Anda di halaman 1dari 54

DEFINISI SISTEM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN

A. Definisi Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

1. Sistem Struktur
Defenisi sederhana mengenai system struktur dalam hubungannya
dengan bangunan ialah bahwa struktur merupakan sarana untuk
menyalurkan beban akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke
dalam tanah. Struktur dapat juga didefenisikan sebagai suatu entitas fisik
yang memiliki sifat keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu
organisasi unsur-unsur pokokyang ditempatkan dalam ruang yang
didalamnya karakter keseluruhan mendominasi interelasi bagian -bagiannya.
Secara singkat system struktur pada bangunan merupakan bagian
utama yang
demndkung bangunan agar dapat berdiri kokoh.
Sistem struktur pada bangunan berlantai dapat ditempatkan pada bagian:
a. Sub Struktur berupa pondasi yang diberada pada bagian bawah pondasi
atau di
dalam tanah, fungsi pondasi sebagai penerima gaya yang akan disalurkan ke
tanah.
b. Super Struktur berupa kolom, balok, plat lantai. Bagian ini berada
pada bagian
badan bangunan yang mana fungsinya sebagai penyalur gaya di dalam
bangunan.
c. Up Struktur berupa kuda-kuda yang berfungsi sebagai penopang
material penutup
yaitu atap dan kuda-kuda juga berguna sebagai penyalur beban dari atap.
2. Sistem Konstruksi
Defenisi system konstruksi dalam bangunan merupakan bagian atau
elemen yang
menempel pada system struktur utama, sedangkan fungsi dari system konstruksi
adalah
elemen yang dapat menyebarkan gaya dan penerma beban secara
langsung.
Penempatan system konstruksi pada bangunan berlantai berada pada:
a. Super Struktur berupa tangga, dinding, plafond. Fungsi system
konstruksi yang
beraada pada bagian super struktur adalah menyalurkan gaya-gaya ke
system
struktur bangunan.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 2

b. Upper Struktur berupa atap, listplank, talang air. Fungsi system konstruksi
yang berada
pada bagian up struktur adalah penerima beban secara langsung. Beban
yang
diterima berupa beban angin dan hal ini terjadi pada system konstruksi
atap,
sedangkan listplank berfungsi sebagai penrima beban angin dari arah
samping atap
sedangkan talang air berfungsi sebagai penyalur air hujan pada atap dan
talang air
juga dapat berfungsi sebagai pembentuk atap.

B. Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Dalam Arsitektur

Dalam bangunan berlantai system struktur dan konstruksi merupakan


bagian yang
memikul beban dan gaya-gaya baik dari luar yang terjadi pada atap, lantai dan
dinding
melalui mekanisme pemikulan beban dalam ke tanah. Struktur dapat dijadikan
sebagai
prinsip perancangan yang dapat diatur dalam mekanisme pemikulan beban.
Dalam hal
tersebut dapat mengandung arti tindakan menetapkan hirarki dan tatanan
sekaligus
dari segi perwujudan ruang arsitektural dan tenaga fisik.
Sistem struktur dan konstuksi pada bangunan dalam bentuk arsitektur,
memiliki
fungsi sebagai penerima beban dan penyalur beban. Jenis-jenis beban yag
diterima dan
disalurkan dalam system struktur dan konstruksi pada bangunan, adalah:
1. Beban Statis dan Dinamis
Beban statis biasa juga disebut beban stasioner atau beban bangunan
yang tak
bergerak/diam. Beban ini dapat berupa beban yang bisa diperkirakan
oleh arsitek
dalam merancang bangunan.
Beban dinamis atau beban yang bergerak, seperti dalam hal angin atau
sebuah
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 3

lokomotif yang melintasi jembatan, men gemukakan tugas-tugas


perancangan
structural yang lebih sulit karena baik besarnya maupun lamanya usia beban
dapat
diramalkan hanya dalam batas-batas tertentu.
2. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban rencana yang menyatakan anggapan
statistic
berdasarkan pengalaman mengenai penggunaan masa depan yang
diperkirakan dari
suau ruang yang direncanakan. Beban hidup meliputi semua beban
selain berat
struktur bangunan – penghuni, meubel, perlengkapan dan mesin-mesin.
Hujan,
angin, gempa bumi dan tekanan air merupakan beban hidup yang besar
dan
lamanya berubah-ubah.
3. Beban Mati
Beban mati adalah berat bahan-bahan struktural dan komponen-
komponen yang
merupakan system tanggap gaya.
4. Beban Angin
Beban angin merupakan beban dinamis tapi dalam analisis diperlukan
sebagai
beban statis ekivalen, yaitu sebagai asumsi rata-rata statistic gaya pada
bangunan.
5. Beban Gempa
Beban gempa biasanya berintesnsitas tinggi dan berlangsung singkat.
Jadi beban
gempa cenderung mempunyai dampak yang lebih besar terhadap suatu
struktur
daripada beban yang sama dan digunakan selama masa yang lebih lama.
6. Beban Termal.
Beban termal disebabkan oleh perubahan-perubahan suhu, yang
cenderung
mengubah bentuk dan dimensi elemen-elemen structural sesuai dengan
waktu dan
musim.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 4

PONDASI, KOLOM, BALOK, DAN PLAT LANTAI


A PONDASI
Pondasi merupakan bagian dari struktur bangunan yang termasuk dalam sub
struktur bangunan. Pondasi berfungsi sebagai penerima beban dari bangunan,
kemudian beban tersebut dialirkan ke dalam tanah di bawah bangunan tersebu t.
Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan
ke tanah atau batuan yang berada di bawahnya. Terdapat klasifikasi pondasi, yaitu:
1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung bebannya secara langsung.
Pondasi dangkal biasanya dipergunakan pada bangunan sederhana/bangunan
yang tidak berlantai serta pada bangunan 2 lantai. Jenis pondasi dangkal pada
bangunan terbagia atas dua jenis, yaitu:
a. Pondasi Batu (Pondasi Garis)
Pondasi batu/garis biasa juga disebut sebagai pondasi memanjang.
Pondasi batu/garis adalah jenis pondasi yang mendukung dinding secara
memanjang atau digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak
dekat. Pondasi batu/garis memiliki kedalaman 1 – 1,5 meter. Pondasi ini tidak
dipergunakan pada struktur vertical/bangunan tinggi.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 5

b. Pondasi Plat Kaki (Pondasi Foot-Plate)


Pondasi plat kaki biasa juga disebut sebagai pondasi telapak. Pondasi
telapak adalah pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom.
Pondasi telapak memiliki kedalaman 1,5 – 2 meter, bias dipakai untuk
bangunan vertical. Pondasi ini haeus bertumpu pada tanah keras atau pada
tiang pancang.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 6

2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yag meneruskan beban bangunan ke tanah
keras atau batu yang terletak relative jauh dari permukaan. Adapun jenis-jenis
pondasi dalam, yaitu:

a. Pondasi Rakit
Pondasi rakit biasa juga disebut raft foundation, adalah pondasi yang
digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau
digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya yang sedemikian dekat di
semua arahnya. Prinsip penepatan pondasi rakit adalahpondasi ini
sebaiknya mendapatkan daya dukung yang besar dan memperluas bidang
sentuh tanah dengan pondasi.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 7

b. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran biasa juga disebut dengan nama pier foundation, adalah
pondasi
yang merupakan bentuk peralihan antara pondasi dangkal dengan
pondasi tiang,
pondasi ini dipergunakan bila tanah dasar yang kuat dan terletak pada
kedalaman yang relative dalam.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 8

c. Pondasi Caisson
Pondasi caisson merupakan pondasi dengan bentuk persegi empat dan
dasar dari pondasi caisson diletakkan pada lapisan tanah yang cukup
keras untuk memikul beban struktur. Pondasi ini juga biasa
dipakai/dipergunakan pada bangunan yang berada pada daerah/site yang
berair.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 9

d. Pondasi Sarang Laba-Laba


Pondasi sarang laba-laba merupakan pondasi kotak terbalik, dimana pada
bagian
bawah kotak tidak tertutup. Kotak yang kosong diisi dengan tanah atau
pasir +
batu.Plat lantai terdiri dari beberapa kotak kecil yang sama, dimana
setiap sudut kotak ditempatkan tiang. Tiang dalam kotak dihubungkan
dengan bidang diagonal.
Seluruh dinding pondasi merupakan dinding beton bertulang dan
tingginya sama
dengan dinding luar. Ruang kosong dalam kotak setiga diisi dengan
tanah atau
pasir + batu sebelum diadakan pengecoran pada lantai dasar.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 10

e. Pondasi Tiang
Pondasi tiang biasa juga disebut dengan nama pile foundation yang digunakan
bila
tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu mendukung
bebannya,
dan tanah keras terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Dan juga bila
pondasi
bangunan terletak pada tanah timbunan yang cukup tinggi, sehingga bila
bangunan
diletakkan pada timbunan akan dipengaruhi oleh penurunan yang besar.
Pondasi
tiang bentuknya hampir sama dengan pondasi sumuran akan tetapi
pondasi tiang
umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang serta lebih padat.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 11

B. KOLOM
Kolom merupakan bagian dari super struktur yang terletak di atas sloef. Kolom
berfungsi sebagai penyalur gaya dari beban yang berasal dari atap, ringbalk, dinding.
Kolom juga merupakan elemen vertical yang sangat banyak digunakan. Kolom dapat
juga disebut sebagai elemen struktur berarah miring asalkan memenuhi defenisi
kolom, yaitu beban (aksial) hanya diberikan di ujung-ujungnya dan tidak ada
beban transversal. Kolom dalambangunan dapat di klasifikasikan, yaitu:
1. Kolom Pendek
Kolom pendek adalah jenis kolom yang kegagalan material (ditentukan oleh
kekuatan material) atau merupakan elemen struktur yang mempunyai nilai
perbandingan antara panjangnya dengan dimensi penampang melintang relative
kecil. Kapasitas pikul beban kolom pendek tidak tergantung pada panjang
kolom dan apabila mengalami beban berlebihan, kolom pendek pada umumnya
akan gagal karena hancurnya material.
2. Kolom Panjang
Kolom panjang adalah elemen struktur tekan yang semakin panjang akan
semakin langsing yang disebabkan oleh proporsinya. Perilaku kolom langsing
yang mengalami beban tekan sangat berbeda dengan perilaku kolom pendek.
Karakteristik dari kolom panjang adalah apabila beban tekuk pada kolom
mencapai beban tekuk kritis, kolom akan berada dalam keadaan keseimbangan
netral. Dan apabila kolom mengalami deformasi dari konfigurasi linear, maka
akan tetap pada konfigurasi baru (tidak kembali pada konfigurasi linear).
Beban tekuk adalah beban maksimum yang dapat dipikul oleh kolom.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 12

