Anda di halaman 1dari 21

A.

Biodata
Istri : Suami :
Nama Klien : Ny. S : Tn. M
Umur Klien : 26 Tahun : 30 Tahun
Alamat : Banjarmasin : Banjarmasin
Status Perkawinan : Menikah : Menikah
Agama : Islam : Islam
Suku : Banjar : Banjar
Pendidikan : SMA : S1
Perkerjaan : Ibu Rumah Tangga : Swasta
Diagnosa Medis : G2 P0 A0 Post SC dengan letak bayi sungsang
Tanggal MRS : 2 Februari 2017 jam 22.00 wita
No RM : xxxxxx
Tanggal Pengkajian : 3 Februari 2017 jam 09.00 wita
Keluhan Utama saat ini : Klien mengatakan “nyeri di bagian perut bekas
luka operasi”
Riwayat Kehamilan Dahulu : Klien mengatakan “dulu persalinan di operasi
karena posisi janin melintang”
Riwayat Persalinan dan Kelahiran saat ini :
G2, P1, A0, klien melahirkan anak kedua dengan
jenis kelamin laki-laki dengan proses persalinan
SC dilahirkan di RS Suaka Insan Banjarmasin.
HPHT : 17-05-2016 (Hari+7, bulan-3, tahun+1)
17+7, 5-3, 2016+1 = 24-2-2017
Post natal care : -
Posisi Fetus :
Tipe Kelahiran : SC (Sectio Caesarea)
Penggunaan Anastesi : Regional Anastesi (SAB)
dan Analgetik
Masalah selama persalinan : Klien mengalami masalah dengan letak janin
sungsang, usia kehamilan 36 minggu.
Data bayi saat ini : Bayi lahir dengan proses persalinan SC jam
07.00-08.00 wita tanggal 03-02-2017, jenis
kelamin Laki-laki, berat badan 3,400 gram,
panjang badan 48 cm, lingkar kepala 35 cm.
Keadaan psikologis ibu : 1. Fase taking in : saat ini perawatan berfokus
pada klien dikarenakan klien masih lemah
2. Fase taking hold : klien mengatakan ia senang
dan lega saat melahirkan bayinya, namun klien
merasa sedih karena saat ini masih belum bisa
bertemu dan merawat bayinya karena bayinya
harus menjalani perawatan terlebih dahulu.
3. Belum dapat dikaji karena klien baru saja
melahirkan.
Riwayat penyakit keluarga : Klien mengatakan “ dalam keluarga saya tidak
ada riwayat penyakit turunan seperti diabetes
mellitus, tekanan darah tinggi.”
Riwayat Ginekologi : Tidak ada
Riwayat Obstertic :
Tempat Komplikasi
Jenis Cara persalinan BB Selama Keadaan
No Umur
Kelamin Lahir dan lahir Proses Saat Ini
penolong Persalinan
Rumah
3.000 Janin letak
1. Perempuan SC Sakit, Sehat 7 Thn
Gram sungsang
Dokter
Rumah Kurang
3.400 Janin letak
2. Laki-laki SC sakit, Sehat dari 24
Gram lintang
Dokter jam
Pemeriksaan Fisik
Penampilan Umum : Kesadaran compos mentis, GCS E4 V5 M6,
terpasang infus RL 20 tpm di intra vena radialis
dekstra, tampak terpasang kateter, terpasang
gurita pada bagian abdomen, klien tampak
menahan rasa sakit, tampak luka bekas operasi
tertutup dengan kasa dan hepapix dan terpasang
diapers.
Berat badan : -
Tinggi badan : 158 cm
TTV : TD = 120/70 mmHg
N = 83x/Menit
RR = 22x/Menit
T = 36,3 °C

Pemeriksaan Fisik Hasil Pemeriksaan


Kulit, rambut, kuku Kulit tidak pucat, rambut berwarna hitam, distribusi
rambut merata, kuku tampak bersih, CRT < 3 detik.
Kepala dan leher Kepala tidak terdapat benjolan massa ataupun lesi,
leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
peningkatan CVP dan CJP.
Telinga Bentuk kedua telinga simetris, tidak terdapat
serumen, tidak ada pengeluaran cairan, pendengaran
baik dengan pasien dapat merespon/mendengar apa
yang diucapkan perawat.
Mulut, tenggorokan, Bibir tampak kering, tidak ada pembesaran tonsil,
hidung tidak ada tanda-tanda peradangan pada tenggorokan,
pernapasan normal, tidak ada polip, tidak ada
keluhan sesak napas.
Thoraks dan paru-paru Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada rotraksi
dinding dada, tidak ada napas dalam, tidak terlihat
otot bantu pernapasan.
Palpasi : pada saat dilakukan palpasi getaran vocal
fremitus teraba pada seluruh apeks paru.
Perkusi : didapatkan bunyi sonor pada dinding
thorax dextra dan sinistra.
Auskultasi : Tidak terdapat bunyi napas tambahan.
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak.
Palpasi : Tidak teraba adanya ictus cordis.
Auskultasi : bunyi jantung satu dan dua Tunggal
(lub dup) reguler, tidak terdengar mumur ataupun
gallop.
Abdomen Inspeksi : ada luka bekas operasi tertutup kasa dan
hepapix pada abdomen dengan arah sayatan vertikal.
Auskultasi : Bising usus 9 x/menit
Palpasi : Tinggi fundus sejajar pusat teraba keras,
kontraksi ada 2x dalam 10 menit.
Perkusi : Pekak pada semua lapang abdomen
Payudara adanya penonjolan puting payudara, tidak ada
benjolan pada payudara, pengeluaran ASI masih
sedikit, payudara tampak bengkak dan keras pada
kedua payudara.
Genetalia Lokea rubra ± 25cc/12 jam, warna merah segar,
kontensitas lokea cair, terpasang volley kateter
Anus dan rectum Tidak ada hemoroid.
Muskuloskeletal Tidak ada kelemahan otot, terpasang infus di vena
radialis dekstra, skala otot 5 5
5 5

Riwayat Kesehatan
1. Pola persepsi kesehatan-pemelihatan kesehatan
Sebelum masuk RS : klien mengatakan “kesehatan adalah hal yang sangat
penting, jika ia sakit maka akan berpengaruh pada janin yang dikandung, klien
ada memeriksakan kehamilan/kandungannya ke klinik bidan praktek”.
Saat ini : klien mengatakan “sekarang ia mempercayai seluruh pengobatan
dan kesehatannya kepada dokter dan perawat/bidan yang merawatnya”.
2. Pola nutrisi-metabolik
Keadaan sebelum masuk RS : klien mengatakan “sebelum sakit dan selama
kehamilan rutin memakan sayuran dan lauk lainnya. Makan teratur 3 x sehari
dengan porsi sedang. Klien senang makan-makanan yang di goreng dan sayur
yang bersantan”.
Keadaan saat ini : klien mengatakan “belum ada makan karena saya baru
selesai dilakukan tindakan operasi, diperbolehkan makan bila sudah ada platus
(buang gas).”
3. Pola Eliminasi
Keadaan sebelum masuk RS : klien mengatakan “BAB lancar dan rutin,
biasanya dilakukan pada pagi hari begitu pula BAK tidak ada gangguan”.
Keadaan saat ini : klien mengatakan “di RS sampai pada mahasiswa
pengkajian BAB belum ada dari saat masuk RS sampai sekarang, tetapi untuk
BAK klien terpasang volley kateter dengan urine 300 cc ± selama 4 jam.
4. Pola aktivitas-latihan
Keadaan sebelum masuk RS : kline mengatakan “aktivitas sehari-hari klien
hanya bekerja dirumah, mengerjakan pekerjaan rumah saja”.
Keadaan saat ini : klien masih tampak lemah, hanya berbaring ditempat tidur,
kategori aktivitas III (dibantu sepenuhnya), di RS bersama keluarga suami.
Masalah keperawatan : Intoleransi aktivitas
5. Pola istirahat-tidur :
Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan “pola istirahat dan tidurnya teratur,
pada siang hari ada tidur ± 1 jam, tidur malam ± 7-8 jam”.
Keadaan saat ini : klien mengatakan “tadi malam setelah operasi ada
terbangun karena efek obat bius mulai menghilang dan rasa sakit mulai
muncul, namun sekarang klien mulai bisa beristirahat dengan nyaman.
6. Pola persepsi terhadap diri :
Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan “saya menyukai diri saya, dengan
apa yang sudah saya dapatkan dan saya lakukan, saya mampu berinteraksi
dengan orang lain”.
Keadaan saat ini : klien mengatakan ini adalah proses melahirkan anak saya
yang kedua dengan cara operasi perasaan masih ada tegang saat masuk
kekamar operasi.
7. Pola hubungan peran
Keadaan sebelum masuk RS : klien mengatakan “ia berperan sebagai ibu
rumah tangga dan sebagai istri dalam keluarganya”.
Keadaan saat ini : klien mengatakan selama di RS peran saya sebagai ibu
rumah tangga tidak bisa sepenuhnya saya lakukan dikarenakan masih dalam
masa perawatan setelah melahirkan.
8. Pola seksualitas-reproduksi
Keadaan sebelum masuk RS: klien mengatakan” berhubungan intim dalam
sebulan ada dilakukan oleh klien”.
Keadaan saat ini : klien mengatakan “untuk saat ini tidak bisa memenuhi
kebutuhan biologis dikarenakan dalam masa perawatan/masa nifas”.
9. Pola stress-koping
Keadaan sebelum masuk RS : klien mengatakan”bila ada masalah biasanya
dibicarakan dengan keluarga terutama kepada suami”.
Keadaan saat ini : Klien mengatakan “saya mampu menerima keadaan saya
saat ini dan saya berharap cepat pulih kembali dan pulang kerumah”.
10 Pola keperacayaan nilai-nilai
Keadaan sebelum masuk RS : klien mengatakan “biasanya melakukan sholat
5 waktu kecuali saat tamu bulanan datang”.
Keadaan saat ini : klien mengatakan saat ini belum “bisa melakukan sholat
namun berdoa bisa dilakukan sambil berbaring karena masih dalam masa
perawatan/masa nifas”.

Profil Keluarga
Pendukung keluarga :
Jumlah anak : 2 orang
Tipe rumah dan komuniatas : Rumah permanen, klien berada di komunitas
dengan lingkungan bersuku banjar.
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tingkat pendidikan : SMA
Tingkat sosial ekonomi : Sejahtera I
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 03-02-2017
Jam : 03:22 wita
Tanggal dan
Hasil pemeriksaan dan
jenis Interpretasi
Nilai Normal
pemeriksaan
Hemoglobin 10.3 (12-14 g/dl) Terjadi penurunan
Hematokrit 32.4 (37-43%) Terjadi Penurunan
MCV 87.6 (81-99 fl) Normal
MCH 27.8 (28-33 pg) Terjadi penurunan
MCHC 31.8 (32-36 g/dl) Terjadi Penurunan
Terapi medis yang diberikan
Tanggal Jenis Terapi Rate Terapi Dosis Indikasi Terapi
6-6-2019 Ranitdin 1 amp Injeksi 3x1 Mengurangi
gejala-gejala
yang
berhubungan
dengan
kelebihan asam
lambug,
gratritis, tukak
lambung, tukak
usus 12 jari,
dengan gejala-
gejala seperti
mual, nyeri
uluhati,
kembung dan
perasaan penuh
pada lambung
Tambah darah Tablet 2x1 Vitamin B
kompleks

Ceftriaxson IV 2x1 gram Pengobatan


pneumonia dan
pneumonia
nasokomial,
ISK, inpeksi
intra abdominal,
inpeksi
genokologi,
inpeksi kulit,
inpeksi pada
neutropenia,
inpeksi
polimikrobial.
Analisa Data
Data Kemungkinan Penyebab Masalah
DS : Agens cidera Fisik Nyeri Akut
Klien mengatakan” Nyeri (pembedahan)
dibagian perut bekas luka
operasi”

DO :
- Klien tampak menahan
rasa sakit
- karakteristik nyeri:
P : agens cidera fisik
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : dibagian abdomen
bekas luka operasi
S : skala 5 (0-10) nyeri
sedang
T : Hilang timbul
- Tanda vital :
T : 36,33̊ C
P : 83x/menit
R : 23x/menit
BP : 120/70 mmHg
-
DS: Kelemahan Fisik Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan “ belum
bisa duduk, baru bisa
miring kiri dan kanan”
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak berbaring
di atas tempat tidur
- Kategori aktivitas III
(dibantu sepenuhnya)
- Tanda vital:
TD: 120/70 mmHg, N:
83x/menit, RR: 22x/
menit, S: 36,3°C
- Klien menggunakan jenis
anestesi: Spinal anestesi
Faktor Risiko : Dengan faktor risiko Risiko Infeksi
- terdapat luka bekas Tindakan invasif
operasi dibagian abdomen (pembedahan)
tertutup kassa dan hepapix
dengan luka sayatan
vertikal.
- Tanda vital
T : 36,33̊ C
P : 83x/menit
R : 23x/menit
Bp : 120/70 mmHg
- Klien hari pertama Post
SC

Prioritas diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan) di tandai


dengan klien mengatakan “nyeri dibagian bekas luka operasi” P : agens cidera
fisik, Q : seperti di tusuk-tusuk, R : dibagian abdomen bekas luka operasi, S :
skala 5 (0-10) nyeri sedang, T : Hilang timbul.

2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dnegan kelemahan fisik ditandai dengan


klien mengatakan “belum bisa duduk, baru bisa miring kiri dan kanan” klien
tampak lemah, klien tampak berbaring diatas tempat tidur

3. Risiko Infeksi dengan faktor risiko tindakan invasif (pembedahan)


ASUHAN KEPERAWATAN
Nama/Ruangan : Ny. R/ Ruang Nipas
Tanggal : Selasa 5-6-2019
Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji karakteristik 1. Mengetahui sejauh 1. Mengkaji Jam 14.00 WITA
keperawatan selama 3 x 6 nyeri yang mana kualitas nyeri karakteristik nyeri S: Klien mengatakan “masih
jam diharapkan masalah dirasakan oleh yang dirasakan yang dirasakan nyeri didaerah luka operasi”
keperawatan nyeri akut klien klien klien (P Q R S T)
dapat teratasi. 2. Pantau tanda- 2. Peningkatan vital 2. Mengukur tanda- O:
Dengan kriteria hasil: tanda vital klien. sign berlebih bisa tanda vital klien.  Klien tampak berbaring
1. Klien merespon secara menjadi salah satu 3. Menganjurkan dan diatas tempat tidur
verbal nyeri berkurang. indikasi klien membantu klien  Klien tampak menahan
2. Skala nyeri 0-1. mengalami nyeri dalam rasa sakit
3. Klien tampak rileks yang hebat. memposisikan diri  Karakteristik nyeri
4. Tanda-tanda vital dalam
3. Berikan klien 3. Posisi yang yang nyaman P : agens cidera fisik
batas normal: posisi yang nyaman membantu menurut klien. Q : seperti di tusuk-
 T = 36,5-37,53̊ C nyaman menurut mengurangi nyeri 4. Mengajarkan klien tusuk
nya. dan membantu tarik napas dalam R : dibagian abdomen
 P = 60-100x/menit melancarkan lewat hidung dan daerah sekitar bekas
 R = 16-24x/menit peredaran darah. keluarkan perlahan luka operasi
4. Ajarkan klien 4. Agar klien mampu melalui mulut di S: skala nyeri 5 (0-10)
 BP = 120/80 mmHg teknik relaksasi menggunakan ulangi 3-4 kali, nyeri sedang
dan distraksi teknik non serta T : hilang timbul
dalam farmakologi dalam menganjurkan  Tanda-tanda vital:
mengurangi rasa management nyeri klien untuk T : 36,63̊ C
nyeri. yang dirasakan. mendengarkan P : 86x/menit
musik atau lagu R : 23x/menit
5. Kontrol 5. Mengurangi kesukaan klien. Bp : 110/80 mmHg
lingkungan klien tingkat 5. Menanyakan
yang dapat ketidaknyamanan kepada klien A: Masalah belum teratasi
mempengaruhi yang dirasakan tentang kesesuaian
respon oleh klien. suhu ruangan, P:
ketidaknyamanan pencahayaan dan Lanjutkan intervensi
klien. privasi yang keperawatan 1-6
diinginkan klien.
6. Berikan 6. Pemberian health 6. Memberikan obat
informasi tentang education dapat Pronalges Supp
nyeri kepada mengurangi tingkat 100 mg melalui
klien termasuk kecemasan dan anus (jam 13.00
penyebab nyeri, membantu klien WITA)
berapa lama nyeri dalam membentuk
akan hilang, mekanisme koping
antisipasi dari terhadap rasa
rasa nyeri. nyeri.

7. Kolaborasi 7. Pemberian
pemberian obat analgetik dapat
golongan mengurangi rasa
analgesik. nyeri yang
dirasakan klien.
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama/Ruangan : Ny. R/ Ruang Nivas
Tanggal : Selasa 5-6-2019
Diagnosa II : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Mengetahui 1. Mengkaji kemampuan Jam 14.00 Wita
tindakan keperawatan kemampuan sejauh mana klien klien dalam S: Klien mengatakan “badan
selama 3x6 jam klien dalam dapat melakukan mobilisasi. masih terasa lemah, baru
diharapkan masalah mobilisasi. mobilisasi. miring kiri dan kanan”
keperawatan
intoleransi aktivitias 2. Beritahu klien 2. Mengurangi dan 2. Menganjurkan klien O:
dapat teratasi aktivitas apa mencegah efek untuk miring kiri dan  Klien tampak lemah
Dengan kriteria hasil: yang boleh samping dari kanan serta  Klien tampak berbaring di
1. Klien dapat ikut klien lakukan anestesi yang memberitahu klien atas tempat tidur
serta dalam progam dan yang tidak didapatkan klien untuk tidak  Kategori altivitas III
latihan boleh saat dilakukan melakukan aktivitas (dibantu sepenuhnya),
2. Klien menunjukan dilakukan. pembedahan. lain dulu secara
peningkatan mandiri. A: Masalah belum teratasi
mobilitas secara 3. Bantu dan 3. Membantu 3. Membantu klien
mandiri libatkan memenuhi dalam memenuhi P:
3. Mempertahankan kelaurga klien kebutuhan ADL kebutuhan ADL klien Lanjutkan intervensi
mobilitas dan dalam klien dan serta melibatkan keperawatan 1-5
mampu meemenuhi memenuhi mengurangi efek keluarga.
ADL secara kebutuhan ADL samping dari
bertahap klien. anastesi.
4. Tidak terjadi
kelelahan setelah 4. Dekatkan 4. Memudahkan 4. Menanyakan kepada
melakukan aktivitas berang-barang klien dalam klien barang-barang
yang menjangkau yang sangat
dibutuhkan barang yang dibutuhkan dan
klien. dibutuhkan. mendekatkanya
didekat klien.
5. Tinggikan pagar 5. Mengurangi risiko 5. Memasang pagar
tempat tidur jatuh pada klien. tempat tidur klien.
klien.
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama / Ruangan : Ny. R / Ruang Nivas
Hari / Tanggal : Rabu 5-6-2019
Diagnosa 3 : Risiko infeksi dengan faktor risiko tindakan invasif (pembedahan)
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya 1. Mengetahui 1. Mengkaji daerah Jam 14.00 WITA
keperawatan selama 3x24 tanda-tanda adanya tanda sekitar luka klien S:
jam diharapkan masalah infeksi pada infeksi pada melihat adanya Klien mengatakan “masih
keperawatan risiko infeksi daerah sekitar daerah luka bekas tanda-tanda infeksi nyeri dibagian luka bekas
tidak terjadi dengan luka bekas operasi. seperti: kalor, dolor, operasi”
kriteria hasil : operasi. rubor, tumor,
1. Tidak terdapat tanda- 2. Observasi 2. Adanya fungsilasea. O:
tanda infeksi disekitar tanda-tanda peningkatan 2. Mengukur tanda-  Tanda-tanda vital klien
area bekas luka operasi vital klien tanda-tanda vital tanda vital klien. T : 36,63̊ C
2. Tanda-tanda vital klien khususnya suhu 3. Menganjurkan klien P : 86x/menit
dalam batas normal tubuh merupakan untuk tidak R : 23x/menit
 T = 36,5-37,53̊ C indikasi adanya menyentuh langsung Bp : 110/80 mmHg
infeksi. daerah sekitar luka  Tidak ada kemerahan,
 P = 60 100x/menit 3. Anjurkan klien 3. Mencegah kuman jika tangan masih pembengkakkan
 R = 16-24x/menit untuk tidak bakteri dari luar kotor, menganjurkan disekitar area luka
menyentuh menginfeksi klien untuk tidak klien
 BP = 120/80 daerah luka bagian luka klien menggunakan  Klien mampu miring
mmHg bekas operasi pakaian yang terlalu kiri dan kanan.
dan ketat yang membuat  Belum dilakukan
3. Klien menunjukkan mengusahakan klien cepat perawatan luka
kemampuan untuk daerah tersebut berkeringat.
mencegah timbulnya tetap bersih. 4. Menganjurkan A:
infeksi. 4. Anjurkan 4. Mencegah infeksi keluarga klien untuk Masalah tidak terjadi
keluarga klien silang. mencuci tangan
untuk mencuci sebelum dan P:
tangan sebelum sesudah bersentuhan Lanjutkan intervensi
dan sesudah dengan klien. keperawatan 1-4
bersentuhan tambahkan intervensi
dengan klien. perencanaan perawatan
5. Lalukan 5. Membersihkan luka bekas operasi dihari
perawatan luka luka, mencegah ketiga.
pada daerah infeksi dan
luka klien mempercepat
dengan teknik proses
steril. penyembuhan
luka.
6. Kolaborasi 6. Membunuh
dalam kuman bakteri
pemberian obat penyebab infeksi
antibiotik. dan mencegah
infeksi.
Catatan Perkembangan
Nama : Ny. S
Ruangan : Clement
No Tanggal dan Waktu Catatan Perkembangan (SOAPEI) Paraf
1. 6-6-2019 S : Pasien mengatakan “masih nyeri pada bekas luka operasi”
09.00 wita
O:
- Klien tampak lemah
- Kesadaran compos menthis
- Klien tampak berbaring diatas tempat tidur
- Klien tampak menahan rasa sakit
- Karakteristik nyeri
- P : agens cidera fisik
- Q : seperti di tusuk-tusuk
- R : dibagian abdomen daerah sekitar bekas luka operasi
- S: skala nyeri 5 (0-10) nyeri sedang
- T : hilang timbul
- Tanda-tanda vital:
- T : 36,3OC
- P : 84x/menit
- R : 20x/menit
- Bp : 100/80 mmHg
A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi keperawatan 1-6

I:
1. Kaji karakteristik nyeri yang dirasakan oleh klien
2. Pantau tanda-tanda vital klien.
3. Berikan klien posisi yang nyaman menurut nya.
4. Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi dalam mengurangi rasa
nyeri.
5. Kontrol lingkungan klien yang dapat mempengaruhi respon
ketidaknyamanan klien.
6. Berikan informasi tentang nyeri kepada klien termasuk penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan hilang, antisipasi dari rasa nyeri.
7. Kolaborasi pemberian obat golongan analgesik.

E : jam 14.00 wita


- S : pasien mengatakan masih nyeri pada bagian luka bekas operasi
- Lanjutkan intervensi 1-7
2. 6-6-2019 S : Klien mengatakan sudah bisa melakukan miring kiri dan miring kanan
09.00 wita tetapi aktivitas masih perlu bantuan keluarga seperti makan, minum dan
mengambil benda yang diperlukan.

O:
- Pasien tampak lemah
- Terbaring ditempat tidur
- Aktivitas dibantu keluarga (skala aktivitas kategori III)

A : Intoleransi aktivitas belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1-5


1. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi.
2. Beritahu klien aktivitas apa yang boleh klien lakukan dan yang tidak
boleh dilakukan.
3. Bantu dan libatkan kelaurga klien dalam memenuhi kebutuhan ADL
klien.
4. Dekatkan berang-barang yang dibutuhkan klien.
5. Tinggikan pagar tempat tidur klien.

I:
1. Mengkaji kemampuan klien dalam mobilisasi.
2. Menganjurkan klien untuk miring kiri dan kanan serta memberitahu
klien untuk tidak melakukan aktivitas lain dulu secara mandiri.
3. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADL klien serta
melibatkan keluarga.
4. Menanyakan kepada klien barang-barang yang sangat dibutuhkan
dan mendekatkanya didekat klien.
5. Memasang pagar tempat tidur klien

E : jam 14.00 wita


- S : Pasien masih mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga.
- Masalah belum teratasi lanjutkan intervensi 1-5
3. 6-6-2019 S:-
09.00 wita
O:
- Tanda-tanda vital klien
T : 36,3OC
P : 84x/menit
R : 20x/menit
Bp : 100/80 mmHg
- Tidak ada kemerahan, pembengkakkan disekitar area luka klien
- Klien mampu miring kiri dan kanan.
- Belum dilakukan perawatan luka
- Terpasang infus
- Terpasang volley kateter
A : Resiko infeksi belum terjadi

P : Lanjutkan intervensi 1-5


1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi pada daerah sekitar luka bekas
operasi.
2. Observasi tanda-tanda vital klien
3. Anjurkan klien untuk tidak menyentuh daerah luka bekas operasi
dan mengusahakan daerah tersebut tetap bersih.
4. Anjurkan keluarga klien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
bersentuhan dengan klien.
5. Lalukan perawatan luka pada daerah luka klien dengan teknik steril.
6. Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.

I:
1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi pada daerah sekitar luka bekas
operasi.
2. Observasi tanda-tanda vital klien
3. Anjurkan klien untuk tidak menyentuh daerah luka bekas operasi
dan mengusahakan daerah tersebut tetap bersih.
4. Anjurkan keluarga klien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
bersentuhan dengan klien.

E : Jam 14.00 wita


O:
- Tanda-tanda vital klien
T : 36,5OC
P : 80x/menit
R : 23x/menit
Bp : 110/90 mmHg
- Tidak ada kemerahan, pembengkakkan disekitar area luka klien
- Klien mampu miring kiri dan kanan.
- Belum dilakukan perawatan luka
- Terpasang infus
- Terpasang volley kateter

Anda mungkin juga menyukai