Oleh :
Mulkan Abdullah 20141221042
1
KATA PENGANTAR
Penulis
i
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suku Bunga ............................................................................... 3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga .......................................... 4
2.3 Peran Suku Bunga dalam Perekonomian .................................................... 5
2.4 Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) ...................... 5
2.4.1 Perhitungan GDP ............................................................................... 6
2.4.2 GDP berdasarkan Pendekatan Pengeluaran ..................................... 6
2.4.3 GDP berdasarkan Pendekatan Pendapatan ...................................... 7
2.5 Pengaruh Suku Bunga Terhadap GDP ........................................................ 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia,
dengan kata lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang diungkapkan oleh Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang
telah meminjam barang kepada orang lain dan kadang-kadang mereka telah
meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga
dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa
bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi
pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap
jumlah pinjaman.
Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya
dinyatakan sebagai presentase tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi
suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya
belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang
senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Bunga
mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat keseharain dan
mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian mulai dari segi
konsumsi, kredit, obligasi, serta tabungan.
3
Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka
waktu kontrak. Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka
waktu kontrak untuk menghitung ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi
ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung tingkat
bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan secara jelas.
4
2.3 Peran Suku Bunga dalam Perekonomian
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang
mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku
bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha,
semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah
tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha
(Sukirno, 1998).
5
Contohnya, grosir membeli sekaleng tuna seharga Rp 6.000,- dan menjualnya
seharga Rp 9.000,-. Jika GDP menghitung kedua transaksi tersebut , Rp 6.000,-
dan Rp 9.000,-, maka sekaleng tuna itu dihitung senilai Rp 15.000,- (lebih besar
daripada nilai akhirnya). Jadi, GDP hanya menghitung nilai akhir dari suatu
produk yaitu sebesar Rp 9.000,-. Untuk barang yang diperjual-belikan berulang
kali (second-hand) tidak dihitung dalam GDP karena barang tersebut telah
dihitung pada saat diproduksi. (2000:146-147).
6
tersebut mencerminkan bantuan pemerintah kepada penerimanya dan
tidak mencerminkan pembelian pemerintah.
4. Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara
dikurangi dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto
tidak hanya meliputi nilai perdagangan barang tetapi juga jasa.
Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama
dengan penjumlahan konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G,
dan ekspor netto, yaitu nilai ekspor, X, dikurangi dengan nilai impor, M,
atau (X-M).
Penjumlahan komponen tersebut menghasilkan pengeluaran agregat,
atau GDP:
C + I + G + (X-M) = Pengeluaran agregat = GDP
7
tahap produksi sama dengan nilai pasar barang akhir, dan penjumlahan nilai
tambah seluruh barang dan jasa akhir adalah sama dengan GDP berdasarkan
pendekatan pendapatan.
Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank Sentral, maka akan
direspon oleh para pelaku pasar dan para penanam modal untuk memanfaatkan
moment tersebut guna meningkatkan produksi dan menanamkan investasinya.
Seiring dengan itu, akan berdampak juga pada jumlah produksi yang
bertambah dan tenaga kerja yang juga akan semakin bertambah. Akibatnya
ekspor bertambah dan jumlah pengangguran menurun, sehingga devisa yang
masuk ke negara tersebut semakin menguatkan dollar terhadap mata uang lain.
8
Ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam menaikkan dan
menurunkan suku bunga yang semuanya harus berpihak pada kesejahteraan
rakyat dalam negeri sebagai prioritas utama.
Ini berarti, biaya barang dan jasa lanjutan, yang digunakan dalam
produksi (seperti barang mentah, bahan-bahan, bahan bakar, bibit, makanan
ternak, layanan pengangkutan udara, harga grosir, layanan komersil dan
finansial, dll) tidak termasuk dalam GDP. Jika tidak, GDP akan mengandung
akun berulang. Selain itu, GDP adalah produk domestik, karena diproduksi oleh
penduduk. Penduduk adalah kesatuan ekonomi (usaha maupaun rumah tangga),
dengan mengabaikan indentitas nasional dan kewarga negaraannya, yang
memiliki suku bunga ekonomi dalam wilayah ekonomi negara.
9
• Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)
Dampak yang harus diperhatikan dalam kebijakan naik-turunnya suku
bunga apakah semakin meningkatkan peluang usaha dan peluang kerja atau
malah justru meningkatkan pengangguran dan PHK. Dan perlu diketahui,
pengangguran terjadi akibat ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan
orang yang membutuhkan pekerjaan,sehingga hanya sedikit yang mendapatkan
kesempatan untuk bekerja.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya
dinyatakan sebagai presentase tahunan sari jumlah nominal yang
dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk
menggunakan daya belinya.
2. Bahwa untuk menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan
pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga
simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping faktor-
faktor lainnya.
3. Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi
keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan
melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat
pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga.
4. Gross Domestic Product (GDP) adalah penghitungan yang digunakan
oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian
nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume
produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis.
5. Kenaikan suku bunga sangatlah dikhawatirkan oleh para kreditur dan
tingkat penjualan perumahan yang semakin menurun karena membuat
pajak pinjaman modal dan kredit perumahan semakin meningkat, tanpa
didukung dalam kelancaran produksi dan bisnis yang menunjang, akan
berimbas pada kredit macet.
11
Daftar Pustaka
http://sukatendellisna.blogspot.co.id/2015/05/makalah-hubungan-tingkat-suku-
bunga.html
(diakses: pada hari Senin, 30 November 2015)
https://syamsulanam16.wordpress.com/2012/07/05/makalah-tingkat-
suku-bunga/
(diakses: pada hari Senin, 30 November 2015)
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/06/produk-domestik-bruto-
pdbgross-domestic.html
(diakses: pada hari Senin, 30 November 2015)
12