Kolom merupakan elemen vertical struktur kerangka yang berfungsi meneruskan beban –
beban seluruh elemen bangunan ke pondasi

Konsep pembebanan

Beban : atap, lantai, tingkat dan beban berguna

Kolom

pondasi

jenis – jenis gaya yang membebani sebuah kolom :

 gaya normal / vertical


 gaya lateral / horizontal
 momen ( akibat eksentris gaya )
 puntir

catatan

A. Kerja sama dengan pondasi yang paling ideal adalah bila kolom hanya
meneruskan beban yang tegak lurus dengan titik pusat bumi (sesuai dengan
gravitasi bumi)
B. Bahaya tekuk dapat tejadi akibat ukuran kolom terlalu langsing / kecil bila
dibandingkan dengan tinggi kolom
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 13

C. Ada sebutan kolom non structural karena dianggap tidak memikul, tapi hanya
berfungsi menjadi pengaku / pengikat dinding atau elemen pengisi lainnya
contoh kolom praktis pada beton bertulang

Biasanya, ukurannya kecil saja ( beton bertulang : 12/12) sedangkan pada kolom,
(structural), ukurannya cukup besar dan proporsional terhadap besarnya beban bahan
yang umumnya dipakai :

 beton bertulang
 baja
 kayu
D. Bentuk kolom : (bentuk dasar)

VII.2 Hubungan Kolom dengan Elemen Struktural lain:

 Pada struktur rangka, hubungan dapat terjadi


 Rajid / kaku → jepit
 Tidak rijid / tidak kaku → sendi atau engsel
Hubungan dengan Pondasi

A. Kolom Bahan Beton / bertulang


 Hubungan rijid ( dicor / dibuat sekaligus)
 Hubungan tidak rijid ( sebagai elemen pracetak)

B. Kolom bahan baja


 Rijid ( hubungan dilas atau baut )
 Tidak rijid ( hubungan dibaut)
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 14

C. Kolom bahan kayu


 Tidak rijid ( hubungan dipaku, baut dan dipasak)
Hubungan Dengan Balok Kayu

kolom

Struktur rangka b. induk ( hubungan antar kolom )

balok

b. anak ( hubungan antar balok )

A. Kolom dan balok bahan beton / bertulang


 Hubungan elemen kaku sempurna (beton bertulang dengan cor ditempat)
 Bila terjadi hubungan tidak kaku (beton pra cetak )
B. Kolom dan balok bahan baja
Sambungan dengan

 Las (hubungan kayu)


 Baut (hubungan kaku/tidak kaku)
C. Kolom dan Balok bahan kayu
Sambungan dengan :

 Pasak / baji
 paku
 gigi khusus untuk gaya tekan
 baut merupakan sambungan yang paling kurang efektif memikul beban
Catatan :
 Profil C ini hanya digunakanuntuk bangunan ringan / sederhana
 Bisa berbentuk menutup.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 15

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total
(total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03
mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban
seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh
manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri.

Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom
berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan
dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar
sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah
ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam
struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 16

Ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:


1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu
diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang
tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya. Terlihat dalam gambar
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan
keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral
adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum
proses redistribusi momen dan tegangan terwujud. Seperti pada gambar 1.(b).

3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 1.(c). Merupakan komponen
struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa,
dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral ternyata lebih
tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang, seperti yang terlihat pada
diagram di bawah ini.

Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama
dan kolom praktis.

Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah
beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama
adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan
apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus
dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2
biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 17

d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel


diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding
agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan
bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-
20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai
bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap
lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya.
Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai.
Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang
didukungnya makin ke atas juga makin kecil.

Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah
balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh
beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan
kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya
vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada
pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 18

III. Dasar- dasar Perhitungan


Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:

1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada
semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu
bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang
menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus
diperhitungkan.

2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak
seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan.
Demilkian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus
diperhitungkan.

3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-
ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu
(monolit) dengan komponen struktur lainnya.

C.BALOK

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain
itu ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan
posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga
hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 19

gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang
harus ditahan oleh kekuatan internal material.Beberapa jenis balok antara lain :

·Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari
semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung
bentuk penampang dan materialnya.

·Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung hanya
pada satu ujung tetap

·Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya.

·Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan rotasi

·Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua
bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

·Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan
untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari
serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

Balok terbagi dari beberapa macam, yaitu :

·Balok kayu

Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok
induk, tiang, atau dinding penopang beban.

·Balok baja
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 20

Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh
balok induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.

·Balok beton

Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk
cetakannya.

BALOK KAYU

Dalam pemilihan balok kayu, factor berikut harus dipertimbangkan : jenis kayu, kualitas
structural, modulud elastisitas, nilai tegangan tekuk,nilai tegangan geser yang diizinkan
dan defleksi minimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu. Sebagai tambahan ,
perhatikan kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang digunakan.

Balok kayu laminasi lem

Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu kualitas tegang ( stress grade )
dengan bahan adhesive di bawah kondisi yang terkontrol, biasanya parallel terhadap urat
kayu semua lembaran. Kelebihan kayu laminasi lem dibandingkan kayu utuh secara
umum yaitu batas tegangan yang lebih besar, penampilan yang lebih menarik dan
ketersediaan bentuk penampang yang bera

gam. Kayu laminasi lem dapat disatukan ujung-ujungnya dengan sambungan scarf dan
finger sesuai panjang yang diinginkan, atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau
kedalaman yang lebih besar.

Balok kayu berserat parallel


Struktur Dan Konstruksi Bangunan 21

Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand Lumber ( PSL ) adalah kayu structural
yang dibuat dengan mengikat serat-serat panjang kayu bersama dibawah panas dan
tekanan dengan menggunakan adhesive kedap air. PSL adalah produk hak milik di bawah
merek dagang Parallam, digunakan sebagai balok dan kolom pada konstruksi kolom-
balok dan balok, header, serta lintel pada konstruksi rangka ringan.

Balok kayu veneer berlaminasi

<!--[if gte vml 1]> Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer Lumber ( LVL )
adalah produk kayu yang dibuat dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama
dibawah panas dan tekanan menggunakan bahan adhesive kedap air. Mempunyai urat
serat kayu arah longitudinal yang seragam menghasilkan produk yang kuat ketika
ujungnya dibebani sebagai balok atau permukaannya dibebani sebagai papan.LVL
digunakan sebagai header dan balok .

BALOK BAJA

Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan untuk membangun rangka
bermacam-macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar
langit. Karena baja structural sulit dikerjakan lokasi ( on-site ) maka biasanya dipotong,
dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain. Hasilnya berupa
konstruksi rangka structural yang relative cepat dan akurat. Baja structural dapat
dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja
dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk
memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.

Balok baja berbentuk wide-flange ( W ) yang lebih efisien secara structural telah
menggantikan bentuk klasik I-beam ( S ). Balok juga dapat berbentuk channel ( C ), tube
structural,
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 22

BALOK BAJA

Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan untuk membangun rangka
bermacam-macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar
langit. Karena baja structural sulit dikerjakan lokasi ( on-site ) maka biasanya dipotong,
dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain. Hasilnya berupa
konstruksi rangka structural yang relative cepat dan akurat. Baja structural dapat
dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja
dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk
memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 23

Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian
struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas.
Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

Apabila suatu gelagar balok bentangan sederhana menahan beban yang mengakibatkan
timbulnya momen lentur akan terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam balok
tersebut. Regangan-regangan balok tersebut mengakibatkan timbulnya tegangan yang
harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di sebelah atas dan tegangan tarik dibagian
bawah. Agar stabilitas terjamin, batang balok sebagai bagian dari sistem yang menahan
lentur harus kuat untuk menahan tegangan tekan dan tarik tersebut karena tegangan baja
dipasang di daerah tegangan tarik bekerja, di dekat serat terbawah, maka secara teoritis
balok disebut sebagai bertulangan baja tarik saja (Dipohusodo,1996).

Untuk menjadi penyaluran gaya yang baik di dalam balok, maka di daerah momen
lapangan dan momen tumpuan maksimum dianjurkan supaya antara batang tulangan
utama tidak melebihi 150 mm. Bila momen di suatu tempat menurun, jarak batas ini
dapat digandakan menjadi 300 mm. Oleh karena itu, dalam sebuah penampang balok
persegi setidaknya harus terdapat empat batang tulangan dipasang pada tiap sudut
penampang, batang-batang disudut ini dan yang membentang sepanjang balok dilingkari
oleh sekang-sekang. Agar mendapatkan kekakuan secukupnya bagi sengkang tulangan
dianjurkan agar menggunakan batang-batang yang diameternya tidak kurang dari 6 mm.

Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai berikut :

1) Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali bentang bersih. Tinggi
balok harus dipilih sedemikian rupa hingga dengan lebar badan yang dipilih.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 24

2) Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal) batang tulangan untuk
balok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus dihindarkan
pemasangan tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada keadaan-keadaan
khusus.

3) Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum dari penampang.

4) Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang-bidang sampingnya harus
dipasang tulangan samping dengan luas minimum 10% dari luas tulangan tarik pokok.
Diameter batang tulangan tersebut tidak boleh diambil kurang dari 8 mm pada jenis baja
lunak dan 6 mm pada jenis baja keras.

5) Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak boleh diambil
lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan
geser. Atau jarak sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok.
Diameter batang sengkang tidak boleh diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak
dan 5 mm pada jenis baja keras.

D.PLAT LANTAI
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 25

merupakan sebuah bidang datar yang lebar, biasanya mempunyai arah horizontal dengan
permukaan bawah dan atasnya sejajar atau mendekati sejajar. Pelat beton bertulang
direncanakan untuk memikul beban yang merata yang bekerja pada seluruh luas
permukaannya.

Pelat biasanya ditumpu oleh gelagar atau balok bertulang dan biasanya pelat dicor
menjadi satu kesatuan dengan gelagar tersebut. Tulangan-tulangan baja pada pelat
biasanya dipasang sejajar dengan permukaan pelat. Batang-batang baja lurus dapat
dipakai sebagai tulangan walaupun pada pelat-pelat menerus batang-batang baja bawah
seringkali dibengkokkan ke atas untuk memikul momen-momen negatif yang bekerja
pada perekatan.

Persyaratan pelat menurut PBBI 1971.N.I.- 2 hal.89 sebagai berikut :

1) Pelat-pelat dimana tulangan pokoknya hanya berjalan dalam satu arah maka tegak
lurus pada tulangan pokok tersebut harus dipasang tulangan pembagi.

2) Pada pelat-pelat yang dicor setempat, diameter dari batang tulangan pokok dari jenis
baja lunak dan baja sedang harus diambil minimum 8 mm dan dari tulangan pembagi
minimum diameter 6 mm. Pada penggunaan batang tulangan dari jenis baja keras,
diameter dari batang tulangan pokok diambil minimum 5 mm dan dari tulangan pembagi
minimum 4 mm.

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung
oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai
ditentukan oleh :
· Besar lendutan yang diinginkan
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 26

· Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung


· Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian
yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan
plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan,
lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat
lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan,
berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang
beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.

2.1.2 Fungsi Plat Lantai


Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

2.1.3 Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya


Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu semen).
1. Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi
kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum
a. Lebar papan : 20-30cm
b. Tebal papan : 2-3cm
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 27

c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm


d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh
balok beton.

Keuntungan plat lantai kayu:


§ Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
§ Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
§ Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:


§ Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan
§ Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas
dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya
§ Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
§ Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
§ Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
§ Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya
cocok untuk bangunan yang terlindung

2. Plat Lantai Beton


Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan
kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang
menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang
tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan
lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan
kuat pada tulangan balok penumpu.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 28

Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan
yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
ü Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap
sekurang-kurangnya 7cm;
ü Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja
sedang;
ü Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas
bawah;
ü Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm
atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
ü Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk
melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
ü Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis
kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.
Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :
Mampu mendukung beban besar
Merupakan isolasi suara yang baik
Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan
km/wc
Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum
panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu
lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah
kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu
tebal dan jumlah tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat
bangunan akan menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.
Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 29

Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2


Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2
Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2
Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2
Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas
Berat jenis beton = 2,4 t/m3
(elemen pembebanan selengkapnya dapat dilihat pada buku : Peraturan Pembebanan
Indonesia untuk Gedung, 1983)

3. Konstruksi plat lantai baja


Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-
komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan
semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.

4. Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)


Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang
kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih
jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari
pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
- Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu
bangkirai 5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer
itu ditumpangi ringbalk dan dicor.
- Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 30

TANGGA

Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat
vertikal yang memiliki jarak satu sama lain.

Jenis tangga berdasarkan sifat permanensinya


Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen.
Tangga permanen biasanya digunakan untuk menghubungkan:
• dua bidang horisontal pada bangunan
• lantai bangunan yang berbeda

Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Tangga
dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan dari
kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser),
lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail)
dan bidang pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga ini misalnya seperti
yang kita temui pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran, "tangga monyet", dsb.
Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai bidang horisontal yang lebih
tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga bisa dipindahkan /
disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga lipat.

Konstruksi Tangga

Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan,
dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dll. Statistik yang
dikompilasi oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan bahwa tangga adalah
penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan ini dapat dikaitkan dengan
berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali mereka yang merancang dan
membangun tangga. Namun, ada terlalu banyak kecelakaan akibat kesalahan konstruksi
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 31

langsung. Tukang kayu dapat memberikan kontribusi berharga terhadap pencegahan


kecelakaan jika ia berencana dan melakukan pekerjaannya denganbaik.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah
menyiapkan standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk membantu
menghilangkan beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk banyak kecelakaan.

1. Tangga harus bebas dari goncangan keras.


2. Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga antara pegangan
tangan dengan dinding.
3. Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.
4. Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan tangan di
ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
5. Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang halus dan
bebas dari serpihan.
6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat dan tidak
kurang dari dua puluh derajat.
7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang menonjol.

KONSTRUKSI TANGGA BERDASARKAN MATERIAL

1. Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen.


Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika
yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak
dapat dilalui oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang
tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena kayu
mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.

Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran tebal adalah dari 3 - 4 cm, ukuran
lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang papan menyesuaikan ukuran lebar
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 32

tangga Anda. Umumnya konstruksi tangga baja memakai anak tangga dari papan kayu
utuh tanpa sambungan.

2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar
komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada
bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan
lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam
akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah
biaya perawatan.

3. Konstruksi tangga beton, sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan


bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah
tinggal, pertokoan.

Tangga dengan konstruksi cor beton mengekspose papan anak tangga hanya dari satu sisi
saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya secara estetika lebih indah, baik
dibungkus semua atau hanya bagian atas (bagian pijakan / steps) saja. Adapun ukuran
tebal papan kayu adalah dari 1.5 - 2.5 cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan
ukuran panjang menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda. Tangga dengan konstruksi cor
beton ini dapat memakai papan kayu baik dari papan kayu utuh maupun papan kayu
sambungan.

Tulangan/pembesian :

ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/perencanaan


dan pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang dipergunakan ;

untuk pelat tangga :


Struktur Dan Konstruksi Bangunan 33

tulangan utama/pokok : Ø 8, Ø 10, Ø 12, D.12

tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

untuk balok :

tulangan utama : D.13, D.16, D.19

beugel/sengkang : Ø 8, Ø10

untuk anak tangga :

tulangan utama : Ø10, Ø 12, D.12

tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

4. Konstruksi tangga batu/bata, konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah
ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam
penempatannya.

5. Eskalator, Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk
mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke
bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.
Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk
mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek
eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana
menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat
perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 34

Bagian-Bagian Tangga

Ibu tangga :
merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang
digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang, kayu, baja,
pelat baja, baja profil canal, juga besi.Kombinasi antara ibu tangga dan anak tangga
biasanya untuk bu tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak tangga dari
bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga menggunakan
profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat baja.

Anak Tangga :
Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena sering dilalui
untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus benar-benar aman,
nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset karna licin atau
terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal (pijakan datar)
dan vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak tangga untuk hunian
berkisar antara 20-33 cm. dan untuk bagian vertical langkah atasnya berkisar antara 15-
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 35

18 cm. untuk ukuran tangga darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.

Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga pada
hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis biasanya
lebih kecil, yaitu 75 cm.

Bordes :
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat
beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah
tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan bordes
juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar tangga.
Baluster :
Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical. Material
baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya pernah
melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan dan kenyamanan
pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh, terutama untuk
keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian baluster, standarnya kurang lebih antara
90-100 cm.

A + 2.O = 57 – 65 cm.
A + 2.O = 62 cm
A + 2x19 = 62 cm
Maka A = 62 - 38 = 24 cm

Jadi panjang langkah datar ( antrede ) = 24 cm. jika tangga tersebut dibuat tangga lurus
maka panjang ruang yang di butuhkan untuk tangga yaitu : 19 x 24 = 456 cm, belum
terhitung awal naik tangga dan akhir tangga.

Oleh karena itu lebih hemat bila menggunakan tangga bordes dengan dua lengan maka :
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 36

· Banyaknya langkah naik n (A) = buah. ½ x 380/19 =10n


· n langkah datar (O) = 10 – 1 = 9 buah.
· Panjang tangga seluruhnya menjadi 9 x 24 = 216 cm.
· Panjang bordes = 80 cm, entrance tangga = 74 cm.
· Panjang ruangan untuk tangga menjadi kurang lebih 370 cm.

ATAP
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan
kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga
bagian utama yaitu: struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap
akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan
reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok.
Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Lebih detail
bagian-bagian atap seperti gambar.

Gambar. Struktur Atap Sederhana


Struktur Dan Konstruksi Bangunan 37

2. Bentuk-Bentuk Atap
a. Atap Limasan/Perisai

(a) (b)
Gambar. Tampak Muka (a) dan Tampak Samping (b)

(i-i) (ii-ii)
Gambar. Potongan Bujur (i-i); Potongan Melintang (ii-ii)

Gambar. Tampak Muka

b. Atap Pelana
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 38

Gambar. Tampak Muka (a) dan Tampak Samping (b)

(i-i) (ii-ii)
Gambar. Potongan Bujur (i-i); Potongan Melintang (ii-ii)

c. Atap Gerigi (Gergaji)/ Sawteeth


Struktur Dan Konstruksi Bangunan 39

Gambar. Atap Gerigi atau Gergaji

d. Atap Joglo

Gambar. Joglo Tanpa Soko Guru (a) dan Joglo dengan Soko Guru (b)

3. Bagian-Bagian Atap

Bagian-bagian atap terdiri atas: gording, jurai, usuk, reng, penutup atap dan
bubungan:
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 40

Gambar. Konstruksi Atap 3D

a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi
horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin,
beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda,
biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk,
dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus
berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan
dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu memiliki dimensi; panjang maksimal 4
m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 sampai dengan 2,5
m.

b. Usuk/Kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke
gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk
dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah
tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku.
Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah
pada ujung-ujung usuk.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 41

c. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m.
Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada
atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan
digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).

d. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau frame-work yang
disebut jurai. Pengertian lain dari jurai adalah garis sambungan antara bidang atap yang
satu dengan bidang atap yang lainnya. Menutut bentuknya jurai dibedakan menjadi jurai
dalam dan jurai luar. Jurai dalam merupakan balok kayu yang diletakan miring
menghadap kedalam. Jurai dalam ini berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara
balok gording dengan balok gording lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang
diguakan sebagai jurai dalam berukuran 8 cm x 12 cm atau 8 cm x 15 cm. Jurai luar
adalah sambungan yang menonjol kearah luar.

e. Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai
sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak
rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap
merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca)
sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca.
Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng,
polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

1) Genteng dan Bubungan


Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat (keramik).
Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa (genteng S), genteng
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 42

kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng
setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.

Gambar. Genteng Biasa (Genteng S) Gambar. Genteng Kodok

Gambar. Genteng Pres Silang

(a) (b) (c)


Gambar. Bubungan Setengah Lingkaran (a); Bubungan Segitiga (b); Bubungan Sudut
Patah (c)

2) Penutup Atap Kayu (Sirap)


Bahan yang banyak digunakan pada rumah tradisional Indonesia berbahan dasar kayu.
Sirap yang terbentuk dari potongan-potongan kayu tipis yang disusun 3 atau 4. Potongan
kayu ini kemudian dipaku ke multiplek yang melapisi rangka atap. Atap genteng sirap
berbahan baku kayu ulin, kayu jati dan sebagainya.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 43

Gambar. Penutup Atap Kayu (Sirap)


Keunggulan genteng sirap jika dibandingkan dengan genteng jenis lain antara lain
bobotnya ringan, kuat, dan kokoh menahan beban yang berat; tidak menyerap panas
sehingga ruangan dibawahnya terasa sejuk dan dingin; serta setelah disusun maka
mempunyai nilai keindahan yang tinggi setelah disusun atau digunakan dirumah tinggal.
Namun, pemasangan atap genteng sirap membutuhkan waktu yang lama. Apabila bocor,
sulit untuk ditentukan letak atau posisi kebocorannya. Selain itu,karena berasal dari
bahan kayu yang jarang didapatkan dipasaran, harganya pun menjadi relatif mahal.

3) Penutup Atap Seng


Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup
atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm
dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. Jika seng terkena air hujan yang
banyak mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan
menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya
bila udara di luar panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin.
Kelebihannya bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat
menghemat biaya
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 44

Gambar. Penutup Atap Seng

4) Penutup Atap Asbes


Atap asbes berasal dari campuran semen dan bahan serat yangdipadatkan. Bentuk dan
ukurannya beragam dengan tipe gelombang, antara laingelombang 5½, gelombang 6½,
dan gelombang 14. Harga genteng asbes cukup murah dipasaran dan menghemat biaya
dalam pemasangan karena penggunaan kayu untuk rangka atap lebih sedikit (tidak
memerlukan usuk dan reng) serta keunggulan: pemasangannya mudah dan cepat.

Gambar. Penutup Atap Asbes


Akan tetapi, atap dari asbes memiliki kekurangan pertama yaitu menyerap panas
sehingga ruangan dibawahnya terasa panas. Agar tidak mudah ditumbuhi lumut dan tahan
lama, sebaiknya atap genteng asbes dicat dengan cat khusus genteng. Sudut kemiringan
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 45

dalam pemasangan konstruksinya adalah 15-25. Kekurangan kedua, asbes dapat


membahayakan tubuh. Jika ada bagian yang rusak, sehingga serat – seratnya bisa lepas,
ini menjadi bebabahaya karena sulit untuk mendeteksi bagai manakah yang dikatakan
rusak. Kondis lain yang sangat beresiko adalah saat asbes dipotong atau diperbaiki.
Ketika di potong akan mengeluarkan serpihan-serpihan yang berupa serbuk, yang sangat
berbahaya bagi paru-paru.

Beberapa Penyakit Akibat Asbes:


1. Asbestosis yaitu luka pada paru-paru hingga menyebabkan kesulitan bernapas dan
dapat mengakibatkan kematian.
2. Mesothelioma adalah sejenis kanker yang menyerang selaput pada perut dan dada,
mesothelioma baru muncul gejalanya setelah 20 – 30 tahun sejak pertama kali menghirup
serat asbes.
3. Kanker paru-paru, di negara-negara maju, asbes putih digolongkan sebagai karsinogen
( bahan penyebab kanker).

Cara Mengurangi Efek Negatif Asbes


1. Jika atap menggunkan asbes, gunakanlah plafon untuk mecegah debu dan serat asbes
jatuh kedalam rumah.
2. Ganti asbes setiap 5 tahun sekali, walaupun tidak ada tanda-tanda rusak.
3. Saat mengerjakan asbes, gunakan alat penutup hidung.
4. Buatlah ventilasi yang baik, ventilasi yang baik akan mengurangi efek gas radon yang
terkandung di dalam asbes.
5. Mengecat asbes bukan solusi untuk mencegahnya asbes terhirup oleh tubuh, asbes
yang rusak walaupun dicat tetapakan menimbulkan dampak yang sama.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 46

PLAFOND
Plafon atau sering disebut juga langit-langit merupakan bidang atas bagian dalam
dari ruangan bangunan ( rumah ).

Fungsi dari pada langit-langit atau plafon adalah :

a. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari yang melalui bidang atap.
b. Untuk menahan kotoran yang jatuh dari bidang atap.
c. Untuk menahan percikan air hujan, agar ruangan dan isinya selalu terlindung.
d. Supaya ruangan di bawah atap selalu nampak bersih.
e. Menambah estetika ruangan, karena konstruksi plafon bisa dibuat beraneka macam
bentuk

Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu atau bilik ),
papan kayu, asbes semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile, particle board, jabar
wood dan pada saat ini banyak digunakan papan gipsum dan lain-lain. Karena bahan –
bahan tersebut meruapakan lembaran – yang relatif tipis, maka pemasangannya
memerlukan suatu konstruksi yang khusus dan dari bahan lain sebagai penggantung
dimana bahan tadi ditempelkan. Bentuk pemasangan plafon dapat dibuat bermacam –
macam sesuai selera pemilik rumah seperti misalnya; langit-langit datar / rata,
melengkung, kesan bertingkat dan langit-langt berventilasi. Bahan yang mudah didapat
dan mudah dikerjakan yaitu dari balok – balok kayu yang dipasang saling bersilangan
sehingga membentuk petak-petak dengan ukuran tertentu sesuai dengan bahan plafon
terse

MACAM-MACAM JENIS PLAFON


Struktur Dan Konstruksi Bangunan 47

1. Plafon Triplek
Plafon jenis ini merupakan pilihan plafon yang terfavorit digunakan sebelum orang
mengenal gypsum. Bahan utama untuk membuat plafon ini adalah kayu digunakan
sebagai rangka dan triplek 6 mm untuk plafonnya. Kenapa triplek 6 mm?
Mempertimbangkan menurunnya kwalitas triplek yang beredar dipasaran sekarang ini
(dulu 4 mm saja sudah cukup). Jika memakai triplek yang tipis, nanti akan terlihat
bergelombang.
Kelebihan Plafon Triplek. Karena rangkanya terbuat dari kayu maka tidak perlu
dikhawatirkan jika saat pemasangan intalasi listrik akan dipijak oleh instalator.
Kekurangan Plafon Triplek. Pada umumnya sambungan triplek akan kelihatan, jika anda
menginginkan kesan datar tanpa sambungan akan sulit diwujudkan. Dalam beberapa
waktu setelah pemasangan akan kelihatan warna kekuningan jika dicat dengan warna
putih (biasanya akan cepat muncul apabila tripleknya kurang bagus)

2. PLAFON GYPSUM
Saat ini, plafon jenis inilah yang paling banyak digunakan. Selain mudah dalam
pengerjaan dan juga ketersediaan bahan dengan harga yang lebih bervariasi. Material
yang digunakan sebagai rangka untuk plafon gypsum bisa bervariasi, biasanya
menggunakan metal furing dan ada juga yang memakai kayu. Penggunaan material kayu
sebagai rangkanya, akan bisa menjawab kekhawatiran terhadap saat
pemasangan/perbaikan instalasi listrik akan sulit karena rangka plafon gypsum tidak bisa
dipijak. Namun jika rumah anda bertingkat, sebaiknya pada lantai bawah dianjurkan
menggunakan rangka metal furing saja. Toh.., apabila ada perbaikan instalasi listrik,
instalatornya pun tidak akan masuk dan merayap di dalam plafon tersebut.
Kelebihan Plafon Gypsum. Selain cepat dalam pengerjaan, hasilnyapun lebih rapi.
Karena sambungan papan gypsum bisa dibuat tidak kelihatan sama sekali (pastikan
menggunakan jasa tukang plafon yang ahli). Model atau bentuk plafonpun akan bisa
diwujudkan sesuai dengan keinginan anda, karena sudah tersedia bermacam-macam les
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 48

profil, motif panel papan tengah dan material pendukung lainnya. Bentuk plafon gypsum
bisa dibuat berbagai bentuk, ada yang bertingkat (drop ceiling), kubah (dome) dan lain
sebagainya.
Kekurangan Plafon Gypsum. Plafon ini tidak tahan air, dalam artian jika terjadi
kebocoran pada atap, sifat gypsum akan menyerap air sehingga bebannya akan bertambah
berat yang bisa mengakibatkan ambruk. Namun anda bisa mengantisipasinya dengan
melobangi gypsum pada bagian mana yang digenangi air dan kemudian perbaiki
kebocoran atap anda.

3. Plafon Kayu atau Lambersering


Lambersering adalah kayu olahan yang dibuat bentuk menjadi lembaran-lembaran ( 1
x 9 cm ) dan kemudian dikeringkan dengan oven untuk mengurangi kadar airnya agar
saat pemasangan nanti tidak ada penyusutan lagi. Finishing akhir plafon lambersering
lazimnya dicat impra supaya kelihatan natural (warna kayu). Biasanya digunakan untuk
plafon bagian luar bangunan.
Kelebihan Plafon Lambersering. Lebih artistik dan cenderung menciptakan suasana
ruangan menjadi klasik.
Kelemahan Plafon Labersering. Pengerjaan lebih sulit dan lama. Harga lebih mahal
dibanding dengan plafon gypsum.

4. Plafon Metal (tin ceiling)


Material dasar dari plafon ini adalah lempengan metal tipis yang di-embos sehingga
tercetak berbagai macam motif ukiran dan kemudian difinish dengan cat minyak. Untuk
saat ini motif atau corak ukir pada tin ceiling sanggat kental dengan unsur klasik.
Kelebihan Plafon Metal. Anti air, anti rayap dan tahan lama.
Kekurangan Plafon Metal. Harga sangat mahal.

Bagian-bagian dari konstruksi plafon adalah:


Struktur Dan Konstruksi Bangunan 49

a. Balok induk yang dipasang / ditanam pada tembok atau digantungkan dengan kuda-
kuda.
b. Balok anak ukuran lebih kecil dari balok induk yang dipasangan bersilanngan dengan
balok induk.
c. Balok pembagi yang ukuran bisa sama dengan balok anak atau bisa lebih kecil sedikit
dan dipasang bersilangan dengan balok anak.
d. Langit-langit atau sering disebut pyan yang bahannya seperti tersebit di atas dan
dipasang pada balok tadi.

Untuk dapat menetapkan pola dari langit-langit maka perlu memperhatikan:

- Bentuk dari ruangannya akan mempengaruhi pola yang digunakan


- Bahan yang digunakan sebagai penutup dapat asbes, triplek ataupun jenis lainya
- Tinggi rendahnya penutup
- Menggunakan lis atau tidak
- Pembagian jalur penutup langit-langit menggunakan modul 100 x 100 cm , 60 x 60
cm atau 60 x 80 cm
Agar lebih mudah untuk mempelajari cara pemasangan plafon, di bawah ini diberikan
contoh konsruksi plafon dengan bahan dari asben semen yang mempunyai ukuran 100 x
100 cm.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 50

DINDING
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/
membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa
dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural
(bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat
dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding
dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)

DINDING BATU BUATAN


A. DINDING BATA
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi
standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah).
Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan
min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat
dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat
pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak
mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya
harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun
teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 51

B. DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak
dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena
dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa
menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu
apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan
plesteran+acian lagi untuk finishing.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 52

Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara
lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh
direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/
batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah
– tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan
balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada
sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 53

DINDING KAYU
A. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa
timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini
tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding
struktural.

B. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan
digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan
horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal
dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar
beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus
memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak
masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan
Struktur Dan Konstruksi Bangunan 54

susut.

C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang
baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding
sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4
lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

Anda mungkin juga menyukai