mengakhiri kehidupan. Prilaku bunuh diri yang tampak pada seseorang disebabkan
karena stres yang tinggi dn kegagalan mekanisme koping yang digunakan dalam
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk
dekstruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada
kematian. Perilaku dekstruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh
diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang
Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah
pada kematian.Bunuh diri adalah berisiko menyakiti diri sendiri dan cedera yang
Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri
diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat
prilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya
c. Destruktif diri tidak langsung. Seseorang telah mengambil sikap yang kurang
yang tidak loyal, maka seseorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau
e. Bunuh diri. Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang.
3. Etiologi
1. Faktor Prediposisi
Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku
a. Diagnosis Psikiatrik
Lebih deri 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara
bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang
b. Sifat Kepribadian
Tiga tipe sifat kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya risiko
c. Lingkungan Psikososial
d. Riwayat Keluarga
bunuh diri.
e. Faktor Biokimia
Data menunjukan bahwa pada klien dengan risiko bunuh diri terjadi
2. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh setres berlebihan yang
memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau
membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun
percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosisnya labil, hal tersebut
a. Prilaku Koping
melakukan prilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar
b. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah segala sesuatu yang diarahkan untuk
alternatif.
diri adalah:
d. Implusif
dosis memantikan)
h. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah dan
mengasingkan diri)
i. Kesehatan mental (secara klinik, klien terlihat sebagai orang yang depresi,
j. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronik atau teriminal)
n. Pekerjaan
o. Konflik interpersonal
q. Orientasi seksual
r. Sumber-sumber personal
s. Sumber-sumber social
5. Klasifikasi
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi 3 kategori (Stuart, 2006) :
verbal.
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang
dicegah.
3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri akan terjadi jika tidak
diri, meliputi:
Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh
Bunuh diri altruistic adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan
Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor
Membeli senjata
Implusif
b. Demograffik
Perceraian
Jenis kelamin
Janda/duda
c. Fisik
Nyeri kronik
Penyakit fisik
Penyakit terminal
d. Psikologis
Rasa bersalah
Remaja homoseksual
Gangguan psikiatrik
Penyakit psikiatrik
Penyalahgunaan zat
e. Situasional
Ketidakstabilan ekonomi
Institusionalisasi
Kehilangan otonom
Kehilangan kebebasan
f. Sosial
Bunuh diri masal/ berkelompok
Masalah disiplin
Berduka
Tidak berdaya
Putus asa
Masalah legal
Kesepian
Isolasi sosial
g. Verbal
bunuh diri karena identifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu
9. Penatalaksanaan
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau dikamar
bunuh diri.Bila keadaan keracunan atau terluka sudah dapat diatasi maka
dapat diberikan terapi elektro konvulsi, obat obat terutama anti depresan dan
psikoterapi.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengakajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
(Damaiyanti, 2012). Berdasarkan besarnya kemungkinan klien melakukan bunuh diri,
tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
Effect
Resiko bunuh diri
Core Problem
Causa
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Tgl No Diagnosa Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 Resiko Bunuh Diri 1. Klien dapat 1. Menjawab salam 1.1 Kenalkan diri pada klien
membina 2. Kontak mata 1.2 Tanggapi pembicaraan klien
hubungan saling 3. Menerima perawat dengan sabar dan tidak
percaya 4. Berjabat tangan menyangkal
1.3 Bicara tegas, jelas dan jujur
1.4 Bersifat hargai dan bersahabat
1.5 Temani klien saat keinginan
menciderai diri meningkat
1.6 Jauhkan klien dari benda-benda
yang membahayakan (seperti :
pisau, silet, gunting, tali kaca,
dll)
2. Klien dapat 1. Menceritakan 2.1 Dengarkan keluhan yang kalian
mengekspresika penderitaan secara rasakan
n perasaannya terbuka dan kontruktif 2.2 Bersikap empati untuk
dengan orang lain meningkatkan ungkapan
keraguan, ketakutan dan
keperhatinan
2.3 Beri dorongan pada klien untuk
mengungkapkan mengapa dan
bagaimana harapan karena
harapan adalah hal yang
terpenting dalam kehidupan
2.4 Beri klien waktu dan kesempatan
untuk menceritakan arti
penderitaan kematian dan sekarat
2.5 Beri dorongan pada klien untuk
mengekspresikan tentang
mengapa harapan tidak pasti dan
dalam hal-hal dimana harapan
mempunyai kegagalan
3. Klien dapat 1. Mengenang dan 3.1 Bantu klien untuk memahami
meningkatkan meninjau kembali bahwa ia dapat mengatasi aspek-
harga diri kehidupan secara aspek keputusan dan memisahkan
positif dari aspek harapan
3.2 Kaji dan kerahkan sumber-
sumber internal individu
(outonomi, mandiri, rasional,
pemikiran kognitif, fleksibilitas,
dan spriritulitas)
2. Mempertimbangkan 3.3 Bantu klien mengidentifikasi
nilai-nilai dan arti sumber-sumber harapan (missal:
kehidupan hubungan antar sesama,
3. Mengekspresikan keyakinan, hak-hak untuk
perasaan-perasaan yang diselesaikan)
optimis tentang yang 3.4 Bantu klien mengembangkan
ada tujuan-tujuan realitas jangka
panjang dan jangka pendek
(beralih dari yang sederhana ke
yang lebih kompleks, dapat
menggunakan suatu poster tujuan
untuk menandakan jenis dan
waktu untuk pencapaian tujuan-
tujuan spesifik)
4. Klien 1. Mengekspresikan 4.1 Ajarkan klien untuk
menggunakan perasaan tentang mengantisipasi pengalaman dia
dukungan sosial hubungan yang positif senang melakukan setiap hari
dengan orang terdekat (missal: berjalan membaca
2. Mengekspresikan buku, favorit dan menulis surat)
percaya diri dengan hasil 4.2 Bantu klien untuk mengenali
yang diinginkan hal-hal yang dicintai, yang ia
3. Mengekspresikan sayang dan pentingnya terhadap
percaya diri dengan diri kehidupan orang lain disamping
dan orang lain tentang kegagalan dalam
4. Menetapkan tujuan. kesehatan
Tujuan yang realistis
5. Klien 1. Sumber tersedia 5.1 Kaji dan kerahkan sumber-
menggunakan (keluarga, lingkungan, sumber eksternal individu
dukungan sosial dan masyarakat) (orang terdekat, tim pelayanan
kesehatan, kelompok
pendukung, agama yang
dianutnya)
5.2 Kaji system pendukung
keyakinan (nilai, pengalaman
masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama).
Lakukan rujukan selesai
indikasi (missal: konseling dan
pemuka agama.
Rencana Keperawatan Risiko Bunuh Diri
Klien Keluarga
No
SPIP SPIK
1 Mengidentifikasi benda-benda yang Mendiskusikan masalah yang dirasakan
dapat membahayakan klien keluarga dalam merawata klien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
2 Mengamankan benda-benda yang dapat risiko bunuh diri, dan jenis prilaku bunuh
membahayakan klien diri
Melakukan kontrak treatment Menjelaskan cara-cara klien resiko bunuh
3
Mengajarkan cara-cara mengendalikan diri
4 dorongan bunuh diri
Melatih cara mengendalikan dorongan
5 bunuh diri
No SPIIP SPIIK
1 Mengidentifikasi aspek positif klien Melatih keluarga mempraktikan cara
2 Mendorong klien untuk berpikir positif merawat klien dengan resiko bunuh diri
tentang diri Melatih keluarga mempraktikan cara
3 Mendorong klien untuk menghargai diri merawat langsung kepada klien resiko
sebagai individu yang berharga bunuh diri
No SP3P SP3 K
1 Mengidentifikasi pola koping yang Membantu keluarga membuat jadwal
biasa diterapkan klien aktivitas di rumah termasuk minum obat
2 Menilai pola koping yang biasa (discharge planning)
dilakukan Menjelaskan follow up klien setelah
3 Mengidentifikasi pola koping yang pulang
konstruktif
Mendorong klien memilih pola
4 koping yang konstruktif
Menganjurkan klien menerapkan pola
5 koping konstruktif dalam kegiatan
harian
SPIVP
1. Membuat rencana masa depan yang
realistis bersama klien
Mengidentifikasi cara mencapai rencana
2 masa depan yang realistis
3 Memberi dorongan klien melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
Menganjurkan klien memasukkan dalam
4 jadwal kegiatan harian
Daftar Pustaka