Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. “M.

A” DENGAN KEJANG
DEMAM KRONIK DI RUANG ANAK RSUD ULIN
BANJARMASIN

OLEH:
REPILITA
113063J116065

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Pada An. “M. A” Dengan Kejang Demam Kronik Di Ruang
Anak RSUD Ulin Banjarmasin ini telah di setujui pada tanggal.............

Menyetujui,

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

NRK...................... NRK.........................
FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK

I. Biodata

A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An “M.A”

2. Tempat tgl lahir/usia : Barabai, 11 Agustus 2016

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. A g a m a : Islam

5. Pendidikan : SD

6. Alamat : Jl. Pekapuran A

7. Tgl masuk : 23 Agustus 2017

8. Tgl pengkajian : 23 Agustus 2017

9. Diagnosa medik : KDK

10. Rencana terapi :

B. Identitas Orang tua


1. Ayah

a. N a m a : Tn “H”

b. U s i a : 37 Tahun

c. Pendidikan : S1

d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Swasta


e. A g a m a : Islam

f. Alamat : Jln. Pekapuran A

2. Ibu

a. N a m a : Ny “E”

b. U s i a : 30 Tahun

c. Pendidikan : SMP

d. Pekerjaan/Sumber penghasilan : Ibu Rumah Tangga

e. Agama : Islam

f. Alamat : Jln. Pekapuran A

C. Identitas Saudara Kandung

STATUS
No NAMA USIA HUBUNGAN
KESEHATAN

1. An. R 13 tahun Saudara Kandung Sehat

2. An.N 10 tahun Saudara Kandung Sehat

II. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Ibu klien mengatakan anaknya dirumah demam, lalu dikompres
jam 21.00 wita tiba-tiba kejang dibawa ke Rs Ulin diberikan terapi,
diobservasi di IGD dan pihak IGD melihat keadaan anak baik lalu
diperbolehkan pulang kerumah, setelah itu subuh jam 05.00 wita anak
kejang lagi dan di bawa ke RS Ulin dan dirawat inap ruang Tulip IIA
untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.

Keluhan Utama:

Klien mengatakan BAB keras, berdarah segar sudah 4 hari, sesak dada
sudah 19 hari, tulang nyilu perut terasa ditekan.
Riwayat Keluhan Utama : BAB darah dari 4 hari yang lalu,
awalnya BAB keras sesak dada dan mual-
mual dua hari yang lalu.

Keluhan Pada Saat Pengkajian: Klien mengatakan keluar darah dan perut
terasa tertekan.

B. Genogram
Riwayat Kesehatan Keluarga: Kolestrol (positif), hipertensi (positif),
Jantung (positif).

Ket :

= Laki-laki Meninggal
= Perempuan Meninggal
= Pasien

= Laki-laki

= Permpuan

= Persaudaraan

= Keturunan

= Serumah

IV. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)

Jenis Waktu Reaksi setelah


NO Frekuensi Frekuensi
immunisasi pemberian pemberian

BCG Usia 2
1.
minggu 1 Melepuh 1

DPT
2. 2,4,6 bulan
(I,II,III) 3 Demam 3

Polio
3. 0,2,4,6 bulan
(I,II,III,IV) 4 Tidak ada -

4. Campak 9 bulan 1 Demam 1

5. Hepatitis 2 bulan 2 Tidak ada -


V. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 37 kg
2. Tinggi badan : 147 cm.
3. Waktu tumbuh gigi : 8 bulan
4. Gigi tanggal : Geraham kanan bawah 1 dan gigi seri 2
atas.
5. Jumlah gigi : 28 gigi.
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat

1. Berguling : 2 bulan
2. Duduk : 1 tahun
3. Merangkak : 7-8 bulan
4. Berdiri : 1 tahun 3 bulan
5. Berjalan : 1,5 tahun
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 3 bulan
7. Bicara pertama kali : 1 tahun dengan menyebutkan : mama, papa, aa
8. Berpakaian tanpa bantuan : Masih di bantu orang tua

VI. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI
Dari bayi sampai umur 6 bulan ASI ekslusif

B. Pemberian susu formula


1. Alasan pemberian : ibu klien mengatakan karena ASI yang keluar
sedikit dan di umur anak 6 bulan diberikan susu
formula

2. Jumlah pemberian : ±10 dot/hari berisi 60 cc

3. Cara pemberian : Menggunakan dot


Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

0-6 bulan ASI 6 bulan


Susu formula
6 bulan-2 2 Tahun
thn Bubur Tim
2 Tahun
6 bulan-2
thn

VII. Riwayat Psikososial

¤ Anak tinggal bersama : Orang Tua di rumah

¤ Lingkungan berada di : Desa

¤ Rumah dekat dengan : Keluarga , tempat bermain tidak ada tempat bermain

kamar klien : Sendiri

¤ Rumah ada tangga : Tidak ada

¤ Hubungan antar anggota keluarga : Sangat Baik

¤ Pengasuh anak : Ibu

VIII. Riwayat Spiritual

¤ Support sistem dalam keluarga : Ayah, Ibu dan keluarga

¤ Kegiatan keagamaan : Sholat 5 waktu dan mengaji

IX. Reaksi Hospitalisasi

A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap


- Ibu membawa anaknya ke RS karena : Khawatir dengan
kondisi anaknya

- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ibu klien mengatakan


bahwa awalnya
anak dicurigai
menderita DBD
tetapi waktu
diperiksa hasil
negatif dan dokter
memberitahukan
akan mencari tahu
anak sakit apa
dengan beberapa
pemeriksaan lainnya
dan ibu klien
mengatakan iya
diberitahukan
bahwa anak
menderita penyakit
ALL

- Perasaan orang tua saat ini : Cemas dan bingung

- Orang tua selalu berkunjung ke RS : 24 jam


mendampingi klien

- Yang akan tinggal dengan anak : Ibu

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

Anak belum tau apa-apa tentang sakit yang ia derita dan kenapa harus
dirawat inap dirumah sakit
X. Aktivitas sehari-hari

A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan Selera makan baik, Selera makan menurun,


setiap hari makan nasi, selama masuk rumah
sayur, ikan, buah sakit pasien hanya
diperbolehkan minum
susu ±20cc per jam

B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jenis minuman Air putih, Susu formula Susu formula


2. Frekuensi minum
Susu formula 3x 1 hari Susu ±2 sedok makan
dan air putih per jam
3. Kebutuhan cairan
3-4 gelas/hari 3 kolp infus D5 ½ Ns
dan Susu ±2 sedok
4. Cara pemenuhan
Di berikan
Diminum
menggunakan sendok
menggunakan gelas.
makan.

C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Tempat BAB dan BAK di BAB di Popok dan


pembuangan Toilet BAK menggunakan
Pispot

2. Frekuensi (waktu) Selama 4 hari klien


BAB 1x sehari dan BAB 1x dan BAK 5x
BAK ±5 kali sehari sehari

3. Konsistensi
BAB Lembek, BAK BAB keras bercampur
kuning jernih darah segar, BAK 3x
sehari (kuning pekat)
4. Kesulitan
Konstipasi
5. Obat pencahar Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam tidur
- Siang
2-3 jam 1-3 jam
- Malam
2. Pola tidur 7-8 jam 6-7 jam
3. Kebiasaan sebelum
Teratur Teratur
tidur
4. Kesulitan tidur Nonton Tv dan main Nonton Tv dan main
game game

Tidak ada Tidak ada

E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Program olah raga Sepak bola Tidak ada


2. Jenis dan frekuensi
Bola plastik, 1x sehari Tidak ada
3. Kondisi setelah
olah raga Baik Tidak ada

F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara
Disiram dulu, setelah Diseka setiap hari
itu pakai sabun lalu
siram bersih lagi
dengan air.
- Frekuensi
3x sehari 2x sehari
- Alat mandi
Gayung, sabun, dan air Gayung, sabun, waslap,
bersih dan air bersih

2. Cuci rambut
- Frekuensi
3x sehari Tidak ada
- Cara

Basahi bagian kepala Tidak ada


lalu diberikan shampo

3. Gunting kuku
- Frekuensi

- Cara
1 minggu sekali
1 minggu sekali

4. Gosok gigi
Langsung digunting
- Frekuensi Direndam dengan air
saja
hangat lalu dikeringkan
- Cara
dan digunting

2x sehari

3xsehari

.Beri pasta gigi di sikat


gigi dan air di mulut
lalu sikat gigi
Beri pasta gigi di sikat
gigi dan air di mulut
lalu sikat gigi.

G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Kegiatan sehari-hari Main, sekolah, belajar Tidur, menonton,


dan main game

2. Pengaturan jadwal Tidak ada


Tidak ada
harian

3. Penggunaan alat Bantu


Kursi roda
aktifitas Tidak ada
Aktivitas terbatas,
4. Kesulitan pergerakan Tidak ada, skala
skala aktivitas 4
tubuh aktivitas 1 (mandiri)
(memerlukan
bantuan dan
pengawasan orang
lain dan alat bantu).
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Perasaan saat Senang sekali Tidak ada


sekolah
Kekolam renang Menonton TV
2. Waktu luang
3. Perasaan setelah
rekreasi
Senang sekali Tidak ada
4. Waktu senggang
klg Jalan-jalan ke Mall Menonton TV
5. Kegiatan hari libur
Main layang-layang, Tidak ada
main bola, main hp,
main sepeda.

XI. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Klien tampak pucat, lemah dan berbaring diatas


tempat tidur.
2. Kesadaran : Kesadaran Komposmentis, E4V5M6
3. Tanda – tanda vital : Tgl 15 Agustus 2017
a. Tekanan darah : 100/70 mmHg
b. Denyut nadi : 110 x / menit
c. Suhu : 35,6 o C
d. Pernapasan : 22 x/ menit
4. Berat Badan : 37 kg
5. Tinggi Badan : 147 cm
6. Kepala
Inspeksi

Keadaan rambut & Hygiene kepala : Rambut tebal, kepala


tampak bersih

a. Warna rambut : Hitam


b. Penyebaran : Merata
c. Mudah rontok : Tidak mudah rontok
d. Kebersihan rambut : Bersih
Palpasi

Benjolan : Tidak ada benjolan

Nyeri tekan : Tidak ada

Tekstur rambut : Halus

7. Muka
Inspeksi

a. Simetris / tidak : Simetris


b. Bentuk wajah : Simetris
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah : Normal
Palpasi

Nyeri tekan / tidak : Tidak ada nyeri tekan

8. Mata
Inspeksi

a. Pelpebra : Tidak ada edema, tidak ada Radang


b. Sclera : Tidak ada Icterus kiri dan kanan
c. Conjungtiva : Tidak ada Radang
Tampak anemis kanan dan kiri

d. Pupil : - Isokor
- Myosis

- Refleks pupil terhadap cahaya

e. Posisi mata :
Simetris / tidak : Simetris
f. Gerakan bola mata : Bola mata dapat digerakan kanan,kiri,
atas, dan bawah.
g. Penutupan kelopak mata : Mampu membuka dan menutup
kelopak mata dengan baik
h. Keadaan bulu mata : Merata
i. Keadaan visus : Klien mampu membaca huruf kapital
pada jarak 4 meter
j. Penglihatan : - Tidak ada kabur
- Tidak ada diplopia

Palpasi

Tekanan bola mata : Tidak ada nyeri

9. Hidung & Sinus


Inspeksi

a. Posisi hidung : Simetris


b. Bentuk hidung : Simetris
c. Keadaan septum : Tidak ada
d. Secret / cairan : Tidak ada
10. Telinga
Inspeksi

a. Posisi telinga : Simetris kiri dan kanan


b. Ukuran / bentuk telinga : Normal
c. Aurikel : Daun telinga terdiri dari sususan tulang
rawan.
d. Lubang telinga : Bersih
e. Pemakaian alat bantu : Tidak ada
Palpasi

Nyeri tekan / tidak : Tidak ada

Pemeriksaan uji pendengaran


a. Rinne : Klien mampu mendengarkan suara
perawat ketika berbicara
disamping kiri dan kanan

Pemeriksaan vestibuler : Tidak Bisa dilakukan

11. Mulut
Inspeksi

a. Gigi
- Keadaan gigi : Bersih
- Karang gigi / karies : Tidak ada
- Pemakaian gigi palsu : Tidak ada
b. Gusi
Merah / radang / tidak : Tidak ada radang

c. Lidah
Kotor / tidak : Lidah bersih

d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : Pucat
- Basah / kering / pecah : Basah
- Mulut berbau / tidak : Tidak
- Kemampuan bicara : Normal
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Mukosa merah muda
b. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
c. Nyeri menelan : Tidak ada sakit menelan
13. Leher
Inspeksi

Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

Palpasi

a. Kelenjar thyroid : Tidak teraba


b. Kaku kuduk / tidak : Tidak ada kaku kuduk
c. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada : Simetris
b. Irama pernafasan : Reguler
c. Pengembangan di waktu bernapas : Simetris
d. Tipe pernapasan : abomino-torakal
Palpasi

a. Vokal fremitus : tidak ada


b. Massa / nyeri : tidak ada
Auskultasi

a. Suara nafas : Vesikuler


b. Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan
Perkusi

Redup / pekak / hypersonor / tympani : Thympani

15. Jantung
Palpasi

Ictus cordis : Tidak tampak

Perkusi

Pembesaran jantung : tidak ada

Auskultasi

a. BJ I : Tunggal
b. BJ II : Tunggal
c. BJ III : Tunggal
d. Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : Tidak
b. Ada luka / tidak : Tidak ada
Palpasi

a. Hepar : Tidak ada pembesaran


b. Lien : Tidak ada lien
c. Nyeri tekan : Nyeri tekan disemua
bagian abdomen
P : nyeri pada abdomen
di semua kuadran.

Q : nyeri seperti tertusuh


benda tumpul

R : nyeri dirasakan hanya


di bagian abdomen

S : dari 0-10, skala neri 5


(sedang)

T : nyeri dirasakan ketika


banyak bergerak.

Auskultas

Peristaltik : (+) 12x/menit

Perkusi

a. Tympani : Ya
b. Redup : Tidak redup
17. Genitalia dan Anus : Genitalia: tidak ada lecet,
luka
: Anus: tidak ada luka/lecet

18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : Klien mampu
menggerakkan tangan
kanan dan kiri dan akral
teraba dingin.
- Pergerakan abnormal : Tidak ada
- Kekuatan otot kanan / kiri : Skala kekuatan otot
5555/5555
- Tonus otot kanan / kiri : Otot teraba keras
- Koordinasi gerak : Terkendali
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : Baik
- Triceps kanan / kiri : Baik

c. Sensori
- Nyeri : Mengindar terhadap
rangsangan
- Rangsang suhu : Mengindar terhadap
rangsangan
- Rasa raba : Baik
Ekstremitas bawah

a. Motorik
- Gaya berjalan : Belum bisa berjalan,
terbatas/tirang baring dan
akral teraba dingin.
- Kekuatan kanan / kiri : Skala kekuatan otot
5555/5555
- Tonus otot kanan / kiri : Tonus otot teraba keras
b. Refleks
- KPR kanan / kiri : (+)/(+)
- APR kanan / kiri : (+)/(+)
- Babinsky kanan / kiri : (+)/(+)
c. Sensori
- Nyeri : Menghindar terhadap
rangsangan
- Rangsang suhu : Mengindar terhadap
rangsangan
- Rasa raba : Baik
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial

a. Nervus I (Olfactorius) : penghidung : Bisa membedakan bau


kopi dan teh
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : Klien mampu membaca
huruf kapital dari jarak 4
meter, lapang pandang luas.
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : Pupil simetris dan
beraksi terhadap cahaya
Gerakan kelopak mata : klien mampu menutup
keatas dan kebawah

- Pergerakan bola mata : Mengikuti jari


keberbagai arah
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : Normal
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori :Setelah diberikan
rangsangan mampu mengertutkan dahi.
- Refleks dagu : Klien mampu membuka
mulut secara maksimal
- Refleks cornea : Refleks menutup bola
mata saat diberikan reflek cahaya
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik : Kesimetrisan wajah dan
dahi saat klien tersenyum atau menangis.
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : Klien mampu
membedakan rangsangan rasa yang diberikan
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : Mengunakan suara keras,
observasi pergerakan klien mengikuti sumber suara.

g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)


- Refleks menelan : Saat menelan baik
- Refleks muntah : (+) adanya refleks muntah
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : Klien mampu
membedakan rangsangan rasa yang diberikan
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan: Memanggil nama
klien dari berbagai sisi
- Mengangkat bahu : Normal mampu
mengangkat ketika diberi tekanan
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : Terkoordinasi dengan
baik
Tanda – tanda perangsangan selaput otak

a. Kaku kuduk : Tidak ada


b. Kernig Sign : Tidak ada
c. Refleks Brudzinski : Ada
d. Refleks Lasegu : Tidak Terkaji

20. Intergumen
Inspeksi : Tampak ada lebam di lengan kiri, punggung dan paha
kanan klien, tidak ada edema, kulit tampak bersih.
Palpasi : Klien mengatakan tidak ada nyeri, turgor kulit elastis,
CRT >3 detik.
XII. Test Diagnostik

Pemeriksaan Patologi Klinik

XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)

Tangg Nama obat Indikasi Kontraindik Efek Konsider


al asi samping asi
perawat

16-08- Inf. D5 ½
2017 Ns

Inj. Untuk Penggunanaa Mual, - Skin


Ampicilin mengobati n antibiotik muntah, test,
infeksi yang harus ruam kulit, observasi
4x750
disebabkan dihindari syok ±15 menit
oleh bakteri pada pasien anafilatik jika ada
hipersensitifi yang bisa reaksi
tas pada berakibat alergi
golongan fatal. maka
obat ini pemberian
seperti obat
ampicilin dan dihentikan
cephalospori , jika tidak
n. ada reaksi
alergi
seperti
merah,
gatal-gatal
di bagian
yang di
skintest
itu berarti
boleh
diberikan
terapi
suntikan
obat
golongan
ini.

Gentamicin Mengobati Tidak boleh Vertigo,


1x200 mg infeksi yang diberikan edema,
disebabkan pada pasien gangguan
oleh bakteri riwayat pendengaran,
hipersensitivi reaksi alergi
tas

Metrodinaz Pencegahan Tidak boleh Rasa logam


ole 3x400 infeksi yang diberikan pada lidah,
mg disebabkan pada pasien neuropati
oleh kuman riwayat perifer,
anaerob hipersensitivi leukopenia
tas dan
trombositope
nia

Dexametas Pengobatan Penderita Pengobatan


on 3x1/3 rematik yang berkepanjang
amp arthritis, hipersensitif an dapat
penyakit dengan mengakibatk
kulit, alergi golongan an efek
dermatitis obat ini, katabolik
penderita steroid
infeksi jamur seperti
sistemik, kehabisan
jangan protein,
diberikan osteoporosis
pada dan
penderita penghambata
herpes dan n,
wanita hamil pertumbuhan
anak.

Ranitidine Tukak pada Riwayat Nyeri dada,


2x1/2 amp lambung dan alergi sakit
duodenum terhadap tenggorokan,
(usus 12 golongan mual
jari), gastritis obat ini, ibu
atau sakit yang sedang
maag, menyusui,
mencegah gagal ginjal.
timbulnya
gejala asam
lambung

Vit K 1x6
mg

Kalnex 3x1 Perdarahan Gagal ginjal Kulit pucat,


amp abnormal berat, masalah pada
stetelah pembekuan pernafasan,
operasi, intravaskuler perdarahan
perdarahan akyif, atau memar
setelah penyakit yang tidak
pencabutan tromboembol biasa,
gigi pada i, gangguan kelelahan
pasien penglihatan atau
dengan warna, kelemahan
riwayat perdarahan
hemofilia. subarachnoid

Aminofusin Nutrisi Pasien Mual dan


250 mg/4 parenteral gangguan plebitis jika
jam pada pasien metabolisme diberikan
ketika asma amino terlalu cepat
pemberian
nutrisi
enteraal/oral
yang
mencukupi
atau tidak
memungkink
an.

Analisa Data

II. Implementasi

III. Catatan Perkembangan


Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


keperawatan

1 S: nenek klien mengatakan “ Proses penyakit Peningkatan suhu


Demam naik turun,selama di tubuh
RS kejang tidak ada (hipertermia)

O:
 Tampak sakit sedang
 Tampak tertidur
ditempat tidur
 Terpasang infus Dx
½ 7 TPM di vena
radialis sinistra
 Temperatur: 37,8 ‘ c
 Nadi :112 x/menit
 Pernapasan : 36
x/menit
 Lekosit : 12,8 g/dl

2 Faktor resiko : gerakan klonik Resiko cidera


yang tidak terkontrol selama sekunder akibat
episode kejang ,dan demam kejang
secara tiba-tiba naik hingga
39,5’’ c

I. Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses


penyakit ditandai dengan nenek klien mengatakan “ Demam naik
turun,selama di RS kejang tidak ada, Tampak sakit sedang, Tampak
tertidur ditempat tidur, Terpasang infus Dx ½ 7 TPM di vena radialis
sinistra, Temperatur: 37,8 ‘ c, Nadi :112 x/menit, Pernapasan : 36
x/menit, Lekosit : 12,8 g/dl

2. Resiko cidera sekunder akibat kejang dengan Faktor resiko : gerakan


klonik yang tidak terkontrol selama episode kejang ,dan demam
secara tiba-tiba naik hingga 39,5’’ c

II. Perencanaan

N Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


o masalah
1 Setelah dilakukan 1. Kaji tanda- 1. Mengetahui
asuhan keperawatan tanda vital keadaan umum
selama 30 menit 2. Pantau suhu 2. Menetukan
diharapkan 3. Beri delimut keefektifan
hipertermia dingin/matra tindakan
berkurang dengan s 3. Untuk
Kriteria Hasil: 4. Berikan menurunkan
kompres panas
 Anak tampak hangat 4. Untuk
rileks dan 5. Ajarkan menurunkan
tidak rewel keluarga panas
 Suhu badan untuk 5. Agar keluarga
anak kompres mandiri dan
berkurang hangat mengerti cara
hingga 37,5 “ 6. Kolaborasi menurunkan
c pemberian panas anak
 Temperatur obat 6. Untuk
kulit hangat paracetamol menurunkan
 Respirasi 20- panas
30 x/menit
 Nadi : 80-90
x/ menit
 Tidak ada
tanda-tanda
kejang
2 Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Kewaspadaan
asuhan keperawatan kewaspadaa ini mencegah
selama 1 jam n kejang, anak jatuh
diharapkan resiko seperti cidera kepala
cidera sekunder pasang serta
akibat kejang tidak penghalang mengurangi
terjadi dengan kriteria tempat tidur resiko
hasil: 2. Catat komplikasi
 Anak tampak berbagai lebih jauh
rileks dan gerakan 2. Jenis gerakan
tenang tubuh anak dan lamanya
 Anak tidak dan lama kejang
mengalami kejangnya membantu
cidera akibat 3. Kaji status memastikan
kejang pernapasan jenis kejang
 Tidak ada anak yang dialami
kenaikan suhu 4. Kolaborasi anak
tubuh secara dalam 3. Anak
tiba-tiba dari pemberian memerlukan
37,6- 40‘’c antikonvulsa resusitasi
n sesuai pernapasan,
indikasi jika mengalami
apnea selama
atau setelah
kejang
4. Pengobatan
antikonvulsan
dapat
mengendalikan
kejang.
III. Implementasi

N Diagnosa Jam Implementasi para Evaluasi


o keperawat f
an
1 Peningkat 20.3 1. Mengkaji S : nenek klien
an suhu 0 tanda-tanda mengatakan “
tubuh vital dengan Demam naik
(hiperterm termometer turun,selama di RS
ia) dan jam kejang tidak ada
berhubung tangan
an dengan 2. Memantau O:
proses suhu dengan  Tampak
penyakit observasi sakit sedang
mengunakan  Tampak
termometer tertidur
3. Memberi ditempat
selimut tidur
dingin/matras  Terpasang
4. Memberikan infus Dx ½
kompres 7 TPM di
hangat pada vena
bagian radialis
ketiak,lipatan sinistra
paha  Temperatur:
5. Mengajarkan 37,8 ‘ c
keluarga  Nadi :112
untuk x/menit
kompres  Pernapasan
hangat : 36 x/menit
6. Berkolaboras  Lekosit :
i pemberian 12,8 g/dl
obat A:
paracetamol
75 mg( iv) Peningkatan suhu
tubuh (hipertermia)
berhubungan
dengan proses
penyakit belum
teratasi

P:
Lanjutkan
intervensi 1-6

2 Resiko 20.3 1. Melakukan S: -


cidera 0 kewaspadaan O:
sekunder kejang,  Tampak
akibat seperti sakit sedang
kejang pasang  Tampak
dengan penghalang tertidur
Faktor tempat tidur ditempat
resiko : 2. Mencatat tidur
gerakan berbagai  Terpasang
klonik gerakan infus Dx ½
yang tidak tubuh anak 7 TPM di
terkontrol dan lama vena
selama kejangnya radialis
episode 3. Mengkaji sinistra
kejang status  Temperatur:
,dan pernapasan 37,8 ‘ c
demam anak  Nadi :112
secara 4. Berkolaboras x/menit
tiba-tiba i dalam  Pernapasan
naik pemberian : 36 x/menit
hingga diazepam 1.5
39,5’’ c mg (iv)
A:
Resiko cidera
sekunder akibat
kejang tidak terjadi

P: lanjutkan
intervensi 1-4

IV. Catatan perkembangan hari pertama

Hari / Masalah/ jam Perkembangan paraf


Tanggal diagnosa
keperawatan
Jum’at Peningkatan 20.30 S : nenek klien mengatakan “
20-01- suhu tubuh Demam naik turun,selama di
2017 (hipertermia) RS kejang tidak ada”
berhubungan
dengan proses O:
penyakit  Tampak sakit sedang
 Tampak tertidur
ditempat tidur
 Terpasang infus Dx
½ 7 TPM di vena
radialis sinistra
 Temperatur: 37,8 ‘ c
 Nadi :112 x/menit
 Pernapasan : 36
x/menit
 Lekosit : 12,8 g/dl

A:
Peningkatan suhu tubuh
(hipertermia) berhubungan
dengan proses penyakit

P:
 Kaji tanda-tanda vital
 Pantau suhu
 Beri delimut
dingin/matras
 Berikan kompres
hangat
 Ajarkan keluarga
untuk kompres
hangat
 Kolaborasi pemberian
obat paracetamol
I:
 Mengkaji tanda-tanda
vital dengan
termometer dan jam
tangan
 Memantau suhu
dengan observasi
mengunakan
termometer
 Memberi selimut
dingin/matras
 Memberikan kompres
hangat pada bagian
ketiak,lipatan paha
 Mengajarkan
keluarga untuk
kompres hangat
 Berkolaborasi
pemberian obat
paracetamol 75 mg
(iv)
E:
 Ibu klien mengatakan
“demamnya mulai
berkurang dan tidak
ada kejang”
 Anak tampak tertidur
di atas tempat tidur
 Tampak rileks
 Terpasang infus Dx
½ 7 TPM di vena
radialis sinistra
 Temperatur: 36,6 ‘ c
 Nadi :109x/menit
 Pernapasan :
30x/menit
 Lekosit : 12,8 g/d

Jum’at Resiko cidera 20.30 S: -


20-01- sekunder akibat O:
2017 kejang dengan  Tampak sakit sedang
Faktor resiko :  Tampak tertidur
gerakan klonik ditempat tidur
yang tidak  Terpasang infus Dx
terkontrol ½ 7 TPM di vena
selama episode radialis sinistra
kejang ,dan  Temperatur: 37,8 ‘ c
demam secara  Nadi :112 x/menit
tiba-tiba naik  Pernapasan : 36
hingga 39,5’’ c x/menit

A:
Resiko cidera sekunder
akibat kejang

P:
1. Lakukan
kewaspadaan kejang,
seperti pasang
penghalang tempat
tidur
2. Catat berbagai
gerakan tubuh anak
dan lama kejangnya
3. Kaji status
pernapasan anak
4. Kolaborasi dalam
pemberian diazepam
1,5 mg (iv)
I:
1. Melakukan
kewaspadaan kejang,
seperti pasang
penghalang tempat
tidur
2. Mencatat berbagai
gerakan tubuh anak
dan lama kejangnya
3. Mengkaji status
pernapasan anak
4. Berkolaborasi dalam
pemberian diazepam
1.5 mg (iv) ( tidak
diberikan karena anak
tidak kejang)

E:
 Anak tampak tidur di
tempat tidur
 Tampak rileks dan
tenang
 Anak tidak
mengalami cidera
akibat kejang
 Terpasang infus Dx
½ 7 TPM di vena
radialis sinistra
 Temperatur: 36,6 ‘ c
 Nadi :109x/menit
 Pernapasan :
30x/menit
 Tidak ada kenaikan
suhu tubuh secara
tiba-tiba dari 37,6-
40‘’c
V. Catatan perkembangan hari ke dua

Hari / Masalah/ jam Perkembangan Paraf


Tanggal diagnosa
keperawatan
Sabtu Peningkatan 14.15 S : ibu klien mengatakan “
21-01- suhu tubuh Demam mulai berkurang ,
2017 (hipertermia) sudah tidak ada demam lagi”
berhubungan
dengan proses O:
penyakit  Tampak sakit sedang
 Tampak rileks ditempat
tidur bersama mamanya
 Terpasang infus Dx ½
7 TPM di vena radialis
sinistra
 Temperatur: 36,3 ‘ c
 Nadi :100 x/menit
 Pernapasan : 30 x/menit
 Lekosit : 12,8 g/dl
A:
Peningkatan suhu tubuh
(hipertermia) berhubungan
dengan proses penyakit

P:
 Kaji tanda-tanda vital
 Pantau suhu
 Beri delimut
dingin/matras
 Berikan kompres
hangat
 Ajarkan keluarga untuk
kompres hangat
 Kolaborasi pemberian
obat paracetamol
I:
 Mengkaji tanda-tanda
vital dengan
termometer dan jam
tangan
 Memantau suhu
dengan observasi
mengunakan
termometer
 Memberi selimut
dingin/matras
 Memberikan kompres
hangat pada bagian
ketiak,lipatan paha
 Mengajarkan keluarga
untuk kompres hangat
 Berkolaborasi
pemberian obat
paracetamol 75 mg (iv)
E:
 Ibu klien mengatakan
demam hari ini tidak
ada, kejang juga tidak
ada”
 Anak tampak tertidur di
atas tempat tidur
 Tampak rileks
 Terpasang infus Dx ½
7 TPM di vena radialis
sinistra
 Temperatur: 36,1 ‘ c
 Nadi :90x/menit
 Pernapasan : 29x/menit
 Lekosit : 12,8 g/d

Sabtu Resiko cidera 14.15 S: -


21-01- sekunder O:
2017 akibat kejang  Tampak sakit sedang
dengan Faktor  Tampak rileks di
resiko : ditempat tidur bersama
gerakan klonik mamanya
yang tidak  Terpasang infus Dx ½
terkontrol 7 TPM di vena radialis
selama sinistra
episode kejang  Temperatur: 36,3‘ c
,dan demam  Nadi :100 x/menit
secara tiba-  Pernapasan : 30 x/menit
tiba naik
hingga 39,5’’
c A:
Resiko cidera sekunder akibat
kejang

P:
1. Lakukan kewaspadaan
kejang, seperti pasang
penghalang tempat tidur
2. Catat berbagai gerakan
tubuh anak dan lama
kejangnya
3. Kaji status pernapasan
anak
4. Kolaborasi dalam
pemberian diazepam
1,5 mg (iv)
I:
1. Melakukan
kewaspadaan kejang,
seperti pasang
penghalang tempat tidur
2. Mencatat berbagai
gerakan tubuh anak dan
lama kejangnya
3. Mengkaji status
pernapasan anak
4. Berkolaborasi dalam
pemberian diazepam
1.5 mg (iv) ( tidak
diberikan karena anak
tidak kejang)

E:
 Anak tampak tidur di
tempat tidur
 Tampak rileks dan
tenang
 Anak tidak mengalami
cidera akibat kejang
 Terpasang infus Dx ½
7 TPM di vena radialis
sinistra
 Temperatur: 36,1 ‘ c
 Nadi :90x/menit
 Pernapasan : 29x/menit
 Tidak ada kenaikan
suhu tubuh secara tiba-
tiba dari 37,6- 40‘’c

Anda mungkin juga menyukai