Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA

NAMA PESERTA : EDI BUDI IRAWAN


NOMOR PESERTA : 19072615710118
ROMBEL : KELAS A
BIDANG STUDI : BAHASA INGGRIS

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN (PPGJ)


BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Manusia merupakan makhluk yang sangat kompleks, terutama dalam
pemikirannya. Sedangkan perangkat manusia yang paling kompleks adalah otak.
Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara
langsung bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima
melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara
khusus untuk kemudian dikirim ke otak. Otak adalah tempat dimana memori atau
ingatan tersimpan yang kapasitasnya tak terbatas. Namun tidak semua manusia
memanfaatkan kapasitas tersebut secara optimal sehingga banyak ruang-ruang
dalam otak yang tidak terisi secara baik.
Seperti yang kita ketahui bahwa memori/ingatan sangat penting dalam
kehidupan manusia. Dengan adanya memori, kita menggunakan konsep waktu
dengan menghubungkan masa sekarang dengan pengalaman di masa lalu untuk
harapan di masa depan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita mengenal
memori yang dalam hal mana juga sangat penting dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, penting untuk mempelajari pengorganisasian informasi/
pengetahuan dalam ingatan manusia

1.2. Rumusan Masalah


a. Teori Pengolahan Informasi
b. Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia

1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir Modul Belajar 3 pada
Kuliah Daring Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPGJ) Bidang
Studi Bahasa Inggris pada Universitas Negeri Medan, Tahun 2019.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teori Pengolahan Informasi


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana
seorang individu melakukan persepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah
besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga
dapat dikatakan bahwa pengolahan informasi dapat dikatakan sebagai
bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di
sekitarnya.
Ada tiga komponen utama memori ialah : Rekaman indera, memori kerja
atau jangka pendek, dan memori jangka panjang. Rekaman indera adalah
memori yang sangat pendek yang terkait dengan indera. Informasi yang diterima
indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat. Begitu
diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan
mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Rekaman indera menerima informasi
dalam jumlah besar dan masing-masing indera (penglihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman, rasa) dan menahannya dalam waktu yang sangat singkat,
tidak lebih dari beberapa detik.

2.2. Teori-Teori Pengolahan Informasi


Teori-teori pengolahan informasi memfokuskan perhatian pada
bagaimana orang memperhatikan peristiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan
informasi-informasi untuk dipelajari, dan menghubungkannya dengan
pengetahuan yang ada dalam memori, menyimpan pengetahuan yang baru
dalam memori, dan menariknya kembali ketika dibutuhkan. Information
processing model memandang memori manusia itu seperti sebuah komputer
yang mengambil atau mendapatkan informasi, mengelolanya, mengubahnya baik
bentuk dan isi, kemudian menyimpannya, dan menghadirkan kembali pada saat
dibutuhkan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa teori pemrosesan
informasi merupakan model dalam teori kognitivisme yang mencoba menjelaskan
kerja memori manusia dalam memperoleh, menyandikan, dan mengingat
informasi.
Para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat
bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya.
Ini menunjukkan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik
adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai
dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti:
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa komponen belajar adalah perhatian
yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan
mendapatkan kembali (retrieval).
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari
pembelajaran adalah (a) membimbing siswa untuk menerima stimulus, (b)
memperlancar pengkodean dan (c) memperlancar penyimpanan dan retrieval.
a. Membimbing Untuk Menerima Stimulus.
Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus
yang akan diperhatikannya, ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori
manusia memiliki suatu aplikasi filtrasi terhadap stimulus-stimulus yang
diperhatikannya.
b. Memperlancar Pengkodean
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan
ke dalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya
transformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan
mengingat kembali di waktu kemudian mengenai informasi tersebut. Ada dua
rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu
dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan
sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna
memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik.
c. Memperlancar Penyimpanan Dan Retrieval
Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan
datang. Ini dapat ditujukan berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra
visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk
maksud retrieval bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis
pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan
yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah
tersimpan dalam memori manusia. Proses pemunculan kembali apa yang
telah tersimpan atau disimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan
mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa
retrieval dikatakan sebagai suatu proses pemunculan informasi yang
tersimpan dalam Long-term Memori (ingatan jangka panjang) melalui suatu
penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.

2.3. Konsepsi Awal Tentang Teori Memori Manusia


Konsepsi awal tentang memori manusia menganggap bahwa memori
hanya sekedar tempat penyimpanan atau kolektor informasi yang pasif selama
periode waktu yang lama. Tetapi, pada tahun 1960-an periset mulai memandang
memori manusia sebagai sistem kompleks yang memproses dan
mengorganisasikan semua pengetahuan kita.
Cara kerja memori manusia meliputi tiga macam sistem penyimpanan
ingatan, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short-
term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory).
Sensory memory atau sensory register merupakan komponen pertama
dalam sistem memori. Sensori memori menerima stimulus atau informasi dari
lingkungan (seperti sinar, suara, bau, dan lain sebagainya) secara terus menerus
melalui alat penerima (receptor) kita. Reseptor disebut juga dengan alat-alat
indera. Informasi yang diterima disimpan dalam sensory memory kurang lebih
dua detik. Keberadaan sensory memory memiliki dua implikasi dalam proses
belajar. Pertama, orang harus memberikan perhatian pada informasi yang ingin
diingatnya. Kedua, waktu mendapatkan atau mengambil informasi harus dalam
keadaan sadar. Setelah respon diterima oleh sensory memory, otak mulai
bekerja untuk memberikan makna terhadap informasi atau rangsangan tersebut.
Short-term memory atau memori jangka pendek adalah sistem memori
dengan kapasitas yang terbatas di mana informasi disimpan selama 30 detik,
kecuali informasi tersebut diulang atau kalau tidak diproses lebih lanjut, karena
jika diproses informasi bisa disimpan lebih lama.
Long-term memory atau memori jangka panjang adalah jenis memori
yang menyimpan banyak sekali informasi untuk periode waktu yang lama dalam
cara yang relatif permanen. Kapasitas memori jangka panjang manusia
sangatlah mengejutkan dan efisiensi di mana individu-individu bisa mendapatkan
kembali informasi sangatlah mengesankan. Representasi pengetahuan dalam
Long-term Memory tergantung pada frekuensi dan “keberlanjutan”. Makin sering
suatu fakta, peristiwa, atau ide dijumpai, makin kuat representasinya dalam
memori. Selain itu, dua pengalaman yang terjadi berdekatan waktunya akan
cenderung dihubungkan dengan memori sehingga ketika salah satunya
diingatkan yang satunya akan teraktifkan. Maka, informasi dalam Long-term
Memory direpresentasikan dalam struktur-struktur asosiatif. Asosiasi-asosiasi ini
sifatnya kognitif, tidak seperti asosiasi dalam teori “pengkondisian” yang sifatnya
behavioral (stimulus dan respon). Klasifikasi Isi dari Long-term Memory adalah
sebagai berikut; (1) Memori deklaratif (declarative memory) adalah pengumpulan
kembali informasi yang disengaja, seperti fakta atau peristiwa tertentu yang bisa
dikomunikasikan secara verbal. (2) Memori prosedural (procedural memory)
adalah pengetahuan non-deklaratif dalam bentuk keterampilan dan operasi
kognitif. Memori prosedural tidak bisa dikumpulkan kembali secara sadar,
setidaknya dalam bentuk peristiwa atau fakta tertentu.
Memori deklaratif sendiri terdiri atas episodik dan semantik. Memori
episodik (episodic memory) adalah ingatan mengenai informasi tentang waktu
dan tempat terjadinya peristiwa dalam kehidupan. Memori semantik (semantic
memory) adalah pengetahuan umum tentang dunia ini. Memori semantik
mencakup tentang jenis pengetahuan yang dipelajari di sekolah; pengetahuan
dalam bidang keahlian yang berbeda; dan pengetahuan “sehari-hari” tentang
makna kata, orang-orang terkenal, tempat-tempat penting, dan hal-hal biasa.

2.4. Pemanfaatan Teori Pengolahan Informasi Dalam Pembelajaran


Aplikasi pengolahan informasi dalam pembelajaran membantu para siswa
meningkatkan memori, dengan cara antara lain :
1. Memotivasi anak-anak untuk mengingat materi dengan memahaminya
daripada menghafalkannya.
2. Membantu siswa-siswa dalam mengatur apa yang mereka masukkan dalam
memori mereka.
3. Mengajarkan strategi mnemonik. Mnemonik adalah bantuan memori untuk
mengingat informasi.
BAB III
SIMPULAN

Dari pemaparan di atas bisa disimpulkan beberapa hal :


1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana
seorang individu melakukan persepsi, mengorganisasi, dan mengingat
sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
2. Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi adalah perhatian
yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan
dan mendapatkan kembali (retrieval).
3. Cara kerja memori manusia meliputi tiga macam sistem penyimpanan
ingatan, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek
(short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory).
4. Teori pengolahan informasi bisa digunakan dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai