9678 33595 1 PB PDF
9678 33595 1 PB PDF
Abstrak
Pantai Muara Air Haji merupakan salah satu pantai yang mengalami abrasi, yang diakibatkan
oleh banjir rob, peristiwa ini menyebabkan garis pantai mendekati pemukiman penduduk.
Oleh karena itu maka direncanakan bangunan pengaman pantai tipe groin yang berfungsi
untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai sekaligus sebagai pemecah gelombang dari
arah lepas pantai, sehingga bisa mengurangi/ menghentikan erosi yang terjadi. Pemecah
gelombang yang direncanakan adalah nonovertopping yaitu tidak diizinkannya air melimpas
keatasnya. Untuk menentukan analisis tinggi gelombang signifikan dalam waktu 50 tahun,
maka dipakai data arah dan tinggi gelombang signifikan persepuluh tahun, kemudian dapat
ditentukan sebaran kekerapatan teoritiknya menurut Normal, Gumbel, dan Person III. Hasil
perhitungan yang didapat dari pengolahan data adalah periode gelombang signifikan 6,3 detik,
tinggi gelombang signifikan 3,7 meter, kedalaman laut gelombang pecah 3,9 meter, tinggi
gelombang pecah 4,3 meter dan run up gelombang 3 meter. Hasil perhitungan dimensi groin
adalah tinggi 8,9 meter, panjang 45 meter lebar puncak 5 meter, lebar efektif groin 20,8
meter. Kemiringan dari sisi groin 1 : 1, seluruh material yang digunakan dalam perencanaan
groin adalah memakai material batu alam (cobble stone).
1
THE PLANNING OF BUILDING DIMENSIONS
WITH COBBLE STONE MATERIAL
DISTRICT PESISIR SELATAN
Abstract
Muara Air Haji beach was one of the beaches which has experienced abrasion, that was
caused by tidal flood, these events led to the coastline approached settlements. Therefore, it
was planned a groin type of protection structure which funtions to hold the sediment transport
along the coast as well as a breakwater from offshore direction, so that it can reduce / stop
erosion. The type of breakwater which was being planned was nonovertopping type that is not
being allowed water to oveflow upward. To determine the analysis of the significant wave
height in 50 years, then it was used the data of direction and significant wave height tenths of
years, then it could be determined the theoretical attached distribution accoding to Normal,
Gumbel, and Person III. The results of the calculations obtained from the processing of data
was the significant wave period namely 6.3 seconds, a significant wave height namely 3.7
meters, the depth of the ocean wave breaking namely 3.9 meters, breaking waves height
namely 4.3 meters and wave run up namely 3 meters. The calculation result of groin
dimension was the height namely 8.9 meters, the length namely 45 meters, the peak width
namely of 5 meters, width of effective groin namely 20.8 meters. The slope of the groins was
1: 1, all of materials which were used in planning the groin, that were coble stones.
2
A. PENDAHULUAN
Untuk memperkuat perlindungan
Indonesia merupakan salah satu pantai Muara Air Haji terhadap erosi, maka
negara yang memiliki garis pantai yang diperlukan adanya perencanaan bangunan
sangat panjang, keadaaan fisik lautan yang pantai didaerah tersebut. Maka
dinamis dapat menyebabkan luas wilayah direncanakalah “Perencanaan Dimensi
laut dan daratan bisa berubah setiap saat. Bangunan (Groin) Material Batu Alam
Maju mundurnya garis pantai merupakan Pantai Muara Air Haji Kabupaten
realita dan dinamika perubahan alam di Pesisir Selatan”
seluruh dunia. Abrasi merupakan salah satu
bentuk pengikisan dan perusakan pantai
B. METODE PENULISAN
yang diakibatkan oleh alam, yaitu oleh
gelombang yang menuju pantai dan muara Metode penulisan digunakan dalam
sungai disepanjang pantai. Apabila abrasi penulisan ini adalah studi literatur dan
pantai yang terjadi terdapat merusak pengamatan dilapangan serta pengumpulan
pemukiman penduduk, sarana prasarana data-data teknis penunjang dalam
maka sudah saatnya permasalahan abrasi melakukan perencanaan bangunan
pantai mendapat perhatian yang serius. pelindung pantai. Secara garis besarnya
dapat di uraikan sebagai berikut :
Perubahan areal pantai akibat
aktifitas laut, baik secara normal maupun 1. Studi Literatur
dikarenakan bencana alam yang
Yaitu pengumpulan referensi dan panduan-
mengakibatkan wilayah pantai menjadi
panduan kerja untuk mendapatkan teori-
wilayah yang perlu diperhatikan secara
teori yang akan digunakan dalam penulisan
khusus.
ini.
Apabila tingkat kerusakan sudah
2. Pengumpulan Data
sangat berat , dimana garis pantai sudah
sangat dekat dengan fasilitas yang Yaitu pengumpulan data teknis seperti :
dilindungi seperti daerah pemukiman, data angin, data pasang surut, data batimetri
pertokoan, jalan, tempat ibadah, dsb maka laut, dan data-data lainnya yang diperlukan
perlindungan buatan adalah yang paling dalam perencanaan pembangunan
efektif (Bambang Triatmodjo,2011) pengaman pantai ini diperoleh dari instansi-
instansi terkait seperti : Dinas Pengelolaan
3
Sumber Daya Air Sumatra Barat, Badan Tabel 1. Presentasi Kejadian Angin
Meteorologi dan Geofisika, dan Instansi- Muara Air Haji 2006 – 2015
instansi lainnya yang menunjang penulisan
tugas akhir ini.
3. Perencanaan
1. Analisa Angin
Mawar angin digunakan untuk
mengetahui arah dominan angin dimana
data yang diambil antara 10 - 20 tahun. Gambar 1. Wind Rose
Disini penulis mengambil data angin 10 Sumber : perhitungan arah angin
tahun yang bersumber dari BMKG Maritim
Teluk Bayuk mewakili daerah pesisir 2. Perhitungan Fecth Gelombang
selatan terutama di pantai Muaro Air Haji.
Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
4
Tabel 2. Perhitungan jarak seret
gelombang (Fecth)
X2 = 0,0563
DK = n- (1 + m) = 10 – (1 – 2) = 7,00
(dari tabel didapat Xcr = 15,507)
α = 0,10
X2 < Xcr
Selanjutnya dihitung dengan menggunakan
sebaran kekerapatan teoritik normal dan
gumbel, yang membedakan perhitungan
5
antara sebaran tersebut adalah dari cara T = 6,32 detik
pembacaan grafik. Lo = 1,56 x T2
Dari pengecekan dengan test Chi Kuadrat = 62,23 Meter
di atas, maka dapat dilihat hasilnya sebagai Jadi panjang gelombang adalah 62,23 meter
berikut : Co =
Normal = 0,122
,
Gumbel = 0,09 Co =
,
Person III = 0,05 = 9,9 m/dt
Dari hasil perhitungan data percontohan Trial and error (dhwl) = 4,7 m :
dapat dianggap mengikuti ketiga sebaran
= 0,06
teoritik tersebut, karena memenuhi X2 nya
Dari tabel fungsi d/Lo pada lampiran
kecil dari Xcr. Yang diambil yang terkecil
diperoleh nilai :
yaitu mengikuti Sebaran Kekerapan
Teoritik Person III. Jadi tinggi gelombang = 0,12
signifikan ( Hs) dengan Periode Ulang 50 Ks = 0,96
tahun adalah 3,69 meter.
Maka L =
,
3. Pariode Gelombang signifikan L = = 39,32 m
,
Dari analisis grafik pariode gelombang
Arah datang gelombang pada
signifikan diperoleh:
kedalaman 4,7 meter, r dihitung dengan
T33 = 33,3% x10 = 3,3 = 4 data
persamaan :
, , , ,
T33 = α˚ = sudut antara garis puncak gelombang
= 6,3157 detik dengan kontur dasar dimana gelombang
melintas. (yang dibentuk dari arah angin
4. Perhitungan Refraksi Gelombang mayoritas “Barat Daya” terhadap garis
pantai sebesar 135˚).
