LAPORAN KASUS BP ANAK Fatimah (Revisi Newsss1)
LAPORAN KASUS BP ANAK Fatimah (Revisi Newsss1)
LAPORAN KASUS
Nama : An. H
1.2 ANAMNESA
Demam
utama demam tinggi terus menerus sejak sabtu pagi (4 hari), demam
yang di alami mulai dari tinggi mendadak sampai hari kemarin hanya
2 hari sebelum masuk rumah sakit,Sesak timbul saat batuk dan tidak
memberat saat malam hari dan keluhan sesak semakin memberat sejak tadi
siang ( hari kamis tgl 07/02/9).Keluhan lain seperti rewel (+), gelisah (+),
lemas, nafsu makan/minum menurun (+) dbn, muntah (-), mencret (-)
1
1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya belum pernah sakit seperti ini dan baru pertama kali ini
dirawat di rumah sakit, Riwayat Kejang Demam (+), Riwayat Asma (-),
Dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti pasien, tidak ada riwayat asma
di keluarga.
21 Hari,
POLIO 2 Bulan , 4 Bulan, 6 4 x pemberian
Bulan
Usia 9 Bulan
2
1.2.9 Riwayat Gizi
Pasien tidak minum ASI sejak lahir sampai sekarang.Pasien diberikan susu
formula SGM sampai sekarang dan makanan tambahan
Tanda-tanda Vital :
RR = 66 x/menit
Suhu = 380C
Status Gizi : BB = 9 kg
Umur = 8 bulan
𝑛+9
BB aktual : + = 9 kg
2
minimal)
Tonsil T1-T1
3
Leher dan Axila : Pembesaran kelenjar getah bening (-), nyeri tekan (-), terasa
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Hipertimpani
Ekstremitas : Akral hangat (-), edema (-), capillary refil time < 2”, sianosis
4
1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
5
1.4 DAFTAR MASALAH
Demam
Batuk
Sesak
1.6 PERENCANAAN
1.6.1 Diagnostik
1.6.2 Terapi
1.6.3 Monitoring
- Tanda-tanda vital
1.6.4 Edukasi
6
- Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit pasien, bahaya
dari penyakitnya.
anak untuk aktif berolahraga seperti diajak berjalan saat pagi hari,
FOLLOW UP
O : Kesadaran : Komposmentis
KU Cukup
7
Tak Langsung +/+, mata tidak cekung, terdapat air mata,
ada gallop
3kali/menit
baik.
Ekstremitas : Akral teraba Hangat, udem (-), sianosis (-),CRT <2 detik
A : Bronkopneumoni
8
- Inj. Ranitidin 2x8 mg (Intravena) - Tanda-tanda vital
- Inj. Gentamicin 3x20 mg (Intravena) - Observasi Keadaan
- Inj. Paracetamol 3x80 mg (Intravena) Umum (sesak dan
- Nebu combivent : NaCl (1/2 amp : 2 cc)/6 jam demam)
- Puasa
O : Kesadaran : Komposmentis
umum
terlentang
tidak panas
9
Paru : Inspeksi : Tidak ada kelainan bentuk dada,
/-)
ada gallop
3kali/menit
baik.
detik
A : Bronkopneumoni
10
- Inj. Ranitidin 2x8 mg (Intravena) - Observasi Keadaan
O : Kesadaran : Komposmentis
(> 1), mobile, ukuran ≥ 1 mm, tidak nyeri, tidak panas, perabaan
kenyal.
11
Jantung : Inspeksi : Iktus kordis tak terlihat
Ekstremitas : Akral teraba Hangat, udem (-), sianosis (-),CRT <2 detik
- Foto Thoraks AP
12
BAB II
PEMBAHASAN
keluhan demam tinggi terus menerus sejak sabtu pagi (4 hari), disertai batuk
berdahak ( batuk grok grok ) dan pilek 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit,batuk darah
(-), sesak sejak 2 hari SMRS,keluhan lain seperti rewel (+), gelisah (+), lemas, nafsu
makan/minum menurun.
umum pasien tampak sesak, Vital sign : Respiratory Rate 66 x/m, dan Suhu axilla
38˚C. Inspeksi ditemukan pernapasan cuping hidung minimal dan retraksi dinding
dada supraclavikula serta rhinore dan pada auskultasi di dapatkan Rhonki dan
mengarah pada infeksi umum dari bronkopneumonia, yaitu gejala (demam, gelisah,
malaise, penurunan nafsu makan) dan gejala respiratori (batuk dan sesak), dan
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
berdasarkan penemuan klinis yang didapat pada pemeriksaan inspeksi dan frekuensi
nafas. Bronkopneumonia adalah bercak-bercak infiltrat difus merata pada kedua paru
(dapat meluas hinnga daerah perifer paru) disertai dengan peningkatan corakan
13
virus, jamur dan bakteri S. pneumonia merupakan penyebab tersering pneumonia
bakterial pada semua kelompok umur. Virus ( Respiratory Syncytial Virus) lebih
sering ditemukan pada anak kurang dari 5 tahun. Virus ( Respiratory Syncytial Virus)
merupakan virus penyebab tersering pada anak kurang dari 3 tahun. Pada umur lebih
pneumonia dan Chlamydia pneumonia, lebih sering ditemukan pada anak-anak, dan
biasanya merupakan penyebab tersering yang ditemukan pada anak lebih dari 10
tahun.1,2
Sebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan
hingga sedang, sehingga dapat berobat jalan saja. Hanya sebagian kecil yang berat,
perawatn di RS. Pada pasien ini diindikasikan untuk rawat inap karena terdapat
14
distress pernapasan (pernapasan cuping hidung, retraksi supraclavikula, takipneu)
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat –
- Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
napsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare; kadang-
- Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipneu,
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi, suara
napas melemah, dan rhonki. Akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan
pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat. Pada perkusi dan auskultasi
paling kuat adanya pneumonia adalah demam, sianosis dan lebih dari satu gejala
respiratori sebagai berikut : takipneu, batuk, napas cuping hidung, retraksi, ronki dan
suara napas melemah. Napas cepat dinilai dengan menghitung frekuensi napas selama
satu menit penuh ketika bayi/anak dalam keadaan tenang. Sesak napas dapat dilihat
dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam ketika menarik napas
(retraksi epigastrium).3,4
15
bronkopneumonia, yaitu gejala infeksi umum (demam, gelisah, malaise, penurunan
nafsu makan) dan gejala respiratori (batuk dan sesak). Manifestasi klinis
atas (ISPA), yaitu batuk dan rinitis (pada pasien ini didahului dengan batuk),
peningkatan usaha bernafas, demam tinggi mendadak (pada pneumonia bakteri), dan
penurunan nafsu makan. Keluhan yang paling menonjol pada pasien dengan
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada Vital sign : Respiratory Rate 66x/m yang
merupakan nilai prediktif positif bronkopneumonia dari 45%, dan Suhu axilla 38˚C.
merupakan usaha pernapasan pada anak untuk mengatasi obstruksi dan pada auskultasi
Foto toraks tidak direkomendasikan untuk dilakukan secara rutin pada anak
dengan infeksi saluran nafas bawah akut ringan. Pemeriksaan dilakukan pada
penderita pneumonia yang dirawat inap atau bila tanda klinis yang membingungkan.
Foto torak ulang hanya dilakukan bila didapatkan atelektasis, kecurigaan terjadi bila
kompilkasi pneumonia berat, gejala yang menetap atau memburuk, atau tidak respon
terhadap antibiotik.2 Tetapi foto rontagen toraks AP dan Lateral dapat dilakukan jika
pada pasien ditemukan tanda dan gejala klinik distres pernapasan seperti takipneu,
batuk, dan ronki dengan atau tanpa suara napas yang melemah. Pada pasien di
lakukan pemeriksaan foto thoraks karena ditemukan tanda dan gejala klinik distres
pernapasan seperti takipneu, batuk, dan ronki,whezing dengan atau tanpa suara napas
yang melemah.1
16
Pasien ini didiagnosis banding dengan Bronkiolitis. Bronkiolitis adalah
Umumnya, infeksi tersebut disebabkan oleh virus. Secara klinis ditadai dengan
episode pertama wheezing pada bayi yang didahului dengan gejala IRA. Diagnosis
dan pemeriksaan penunjang lainnya. Gejala awal berupa infeksi respiratori atas akibat
virus, seperti pilek ringan, batuk dan demam. Satu hingga dua hari kemudian timbul
batuk yang disertau dengan sesak napas. Selanjunya dapat di temukan wheezing,
sianosis dan penurunan nafsu makan. Pemeriksaan fisik pada anak yang mengarah ke
diagnosis bronkiolitis adalah adanya takipneu, takikardi dan penigkatan suhu di atas
38 ˚c, selain itu dapat juga ditemukan konjungtivitis ringan dan faringitis. Pada
pemeriksaan auskultasu paru ditemukan ronki dan whezing. Sianosis dapat terjadi
dan bila gejala menghebat, dapat terjadi apneu, terutama pada bayi berusia < 6
minggu. Pada foto rontgen toraks didapatkan gambaran hiperinflasi dan infiltrat,
tetapi gambaran ini tidak spesifik dan dapat ditemukan pada asma, pneumonia viral
terlihat perbaikan klinis sehingga dipikirkan untuk tidak perlu dilakukan kultur
bakteri.6,7
mikro. Cairan ini diindikasikan untuk mengatasi dehidrasi, menambah kalori dan
17
mengembalikan keseimbangan elektrolit. Komposisinya per 1000 mL glukosa 55
gram, NaCl 2,25 gram dan air untuk larutan injeksi 1000 mL.8
Pada pasien ini diberi antibiotik, Injeksi Cefotaxime 2x400 mg (i.v), inj
Getamisisn 1x20mg (i.v) dan injeksi Ranitidin 2x8 mg (i.v). Terapi antibiotik ini
kulit atau struktur kulit, infeksi tulang dan sendi, infeksi, infeksi itra-abdomen, dan
dibagi dalam 2-4 dosis. Pada bronkopneumonia, dengan pemberian antibiotika yang
memadai dan dimulai secara dini pada perjalanan penyakit tersebut, maka mortalitas
bronkopneumonia akibat bakteri pneumococcus selama masa bayi dan masa kanak-
kanak sekarang menjadi kurang dari 1% dan selanjutnya morbiditas yang berlangsung
untuk ulkus gaster ringan, ulkus duodenum ringan, ZollingerEllison, keadaan yang
18
Pada pasien ini diberi terapi Nebulizer combivent per 6 jam. Penggunaan
bronkodilator adalah karena pada usia bayi peran bronkodilator kurang jelas. Pada
Pada hari perawatan I, pasien masih sesak, panas, dan batuk, serta dipuasakan.
Pada pemeriksaan fisik masih ditemukan pernapasan cuping hidung, retraksi dan
rhonki. Terapi pada pasien ini dilanjutkan. Perbaikan klinis terlihat pada hari
perawatan 2, dimana sesak dan batuk sudah berkurang. Pada hari perawatan 3, selain
berkurangnya sesak dan batuk, pch, retraksi, dan rhonki juga ikut berkurang. Pada
Hari Ke-3 ini pasien juga diperbolehkan untuk minum ASI dan juga pasien
sudah bisa Berdiri dengan pegangan, duduk tanpa pegangan, mengangkat kepala
setinggi 45º, menggerakan kepala dari kiri/kanan menuju tengah, melihat dan
menatap wajah, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengaceh, suka tertawa
keras, bereaksi terkejut dengan suara keras, membalas tersenyum, ketika diajak bicara
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Retno AS, Landia S, Makmuri MS. Pneumonia. Divisi Respirologi Bagian Ilmu
NN, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku ajar respirologi anak. Edisi ke-1. Jakarta: IDAI;
2010. h. 350-365.
Saunders. 2011.
5. Zain MS. Bronkiolitis. Dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku
7. Hazinski TA. The respiratory system. Dalam: Rudolph AM, Rudolph CD,
Hostetter MK, Lister G, Siegel NJ, penyunting. Rudolph’s pediatrics. Edisi ke-21.
2012; H. 83-85
11. Wilson LM. Tanda dan gejala penting pada penyakit pernapasan. Dalam: Price
SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6.
20