Anda di halaman 1dari 2

Definisi Pesisir

Oleh Gusti Ayu Ismayanti (12916038)

Secara geografis Indonesia membentang dari 60 LU sampai 110 LS dan 920 sampai 1420 BT,
terdiri dari pulaupulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau. Tiga perempat
wilayahnya adalah laut (5,9 juta km2), dengan panjang garis pantai 95.161 km, terpanjang kedua
setelah Kanada. Hal ini menyebabkan wilayah pesisir Indoensia sagatlah penting dalam
pembangunan bangsa. Karena banyak sekali kegiatan ekonomi, sosial, dan lain sebagainya
terjadi di pesisir. Namun sebeum itu perlu didefinisikan terlebih dahulu apa itu pesisir.
Hingga saat ini belum ditemukan definisi yang tepat dan baku untuk menggambarkan wilayah
pesisir. Namun demikian terdapat kesepakatan umum bahwa wilayah pesisir adalah suatu
wilayah peralihan antara daratan dan lautan. (Ariftia, Qurniati, & Herwanti , 2013) Apabila ditinjau
dari garis pantai maka wilayah pesisir mempunyai dua macam batas yakni sejajar dengan garis
pantai dan tegak lurus garis pantai. Namun demikian batasan tersebut tergantung pula dengan
karakteristik lingkungan, sumberdaya yang ada dan sistem negara bersangkutan (Dahuri et al.,
2001).

Adapun definisi wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia adalah wilayah pertemuan antara
darat dan laut, kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam
air yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air
asin, sedangkan kearah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi di daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun
yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran
(Dahuri et al., 2001).
Menurut Nontji (2002), wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut, ke arah
darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifat sifat laut seperti pasang surut,
angin laut dan intrusi garam, sedangkan ke arah laut mencakup bagian laut yang masih
dipengaruhi oleh proses alami yang ada di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta
daerah yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan. Menurut Undang-Undang
(UU) Nomor 27 tahun 2007, wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan
laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. (Huda, 2008)
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut
seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat
seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Carlos, 2011). Pesisir merupakan daerah
pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun
terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran
(Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang


Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan
sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, di mana ke
arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan
provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.

Daftar Pustaka

Ariftia, R. I., Qurniati, R., & Herwanti , S. (2013). NILAI EKONOMI TOTAL HUTAN MANGROVE
DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR.
Huda, N. (2008). STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE BERKELANJUTAN DI
WILAYAH PESISIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR JAMBI.
Nontji, A. 1987. Laut nusantara (marine nusantara). Djambatan. Jakarta, Indonesia.
Dahuri, M., J.Rais., S.P. Ginting., dan M.J. Sitepu. 1996. Konsep Pembangunan Berkelanjutan
dalam Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir. PPLHLP, IPB. Bogor
Dahuri, M., J.Rais., S.P. Ginting., dan M.J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Cetajan ketiga. Jakarta: Pradnya Paramita
Dahuri, R. 2004. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.
Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Carlos, C. 2011. Konsep dan Definisi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Kelautan.
http://carolinacarlos.mhs.upnyk.ac.id/pesisir/konsepdandefinisipengelolaan
wilayahpesisirdankelautan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pesisir diakses pada Senin, 28 Januari 2019 pada 16.32

Anda mungkin juga menyukai