Dari persamaan = 1,56 T2 tersebut
=
menunjukan bahwa Co tidak tergantung
, ,
pada kedalaman, sehingga dilaut dalam =
proses refraksi tidak ada atau diasumsikan Sin α1 = 0,22
sangat kecil. Jadi refraksi berpengaruh Maka α1 = 12,47
didaerah laut transisi dan laut dangkal, Koefisien Refraksi adalah :
maka :
6
,
Ho = =
Kr = , ,
= 4,2 m
Tinggi Gelombang Ekivalen :
= = 0,98
, H’o = Kr . Ho
= 0,8888 x 4,2 = 3,8 m
Tinggi gelombang di laut dalam :
7
S = 0,0014 x Ho2 x Co x Krbr x Sinα br Jadi, S = 0,014 x (4,3176)2 x 9,852 x 0,84
cos α br . x sin (- 39,16) x cos (- 39,16)
Dimana : = -1,058 m3/detik
S = banyaknya sedimen yang tertransport Angkutan sedimen sejajar pantai dalam 1
Ho = tinggi gelombang dilaut dalam (m) (satu) tahun :
Hs = tinggi gelombang signifikan (m) = 365 x 24 x 3600 x (-1,06)
Co = kecepatan gelombang dilaut dalam
(m/detik) 8. Perhitungan kecepatan arus
KrBr = koefisien refraksi sepanjang Pantai
α = sudut yang dibuat gelombang Menghitung kecepatan arus sepajang
terhadap pantai pantai yaitu dengan menggunakan rumus
αbr = sudut yang dibuat gelombang pada sebagai berikut:
pantai saat gelombang pecah V = 20,7 m (gHb)1/2 sin 2 αb
Perhitungan db = 3,9 m
, Hb = 4,25 m
= = 0,015
,
Lo = 62,23 m
dari table A1 didapat : ,
= = 0,063
tanh 2 d/L = 0,0975 = cb ,
,
= = 0,08 = 0,063
,
dari table A1 didapat : Dari Tabel A-1 pada lampiran (hal V-7)
tanh 2 d/L = 0,64 = cd diperoleh :
, d/L = 0,11
Maka = = 0,64
,
Ks (koefisien shoaling) = 0,930
αbr = arc sin = (sin α) ,
L = = 36,37 m
,
br = arc sin 0,82 (sin - 45)
= - 39,16 =
, ,
Krbr = [ ]1/2 x Kr =
( )
=[ ]1/2 x 0,8888 sin = 0,19
( , )
Maka pengambilan Krbr = 0,84 (ok) Kecepatan arus sejajar sepanjang pantai
8
= 1,15 (9,81x4,25)1/2 sin 11,53o. . 3) Lapisan kedua adalah pada umumnya
. Cos 11,53o 1/10 sampai 1/15 dari berat pada
= 1,45 m / dt lapisan pertama
H = 3,28 m 4) Bahan dasar untuk core adalah batu
Lo = 62,23 m alam.
θ = 1 : 2 (sudut kemiringan 5) Groin direncanakan Non Overtopping
sisi pemecah gelombang)
, 10. Perhitungan Elevasi dan Puncak
Ir = = ,
( / ) , ( ) , Groin
,
Diketahui elevasi Groin = HWL + Ru + Fb
= 2,74
Dimana :
Dengan grafik Run Up gelombang pada
Ru : Run Up gelombang
lampiran hal V-33 diperoleh nilai :
Fb : Tinggi kebebasan
= 1,1 dHWL = 1,48 – (-3,9 )
Ru = H x 1,1 = 5,38
= 2,74 x 1,1 DWL = HWL + SLR
= 3,01 m = 1,48 + 0,12 = 1,6
Jadi tinggi Run Up gelombang adalah : Elev. Groin = DWL + Ru + Fb
3,01 m = 1,6 + 3,014 + 0,5
= 4,99 m
9. Dimensi Groin Tinggi Groin (Hgroin) = EL Groin–EL Dasar
Pada perhitungan groin terdiri dari dua . Laut = 8,9 m
lapisan. dimana kedua lapisan tersebut
memakai material yang sama yaitu batu 11. Panjang dan Jarak antar Groin
alam (coble stone). dan dibantu oleh lapisan Dalam perencanaan panjang groin
inti (core) terdiri dari material inti yaitu tergantung pada kedalaman gelombang
batu alam. pecah (db = 3,9 m). dan kelandaian pantai 1
: 2 maka jarak gelombang pecah ke garis
1) Kelandaian Lereng untuk
pantai. Menurut Horikawa (1978) dikutif
keseimbangan bangunan diambil
dalam Bambang Triatmodjo, 2011
perbandingan 1 : 2 (V:H)
menyarankan panjang Groin adalah antara
2) Lapisan Utama adalah batu alam (coble
40% sampai 60% dari lebar surf zone. Surf
stone).
zone adalah daerah antara lokasi gelombang
pecah dengan garis pantai.
9
Lg = 0,4 Ls sampai 0,6 Ls γr = 2600 kg / m3 ( Berat Jenis .
Lg = 0,6 ( 93,65 m ) = 56,09 m untuk batu alam )
Jadi panjang groin adalah 56,09 m γw = 1025 kg / m3 ( Berat Jenis . .
Dimana : untuk air laut )
Lg : Panjang Groin tan θ = 1 : 1 ( cot θ = 2 )
Ls : Lebar Surf Zone Penentuan berat butir batu pelindung ini
Jarak antara groin dan Xg adalah antara satu memakai persamaan :
dari tiga kali panjang groin (horikawa .
W = ( )
Kd dilihat dari
1978)
. lampiran :
Xg : Jarak antar groin.
Xg = Lg sampai 3 Lg Sr =
Xg = 3 x 56,19 = 168,57 m
Jadi jarak antara groin adalah 140 m, maka Dengan demikian dapat dihitung berat
didapat 12 buah groin. butir batu pelindung untuk batu alam (coble
stone )
10
V = 0,52 d3 n = 2 ( jumlah lapis batu pelindung
3,03 = 0,52 d3 ada 2 lapis )
d3 = 5,8 γr = 2600 kg/m3 ( berat jenis untuk
d = 1,79 m batu alam )
maka diameter batu alam untuk kepala Persamaan yang dipakai adalah :
adalah 1,79 m /
T = n . K∆
b) Berat butir batu alam untuk lapis kedua K∆ dilihat pada lampiran
groin Tebal lapis batu pelindung untuk batu alam
(coble stone) :
Kd = 2
a) Struktur kepala ( lapisan utama ) groin
( , )
W = = 1408,5 kg
( , ) . K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang
, kasar )
W = = = 140,9 kg
11
adapun perhitungan lebar puncak dapat 16. Perhitungan Stabilitas Groin
dipakai rumus : a) Daya Dukung Tanah
/ Berat jenis pasir basah ( γps )= 2000 kg / m3
B = n . K∆ .
Berat jenis batu alam ( γr ) = 2600 kg / m3
(Peraturan Muatan Indonesia, 1973. Hal 13)
a) Lebar puncak groin :
W = 7892,7 kg Kohesi pasir ( c ) =0
Sudut geser dalam ( θ ) = 30˚ - 35˚
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang
Tinggi groin ( H ) = 8,9 m
kasar )
Lebar efektif groin ( b1 ) = 20,8 m
/
B = n x K∆ x Lebar puncak groin ( b2 ) = 5 m
Dengan θ = 30˚ maka dari grafik daya
, /
= 3 x 1,15 x dukung pondasi dangkal didapat Nγ = 20,
maka : qF = cNC + qNq + 0,5 B . γps. Nγ
= 5 m
(Suwono, 1989. hal 66)
b). Lebar puncak groin lapis kedua : qF = 0,5 . B . γps. Nγ
12
b) Faktor keamanan terhadap guling dan cosh ( 2πd/L ) = 1,23
geser : untuk menentukan besarnya gaya
Untuk mengetahui apakah bangunan gelombang tersebut dapat digunakan
direncanakan aman, maka perlu dihitung persamaan dimana untuk mencari koefisien
atau dicek terhadap guling dan geser. Gaya- tekanan gelombang :
gaya yang bekerja pada bangunan pemecah
gelombang ada dua buah gaya yaitu gaya /
α1 = 0,6 +
( )
yang disebabkan oleh tekanan gelombang
permukaan dan tekanan gelombang dari ,
= 0,6 +
,
dasar laut .
= 0,88
Data-data yang diperlukan sebagai berikut :
α2 = min ,
γw = 1025 kg / m3
(berat jenis air laut) , , ,
= min ,
db = 3,9 ( , ) ,
Hs = 3,69 m ( , )
,
β = 15˚
= 0,53 ; 1,18 diambil yang
( sudut antara arah gelombang datang dan
terkecil yaitu : 0,53
garis tegak lurus pemecah gelombang yang
biasanya diambil 15˚ ) α3 = 1 – 1 −( Bambang triatmodjo, 2011. Hal 75)
( )
Dbw = d + 5 Hs
,
= 3,9 + 5 ( 3,69) =1– 1−
, ,
= 22,34 m
= 0,81
(kedalaman air yang berjarak 5 Hs kearah
( Bambang Triatmodjo,2011. Hal 75)
laut dari pemecah gelombang)
Diambil nilai yang terkecil : 0,95
H max = 1,8 H = 1,8 (3,6879) = 6,6 m
Tekanan gelombang dihitung dengan
Lo = 62,225 m
persamaan sebagai berikut :
d / Lo = 3,9 / 62,225 = 0,062
P1 = ½ ( 1 + cos β )(α1 + α2 cos2 β ) .
dari tabel fungsi d/Lo diperoleh nilai :
. γw. Hmax
d/L = 0,10626
= ½ ( 1 + cos 15˚ )( 0,88 + 0,53 . .
