Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE NON HEMORAGIK (SNH)

A. Definisi
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia
yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
(Arif Muttaqin, 2008).
Sedangkan menurut Padila, (2012) Stroke Non Haemoragik adalah cedera
otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak terjadi akibat
pembentukan trombus di arteri cerebrum atau embolis yang mengalir ke otak
dan tempat lain di tubuh.

B. Pathway
Trombosis Embolisme Hipertensi, DM,penyakit
Stroke non hemoragik jantung, obesitas, merokok
adalah adalah gangguan Adanya penyumbatan aliran Embolus berjalan
cerebrovaskular yang darah ke otak oleh thrombus menuju arteri serebral Penimbunan lemak/Kolesterol
disebabakan oleh melalui arteri karotis yang meningkat dalam darah
sumbatnya pembuluh Berkembang menjadi
darah akibat penyakit aterosklerosis pada Pembuluh darah menjadi kaku
Terjadi bekuan
tertentu seperti dinding pembuluh darah darah pada arteri
aterosklerosis, arteritis,
trombus dan embolus. Arteri tersumbat Pecahnya pembuluh darah

Etiologi: Trombosis Berkurangnya darah


(Bekuan darah di dalam ke area thrombus
pembuluh darah otak atau
leher), Embolisme Terjadi iskemik dan infark
serebral (Bekuan darah pada jaringan otak
atau material lain yang di
bawa ke otak dari bagian
otak atau dari bagian Stroke Non Hemoragik
tubuh lain).

Manifestasi klinis: Penurunan Adanya lesi Proses Nervus kranial


Disfungsi motorik kekuatan otot serebral metabolisme di
(hemiplegia), otak terganggu N.V,
Kelemahan Terjadinya N.II,III,IV,VI N.VIII
Disfungsi VII,IX,XII
komunikasi fisik afasia
Penurunan Terjadi Terjadi
(Disartria/kesulita suplai darah penurunan daya penurunan Terjadi
n berbicara & Hambatan Hambatan dan O2 ke daya penurunan
penglihatan
Disfasia atau Mobilitas Komunikasi otak pendengaran refleks
afasia / bicara Fisik Verbal menelan
Kelainan visual
defektif atau
kehilangan Defisit Perawatan Diri, Resiko Kesulitan Gangguan
bicara), Gangguan Resiko Dekubitus, Ketidakefe dalam menilai Menelan,
persepsi, Kerusakan Intergitas ktifan jarak dan Ketidakseimb
Kerusakan fungsi Kulit Perfusi kehilangan angan Nutrisi
kognitif. Jaringan penglihatan Kurang Dari
Otak
Kebutuhan
Komplikasi: Berhubungan dengan immobilisasi :
Tubuh
infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan, Resiko Cedera,
konstipasi dan thromboflebitis. Berhubungan dengan Resiko Jatuh
paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi
sendi, deformitas dan terjatuh. Berhubungan dengan
kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.
1. Hambatan Mobilitas Fisik Menurut perjalanan penyakitnya,
NOC: Ambulasi tidak terganggu, pergerakan sendi stroke non hemoragi dibedakan
tidak terganggu menjadi:
NIC: Terapi latihan (pergerakan sendi & otot), 1. Transient Ishemic Attack (TIA):
bantuan perawatan diri. Gangguam neurologis lokal yang
2. Hambatan Komunikasi Verbal terjadi selama beberapa menit
NOC: Komunikasi tidak terganggu, status neurologi sampai jam saja. Gejala yang
tidak terganggu muncul akan hilang dengan
NIC: Peningkatan komunikasi, mendengar aktif, spontan dan sempurna dalam
latihan memori waktu kurang dari 24 jam.
3. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak 2. Reversible Ischemic Neurologic
NOC: Perfusi jaringan tidak terganggu Defisit (RIND): Terjadi lebih
NIC: Manajemen edema serebral, monitor TIK lama dari pada TIA, gejala hilang
4. Resiko Cedera lebih dari 24 jam tetapi tidak
NOC: Kejadian jatuh tidak terjadi, fungsi sensori lebih dari 1 minggu.
tidak terganggu 3. Stroke In Evolution (SIE):
NIC: Manajemen lingkungan, pencegahan jatuh Perkembangan stroke perlahan-
5. Gangguan Menelan lahan sampai alur munculnya
NOC: Status menelan tidak terganggu gejala makin lama semakin
NIC: Pencegahan aspirasi, pemberian makan dengan buruk, proses progresif beberapa
tabung enternal. jam sampai beberapa hari.
6. Defisit Perawatan Diri 4. Complete Stroke: Gangguan
NOC: Ambulasi tidak terganggu, pergerakan tidak neurologis yang timbul sudah
terganggu menetap atau permanen. Sesuai
NIC: Bantu perawatan diri pasien, peningkatan dengan namanya, stroke komplit
latihan pergerakan dapat diawali oleh serangan TIA
7. Resiko Dekubitus berulang
NOC: Tidak ada tanda-tanda dekubitus
NIC: Kaji skala decubitus, atur posisi setiap 2 jam DAPUS
8. Kerusakan Intergitas Kulit Muttaqin, Arif. 2008 .Buku Ajar
NOC: Intergritas kulit tidak terganggu Asuhan Keperawatan Klien Dengan
NIC: Perawatan luka tekan, pengecekan kulit Gangguan Sistem Persyarafan.
9. Resiko Jatuh Jakarta: Salemba Medika.
NOC: Tidak ada kejadian jatuh Nanda International. (2018).
NIC: Memberikan pengawasan yang ketat, anjurkan Diagnosis keperawatan definisi dan
menggunakan tongkat atau alat bantu berjalan klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC
10. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Padila. 2012. Buku Ajar:
Tubuh Keperawatan Medikal Bedah.
NOC: Status menelan tidak terganggu Yogyakarta: Nuha Medika.
NIC: Monitor nutrisi, terapi menelan, penahapan
diet

C. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab dari stroke secara
spesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk
mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskular.
2. Lumbal pungsi: Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada
carran lumbal menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau
perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukkan
adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor merah biasanya
dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil
biasanya warna likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari
pertama.
3. CT scan.: Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema,
posisi henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan
posisinya secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens
fokal, kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke
permukaan otak.
4. MRI: MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan gelombang
magnetik untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan
otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi
dan infark akibat dari hemoragik.
5. USG Doppler: Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena
(masalah sistem karotis).
6. EEG: Pemeriksaan ini berturuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik
dalam jaringan otak.

Pemeriksaan Laboratorium:
1. Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
2. Pemeriksaan darah rutin.
3. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia.
Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-angsur turun kembali.
4. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.

D. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan.
Pengobatan Konservatif:
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,
tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
4. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/
memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem
kardiovaskuler.

Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral:
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.

E. Daftar pustaka
Muttaqin, Arif. 2008 .Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Banjarmasin, 20 Juni 2019

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(……………………………………………………….) (………………………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai