. Hewan Aqiqah dan Qurban adalah sebuah usaha dagang yang mempunyai
aktifitas utama menjual hewan-hewan untuk aqiqah dan qurban seperti kambing,
domba, sapi dan kerbau. Usaha ini diperlukan pencatatan dan penilaian persediaan
yang akurat sehingga menghasilkan laporan kuangan yang akurat sesuai dengan
PSAK NO.14, karena metode yang digunakan dalam mencatat dan menilai
persediaan membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan agar tidak
terjadi kekurangan dan kelebihan barang sehingga selalu dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan, demikian juga dalam hal sistem pencatatan dan penilaian
menentukan jumlah persediaan serta harga pokok penjualan yang nantinya akan
dilaporkan dan disajikan dalam laporan keuangan rugi laba perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dunia, Firdaus, 2005, Pengantar Akuntansi 2, Edisi revisi, Fakultas
Ekonomi – Universitas Indonesia, Jakarta
Alan Jayaatmaja, 2007, Modul Akuntansi Keuangan Menengah
(Intermediate Accounting), Edisi 1, Bandung : Universitas
Widyatama
Arda, David P, 2008, Pengantar Akuntansi 2, Pusat Pengembangan Bahan
Ajar – UMB : Jakarta

Dwi Martani, Sylvia Veronica Nps, Ratna Wardhani, Aria Farahmita dan
Edward Tanujaya, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis
PSAK, Buku 1, Jakarta : Salemba Empat

E. Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield, 2007,


Intermediate Accounting, Edisi 12 : by Erlangga
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2008, Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan, Jakarta : Salemba Empat
Jusup, Al Haryono, 2005, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2 Edisi 6,
Yogyakarta : STIE YKPN
Santoso, Iman, 2006, Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate
Accounting),

Bandung : Refika Aditama


Soemarso S.R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 1 Edisi 5, Jakarta :
Salemba Empat
Surya, Raja Adri Satriawan, 2012, Akuntansi Keuangan IFRS+, Edisi
Pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu
Syakur, Ahmad Syafi’i, 2009, Akuntansi Keuangan Menengah Dalam
Perspektif Lebih Luas, Jakarta : AV Publisher

Anda mungkin juga menyukai