4πd/L = 1,3354
. cos2. 15˚ ) . 1025 . 6,6
2πd/L = 0,6677
= 0,98 x 1,39 x 6765
Sinh ( 4πd/L ) = 1,77
= 9263,4 kg / m3
cosh ( 4πd/L ) = 2,03
13
P2 = T = 1,875 m
( )
,
= = 7525,10 kg /m3
,
P3 = α3 . P1
= 0,81 x 9263,4
= 7521,88 kg / m2
Menghitung tekanan keatas :
Pu = ½ ( 1 + cos β ) α1.α3.γw.Hmax
= ½ ( 1 + cos 15˚ ) x 0,88 x 0,812 .
. x 1025 x 6,6
= 4751,64 kg / m2 ( Bambang Tekanan air pada bangunan
Triatmodjo,2011. Hal 76) P aktif = γw x h x ½h
Gaya gelombang dan momen : = 1025 x 3,9 x 1 2(3,9) =7795,125 kg/m
Elevasi maksimum dimana tekanan Maka tiap panjang bangunan menerima
gelombang bekerja diberikan oleh rumus: tekanan air = 7795,125 kg/m
η* = 0,75 ( 1 + cos β ) Hmax Ma = Pa x (1/3 h) = 17840,13 x (1/3 x 5,9)
= 0,75 ( 1 + cos 15˚ ) 6,6 = 10133,66 kg.m
= 9,73 Gaya angkat dan momennya :
dc* = min { η* , dc* } =min{9,73 > 3 U = ½ Pu . B
. }dc* = 3 note : (η* > dc ) = ½ x 4751,64 x 20,8= 49417,056 kg
P4 = P1 1 − ∗
= 9263,4 1 − , P4 = P6
= 6407,26 kg = 0,5 x (20,8 - 4,995) x 8,9 x 2600
Gaya gelombang : . = 182863,9 kg
P = ½ ( P1 + P3 ) d + ½ (P1 + P4 ) dc* P5 = 8,9 x 20,8 x 2600 = 481312 kg
= ½ ( 9263,4 + 7521,88 ) x 3,9+ ½ ( Berikut gambar tekanan gelombang pada
. 9263,4 + 6407,26 ).3 bangunan pemecah gelombang
= 56237,29 kg
Stabilitas groin terhadap tekanan air
gelombang :
Momen = gaya x jarak
B = 20,8 m
H = 8,9 m
14
Tabel 5. Perhitungan Gaya ( P ) dan
Momen ( M ) ke titik A
. = 7525,10 kg m2
= 44,8 ≥ 1,5 aman
Tekanan yang terjadi pada dinding
terhadap guling.
bangunan didasar laut = 7521,88 kg/m2
Gaya tahan akibat berat sendiri groin Untuk kontrol terhadap geser dipakai
(P4 = 182863,9 kg/m3 , P5 = 481312 . persamaan, dengan faktor keamanan
3 3
. kg/m , P6 = 182863,9 kg/m ) SF = 1,5
. Pu : Tekanan Up lift gelombang Ʃ
FS = ≥ 1,5
2 Ʃ
. = 4751,64 kg/m
Tinggi Groin (H) = 8,9 m
FS = ≥ 1,5
Lebar puncak Groin (b2) =5m
Lebar efektif Groin (b1) = 20,8 m = 16,7 ≥ 1,5 aman terhadap
A : Titik Guling geser
15
D. KESIMPULAN DAN SARAN Struktur kepala = 7892,7 kg
Dari penulisan tugas akhir yang Struktur lapis kedua = 1408,5 kg
penulis buat ini maka dapat di ambil Tebal lapis pelindung :
beberapa kesimpulan diantaranya sebagai Struktur kepala = 2,32 m
berikut : Struktur lapis kedua = 1,64 m
Pada perencanaan pemecah
Dari pengolahan dan analisa seluruh data
gelombang tipe goin ini, yang penulis
untuk perencanaan groin di pantai Muaro
rencanakan adalah non overtopping yaitu
Air Haji Kabupaten Pesisir Selatan, penulis
tidak diizinkannya air melimpas keatasnya.
dapat memperoleh hasil sebagai berikut :
Peletakkan groin arah tegak lurus
1. Kriteria gelombang
pantai pada setiap groin memiliki panjang
Tinggi gelombang signifikan = 1,49 m yang berbeda tergantung kedalaman dasar
Periode gelombang signifikan = 6,3 det laut, yang terdapat pada peta bathimetri
Panjang gelombang = 62,23 m yang diperoleh dari Lantamal II Angkatan
Tinggi gelombang ekivalen = 3,8 m Laut Teluk Bayur Padang. dalam
Tinggi gelombang pecah = 4,52 m perencanaan ini penulis merencanakan 10
Kedalaman gelombang pecah = 3,9 m bangunan groin untuk melindungi daerah
Tinggi Run up gelombang = 3,01 m Pantai Muara Air Haji yang tererosi di
Kec. arus sepanjang pantai = 1,2 m/dt akibatkan banjir rob yang terjadi ada bulan
Kelandaian Pantai = 0,063 juni lalu.
3. Saran
2. Dimensi groin sebagai berikut:
Dalam penulisan dan pengolahan
Lokasi = Pantai Muara Air Haji data terhadap Tugas Akhir ini, yang dimulai
Kabupaten Pesisir Selatan dari perumusan masalah, pengumpulan
data, dan selanjutnya pemecahan masalah.
Panjang groin = 46,83 m
Penulis dapat menyarankan beberapa hal
Tinggi groin = 10,9 m
diantaranya adalah sebagai berikut :
Jarak antara groin = 40 m
Lebar groin = 20,8 m a. Peta bathimetri yang digunakan
Lebar puncak groin = 4,995 m hendaknya memakai peta yang
Material = semua lapis terbaru sehingga peletakan
memakai batu alam bangunan groin tepat pada lokasi
Berat butir batu pelindung : yang direncanakan.
16
b. Untuk mendapatkan data karung besar berbahan geotekstil
karakteristik gelombang yang lebih yang lebih ramah lingkungan.
akurat penulis hendaknya
melakukan survei langsung dengan E. DAFTAR PUSTAKA
menggunakan survei pengukuran 1. Drs. Suwono. Teknik Pondasi.
topografi kelokasi pekerjaan dan Depertemen Pendidikan dan kebudayaan,
juga Cross section dan long section Jakarta, 1989.
dari rencana lokasi penelitian. untuk
2. P.N.W Verhoef. Geologi Untuk Teknik
pengukuran gelombang yang terjadi
Sipil. Erlangga. Jakarta, 1989.
dengan peralatan yang lebih baik,
serta pengamatan pasang surut agar 3. Triatmodjo, Bambang. Perencanaan
didapat data yang pas. Bangunan Pantai. Beta Offset, Yogyakarta,
c. Grafik-grafik yang digunakan dalam 2011.
perhitungan pengolahan analisa data
4. Utama, Lusi. Dasar-Dasar Teknik
harus diamati dengan tingkat
Pantai. Universitas Bung Hatta, Padang,
ketelitian yang tinggi supaya
2001.
mendapatkan data yang pas karena
digrafik tersebut jarak antara garis 5. Triamodjo, Bambang, Teknik Pantai,
yang satu dengan yang lainnya Beta Offset, Yokyakarta,2008.
jaraknya sangat dekat.
6. Trisnoyuwono, Sutirto. Gelombang dan
d. Dalam perencanaan bangunan
Arus Laut Lepas, Graha Ilmu. Yogyakarta,
pengaman pantai ini penulis
2014.
mengambil bahan material batu
alam, dalam merencanakan 7. Yuwono, Nur. Dasar-Dasar
bangunan pantai ataupun Perencanaan Bangunan Pantai. Keluarga
infrastruktur lainnya hendaknya kita Mahasiswa Teknik Sipil Unuversitas
memperhitungkan dampak Gadjah Mada, Yogyakarta, 1992.
kedepannya bagi lingkungan dan
8. US ARMI Corp, Shore Protection
ummat manusia. untuk perencanaan
Manual, Departement of The Armi, US
selanjutnya bisa dikembangkan
ARMI Engineers, Washington DC, 1984.
dengan menggunakan material dari
PEGAR (Pemecah Gelombang
Ambang Rendah). Pegar terbuat dari
17
18