Validasi Dan Optimasi Yuli Wardani
Validasi Dan Optimasi Yuli Wardani
VALIDASI
Definisi validasi
untuk penggunaannya. Validasi merupakan suatu proses evaluasi kecermatan dan keseksamaan
yang dihasilkan oleh suatu prosedur dengan nilai yang dapat diterima. Sebagai tambahan,
validasi memastikan bahwa suatu prosedur tertulis memiliki detail yang cukup jelas sehingga
dapat dilaksanakan oleh analis atau laboratorium yang berbeda dengan hasil yang sebanding.
Tujuan validasi
menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik , reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit
yang akan dianalisis. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa
parameter- parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem analisis, karenanya
o Metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau karena
munculnya suatu problem yang mengarahkan bahwa metode baku tersebut harus direvisi.
o Penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah berubah seiring
o Untuk mendemonstrasikan kesetaraan antar 2 metode, seperti antara metode baru dan
metode baku.
Tipe validasi
1. Validasi prospektif
Validasi yang dilakukan sebelumpelaksanaan suatu prosedur, pembuatan formula baru atau
peralatan baru. Umumnya digunakan 3 batch untuk kegiatan validasi prospektif. Validasi ini
merupakan tahap dari pengembangan menuju produksi. Contoh validasi prospektif adalah
2. Validasi retrospektif
Validasi ini meliputi pencatatan (recording) variabel-variabel dari serangkaian langkah yang
telah dilakukan dari keseluruhan proses produksi (sampai produk akhir). Validasi ini berguna
sebagai bukti/dokumentasi bahwa proses yang dilakukan sudah terkontrol sesuai dengan SOP
yang telah dibuat. Umumnya 20-30 batch cukup digunakan sebagai pembuktian validasi
prosedur yang telah dilaksanakan. Contoh validasi retrospektif adalah validasi proses produksi
3. Validasi konkuren
Validasi ini mencakup pengawasan proses dari langkah-langkah proses yang dianggap kritis
(critical processing step) dan melibatkan pengujian produk dari tiap langkah proses untuk
memastikan bahwa produk yang dihasilkan dalam setiap proses (produk antara) memenuhi
syarat. Contoh validasi konkuren adalah validasi proses produksi kapsul yang sedang berjalan
(proses produksinya).
Parameter validasi
Pemilihan parameter yang akan diuji tergantung dari jenis dan metode pengujian yang akan
1) Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran
galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu untuk mencapai
kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut
seperti menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang
baik, pengontrolan suhu dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur.
Kecermatan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked – placebo
recovery) dan metode penambahan baku (standard addition method ). Dalam metode simulasi
( spiked – placebo recovery), sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam campuran
bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo) kemudian campuran tersebut dianalisis dan hasilnya
dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar sebenarnya). Sedangkan dalam
metode penambahan baku, sampel dianalisiskemudian sejumlah tertentu analit uji ditambahkan
ke dalam sampel lalu dianalisis kembali. Selisih kedua hasil kemudian dibandingkan
dengan cara membuatdengan cara membuat sampel plaseboyang mengandung eksipien obat atau
(umumnya 80% -120% dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis denganmetode
yang akan divalidasi. Tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel plasebo karena
matriksnya tidak diketahui maka dapat dipakai metode adisi ( standard addition method ).
Rentang kesalahan yang diinginkan dalam analisis untuk setiapkonsentrasi analit pada
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan
secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen.
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien
(reproducibility).
Sesuai dengan ICH ,presisi harus dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu:
a. Keterulangan yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan yang sama (berulang)
b. Presisi antara yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan yang berbeda,
Percobaan keseksamaan dilakukan terhadap minimal enam replica sampel yang diambil
dari campuran sampel dengan matriks yang homogen. Sebaiknya keseksamaan ditentukan
terhadap sampel sebenarnya yaitu berupa campuran dengan bahan pembawa sediaan farmasi
(plasebo) untuk melihat pengaruh matriks pembawa terhadap keseksamaan hasil analisis.
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relative (koefisien variasi)
dan criteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relative atau koefisien
Akan tetapi kriteria ini tidak mutlak, melainkan tergantung pada konsentrasi analit yang
3) Selektiktivitas (spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur
zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lainyang mungkin ada
(degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang
ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya dan
dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang
ditambahkan.
Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel
yangmengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau
pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi.
Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya.
Jika cemaran dan hasil urai tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka
selektivitas dapat ditunjukkan dengan cara menganalisis sampel yang mengandungcemaran atau
hasil uji urai dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan denganmetode lain untuk
pengujian kemurnian seperti kromatografi, analisis kelarutan fase dan Differential Scanning
Calorimetry. Derajat kesesuaian kedua hasil analisis tersebut merupakan ukuran selektivitas.
Pada metode analisis yang melibatkan kromatografi ,selektivitas ditentukan melalui perhitungan
ICH membagi spesifisitas dalam 2 kategori, yakni uji identifikasi dan ujikemurnian atau
pengukuran. Untuk tujuan identifikasi, spesifisitas ditunjukkan dengan kemampuan suatu metode
analisis untuk membedakan antar senyawa yang mempunyai struktur molekul hamper sama.
Untuk tujuan uji kemurnian dan tujuan pengukuran kadar, spesifisitas ditunjukkan oleh daya
biasanya adalah komponen utama atau komponen aktif dan atau suatu pengotor. Jika dalam suatu
ujiterdapat suatu pengotor (impurities) maka metode uji harus tidak terpengaruh denganadanya
pengotor ini.
Penentuan spesifisitas metode dapat diperoleh dengan 2 jalan. Yang pertama (dan yang
paling diharapkan), adalah dengan melakukan optimasi sehingga diperolehsenyawa yang dituju
terpisah secara sempurna dari senyawa-senyawa lain (resolusi senyawa yang dituju ≥ 2). Cara
elektrokimia atau detektor fluoresen hanya akan mendeteksi senyawa tertentu, sementara
senyawa lainnya tidak terdeteksi. Penggunaan detektor UV pada panjang gelombang yang
spesifik juga merupakan cara yang efektif untuk melakukan pengukuran selektifitas.
langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap
konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batasterendah dan tertinggi
analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengankecermatan, keseksamaan dan linearitas
Linearitas biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis regresiyang
dihitung berdasarkan persamaan matematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam
adalah melalui persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara hasil analisis
antara hasil pengukuran dengan konsentrasi analit, data yangdiperoleh diolah melalui
Dalam praktek digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya antara50-150%
kadar analit dalam sampel. Di dalam pustaka sering ditemukan rentang konsentrasi yang
digunakan antara 0-200%. Jumlah sampel yang dianalisis sekurang-kurangnya delapan buah
sampel blanko. Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi r pada
analisis regresi linier Y = a + bX. Hubungan linier yang ideal dicapai jika nilai b = 0 dan r = +1
atau ±1 bergantung pada arah garis. Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis terutama
instrumen yang digunakan. Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual
(Sy).
Batas deteksi (LOD) merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi
yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Batas kuantitasi (LOQ)
merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat
dan seksama. Batas deteksi dan kuantitasi juga dapat dihitung dengan menggunakan garis regresi
linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis
linier y=a+bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan simpangan baku residual (Sy/x).
b= slop
Merupakan derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama
dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrument, bahan pereaksi,
lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode ditentukan dengan menganalisis suatu
sampel yang homogeny dalam lab yang berbeda oleh analis yang berbeda menggunakan kondisi
operasi yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda tetapi menggunakan prosedur dan parameter
uji yang sama. Derajat ketertiruan hasil uji kemudian ditentukan sebagai fungsi dari variabel
penentuan.
7) Kekuatan (Robustness)
Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologiyang kecil
dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi. Sebagai
contoh, perubahan yang dibutuhkan untuk menunjukkan kekuatan prosedur HPLC dapat
mencakup (tapi tidak dibatasi) perubahan komposisi organik fase gerak (1%), p H f a s e
8) Kesesuaian Sistem
dan prosedur yang digunakan harus mampu memberikan data yang dapatditerima. Hal ini
dilakukan dengan percobaan kesesuaian sistem yang didefinisikansebagai serangkaian uji untuk
menjamin bahwa metode tersebut dapat menghasilkanakurasi dan presisi yang dapat diterima.
Parameter-parameter yang dapat digunakan meliputi: bilangan lempeng teori (N), factor tailing,
kapasitas (k’atau α) dan nilai standar deviasi relative (RSD) tinggi puncak dan luas puncak dari
serangkaian injeksi. Pada umumnya paling tidak ada 2 kriteria yang biasanya dipersyaratkan
untuk menunjukkan kesesuaian sistem suatumetode. Nilai RSD tinggi puncak atau luas puncak
dari 5 kali injeksi larutan baku padadasarnya dapat diterima sebagai salah satu criteria baku
untuk pengujian komponenyang jumlahnya banyak (komponen mayor) jika nilai RSD ≥ 1%
untuk 5 kali injeksi. Sementara untuk senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit, nilai RSD
9) Stabilitas
Untuk memperoleh hasil-hasil analisis yang reprodusibel dan reliable, maka sampel,
reagen dan baku yang digunakan harus stabil pada waktu tertentu (misalkan 1 hari, 1 minggu,1
bulan, atau tergantung kebutuhan. Stabilitas semua larutan dan reagen sangat penting, baik yang
berkaitan dengan suhu atau yang berkaitan dengan waktu. Jika larutan tidak stabil pada suhu
kamar , maka penurunan suhu hingga 2-80C dapat meningkatkan stabilitas sampel dan standar,
pendinginan dalam autosampler biasanya tersedia untuk keperluan ini. Stabilitas juga penting
OPTIMASI
1. Definisi Optimasi
Optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi (nilai efektif
yang dapat dicapai). Optimasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk mengoptimalkan sesuatu hal
yang sudah ada, atau pun merancang dan membuat sesuatu secara optimal.
Optimasi bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan tingkat sensitivitas
yang tinggi untuk memperoleh konidis optimum pada suatu proses yang menghasilkan nilai
terbaik dari kriteria kerja. Optimasi berupa penentuan panjang gelombang maksimal untuk
mendeteksi suatu sampel, optimasi komposisi fase gerak dan optimasi kecepatan alirnya.
Pemilihan fase gerak optimum berdasarkan prioritas yaitu pertama adalah parameter luas
area puncak kromatogram, prioritas kedua adalah resolusi antara puncak zat aktif dan zat
pengganggu (Rs) dan prioritas ketiga adalah wakti retensi (tR) dan efisiensi (N).
Untuk mendapatkan laju alir yang optimum sehingga mendapatkan hasil efisiensi
pemisahan terbaik pada laju alir 1,0-1,5 mL/menit berdasarkan persamaan kurva Van
Deemter (HEPT) yaitu suatu ukuran alternatif (yang tergantung pada panjang kolom
kromatografi) adalah tinggi lempeng (H) atau disebut dengan tinggi setara pelat teori
(HETP).
2. Parameter Optimasi
Kategori 1 : adalah prosedur analisis untuk kuantisasi komponen utama dari zat
obat dalam jumlah besar atau bahan aktif dalam bentuk sediaan farmasi.
dalam jumlah besar atau senyawa degradasi dalam produk sediaan farmasi.
Parameter Optimasi
Analisis Kategori 2
Karakteristik Kategori 1 Kategori 3 Kategori 4
Kuntitatif Uji Batas
Kinerja
Akurasi Yes Yes * * No
Presisi Yes Yes No Yes No
Spesifisitas Yes Yes Yes * Yes
LOD No No Yes * No
LOQ No Yes No * No
Linieritas Yes Yes No * No
Rentang Yes Yes * * No
Catatan : * : mungkin diperlukan dari pengujian tersebut